Senin, 23 Mei 2016

PENGEMBANGAN GURU IDEAL UNTUK MEREFORMASI PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS



PENGEMBANGAN GURU IDEAL UNTUK MEREFORMASI
PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS

            Pembahasan wacana tentang pengembangan guru ideal untuk mereformasi proses pendidikan di kelas meliputi 4 tinjauan- sesuai dengan kisi- kisi term of reference (TOR)- dari seminar dengan tema: Kita Bangkitkan Generasi Emas Aceh Melalui Pendidikan Yang Berintegritas. Tinjauan tersebut antara lain tentang- kriteria guru ideal (totalitas kompetensi guru), strategi pengembangan guru ideal, tujuan reformasi pembelajaran untuk meraih cita- cita, dan langkah-langkah reformasi proses pembelajaran.

A. Kriteria Guru Ideal (totalitas kompetensi guru)
1) Guru Ideal Versi Siswa
            Kata “ideal” merupakan kata yang tergolong kata high frequency- sering diucapkan dalam kehidupan sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa ideal berarti “sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki”. Maka guru ideal adalah guru yang dikehendaki atau guru yang dicita- citakan.
            Guru ideal merupakan sosok seorang guru yang senantiasa menjadi dambaan para peserta didik, selalu memberikan keteladanan dan menjadi panutan. Guru ideal ialah yang menguasai ilmu-ilmunya dengan baik sehingga mampu dalam mengelola pembelajaran yang bermakna. Dia disukai oleh anak didiknya karena dalam cara mengajarnya pun mudah untuk dipahami dan sangat menarik. Bukan berarti bahwa guru ideal itu selalu perfect (sempurna), sebagai manusia dia juga punya kekurangan, namun dia terbuka untuk menerima kritikan dari anak didik dan siapa saja. Kritikan tersebut adalah umpan balik (feed back) baginya untuk menjadi maju.
            Bila kita melakukan riset kecil-kecil, sebagaimana yang dilakukan oleh seorang guru dan ditulisnya pada blognya (http://panduanguru.com). Ia memberikan pertanyaan kepada siswa-siswanya tentang bagaimana kriteria seorang guru yang ideal, maka jawaban yang diperoleh bisa jadi merupakan guru ideal menurut versi siswa, yaitu sebagai berikut:
- Pengertian,
- Ramah,
- Baik hati,
- Beriman,
- Berwibawa,
- Murah senyum,
- Tidak suka marah-marah,
- Tidak membanding-bandingkan antar siswa-siswi,
- Tidak pilih kasih,
- Cara mengajarnya menyenangkan,
- Tegas,
- Disiplin dalam mengajar, tapi tidak membuat siswa tegang,
- Tidak terlambat masuk mengajar (tepat waktu),
- Dapat memberikan materi-materi yg mudah diserap oleh muridnya,
- Santai dalam mengajar siswa-siswi,
- Humoris/lucu,
- Kata-katanya halus, tidak menyinggung,
- Sabar menghadapi murid yang nakal,
- Selalu memberikan tugas agar siswa-siswi rajin belajar di rumah,
- Punya perhatian pada siswa-siswinya,
- Menerima curhat dari siswa-siswinya,
- Tidak merokok saat mengajar,
- Memberikan kompetensi dasar kepada siswa-siswi, agar siswa-siswi mempelajari
   dan mengetahui materi yg akan dipelajari di sekolah,
- Menuntun siswa-siswi yg kurang dalam pelajaran,
- Pintar,
- Selalu memberikan arahan sesudah dan sebelum mengajar,
- Mengajar tanpa kata lelah,
- Senang jika murid bertanya,
- Membuat siswa menjadi rukun.
Indikator- ndikator sebagai guru ideal di atas merupakan guru ideal dalam versi siswa dan tentu saja sangat cocok untuk pendapat secara umum. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa-siswi lebih mengedepankan aspek kepribadian (kompetensi kepribadian) dibanding kemampuan intelegensinya (kompetensi profesional). Bobbi De Porter dan Mark Reardon (2002: 21) dalam bukunya Quantum Teaching, mengatakan bahwa bila seorang guru masuk kelas- mengajar- maka ciptakanlah jembatan hati terlebih dahulu. Juga bahwa seorang siswa lebih tertarik dengan guru yang baik dan bersahabat daripada guru yang cerdas/ pintar namun berkarakter “pemarah dan kurang sabaran”. Tentu lebih menyenangkan kalau guru mereka “ramah, baik, pintar, dan sangat menguasai profesi mereka”.
Jadinya kriteria seorang “guru ideal yang pintar”- di mata siswa-  hanya menempati urutan lebih bawah. Maka adalah saat nya para guru bisa meningkatkan kecerdasan emosionalnya agar mereka dapat menjadi guru ideal di hati  siswa – siswi nya, sehingga pada gilirannya tercipta suasana pembelajaran yg efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan tentunya.
Guru yang ideal tentu saja guru yang difavoritkan oleh anak didiknya. Seorang guru  ideal akan menjadi spesial dalam pandangan siswa karena beberapa alasan, seperti:
- He (she) takes students’ hand, dia membimbing tangan siswa.
- He (she) opens students’ mind, dia membuka fikiran siswa.
- He (she) touches students’ heart, dia menyentuh hati siswa.

2) Guru Ideal Yang Inspiratif, Kreatif dan Inovatif
Setiap orang tentu mempunyai kriteria masing- masing tentang bagaimana menjadi guru yang ideal. Ada penulis (Jamal Ma’mur Asmani, 2013) yang telah menulis buku tentang guru yang ideal, yang ditulisnya dalam buku yang berjudul: Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif”, buah karya Jamal Ma’mur Asmani.
Dikatakan bahwa ada beberapa kriteria guru ideal:
a.  Orang yang mempunyai kompetensi tinggi dengan banyak membaca, menulis dan meneliti. Ia adalah figure yang senang dengan pengembangan diri terus menerus, tidak merasa cukup dengan apa yang dimiliki.
b. Mempunyai moral yang baik, bisa menjadi teladan, dan member contoh perbuatan, tidak sekedar menyuruh dan berorasi.
c. Mempunyai skills yang memadai  untuk berkompetisi dengan elemen bangsa yang laindan sebagai sumber inspirasi dan motivasi kepada anak didik.
d. Mempunyai kreativitas dan inovasi tinggi dalam mengajar sehingga menarik dan memuaskan anak didik.
e. Mempunyai tanggung jawab sosial dengan ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan problem-problem sosial kemasyarakatan.
Guru ideal tidak lepas dari penilaian murid. Untuk itu guru ideal harus berusaha menghindarkan diri dari hal-hal yang dibenci murid, yaitu berpakaian kurang rapi, jarang masuk, pilih kasih (tidak adil), suka member PR tanpa mengoreksi, berkata kasar, suka menyuruh, menghukum semena-mena, cuek dalam dan luar kelas serta susah dimintai tolong. Berikut 10 langkah menjadi guru ideal dan inovatif :
1. Menguasai materi palajaran secara mendalam.
2. Mempunyai wawasan luas.
3. Komunikatif.
4. Dialogis.
5. Menggabungkan teori dan praktik.
6. Bertahap.
7. Mempunyai variasi pendekatan, seperti micro teaching, club discussion, small
    groups dan student categories.
8. Tidak memalingkan materi pengajaran.
9. Tidak terlalu menekan dan memaksa.
10. Humoris tapi serius.
Sebenarnya kriteria guru ideal bisa menjadi banyak, karena tiap orang akan mempunyai pendapat sendiri- sendiri tentang kriteria guru yang ideal. Namun dari kriteria guru ideal yang telah dipaparkan di atas maka dapat disederhanakan ke dalam tiga hal saja yaitu:
Pertama, seorang guru mesti berintegritas (berintegritas maksudnya memiliki pribadi               yang jujur dan memiliki karakter kuat). Ini penting untuk memberikan keteladanan kepada siswa.
Kedua, seorang guru harus mampu mengajar dengan baik dan menyenangkan.                Suasana belajar yang meyenangkan bisa memaksimalkan potensi anak dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Ketiga, seorang guru harus mampu membangun mimpi anak didiknya. Supaya              siswa punya keinginan bermimpi setinggi-tingginya.

B. Strategi Pengembangan Guru Ideal
1) Sekolah Terbaik Memiliki Guru-Guru Ideal
            Dewasa ini banyak orang tua di seluruh dunia sangat peduli dengan keberadaan sekolah terbaik dan mereka selalu termotivasi untuk menyekolahkan anak- anak mereka di sana. Suatu sekolah bisa menjadi sekolah terbaik karena di sana terdapat banyak guru- guru ideal. Di dunia dan maupun di Indonesia terdapat banyak sekolah dengan guru- guru ideal. Paling kurang ada 10 sekolah terbaik di dunia, sehingga sekolah patut disebut sebagai “Future High School atau SLTA buat Masa Depan”. Sekolah- sekolah tersebut adalah seperti:
1. JFK International – di Swiss,
2. Branksome Hall – di Kanada,
3. Girls School – di Selandia Baru,  
4. West Minister School – di Inggris,
5. Charterhouse – juga di Inggris,
6. UWCSEA VISI – di Singapura,
7. Woodstock School – di India,
8. Dulwich College Management International – atau DCMI, di Inggris,
9. Canadian Academy –  di JAPAN,
10. Grammar School – di Australia.
            Tentu juga ada sekolah- sekolah terbaik di negara kita- Indonesia. Paling kurang ada 10 sekolah atau SMA Unggulan se-Indonesia yang diidamkan oleh para orang tua. Sekolah tersebut adalah:
1. SMA Taruna Nusantara Magelang, terkenal dengan disiplinnya yang tinggi, disiplin
    semi-militer gitu karena sekolah ini termasuk yang pertama kali pakai sistem
    asrama.
2. SMAN 8 Jakarta.
3. SMAN 3 Bandung.
4. MAN Insan Cendekia Tangerang, pendirinya adalah Prof. Dr. -Ing. B. J. Habibie.
5. SMAN 3 Semarang.
6. SMAN 1 Teladan Yogyakarta.
7. SMAN 5 Surabaya.
8. SMAN 4 Denpasar.
9. SMAN Plus Riau, Ini bisa jadi bukti kalau anak daerah gak mesti kalah dengan
     anak yang sekolah di kota besar.
10. SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, ternyata sekolah unggulan tidak harus sekolah
     negeri, ini buktinya sekolah swasta juga bisa.
Setiap daerah di Indonesia tentu memiliki sekolah yang sudah diyakini dan disepakati oleh masyarakat sebagai sekolah terbaik. Semua sekolah terbaik bisa terjadi karena di sana bertebaran para guru ideal. Dewasa ini banyak sekolah berinisiatif untuk menciptakan guru ideal yang lebih banyak. Semua guru perlu menumbuhkan diri mereka menjadi guru ideal dan mereka perlu tahu dengan strategi menjadi guru-guru ideal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...