Senin, 30 Juni 2014

Mungkinkah Soulmate Terbaik Bisa diperoleh Lewat Face Book ?



Mungkinkah  Soulmate Terbaik Bisa diperoleh Lewat Face Book ?
Oleh: Marjohan, M.Pd
Guru SMAN 3 Batusangkar

            Tekhnologi ternyata telah mengubah prilaku, apakah seseorang menjadi positif atau negative, itu tergantung dari cara menggunakannya. Seperti kata pribahasa- The man behind the gun- sebuah senjata akan berbahaya atau tidak tergantung pada orang yang  mengendalikannya.
            Dengan bermunculan produk tekhnologi, seperti gadget dengan berbagai merek dan harga yang terjangkau, maka penggunanya yang pada umunnya adalah kaula muda bisa memperoleh untuk mengatasi rasa sepi dan keterasingannya. Rasa sepi dan terasing memang bisa menyiksa ketenangan jiwa. Kini lewat penggunaan gadget mereka bisa mencari sahabat lewat jejaring social, seperti facebook, twitter, dll, dan juga bisa lebih ekspresif-mengungapkan kegalauan dan kegembiraan hati.
        Mencari soulmate- kekasih atau sebatas TTM (teman tapi mesra) terasa semakin menjadi naluri dan kebutuhan semenjak seseorang memasuki usia remaja akhir- mungkin bagi ABG yang sedang duduk di bangku SLTA dan berlanjut ke bangku perguruan tinggi. Tanpa memiliki soulmate jiwa seseorang mungkin terasa sepi- dengan demikian seorang soulmate berguna untuk mengatasi rasa sepi.
            Mencari soulmate bagi usia remaja akan berbeda dengan yang telah memasuki usia dewasa. Umumnya seorang ABG- dari pengalaman sehari hari-  lebih tertarik  untuk menyukai pasangan yang didamba hanya sekedar penampilan keren dan beken. Namun begitu usia beranjak dari remaja memasuki dewasa maka jatuh cinta atau menyukai seseorang lebih terpikat oleh factor nilai kepribadian. Dengan kata lain seseorang yang memiliki wajah biasa-biasa saja namun memilik kepribadian yang menarik akan tetap menjadi pujaan seseorang.
            Secara conventional (kebiasaan) bahwa ABG laki-laki akan jatuh cinta pada seorang gadis oleh factor kecantikan dan baru kemudian didukung oleh factor kualitas pribadinya. Dan sebaliknya seorang ABG perempuan akan bisa terpesona oleh kualitas pribadi seorang lelaki dan baru kemudian didukung oleh penampilannya yang keren- ganteng. Fenomena ini terjadi secara copy darat- maksudnya dalam perjumpaan di luar dunia maya.
            Namun fenomena kini berobah, apalagi semenjak kemudahan untuk saling mencari dan saling mengenal pasangan lewat dunia maya- seperti facebook- terasa semakin mudah. Agar terasa lebih mudah untuk jatuh cinta dan proses mengenal, biasanya calon penembak cinta mencari- cari info tentang profil seseorang yang diminati.
            “Eh mau nggak nembak si dia, dia cantik, baik, baik, pinter, ramah, lebih lanjut lihat profilnya di facebook”. Maka bermulalah proses pencarian. Tentu saja proses pertama adalah melacak penampilan “sang idola” lewat foto album, kalau perlu ambil/ curi dan simpan. Karena foto foto kita yang terpajang dalam album facebook akan mudah buat dimiliki oleh teman teman facebooker lainnya. Kemudian berlanjut dalam mempelajari kalimat kalimat yang ditulis pada semua baris akun facebooknya
Kepo (rasa ingin tahu) tumbuh terus. Apakah calon pujaan hatiku orangnya baik, lembut, santun, dan lain- lain. Bila ya, maka kasih “like”  atau bikin konfirmasi untuk persahabatan. Setelah dijawab maka mulailah transaksi persahabatan, chatting biasa dan berlanjut ke chatting yang  special.
Mencari soulmate lewat dunia maya ada yang berlanjut ke pernikahan. Ada yang berlanjut langgeng dan ada yang terganjal dalam menjalani rumah tangganya- hingga  berujung pada perceraian. Gagal atau tidak dalam menjalankan proses pergaulan, percintaan- juga rumah tangga, bukan ditentukan oleh factor dunia maya seperti facebook, namun oleh factor pribadi kita sendiri. Salah seorang teman penulis dari Australia, menjumpai soulamatenya seorang gasdis Melayu, melalui sarana chatting dan berlanjut ke mahligai perkawinan. Keduanyamenikah dan penulis diundang hadir ke Singapura.
“Apakah mereka berbahagia dengan perkawinannya itu sekarang ? Tampak dari luar “ya”, namun yang terasa dalam hati mereka berdualah yang lebih tahu. Namun mereka berdua sering bungkam dan malas ngomong satu sama lain. Dan itulah warnakehidupan.
Nasehat beberapa teman saat penulis berusia remaja saat ingin serius untuk jatuh cinta mengatakan bahwa: Pilih cinta mu dan cintai pilihanmu. Pilih calon pujaan hati bukan hanya lewat penampilan, karena penampilan biasa diupdate hingga terlihat jauh dari keasliannya. Pilih lah pujaan hati yang ngak malu tampil dengan orang tuanya yang sudah tidak gagah dan cantik lagi. Kenapa ? Karena banyak remaja yang malu dan tidak mau menerima keberadaan orang tua. Banyak anak anak muda yang malu dengan penampilan orang tuanya.
“Moga moga mama nggak datang ke sekolah,…. Moga moga papa nggak datang ke kampusku. Tetapi berani nggak gadis cantik atau cowok ganteng memajang foto bareng mama atau yang nggak keren lagi  di face-book….malu ???”
Bila ingin mencari pujaan hati sejati jangan lihat saat ia lagi sedang berdandan, atau melihat fotonya yang sudah direkayasa dengan acting hingga tampil keren sekali. Namun turun ke darat- dunia nyata- dan kenali dia secara langsung (?). Ibarat kata pribahasa bahwa karena tak kenal maka tak sayang dan tak sayang maka tak cinta. Proses mengenal lewat bergaul langsung tentu lebih hebat dari pada sekedar tahu di facebook.   
Memilih cowok atau cewek hanya bermodalkan bersahabat di dunia maya, khawatir kalau terpilih pujaan hati yang bermental selebriti, lebih butuh dipuji-puji melulu. “Wah adek terlihat keren…wah yang ini  terlihat hebat…wah aku suka gaya yang kayak begini”.
Proses saling suka atau proses pertemanan hanya karena lewat cara memuji dan memuji akan menumbuhkan karakter selebriti- ibarat karakter model atau kaum selebriti  yang selalu ingin dipuji dan disanjung. Sementara proses memuji dan menyanjung harus bisa diberikan oleh kedua belah pihak. Orang orang yang hanya butuh disanjung- dipuji kemudian baru muncul aksinya, maka diperkirakan bahwa api cintanya bakal mudah padam. Karena ia sendiri kurang punya sumber api untuk memanaskan dan menyalakan nilai- nilai cinta.    
Pesan salah seorang sahabat penulis adalah bahwa kalau mencari soulmate yang sejati- maka cari lah yang nggak merasa malu kalau pergi bareng dan berfoto bareng dengan orang tuanya yang sudah rentan, nggak cantik atau ganteng lagi. Juga carilah cowok atau cewek yang tulus bisa menerima kekurangan dan keberadaan anggota keluarga kita, tentu juga anggota keluarga dia sendiri. Karena wajah dan penampilan keren nggak akan abadi, andai memilih pasangan hanya berdasar penampilan keren semata, maka apabila wajah keren memudar maka nilai cinta bisa meluntur. 
Saat penulis pergi tour keliling pulau Jawa, sempat berkenalan dengan seorang wanita muda cantik yang diperkirakan masih gadis. Ternyata ia sudah janda dengan satu anak kecil, sementara dia sempat  memperlihat foto mantan  suaminya yang cukup ganteng. Pastilah saat berusia ABG mereka adalah pasangan yang terlihat sangat ideal, karena kedua duanya dianugerahi wajah keren- cantik dan ganteng. Namun setelah melebur dalam perkawinan, factor wajah- kecantikan dan ketampanan semata belum bisa menjamin kelanggenangan persahabatan, dalam bentuk perkawinan.
Apa pesan yang kita ambil, dari uraian di atas bahwa jejaring social telah membuat kita mudah untuk memilih persahabatan dan sekaligus dalam memilih cinta. Bahwa pasangan muda, apakah cewek atau cowok keduanya cukup agresif dalam mencari pasangan. Namun hanya terpikat dengan penampilan keren di dunia maya- facebook- semata. Idealnya lakukanlah proses persahabatan dan proses perkenalan. Karena dibalik factor wajah, ada lagi factor yang lebih menjanjikan kelanggengan hidup yaitu nilai- nilai pribadi, ketabahan, kemampuan beradaptasi dan berkomunikasi dan juga nilai religious yang ada dalam diri mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...