Selasa, 08 September 2015

Wirausaha, Teknokrat atau Leadership, Pilih Yang Mana ?



Wirausaha, Teknokrat atau Leadership, Pilih Yang Mana ?
Oleh: Marjohan M.Pd
Guru SMAN 3 Batusangkar

            Salah satu ciri-ciri organisasi dalam masyarakat kita sudah modern adalah karenamemiliki visi dan misi. Visi adalah tujuan dan misi adalah langkah- langkah untuk mencapai tujuan. Sebagian besar organisasi atau lembaga telah memajang visi dan misi kegiatannya agar bisa dikenal oleh public dan utama harus dipahami dan dilakukan/ diikuti oleh anggotanya.
            Visi dan misi sebetulnya sudah kita kenal dalam hidup kita. Saat kitakecil, masih bayi hingga balita, orang tua kita sering membisikan ketelinga kita agar kita kelak bila dewasa menjadi orang yang baik. Mereka mendidik dan merawat kita agar kita bisa menjadi orang yang berguna bagi orang tua, bangsa dan agama. Ya itulah misi di awal kehidupan kita.
Kemudian ketika kita duduk di Sekolah Dasar kita mempunyai visi kehidupan atau yang kita beri istilah dengan “cita-cita” yang ukurannya adalah setinggi langit. Saat itu ada yang mau jadi pilot, dokter, duta besar, jadi gubernur hingga jadi presiden dan lain-lain. Tetapi semakin kita beranjak dewasa rasanya kita butuh kerja keras untuk mencapai itu semua. Cita- cita yang kita sebutkan untuk menggapainya tidak segampang yang kita pikirkan sewaktu kita kecil. Mungkin ada beberapa orang yang bisa mewujudkan apa yang telah menjadi cita-citanya.
Kemudian kita diarahkan untuk membuat cita-cita yang lebih realistic. Maka cita-cita kita selanjutnya adalah ingin untuk menjadi polisi, tentara, guru, perawat, pramugari, pegawai bank dan lain-lain. Pokoknya cita-cita kita lebih realistis dan lebih bisa dijangkau. Maka kemudian banyak yang bisa untuk menjangkaunya. Terutama bagi yang ingin berkarir sebagai PNS melalui pekerjaan guru, dosen, perawat, insinyur, dan lain-lain.
Namun di saat pintu PNS sudah mulai tertutup maka kita diharapkan sangat banyak untuk mencari karir sendiri atau menciptakan karir agar kita bisa menyerap tenaga kerja. Sejak itu kita dimotivasi agar memiliki “leadership dan entrepreneurship”. Di Perguruan Tinggi para mahasiswa juga dimotivasi untuk memilki jiwa wirausaha dan kemandirian. Mahasiswa yang hanya sekedar aktif untuk mengejar nilai yang tinggi tidak begitu banyak berhasil dalam mencari karir yang mereka harapkan.
Dikatakan bahwa kalau sebelumnya nilai yang tinggi dan IPK (indeks prestasi akademik) yang tinggi adalah sebagai pertanda nasib baik berpihak padanya. Bila seorang mahasiswa memperoleh IPK tinggi maka setelah wisuda sebuah pekerjaan telah siap menunggunya. Tapi itu tidak berlaku lagi. Nilai atau IPK hanya salah satu syarat buat bisa lulus atau syarat buat bisa mendaftar, selanjutnya bahwa faktow wawasan, kemampuan berkomunikasi, kualitas pribadi lebih menentukan. Sekarang mereka lebih diharapkan agar memiliki kemampuan entrepreneurship dan leadership.
1) Enterpreneur
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, kita bisa tahu tentang entrepreneur atau wirausawan. Wirausahawan  adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
            Seorang wirausahawan akan mempunyai kesempatan untuk mewujudkan cita-cita dan menciptakan perubahan. Ia juga punya kesempatan dalam mencapai potensinya secara  penuh dan menuai keuntungan yang mengesankan. Tentu saja ia memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mendapatkan pengakuan untuk usahanya.
Bila seseorang ingin menjadi seorang wirausawan, maka ia tentu saja perlu memiliki sikap positif untuk berwirausaha. Sikap-sikap yang umum ditemui pada pribadi para usahawan, yaitu punya rasa tanggung jawab atas risiko atas usahanya. Tentu saja  wirausahawan tidak mengambil risiko secara liar melainkan memperhitungkan terlebih dahulu risiko yang akan diambil. Oleh karena itu mereka punya keyakinan akan kemampuan mereka untuk berhasil dan keinginan untuk segera berhasil. Mereka punya energi yang tinggi, jadinya mereka bersikap energik.  Ya tentu saja mereka lebih energik daripada rata-rata orang kebanyakan.
Seorang wirausahawan memiliki orientasi terhadap masa depan. Agar orientasinya bagus maka mereka perlu memiliki wawasan yang kaya. Sebagaimana tokoh sukses berbuat, diharapkan para usahawan banyak bercermin padawirausawan sukseslainnya, perlu membaca biografi mereka sebanyak mungkin, dan kemudian merancang impian mereka ke depan. Juga wirausahawan perlu memiliki keahlian dalam pengorganisasian. Jadinya  wirausahawan adalah juga organizer.
Mereka memiliki sejumlah orang yang ikut beraktivitas bersama mereka. Dengan demikian mereka perlu tahu bagaimana menempatkan the right man on the right place , orang yang tepat di tempat yang tepat. Para wirausawan juga perlu memiliki pengetahuan bagaimana secara efektif menciptakan sinergi antara orang dan pekerjaan, sehingga memungkinkan bagi mereka untuk mewujudkan visi mereka menjadi kenyataan.
Seseorang perlu menggali diri apakah dia seorang wirausahawan atau tidak. Juga seorang wirausawan, kemampuan dan bakatnya tidak jatuh dari langit, namun bisa dilatih lewat belajar. Kunci untuk mengidentifikasi jiwa pengusaha adalah dengan cara melihat karakter seseorang, khususnya pada hal-hal yang menjadi kebiasaan yang alami dan dilakukan dengan baik. Wirausahawan memiliki enam tema karakter utama yang membentuk akronim “FACETS”, yaitu: F (Focus) untuk fokus, A (Advantage) untuk keuntungan, C (Creativity) untuk kreativitas, E (Ego) untuk ego, T (Team) untuk tim, dan  S (Social) untuk sosial. Selanjutnya bahwa ada empat kategori menjadi wirausahawan yaitu penemu, innovator, marketer dan oportunis. Penjelasannya sebagai berikut:
1). Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau metodologi.
2). Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk memecahkan masalah baru.
3) Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya dengan produk baru atau produk substitusi yang lebih efisien.
4). Oportunis, pada dasarnya sebuah broker, pialang, yang menyesuaikan antara kebutuhan dengan jasa diberikan dan komisi.
2) Leadership
Di saat fenomena pengangguran makin merebak dan juga tidak ketinggalan dengan adanya pengangguran intelektual, yaitu tamatan Perguruan Tinggi yang tidak berdaya karena tidak kunjung memperoleh pekerjaan, maka sejak dini, minimal pada jenjang Perguruan , juga diperkenalkan perlunya semangat leadership bagi mahasiswa.
Bagi orang tua, suatu hari anak-anak yang mereka cintai akan menjalani kehidupannya sendiri. Tentu saja akan ada tantangan dalam hidup ini, maka dibutuhkan jiwa leadership (pemimpin) untuk menghadapi tantangan jaman yang tiap hari semakin berat. Orang tua yang selama ini membantu mereka, mau tidak mau harus merelakan anak menjadi mandiri.
Oleh karena itu, pembentukan karakter yang baik harus ditanamkan sejak dini- utamanya bagaimana anak bisa mandiri.  Orangtua biasanya menginginkan punya anak yang mandiri dan punya jiwa kepemimpinan demi masa depan sang buah hati. Namun, untuk mencapai ini tentu saja tidak mudah. Oleh karena itu sangat penting untuk bisa mengenalkan kebiasaan yang bisa membantu menumbuhkan jiwa kepemimpinan anak.
Proses pembentukan jiwa pemimpin harus dilakukan pada semua aspek kehidupan anak. Selain guru di sekolah, orangtua juga dituntut aktif menjaga agar proses ini berjalan maksimal. Alangkah merepotkan jika pondasi kuat yang susah payah dibangun di sekolah, kemudian hilang ketika si anak menginjak rumah. Misalnya kebiasaan bersikap positif dan proaktif. Untuk sikap positif, di sekolah anak didik untuk bersikap bersih, di rumah orang tua tidak begitu merespon. Di sekolah anak dilatih buat rajin membaca sementara di rumah malah anak disuguhi banyak tontonan yang tidak terkendali.
Untuk sikap proaktif berarti sang anak tidak boleh sekadar menerima perintah dari sekeliling “jangan mau asal diperintah”. Anak harus juga mempunyai niat kuat utuk mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab.
Anak juga harus dibiasakan membuat prioritas kegiatan. Pada usia sekolah, ada banyak sekali kegiatan menyenangkan yang bisa dikerjakan selain belajar. Prioritas diperlukan agar semua tugas dikerjakan secara maksimal dan selesai pada waktunya. Setelah itu, anak bisa mengerjakan pekerjaan lain sesuka hatinya.
Berikutnya, berikan kesempatan kepada anak untuk memikirkan solusi terbaik untuk semua pihak. Lakukan negosiasi, diskusi dan musyawarah terbuka. Penting bagi para orang tua untuk mendengarkan pendapat anak dan mempertimbangkan sudut pandang mereka. Proses ini juga akan membentuk pemahaman yang baik tentang pentingnya kebebasan berbicara. Hasilnya, anak akan menjadi pribadi yang terbuka dan mampu mengemukakan pendapatnya secara cerdas.
Selanjutnya adalah megajarkan anak untuk lebih banyak mendengar. Contohnya, biasakan untuk membiarkan anak bereksplorasi dengan caranya sendiri dahulu. Koreksi yang tergesa-gesa akan menimbulkan rasa enggan dalam diri anak. Sebaliknya, waktu yang tepat akan menumbuhkan toleransi yang besar dan pemahaman bahwa mereka dimengerti. 
Benar bahwa jiwa pemimpin juga bisa tumbuh berkembang jika anak berada di lingkungan yang positif. Perlu juga diketahui bahwa semua orang mempunyai peran penting masing-masing dalam kehidupan. Anak harus belajar bekerjasama dengan banyak orang untuk bekalnya bersosialisasi.
Proses ini akan mudah diadaptasi anak jika orang tua memperkenal bentuk tanggung jawab, prilaku positif dan proaktif sejak usia dini. Namun, jika baru mengenalnya di usia remaja, tantangannya tentu berbeda. Anak kecil mudah menyerap hal-hal baru karena belum banyak pengalaman hidup yang mempengaruhi cara berpikir dan berprilaku. Mereka masih mudah diarahkan oleh orang-orang yang mereka patuhi. Beberapa hal lain yang juga perlu untuk ditanamkan dalam rangka membentuk jiwa leadership adalah:
a)  Hindari Kebiasaan Mengkritik dan Mengomel
Mengkritik orang lain (termasuk mengkritik anak dan siswa yang berlebihan)  tidak saja mengganggu harga diri seseorang, tetapi membuat orang tidak menyukai kita. Pilihlah cara untuk menyampaikan kritik secara positif dan hindari kritik yang dapat menyinggung perasaan seseorang.
b) Berikan penghargaan yang jujur dan tulus
Sekecil apapun kontribusi seseorang terhadap keberhasilan kita selayaknya mendapatkan perhatian dan penghargaan. Perlihatkan bahwa kita bersungguh-sungguh menghargai usaha mereka. Usaha mereka memberi kontribusi pada keberhasilan kita sama seperti kita juga berkontribusi pada keberhasilan mereka.
c) Bangunlah kemauan untuk berhasil dalam diri orang lain
Dalam kehidupan personal maupun professional, kita sering berada dalam situasi menjual ide kepada orang lain. Ingatlah bahwa seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu karena ada hubungannya dengan kepentingan mereka, bukan kepentingan kita. Bila kita jelaskan bahwa ide kita dapat membuat mereka berhasil, kita akan terkejut melihat betapa banyak kerjasama dapat kita bangun dalam organisasi kita.
d) Beri perhatian yang sungguh kepada orang lain
Sebesar apapun aset finansial ataupun fisik dalam suatu perusahaan, orang-orang yang bekerja di dalamnyalah yang membuatnya berhasil. Mengenal orang-orang yang ada dalam organisasi kita sama pentingnya dengan mengenal aspek teknis pekerjaan kita, Kuncinya adalah dengan memberikan perhatian yang sungguh. Jangan berpura-pura dengan mencoba mengenal orang lain demi keuntungan kita sendiri. Mengenal orang lain seharusnya selalu menjadi proses yang saling menguntungkan.
e) Senyum
Sebuah senyuman yang kita berikan dengan tulus akan sangat berdampak positif bagi kita dan orang lain. Bahkan senyuman adalah ibadah, yang dapat menularkan aura positif kepada orang lain. Selalu murah senyum, karena hubungan baik selalu dapat diciptakan dengan hal yang simpel, seperti perilaku ramah dan senyum yang bersahabat.
3) Jiwa Kreatif (Jiwa Tekhnik)
Kuliah atau bekerja dalam bidang tekhnik adalah pilihan akademik atau karir banyak para remaja. Utamanya bagi yang sedang sekolah di sekolah unggulan. Namun sebagian dari mereka hanya berkutat pada bidang kognitif, sehingga berpotensi melupakan unsure psikomotorik atau skill. Pada hal berkerja pada bidang tekhnik sangat membutuhkan mereka yang berjiwa kreatif. Maka dari sejak dini pembiasaan kreatif perlu untuk ditumbuhkan. Beberapa hal yang bisa menumbuhkan jiwa kreatif yaitu:
a) Bersikap rileks atau santai berguna  dalam menumbuhkan jiwa kreatif. Foto- foto para penemu semuanya memperlihatkan sikap yang rileks. Dalam kondisi yang rileks pikiran seseorang  akan jauh dari tekanan yang mungkin datang dari lingkungan nrumah dan sekolah. Seseorang yang banyak tertekan  akan mempersempit daya kreatifitasnya.
b) Milikilah hobi dan nikmati hobi tersebut, seperti berolah raga dan music. Dengan demikian ide-ide  segar akan mengalir kedalam fikiran seseorang.
c) Memberi tanggung jawab atau tugas-tugas kecil dan beri mereka waktu untuk menyelesaikannya. Ini berguna buat melatih mereka untuk bertanggung jawab.
d) Berilah tenggat waktu, dalam memberikan si anak tugas kecil berilah tenggat waktu untuk penyelesaian tugas yang anda berikan kepada si anak untuk membiasakan anak berusaha menyelesaikan semua tugas yang diberikan tepat pada waktunya, hal ini akan memancing dan memaksa si anak mengeluarkan kemampuannya.
e) Membantu pengembangan imajinasi anak. Imanjinasi adalah dunia yang umumnya identik dengan anak sehingga sesuatu yang mustahil atau tidak mungkin menjadi mungkin bagi anak usia dini. Dengan berimajinasi, anak selalu mencari cara untuk menemukan jawaban dari masalah yang dihadapinya.  Jadi upaya yang harus dilakukan oleh seorang pendidik dan orang adalah untuk selalu memahami, membimbing, dan mendukung imajinasi peserta didik serta mengajak mereka untuk belajar, membaca buku ilmu pengetahuan, melakukan penjelajahan, hingga mengunjungi museum, perpustakaan, dan objek wisata.
f) Menumbuhkan rasa ingin tahu, antusias yang tinggi selalu ada pada anak usia dini dengan benda-benda yang ada disekitarnya atau makhluk baru yang pertama kali dilihatnya. Anak-anak pasti akan memerhatikan, mengamati bagamana dan apa yang terjadi, melihatnya secara detail. Ajaklah anak mendekati sebuah traktor atau pesawat maka ia akan memperhatikannya sangat detail. Rasa ingin tahu yang tinggi seperti itu sering kali membuat anak tidak peduli dengan lingkungannya apakah akan membuatnya kotor, basah, panas, maupun merasa sakit. Hal seperti itu jelas bahwa keingingan anak usia dini dalam mengeksplorasi alam dan lingkungannya sangatlah kuat, dan sangatlah kuat keinginannya untuk mengetahui sesuatu, hal ini berarti betapa kuat semangatnya untuk belajar.
Rasa ingin tahu adalah sifat dasar kreatif, yang mendorong anak untuk menciptakan karya atau ide baru, diawali dengan sikap rasa ingin tahunya terhadap sesuatu, setelah sesuatu itu dieksplorasi secara mendalam barulah mereka menciptakan karya yang baru dan berbeda berdasarkan pengayaannya terhadap apa yang dihadapinya. Maka sekarang di saat kesempatan untuk meraih kerja butuh kompetisi dan persiapan mental anak. Maka selain mereka memantapkan kemampuan kognitif atau akademik, juga perlu bagi setiap anak untuk mengasah jiwa leadership, entrepreneur dan kreatifitasnya. Juga tidak lupa bagi mereka untuk selalu memantapkan ilmu agama mereka agar selalu menjadi manusia yang bertaqwa pada Allah Swt.

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...