Minggu, 21 April 2013

Masa SMA Masa Yang Indah


Masa SMA Yang Indah
Hal yang terindah banyak terjadi saat aku duduk di SMA. Masa SMA adalah masa yang sangat menyenangkan. Apalagi saat aku berada di kelas 3 SMA. Lagi….bahwa pada mulanya aku tidak tertarik sekolah di SMA, awalnya aku mendaftar ke SMEA (sekarang SMK), namun aku diterima sebagai cadangan…ya dari pada cadangan, mendingan aku masuk saja ke SMA.
Makanya aku mendaftar masuk ke SMA persis di hari terakhir….ya itu karena memang aku tidak ingin masuk SMA sejak awal. Akhirnya setelah aku lalui terasa jadi enak…bergaul dan belajar bareng teman- teman. Kami menjadi bersaudara satu sama lain. Hingga sekarang kami masih kompak..meskipun itu sudah belasan tahun berlalu, namun kami masih berusaha untuk bertemu- reuni, paling di bulan puasa kami melakukan reuni atau buka bersama untuk mengenang sweet memory.
“Terakhir kami berbuka bersama di rumah Ibu Ismar Ismael….ibu itu orangnya lembut dan acara reuni seperti di rumah sendiri. Dia adalah wali kelas kami saat di SMA, dia masih membuka pintu rumahnya buat kami untuk kegiatan berbuka puasa bersama. Saat itu kami juga kompak dengan guru bahasa Inggrisnya- yaitu Pak Marjohan (Panggilan bekennya Uncle Joe)”.
Saat aku di SMP aku senang dengan bahasa Inggris dengan alasan aku ingin menjadi guide- untuk itu aku akan melanjutkan sekolah ke SMIP, namun gara- gara tidak diizinkan masuk  SMIP…...ya aku jadi tidak suka dengan bahasa Inggris hingga aku masuk SMA dan tamat SMA. Raporku cukup bagus, nilai satu-satunya angka 6 adalah bahasa Inggris. Namun di kelas 3 SMA, angka bahasa Inggrisku bisa 8. Aku mulai suka karena guru bahasa Inggrisnya banyak humor dan tidak memaksakan kehendak pada siswa.
“Suasana belajar bahasa Inggris saat itu cukup rileks- tidak ada pemaksaan. Mungkin metodologi belajar yang diterapkan adalah PAKEM- Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. Saat guru bahasa Inggrisnya pindah sekolah…aku sudah tamat, namun aku jadi kaget dan berharap sang guru untuk membatalkan  pindahnya ke sekolah lain”.
Saat aku masih di SMA Lintau aku punya 5 guru- guru muda. Mereka adalah Pak Emrizal, Pak Nazaruddin, Pak Ismet, Pak Latif dan Pak Marjohan. Mereka berlima ibarat teman kami. Teman untuk curhat (curah pendapat) dan dan juga sebagai guru buat memperkaya akademi kami. Waktu selalu berjalan dan lima guru idola kami itupun pindah ke luar berpencar- pencar dan aku yakin murid- murid tetap mendambakan sosok guru yang bersahabat dengan muridnya.  
Bila musim durian tiba, kami sering mengundang guru- guru hebat tersebut buat makan ketan dengan durian. Bila kami suntuk dan punya problem ya…langsung kami curhat dengan mereka. Seperti yang aku katakana bahwa belajar di SMA adalah masa yang indah. Kalau ada waktu kosong aku pergi biasanya pergi ke perpustakaan buat membaca dan juga buat main catur. Jadi murid kalau ada waktu kosong…pikiran mereka bukan membolos atau pulang ya..untuk berkumpul di sekolah dan bisa main catur di perpustakaan.
“Akhirnya aku tamat dari SMA, ya apa sih cita-citaku tamat SMA ?”
Tamat SMA aku juga punya keinginan untuk kuliah. Aku mendaftar ke UNP (Universitas Negeri Padang), aku pilih jurusan Pendidikan Matematika. Aku ikut paket IPC- aku juga mengambil pilihan pada Tekhnik Industri di Unand dan aku juga pilih Kedokteran di Unri (Universitas Riau). Tetapi tak satupun aku yang jebol- ya aku gagal kuliah.
“Aku sedih dan kecewa, namun aku ambil Bahasa Jepang program satu tahun- aku pengen pergi ke Jepang. Namun kakak menyarankan kalau untuk bahasa Jepang ya ikut sajalah kursus- tidak usah kuliah segala. Tahun berikutnya aku disarankan untuk kuliah lagi- namun aku fikir biarlah aku ikut les saja. Mana tahu di sini aku ada rezki untuk keberhasilan”.
Lucu juga ya, pada mulanya aku senang Bahasa Inggris…kemudian aku senang dengan matematika…terakhir aku senang dengan bahasa Jepang. Apakah gara- gara aku dipanggil dengan nama Oshin ? Ya saat aku SMA film oshin semarak lagi- diputar lagi dan menjadi film favorite teman- teman, sehingga mereka semua memanggilku Oshin.
Oshin itu adalah judul film dan sekaligus tokoh film. Oshin adalah wanita bersahaja yang hebat. Ia berjiwa tegar- walau ia punya banyak masalah namun ia tetap rileks- ia pun bahagia di akhir film yaitu setelah menikah dengan seorang laki-laki penjual kain.
Aku tamat SMA tahun 2002 dan pergi Jepang tahun 2009. Apa saja kegiatan Oshin antara tahun tersebut ? Jadi tamat SMA aku kuliah bahasa Jepang di Bukittinggi- di Nihonggo: Japanese Language. Kok gila ya aku ambil bahasa yang tulisannya ribet- kenapa tidak pilih bahasa yang pake tulisan latin.   
D.Bahasa Jepang itu Mudah, lho !
Bahasa Jepang itu sangat mudah. Yang susahnya adalah belajar huruf Kanji. Dibandingkan dengan bahasa Inggris- ya lebih mudah bahasa Jepang. Karena aku lihat tulisan bahasa Inggris beda dengan cara pengucapannya. Sementara dalam bahasa Jepang apa yang kita tulis dalam huruf latin…ya itu pula yang kita baca. Sekali lagi yang sulitnya adalah huruf Kanjinya.
Aku belajar bahasa Jepang di Bukittinggi hanya selama 1 tahun saja. Tamat dari Bukittinggi aku pergi ke Batam. Aku mengurus sendiri semua dokumen yang diperlukan untuk cari kerja di Pulau Batam. Aku cari kantor Diknaker (Pendidikan dan Tenaga Kerja). Aku tidak tahu dimana lokasi kantor yang aku cari- untuk itu aku bertanya pada banyak orang- ya seperti kata pepatah: malu bertanya sesat di jalan.
“Aku harus punya KTP, surat pencari kerja, dan dokumen lain. Aku urus sendiri. Kalau anak perempuan lain rata- rata diurus dan ditemani oleh orang tua atau kakak. Aku harus berani namun tidak nekad- aku harus bisa membaca situasi mana yang aman dan situasi yang tidak aman bagi seorang anak gadis desa- untuk jauh dari gangguan orang”.
Aku terbang ke Batam, di sana tentu ada familiku yang menunggu. Aku melamar dan aku diterima bekerja pada perusahaan Thomson selama 1 tahun- ini perusahaan Perancis, pembuatan remote control. Dan di perusahaan Nissin  Kogyo selama 1,5 tahun- ini perusaan milik Jepang. Jadi aku bekerja di Batam selama 2,5 tahun. Bekerja di perusahaan Perancis beda suasananya dengan perusahaan Jepang.
1) Bagaimana suasana kerja di perusaan Perancis ?
Aku rasakan ada suasana kerja dalam penampilan dan pembawaan. Dalam berpenampilan, orang Perancis cenderung berpenampilan dandy (bersolek/ bergaya), namun sering informal dan bahkan kadang-kadang eksentrik sebagai salah satu sifatnya yang menyenangi exsklusifitas. Orang Perancis mempunyai selera elegan dan bisa menangkap dan menghargai eleganisme .Tetapi masih banyak orang Perancis yang tahu menempatkan diri dalam berpakaian sesuai dengan kepentingannya. 
Untuk pembawaan, bahwa sifat orang Perancis punya sifat  chauvinistiknya yang tinggi. Sifat chauvinistik ini ditunjukkan antara lain dengan keengganan orang Perancis berbahasa asing. Rata-rata orang Perancis mempunyai sifat cartesien. Sifat ini erat dengan ketertarikan mereka (curiousity) dalam banyak hal yang kadang-kadang sangat komplek sehingga sepertinya mereka terobsesi menggunakan kata-kata “mengapa”. Mempunyai sifat yang contradictoire atau menyukai berada berseberangan / bertolak belakang dengan hal-hal yang umum. Menyukai suasana yang santai dan tidak begitu formal. Ini adalah salah satu dari sifat kelatinannya orang Perancis. Dan satu lagi karakter mereka, dalam masalah waktu orang Perancis tidak terlalu kaku. Jika ada keterlambatan (sedikit) mereka bisa memaafkan.

2) Kemudian bagaimana suasana dalam perusaan Jepang ? Orang Jepang itu[1]:
a) Ramah dan sopan- khas budaya negara timur, penduduknya biasanya sangat ramah dan bersahabat. Orang Jepang cenderung untuk selalu menyapa dan mengucapkan salam kepada orang yang ditemuinya, sekalipun itu orang asing yang belum mereka kenal.
b) Ekspresif-  inilah ciri yang paling mencolok dari orang Jepang, terlihat dalam menunjukkan rasa suka, sedih, terkejut dan lain-lainnya. Dengan sifat ekspresif ini mereka bisa berkomunikasi dengan berempati. Tidak peduli seberapa sederhananya topik pembicaraannya, hal itu bisa terasa sangat menarik karena respon ekspresif.
c) Menghargai usaha / proses- Ini adalah salah satu karakter positif yang dimiliki oleh orang Jepang. Mereka tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi lebih berorientasi pada proses. Mereka sangat menghargai usaha dan kesungguhan seseorang. Sekalipun hasil yang dicapai oleh seseorang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
d) Prosedural, well organized, tekun, dan teliti- Untuk meraih hasil yang memuaskan, di dalam bekerja orang Jepang sangat memperhatikan urutan langkah-langkahnya. Jika mereka diberikan petunjuk untuk menyelesaikan pekerjaan atau menggunakan suatu alat, maka mereka akan dengan teliti membaca petunjuknya dari awal hingga akhir tanpa ada yang terlewat lalu benar-benar mengerjakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
Selama bekerja di Batam aku rasanya tidak memperoleh apa- apa, dapat gaji hanya sedikit- biaya traveling/ untuk pulang kampung biayanya cukup tinggi. Ya waktuku habis dan duit juga habis- yang aku peroleh tentu saja teman dan juga pengalaman. Habis itu aku hijrah ke Jakarta ikut ayah dan family, aku membantu mereka untuk jualan kain.
“Kami menjual kain perlengkapan muslim. Ada kerudung, gaun muslim buat wanita dan anak- anak. Bahannya kami ambil dari Tanah Abang. Namun kemudian fikiranku kalut…mau hijrah”
Bosan tinggal dan beraktivitas di Jakarta, aku kemudian memutuskan untuk pergi ke Jambi. Di Jambi aku juga ikut family dan kami masih berjualan namun kali ini jualan  sepatu. Lokasi toko sepatu kami adalah di WTC (World Trade Center) Jambi.  Tidak terasa aku menghabiskan waktu selama 1 tahun- 6 bulan di Jakarta dan 6 bulan di Jambi. Habis lebaran aku langsung pulang ke Padang.
Kenapa aku tidak punya soulmate (kekasih) ? Rata- rata orang punya kekasih. Ya aku dulu juga punya kekasih…..aku pernah akrab dengan seorang cowok, agak lama juga kemudian berakhir dan aku butuh waktu untuk mendapatkan soulmate penggantinya. Aku tetap membuka hati dan membiarkan cinta itu mengalir dan kalau ada yang menyangkut di hatiku maka itulah soulmateku.
Soulmate sebelumnya putus denganku pada bulan January 2007…sudah agak lama juga. Dulu ia mau balik lagi padaku, namun aku memutuskan untuk pergi ke Jepang buat mencari pengalaman dan motivasi hidup. Aku kemudian tidak tahu lagi perkembangannya- mungkin ia sudah mau kawin dengan pilihannya.
“Aku berdoa moga moga dia bahagia dengan wanita pilihannya- semoga ia langgeng sampai tua, selalu rukun dalam keadaan susah maupun senang. Pesan buat si wanita…cintailah pasanganmu sampai gantengnya hilang….cintailah pasanganmu setulus hati”.
Tumben aku jatuh cinta dengan Jepang. Pada mulanya aku asyik di Batam…asyik di Jakarta….Asyik di Jambi….dan Asyik di Padang. Keinginanku untuk pergi ke Jepang sudah ada sebelumnya. Karena Jepang punya daya tarik yang hebat. Saat itu aku belum punya dana sebab untuk pergi ke sana kita musti punya uang pangkal Rp. 35 juta. Saat itu mendingan kalau punya uang sedikit …kita buka saja usaha di kampung. Itu lebih jelas…sementara untuk pergi ke Jepang belum pasti: ya atau tidaknya.  Saat tidak punya uang itu, aku pernah bekerja sebagai tenaga honorer di kantor TataUsaha MAN Lintau.
Terus terang Jepang punya daya tarik di mataku. Jepang, sebuah negara yang memiliki perekonomian terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Tentu saja ini menarik minat anak-anak dari seluruh dunia. Selain itu, daya tarik utama lain untuk bekerja di Jepang adalah bahwa negara ini memiliki muatan tertinggi jam tenaga kerja dibandingkan negara lain. Ekonomi Jepang senilai US $ 5 triliun pada hal PDB nominal dan datang kedua setelah Amerika Serikat. Negara ini memiliki paritas daya beli tinggi dan datang ketiga setelah Amerika Serikat dan Cina.
Sepertinya Jepang menghadapi kekurangan akut sumber daya manusia, ini adalah kesempatan emas bagi orang-orang terampil dari seluruh dunia untuk dapat pekerjaan di Jepang. Pekerja terampil dan teknisi banyak yang telah menjadi tua dan negara tidak mampu menghasilkan generasi muda untuk memenuhi kebutuhannya dari sumber daya manusia. Berkat menyusut sumber daya manusia negara memiliki tingkat pengangguran rendah yang berada di sekitar 4%. Namun, pekerjaan terbaik di Jepang terbuka hanya untuk orang-orang teknis juga.


[1] http://lakso.wordpress.com/2009/06/10/orang-jepang-itu.

1 komentar:

  1. I think, the time in senior high school is the best time, because in senior high school we can learn to be adult. In senior high school we can get the unforgotable experience. Here, we can get the best and really friends. So we must enjoyed our senior high school time.

    BalasHapus

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...