Senin, 02 Mei 2011

RENUNGAN BUAT SANG PEMIMPIN


Oleh : ROSFAIRIL
Kepala SMAN 3 Batusangkar

Semua makhluk di jagad raya ini butuh pimpinan dan Allah Azza Wa Jalla adalah Sang Maha Pemimpin. Hampir semua makhluk hidup yang hidup berkoloni (berkelompok), mulai dari serangga hingga hewan buas, juga butuh pimpinan. Masyarakat serangga seperti semut, lebah dan laron memiliki ratu atau raja sebagai pimpinan untuk keteraturan hidup mereka. Terbentuknya susunan masyarakat hewan kecil ini tentu sudah terkonsep secara instink.

Lain lagi dalam masyarakat hewan simpanse, gorilla, atau kumpulan gajah. Pimpinan terbentuk setelah serangkaian perkelahian dan pertarungan. Yang paling kuat dalam hukum rimba, maka dialah yang ditakdirkan menjadi pemimpin. Namun juga ada pimpinan hewan yang terbentuk secara instan. Lihatlah segerombolan ikan yang berenang atau segerombolan burung bangau yang terbang di angkasa. Yang kebetulan berada paling depan maka dialah yang akan menjadi pemimpin.

Kelompok makhluk yang bernama manusia juga membutuhkan pemimpin. Pemimpin dibutuhkan untuk mengatur dan mengelola kehidupan agar harminis. Proses kepemimpinan dalam masyarakat manusia terbentuk bukan secara instink dan juga secara instant yaitu berdasarkan siapa yang kebetulan berada di depan. Tetapi lebih komplek, bahwa pimpinan yang diperoleh adalah berdasarkan pemberian, keturunan, direbut atau dicari melalui suatu sistem. Sedangkan dalam organisasi masyarakat modern, menjadi pemimpin bisa diperoleh sebagai pengembangan karir.

Seseorang yang masuk ke dalam organisasi BUMN, PNS, Swasta, Militer dan lain-lain, pada mulanya tentu diterima dan segera menempati posisi biasa. Namun bagi yang memiliki keinginan untuk mewujudkan power- potensi leadership, maka mereka berusaha mencari posisi untuk menuju pemimpin. Menjadi pemimpin atau kepala sekolah bagi seorang bisa menjadi wujud dari pengembangan karirnya. Idealnya setiap pemimpin perlu melakukan perenungan atas eksistensi pemimpin tersebut.

Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa hidup ini butuh pimpinan. Maka seorang pemimpin mempunyai peran yang sangat penting buat kehidupan sosial. Namun seorang pemimpin perlu melakukan renungan tentang keberadaanya, yaitu seperti apa dan bagaimana seharusnya seorang pemimpin itu bertindak (?)

Siapakah pemimpin itu ? Pemimpin adalah orang yang diberi wewenang untuk memimpin sekelompok orang. Seorang pemimpin bisa lahir karena proses legitimasi- pemberian amanah- yang datang dari arus bawah karena sekelompok orang yang mengusulkannya – atau terlahir melalui rekruitmen karena yang bersangkutan punya keinginan untuk memenuhi ketentuan birokrasi dan hirarki suatu oraganisasi.

Dewasa ini setiap organisasi dan kelompok masyarakat memiliki tujuan yang disebut dengan visi. Visi tersebut diwujudkan melalui serangkaian langkah-langkah strategis yang disebut dengan misi. Dalam koridor ini seorang pemimpin perlu menjalankan perannya agar bisa mewujudkan visi dan misi tersebut. Seorang pemimpin yang ideal tentu akan memberi warna terhadap oraganisasi atau kelompok masyarakat melalui peran strateginya yaitu sebagai “leader, manager, counselor, motivator, innovator, administrator, generator, dan supervisor”.

Sebuah organisasi bisa tumbuh dan berkembang secara kualitatif dan kuantitatif, itu adalah karena posisi kepemimpinan. Namun diluar jangkauannya bahwa keberhasilan organisasinya adalah karena setiap unsur dalam organisasi- mulai dari orang yang menempati posisi biasa sampai pada posisi luar biasa- ikut memberi kontribusi positif dalam menumbuh dan mengembangkan organisasi tersebut.

Sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya memerlukan seorang pemimpin. Ia perlu melaksanakan koordinasi terhadap semua elemen dalam organisasi untuk mewujudkan misi demi misi. Dalam peran sebagai “leader” ia punya peran dalam mengarahkan semua anggota agar bisa bergerak menuju arah visi/ tujuan.

Adalah begitu pentingnya peran seorang pemimpin dalam kehidupan kita baik untuk menggiring kita dalam mengerjakan suatu pekerjaan, atau pemimpin mempunyai peran mengantar kita mencapai tujuan maupun pemimpin adalah penggerak roda sebuah organisasi maka kepemimpinan dari seorang pemimpin sangat perlu dijaga.

Seorang pemimpin perlu selalu menyadari tentang eksistensi, bahwa dia bisa menjadi pemimpin karena ada orang- orang yang dia pimpin. Jangan berfikir bahwa dia sebagai pemimpin muncul dengan sendirinya, melainkan terwujud karena izin Sang Khalik (Allah Swt). Tanpa kehadiran orang lain maka seorang pemimpin sekali lagi tak mungkin ada.

Seorang pemimpin juga perlu menyadari bahwa ia bisa menjadi penting, dengan menduduki jabatan penting, juga karena orang lain. Sekali lagi bahwa pentingnya posisi dia sebagai pemimpin adalah karena orang yang membuat dia menjadi penting. Terwujudnya visi sebagaimana yang dinginkan bersama adalah disebabkan oleh banyak orang yang bekerja untuk dia sebagai pemimpin. Ini sebagai pertanda bahwa suksesnya dia dalam memimpin organisasi/instansi adalah berkat bantuan kerjasama orang-orang yang dipimpinnya.

Jangan pernah beranggapan bahwa suksesnya pekerjaan yang dia kelola adalah sebagai kepintarannya sebagai pemimpin namun kesuksesan tersebut terjadi karena dukungan banyak orang. Dengan demikian kesuksesan dan keberhasilan tersebut juga merupakan kesuksesan dan keberhasilan bersama-sama, bukan secara individu. Disamping itu bahwa keberhasilan seorang pemimpin bukan terletak pada banyaknya orang yang ia perintah- mereka patuh secara terpaksa- melainkan dilihat dari segi banyaknya orang yang loyal mengerjakan dengan apa yang dia inginkan.

Kalau boleh seorang pemimpin bisa meyakinkan kepada anggota yang ia pimpin bahwa “setiap kali fajar menyingsing, maka berlarilah lebih cepat melampaui kecepatan dari yang bergerak tercepat, sebab kalau terlambat maka orang tadi akan meninggalkan semua orang yang akan menyusul dirinya sebagai orang yang tercepat ”, dan tanamkan keyakinan bahwa hanya orang yang mempunyai keyakinan pada dirinya yang akan memperoleh kemenangan. Anggota sebuah organisasi perlu memiliki jiwa optimis dalam hidup. Mereka perlu berpacu dan dipicu dengan energy kerja yang dahsyat. Mereka perlu digelitik untuk meraih kemajuan dan perlu dikatakan bahwa “Jika anda ingin hidup dan maju, lakukan selangkah demi selangkah cepat atau lambat, yakinilah bahwa kemenangan akan menjadi milik anda, sekali lagi yakinlah bahwa anda pasti akan memperoleh kemenangan”. Kemenangan hanya milik orang yang memiliki keyakinan dan kepercayaan atas dirinya.
“Anda harus yakin dengan diri anda. Kalau anda tidak yakin dengan diri sendiri, maka tidak ada orang yang akan mempercayai diri anda. Mulailah melakukan apa yang mampu anda lakukan untuk menghilang rasa takut dalam hidup ini”.

Peran pemimpin juga sebagai motivator atau penggerak semangat. Maka sebagai penggerak para anggota ia harus menyadari bahwa fungsinya yaitu “bagaimana menjadikan orang mau bekerja untuk apa yang ia inginkan”. Tentu saja semuanya memerlukan kiat yaitu bagaimana para anggota bisa termotivasi untuk bekerja. Ini memerlukan kesadaran yang dalam bahwa apabila dia mampu menghargai orang yang dia ajak bekerja sesuai dengan keberadaannya.

Tentu saja para anggota akan dapat berbuat melebihi kapasitas yang mereka miliki. “Perlakukan setiap individu sesuai dengan eksistensi dirinya”. Sebab setiap orang yang lahir ke dunia telah memiliki sifat aslinya, bukan sebagai sifat orang lain. Begitu juga dengan orang lain dia lahir sebagai dirinya sendiri, dia ada sesuai dengan keberadaannya bukan sebagai diri kita. Makanya jangan pernah memaksa orang menjadi wujud diri kita sendiri. Tetapi marilah kita menjadi wujud kita dan dan orang lain menjadi wujud mereka pula.

Kalau di amati dalam kehidupan di sekeliling tentang prilaku memimpin. Kita bisa jadi heran atas pemaksaan kehendak dari sebagian pemimpin bahwa maunya orang yang yang berada dalam kekuasaanya harus seperti dia, “kamu seharusnya begini dan begini”. Dia lupa bahwa tanpa ada orang yang masuk ke dalam kekuasaannya maka dia tia tidak akan punya arti apa-apa. Dia juga lupa bahwa pentingnya dia dalam masyarakat sekitarnya adalah karena orang sekitarnya menjadikan dia orang penting. Oleh karena itu, sekali lagi, hargailah orang yang bekerja bersama kita selayak mungkin. “Jangan pernah bertindak semena-mena, karena mereka lah yang menjadikan kita jadi orang hebat”.

Ya benar bahwa para anggota organisasilah yang membuat kita penting di mata orang lain. Pemimpin perlu menghargai pekerjaan bawahan walau sekecil apapun hasilnya. Tidak layak melupakan jerih payah pekerjaan para bawahan kita. Mengapa ? Ya, karena tanpa izin Allah Swt bahwa kita ini adalah ibarat sebutir debu yang tidak punya arti apa-apa.

Pemimpin tidak layak berkata seenak perut nya saja, tanpa menghiraukan perasaan orang lain. “Seolah-olah dia adalah superstar yang tidak punya tandingan, tanpa memiliki kekurangan dan kesalahan”. Pada hal saat pengakuan kesombongan terhadap kehebatan diri maka saat itulah gambaran kita sebagai orang yang tidak tahu diri akan terekspose.

Lebih lanjut bahwa pengakuan kehebatan kita merupakan trik bagi kita dalam menutupi kekurangan yang kita punyai di mata orang lain . Untuk itu jadilah pemimpin yang yang sukses yang rendah hati. Bukan pemimpin yang merasa sukses, diukur berdasar posisi yang diberikan. Namun lebih baik sukses atas seberapa masalah pelik yang dapat kita selesaikan berdasarkan anggota.

Tidak salah kalau ada ahli yang mengatakan bahwa kepemimpinan atau jabatan yang dipegang seorang merupakan pengaruh atau seni bagaimana kita menggerakkan orang lain. Sehingga mereka dengan penuh kemamuan dan tanggung jawab berusaha untuk mencapai visi dari organisasi. Jadi pemimpin adalah seni memotivasi orang lain.

Pimpinan musti dilaksanakan seperangkat unsur pimpinan, mereka ibarat pemain orchestra. Ada yang memegang biola, ada yang membunyikan gendang, ada yang menjadi tukang dendang atau vokalis. Jadi mereka harus tahu dengan peran, jangan saling mencampuri peran yang lain sebab akan berakibat konser orchestra bakal batal terjadi. Pemain unsure music dalam orchestra musti mematuhi dirigen, yaitu pemandu music, sungguh aneh kalau ada pemain music yang menjadi penasehat bagi dirigen saat pertujunjukan terjadi. Bagi posisi dirigent- pemimpin orchestra- maka jadilah pemimpin yang mampu menjadi pengasih, pengasah dan pengasuh, kasihilah orang yang kita pimpin, asahlah ketajaman intuisinya dalam mengembangkan potensinya, dan asuhlah mereka supaya menjadi orang yang akan menggantikan kita di masa mendatang, hidup ini hanya sementara, estafet harus kita siapkan . “Ingat bahwa kita diberi Allah Swt sedikit kemampuan untuk memimpin, itu pun menjelang ajal datang menjemput”.

Adalah sangat naïf bagi pemimpin yang suka sesumbar (besar mulut) dan berkata “inilah hasil kerja saya, tanpa saya instansi ini tidak ada arti apa-apa, karena sayalah ini bisa terjadi karena sayalah kalian bisa begini, dan masih banyak lagi karena saya…… nauzubillahi minzalik”. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang selalu santun- santun dalam berfikir, berbuat dan berkata. Jadilah pemimpin yang santun pada Allah (tidak takkabur) dalam artian jangan sekali-kali membuat ke Ilahian baru seolah olah menyamakan diri kita dengan sang Khalik, berikanlah apa yang seharusnya menjadi milik Allah tetap menjadi kepemilikan Allah hindari takjub dengan diri sendiri dengan tidak mengatakan ini karena saya sebab segala sesuatu diatas dunia ini Allah lah yang menentukan serta supaya terhindar dari kesesatan dan pada manusia (tidak sombong) hargailah mereka sesuai dengan keberadaannya masing-masing dan hargai juga hasil kerja orang lain sekecil apapun hasil kerjanya karena kebesaran yang kita peroleh terkadang karena akumulasi dari hal kecil yang dilakukan orang untuk kita. Akhir kata bahwa hendaklah pemimpin memahami makna hidup ini dan jadilah pemimpin yang membuat makna yang baik. Moga moga Allah Swt selalu ridho dengan posisi kita sebagai pemimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...