Rabu, 02 Juli 2014

Aku Rapopo - Aku Porak Poranda- Karena Maniak Chatting



Shaping Your Mentality
Oleh: Marjohan, M.Pd
Guru SMAN 3 Batusangkar

            Penulis selalu terlambat dalam mengakses kata-kata gaul. Kata gaul “Ku Rapapopo” sering terdengar dari lantungan lagu seorang artis. Namun saat itu tidak ambil peduli. Namun melalui beranda sebuah akun  facebook, terbaca bahwa kepanjangan “AKu rapopo adalah Aku Jadi Porak Poranda”. Namun kemudian penulis cari korfirmasi pada seorang teman yang selalu update tentang bahasa gaul maka ternyata “AKu rapopo berarti Aku ngak Apa –Apa”. WAh tak masalah, bahwa penulis menggunakan  plesetan Kurapopo: Aku Porak Poranda Karena Chattingan.
            Mungkin orang orang yang seangkatan usianya dengan penulis bisa bersyukur, karena dalam tahun 1980-an hingga 1990-an kami tidak diserbu oleh zoom gadget. Saat itu belum ada HP, Smartphone, Black Berry, Tablet, dll. Pada saat itu semua remaja tumbuh sangat natural. Bagi yang punya cita-cita bisa mewujudkan diri dan tenggelam dalam laboratorium hingga Perpustakaan. Ibarat kepompong yang akhirnya menetas menjadi tokoh dalam dunia akademik.
            Namun terciptanya gadget, juga oleh cara revolusi berfikir ankatan kita saat itu. Hingga lahirlah gadget dalam bentuk HP, Smartphone, Black Berry, Tablet, dll. Generasi muda yang hidup dalam tahu 2000-an bisa memanfaatkan dan mereka pun telah menjadi generasi yang ekspresif- mengekspresikan diri melalui gadget.
            Gadget itu sekarang ibarat pisau bermata dua: bisa menyembuhkan dan bisa menyakitkan. Dengan kata lain bahwa gadget itu akan bermanfaat atau memberi mudarat tergantung pada orang yang menggenggamnya. AKu rapopo- aku porak poranda ? Mengapa bisa terjadi ? Porak poranda diri sendiri bisa terjadi oleh diri sendiri dan juga gara-gara orang lain.
            Pada mulanya gadget itu bentuk aslinya adalah “Hand Phone”. Manfaatnya hanya sebagai sarana berkomunikasi. Namun kemudian fitur HP berkembang sangat jauh hingga menjadi gadget yang bertebaran dalam genggaman banyak ABG dewasa ini.
            Warnet sekarang tidak seramai saat mula-mula berdiri. Karena kita sekarang nggak harus pergi ke warnet atau berselancar di internet melalui layar laptop dan layar computer yang berukuran gede. Cukup melalui gadget saja.
            Adalah rasa kesepian merupakan ciri khas manusia. Saat seorang remaja dilanda rasa sepi, maka sahabat terbaik untuk didekati adalah gadget. Maka mereka bertandang ke rumah banyak orang dalam dunia maya melalui pintu-pintu BBM, Facebook, Twitter, dll. Di sana terjadilah interaksi saling cari mencari dan saling sapa menyapa.
            Sebut saja Facebook, merupakan salah satu jejaring social yang diakses oleh jutaan para facebooker. Saat merasa sepi di akhir tahun, misalnya, salah seorang facebooker memperoleh add atau tambahan teman dari sebuah akun. Balik merespon dan ia segera cari tahu tentang “siapa sih manusia baik hati” yang telah mengajak dia buat temanan.
            Saling mengenal dan saling mencari identitas atau profilpun terjadi. Mumpung sekarang awal tahun maka apa salahnya aku ucapkan “Happy New Year” dengan bahasa yang santun dan penuh persahabatan.
            Bahasa dalam dunia maya tentu saja dalam bentuk bahasa tulisan, bukan bahasa tubuh/ bahasa langsung yang mana kualitas seseorang dapat terlihat dari mimic, gerak gerik dan nada/ intonasi bahasanya.
            “Wah respon dari seorang hebat nih. Baik hati, santun berbahasa dan punya segundang kebaikan”. Kalimat tersebut merupakan komitmen buat melanjutkan chatting. Tentu saja chatting perkenalan dalam kalimat yang standar masih terekspose pada beranda. Selanjut bila chatting lebih spesifik maka orang akan lari ke inbox FB, SMS dan juga mungkin BBM.
            Canda, tawa dan bahasa- bahasa persahabatan  terus tumbuh dan tumbuh melalui chatting yang lebih tersembunyi. Kita perhatikan bahwa seseorang facebooker yang pada mulanya aktif menulis pada beranda FB namun sekarang berandanya menjadi sepi dari update status. Kemungkin kalau ia tidak sibuk, sakit, mungkin hanya sibuk melayani segelintir teman-teman special.
            Orang orang yang menggenggam gadget sangat enak buat diperhatikan. Mereka yang selalu menggenggam gadget dan selalu sibuk membalas chat demi chat, pasti memiliki beberapa teman special dan sangat sibuk melayani chat demi chat yang penuh bunga-bunga. Apalagi chatting melalui Black Bery atau gadget smartphone  sendiri misalnya terasa fitur abjat/ hurufnya lebih menarik: kaya dengan bunga dan lambang sweetheart.
            Begitu ping atau miscall pagi hari melalui BBM maka akan tersepon dengan sapaan yang kalimatnya penuh bunga dan lambang sweet heart. Cukup menarik dan sangat membius hati. Chatting antara beberapa teman special tentu menggunakan bahasa yang santun, lembut dan kadang kadang juga dengan diperkaya dengan beberapa penggalan kata yang memanjakan dan saling memuji.
            “Apa kabar pagi ini baby…..boboknya gimana semalam, lantas tugasnya sudah selesai…kalau nggak biar dedek bantu ?”. Amboi bahasa nan elok bisa mengaduk aduk hati dan fikiran. Pada hal dalam dunia nyata si pengguna gadget belum tentu sebaik dan seramah itu.
            Para ABG adalah masa-masa penuh dilanda rasa sepi dan ingin selalu mencari cari tambatan hati. Fikiran dan hati berkata- kata, menjelang tidur dan sepanjang waktu selalu berfikir dan memuji-muji.
            “Kok dia baik sekali, selalu kasih aku perhatian dan pujian dan mungkin dia adalah angel buatku”. Mengelamun dan mengelamun membuat ABG malas untuk bergerak, malah bikin peer, malas buat mengurus diri, pengennya berbaring atau rileks terus sambil memencetkan puluhan hingga ratusan kata-kata simpati/ kata kata persahabatan setiap hari. Paling kurang sekedar bertanya:
            “Lagi ngapa sekarang dedek…kalau babang lagi ingat kamu ?”. Wah kata-kata dan canda yang demikian membuat listrik cinta dalam hati makin menggelora. Maka terjadilah selalu interaksi chatting berbunga satu sama lain. Wah nggak tahan rasanya menahan kerinduan dan rayuan chatting yang berbunga-bunga ini.
            Gadis sekarang beda dengan gadis zaman dulu. Gadis zaman dulu melalui budaya dan sopan santun diajar untuk menahan dan menyimpan isi hati. Gadis zaman sekarang melalui gadget dan bahasa tersirat telah mampu merangkai kata-kata berhomon pada dambaan hati:
            “Babang bisa temani aku buat beli kado….bisa temani aku buat ke toko buku….bisa temani aku buat ke KFC sambil merayakan ulang tahunku ?”
Wah berbahaya nih, pasti pingin jumpa lebih serius. Sebenarnya kedua belah pihak saling belum percaya diri buat berjumpa. Dia pasti lebih keren penampilannya dan aku nggak, foto profilku memang terlihat keren namun itu adalah hasil editan, tampak asli aku biasa- biasa saja, namun kata teman bahwa aku tetap cakep. Tapi buat saat ini aku belum siap mental buat jumpa dengan si dia dan aku harus merespon dengan cara yang lebih halus.
            “Wah babang nggak bisa datang karena tugas kuliah  sangat banyak, maaf ya..” Kata kata santun  tetap perlu untuk menstabilkan hati meskipun keberatan, apalagi dalam bentuk penolakan.
            Chatting berlanjut dan saling mempelajari profil berjalan terus. Apalagi bila sudah saling menelpon, saling bertukar suara melalui video rcord atau saling ngobrol melalu skype. Keakraban menggunung dan rasa monopoli/ rasa memiliki pun tumbuh:
“Dia adalah miliku, tinggal selangkah lagi dia akan bersemayam dalam hatiku”. Namun rasa cemburu mulai tumbuh, apalagi setelah melihat respond dan komen melalui wall facebook dari para teman- teman lain dan juga kata “like”yang selalu membuat dia lebih popular dan seolah olah dimiliki oleh banyak orang, muncul rasa cemburu. Chatting berlanjut terus setiap jam, kalau perlu setiap detik.
Namanya hidup dalam dunia maya nggak masalah dia memiliki ribuan teman dan kita  butuh kepastian, apakah dia milik kita  dan cinta pada kita. Wah baiknya kita tanyalagi:
“Babang… aku kasih waktu, buat menjawab kalimatku, gimana perasaan babang pada ku..?”
“Dedek orangnya baik, pinter, jago dan selalu kasih babang perhatian”.
Ya ampun respon yang selalu tidak tepat sasaran. Jawaban ini selalu dalam bentu PHP: pemberian harapan palsu. Dalam pergaulan di dunia nyata dapat dikatakan bahwa babang telah berkata gombal namun tetap enak untuk berteman. Kalau di dunia nyata dan langsung membuat wanita terbuai maka si babang dapat diberi sebutan: Don Juan atau Play Boy. Tapi dalam kehidupan sehari hari dia tetap baik dan santun Cuma tidak tegas dalam merespon ya atau tidak.
“Wah…. Natasha biasanya pinter, selalu memperoleh juara. Namun mengapa sekarang a rapornya banyak remedial dan peer banyak nggak selesai. Pada hal ia selalu duduk di meja belajar”.
Orang tua cemas dan berfikir kalau- kalau anaknya sakit dan bermasalah dengan teman. Saat Natasha (bukan nama sebenarnya) ke luar dengan wajah tidak bersemangat, ayah dan ibu melacak meja belajarnya dan dalam tumpukan buku peer yang nggak pernah selesai dijumpai tablet Samsung dengan Fitur BBM. Setelah di baca selama berjam- jam kalimat demi kalimat chatting diketahui bahwa Natasha telah mambuk cinta, melalui cinta yang digantung atau pemberia harapan palsu oleh sahabat nya yang ganteng dan keren, namun nggak pernah berjumpa. Mumpung masih ada waktu buat memperbaiki prestasi akademik maka BBM dan semua fasilitas chatting dan termasuk nomor HP si Babang di delete.
Nggak mudah bagi orang yang sudah mabuk- hatinya terlambug dan terbuai buat menetralkan suasana hati. Kalau mereka telah chattingan selama 6 bulan, maka juga butuh waktu 6 bulan untuk menormalkan suasana hati dan fikiran. Rasa cinta sudah tertambat dan menggunung namun dipaksa untuk diakhiri.
“Aku hancur, lemes, hilang semangat, hati dan fikiran jadi sakit. Nggak gampang untuk membuat hati dan fikiran menjadi stabil. Sekali sekali melalui SMS tersembunyi terkirim juga pesan agar pahamilan hati dan fikirannya”. AKu rapopo- kini pribadiku telah hancur berantakan dan aku juga berusaha untuk tetap AKu rapopo- aku nggak apa apa.              

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...