Selasa, 23 Januari 2018

Buatlah Dirimu “Menarik” Maka Sukses Segera Datang

Buatlah Dirimu “Menarik” Maka Sukses Segera Datang

Mencari Makna Sukses
Keinginan untuk meraih sukses menjadi impian banyak orang, mulai dari yang berusia muda hingga berusia dewasa. Demikian juga di kalangan remaja. Mereka belajar keras. Mereka sangat yakin bahwa untuk meraih sukses adalah dengan cara banyak belajar. Oleh sebab itu mereka membaca banyak buku, menaklukan berbagai buku teks, berharap ketika diberi UH (ulangan harian) oleh bapa dan ibu guru bisa meraih nilai yang sempurna. Kalau semua nilai banyak yang sempurna maka itu adalah gerbang kesuksesan.
Kalau di sekolah, siswa yang tinggi nilainya dialah yang dikatakan sebagai orang yang sukses. Jadinya andai ada teman-teman yang jago dalam smua bidang akademik, maka mereka berhak memperoleh jempol dari siapa saja, utamanya dari guru dan orangtua, dan juga pengakuan dari teman-teman.
            Dengan demikian parameter sukses di mata remaja adalah kemampuan akademik mereka. Bahwa orang yang sukses itu adalah yang mampu meraih nilai UH yang tinggi, meraih juara OSN (Olimpiade Sains Nasional), yang meraih juara kelas dan lulus dari SMA dengan nilai UN (Ujian Nasional) yang sangat tinggi.
Selanjutnya bahwa  orang yang sukses- kalau bisa jebol di perguruan tinggi favorit di pulau Jawa atau pada jurusan- jurusan favorit di perguruan tinggi negeri yang terkemuka di Indonesia. Jadinya, sekali lagi, begitu banyak remaja yang berjibaku dalam mengejar akademik semata hingga bisa memperoleh kejuaraan dalam suatu perlombaan, prestasi akademik, hingga lulus dengan nilai yang gemilang.
Kriteria sukses ini tidak salah, namun kriteria sukses musti diperluas. Nilai akademik yang tinggi tetap penting untuk digapai. Namun apakah mereka betul- betul bisa meraih sukses dengan mudah  setelah 5 tahun atau 10 tahun kemudian?  
            Mari kita cari makna kata sukses terlebih dahulu. Bahwa sukses itu bentuknya bisa jadi beragam dan berbagai motif yang bisa melandasi keinginan kita. Sukses dalam karir, misalnya,  akan terbentuk berdasarkan nilai yang kita anut. Makna sukses itu dikonstruksi oleh interaksi kita (individu) dengan lingkungan sekitar. Ada yang memandang lulus jadi PNS sebagai ukuran sukses. Juga seseorang yang dagangan ritelnya laris, dapat dikatakan sebagai orang sukses (Nurul Duariyati, 2006). 
Ada sebuah artikel yang bercerita tentang sukses yang ditulis oleh Melisa Stanger (2012). Judul artikelnya “Attractive people are simply more successful”, bahwa orang- orang yang terlihat attraktif (lebih menarik) dan akan lebih mudah dalam  meraih sukses. Dengan arti kata, orang- orang yang terlihat menarik akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan dan memperoleh bayaran yang lebih tinggi. 
Orang yang menarik biasanya memperoleh promosi pekerjaan lebih cepat, dibayar lebih mahal dari pada orang-orang yang kurang menarik dan bekerja pada bidang yang sama. Dengan demikian betapa penting menjadi orang yang terlihat menarik, karena mereka yang menarik mampu memperoleh nafkah lebih baik dari pada orang-orang yang penampilannya biasa-biasa saja.
            Daniel Hamermesh (2011) membahas tentang orang yang terlihat “attraktif” akan bisa menjadi lebih sukses. Ia menulis tentang fenomena ini menjadi sebuah buku yang berjudul “Beauty pays: why attractive people are more successful”.
            Kemudian, Melisa Stanger (2012) juga meneliti tentang eksistensi  attraktif (kecantikan/ketampanan) sebagai  faktor signifikan dalam meraih kesuksesan. Terbukti bahwa orang yang menarik mampu memperoleh lebih banyak uang dari perusahaan. Mereka juga memberi kontribusi yang lebih signifikan dalam memajukan perusahaan tempat mereka berkarir. Sehingga mereka dipandang sebagai karyawan yang lebih bernilai dan lebih penting. 
            Dalam pengalaman sosial yang lain bahwa para salesmen yang menjajakan dagangan- secara door to door- ternyata salesmen yang penampilannya lebih menarik lebih laris menjual dagangannya kepada pelanggan. Para pelanggan sendiri lebih suka membeli produk dari para salesmen  yang memiliki wajah yang good looking.
            Dario Maestripieri (2012) menulis tentang “The truth about why beautiful people are more successful- The truth about why beauty pays. Dia mengatakan bahwa orang orang yang memiliki penampilan “good looking” atau menarik  lebih memiliki daya tarik, sehingga banyak orang yang senang untuk berinteraksi dengannya. 
Pelanggan senang menghabiskan banyak waktu untuk ngobrol- melakukan kebersamaaan- dengan orang memiliki pribadi yang menarik. Perusahaan juga akan sering membayar bonus yang lebih pada mereka yang memiliki daya tarik. Tidak sia-sia kalau banyak orang sangat peduli dengan arti sebuah penampilan. Menghabiskan dana ekstra buat perawatan tubuh, hingga mereka bisa tampil lebih menarik. 
            Daniel Hamermesh (2011)  selanjutnya mengatakan bahwa faktor good looking bukan hanya sebagai faktor utama mengapa seseorang punya daya tarik. Namun faktor karakter (karakter positif) seperti keberanian, sopan santun, ramah tamah, dll, juga membentuk seseorang jadi attraktif.
Kecantikan dan ketampanan seseorang dapat memantulkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri adalah bagian dari prilaku. Orang- orang yang memiliki penampilan good looking atau menarik akan punya rasa percaya diri, dan selanjutnya mereka juga akan punya rasa harga diri mereka (self esteem) yang lebih tinggi. Jadinya mereka menjadi orang yang disenangi dan lebih mudah diterima oleh banyak kalangan.

Riset Tentang Kecantikan/Ketampanan
            Riset tentang daya tarik (attraktif) dan dampaknya juga telah dilakukan oleh Sean N. Talamas, dan temannya (2009). Judul laporan risetnya :Blinded by Beauty: Attractiveness Bias and Accurate Perceptions of Academic Performance. Pribahasa lama mengatakan bahwa “not to judge a book by its cover- jangan menilai sebuah buku hanya dari covernya.” Bahwa wajah seseorang sering memberikan kesan pertama, dan kesan ini selanjutnya berpengaruh dalam membuat keputusan.
Sebenarnya faktor kesehatan dan kecerdasan seseorang musti lebih utama sebagai penentu dalam menilai seseorang. Namun lagi-lagi faktor daya tarik- faktor wajah yang menarik (attraktif) memberi bias-membuat seseorang selalu bersifat memihak menilai penghargaan dan penilaian yang lebih pada orang gagah atau orang yang cantik.
Daya tarik juga mempengaruhi dalam penilaian akademik. Bahwa remaja (siswa atau mahasiswa)  yang menarik penampilannya cenderung memperoleh nilai kompensasi- nilai yang lebih tinggi dari dosen dan teman-temannya. Sean N, dkk (2009) membatasi studi tentang bagaimana penampilan wajah mempengaruhi keunggulan seseorang dalam melakukan wawancara.
Georgia Soares (2013) juga menemukan bahwa orang-orang yang wajahnya kurang terawat- bernoda, jerawatan, ada goresan luka dan komedo-ini semua bisa mempengaruhi kualitas wawancara dan penurunan kuaitas rasa percaya diri. Dia mengatakan:
When looking at another person during a conversation, your attention is naturally directed in a triangular pattern around the eyes and mouth. The more the interviewers attended to stigmatized features on the face, the less they remembered about the candidate's interview content.”
Bila anda sedang melihat seseorang saat melakukan wawancara, perhatian anda secara tak sengaja akan terfokus pada wilayah segi-tiga di sekitar dua-mata dan mulut.  Kalau anda memperhatikan ada titik noda pada wajah objek (orang yang sedang diwawancarai) dan anda lebih fokus pada noda tersebut maka anda akan kurang memperhatikan kualitas pernyataan yang diberikan.
Ada kesan bahwa orang yang ditanya (sedang diwawancarai) akan kehilangan daya tarik, sehingga banyak informasi penting yang ada pada mereka akan kurang tergali. Dengan arti kata orang yang memiliki noda pada wajah bisa kehilangan momen dalam memberi pernyataan yang meyakinkan anda.
Sebaliknya orang yang wajahnya gagah atau menarik. Hal ini akan mendatangkan rasa percaya diri dan kharisma tersendiri.  Dikatakan bahwa orang-orang yang daya punya daya tarik akan punya keuntungan yang lebih besar dalam masyarakat  dibandingkan orang- orang yang kurang menarik. Sebenarnya itu bukan efek dari “prasangka atau prejudiced” namun itu sebagai respon biologi manusia atas daya tarik yang ada pada seseorang.
Sehubungan dengan uraian di atas tentang kesuksesan dalam belajar, bekerja, dan faktor noda pada wajah yang merusak daya tarik penampilan. Saya juga teringat pada pengalaman sendiri. Bahwa ada teman masa remaja saya yang sangat rajin dan disiplin dalam belajar sehingga setiap dia ujian, dia mampu meraih nilai ujian yang lebih tinggi. Dalam ujian harian, ujian tengah semester, dan ujian kenaikan kelas, dia juga mampu meraih angka- angka yang fantastis. Sehingga pada rapornya tertera nilai-nilai yang mengagumkan. Bagaimana reaksi teman- teman kepadanya?
            Sebagian merasa kagum pada kemampuan akademiknya dan yang lain merasa biasa-biasa saja, apalagi melihat performance-nya yang juga sedikit kaku, kurang ramah, kurang suka berkomunikasi sehingga banyak orang yang kurang tertarik buat ngobrol dengannya.
“Karena dia sendiri juga kurang peduli dengan penampilannya. Dia membiarkan wajahnya kurang terawat sehingga membuat lawan jenis juga malas banyak ngobrol dengannya atau ngobrol hanya sebatas basa-basi saja”.
            Sehubungan dengan judul tulisan ini, yaitu buatlah dirimu “attraktif atau lebih menarik” agar sukses segera datang. Daya tarik atau attraktif memang sangat dipengaruhi oleh faktor good looking-wajah yang tampan atau wajah yang cantik. Namun itu semua merupakan anugerah dari Tuhan (Allah Swt). Daniel Hamermesh (2011) juga menambahkan bahwa bagi mereka yang memiliki faktor wajah yang kurang beruntung, tentu akan juga bisa membuat keberuntungan yang lebih. Mereka masih memiliki tempat- tempat lain untuk mewujudkan kesuksesan mereka.
            “Jangan mencari pekerjaan dimana faktor wajah menjadi penentu keberhasilan. Maka jangan putuskan untuk menjadi pembawa acara di TV, namun bisa bekerja sebagai penyiar radio. Jangan menjadi aktor film, namun carilah tempat pekerjaan yang anda senangi dimana wajah bukan sebagai faktor penentu yang utama,” demikian nasehat Daniel Hamermesh (2011).

Daya Tarik Bisa Datang Dari Kualitas Kepribadian
            Apakah “daya tarik atau attraktif” hanya ditentukan oleh faktor keberuntungan secara biologi, yaitu bentuk wajah yang cantik atau tampan dan tubuh yang bagus? Tentu tidak dan tidak mutlak demikian.
Daya tarik seseorang juga bisa datang dari kualitas pribadinya. Saya pernah membaca artikel pada sebuah majalah tentang Sri Owen. Sri Owen (2008) dalam journal dan weblognya menulis tentang dirinya- Something About Myself.” Dia lahir di Padang Panjang- Sumatera Barat. Pada masa kecil ia sangat senang melihat neneknya memasak di dapur. Kehidupan Sri di Sumatra Barat tidak berlangsung lama, kedua orangtuanya pindah ke Jawa,dan menetap di Magelang.
Ia menyelesaikan pendidikan SMA di Magelang, kemudian melanjutkan studi di Universitas Gajah Mada, jurusan Bahasa Inggris.  Dia menyukai Bahasa Inggris karena bercita-cita melanjutkan studi dan jalan-jalan ke luar negeri. Saat tinggal di Yogyakarta Sri sering menjadi interpreter (penerjemah) untuk tamu VIP. Dia sering ikut kegiatan membaca puisi dan drama buat disiarkan oleh radio di Yogyakarta. 
Sri berjumpa dan berkenalan dengan Roger Anthony Owen,  seorang dosen muda berkebangsaan Inggris yang mengajar Sejarah di UGM. Roger adalah pemuda Inggris yang bertumbuh tinggi dan wajah tampan. Sementara Sri adalah wanita Sumatra Barat (Indonesia). Kecantikan wajahnya  biasa- biasa saja. Namun lambat laun Roger Anthony Owen jatuh cinta pada Sri. Mengapa itu bisa terjadi?
Daya tarik Sri bukan terletak pada fisiknya. Kecantikan yang dimiliki oleh Sri bukan semata-mata ditentukan oleh faktor wajah. Pribadi Sri yang menarik, wawasannya yang luas dan daya tarik dari dalam diri Sri membuatnya punya pesona tersendiri di mata Roger Anthony Owen. Hingga akhirnya  Roger  bersimpati, jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah dengan Sri. Setelah menikah nama Sri lebih akrab disapa dengan “Sri Owen”.
Mereka berdua kemudian pindah ke London. Sri  mendapatkan pekerjaan di BBC di bagian siaran Indonesia sebagai penyiar, produser dan penerjemah. Ternyata Sri Owen juga punya talenta dalam bidang kuliner, khususnya masakan Padang dan masakan Indonesia. Urusan masak-memasak inilah yang kemudian membawa Sri Owen menjadi seorang penulis masakan Indonesia. Dia punya obsesi untuk menulis tentang masakan Indonesia. Suaminya, Roger, sangat mendukung. Sri dan suaminya juga sering masak bareng dan menjamu teman-teman untuk memperkenalkan masakan Indonesia di rumahnya yang sederhana.
Kesuksesan utama Sri Owen, selain punya banyak teman di dunia, juga karena bakat kuliner yang didukung oleh kemampuan jurnalistik dan menulisnya. Buku masakannya yang berjudul “The Home Book of Indonesian Cookery”, sangat populer dan laris manis. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dengan judul “Die Indonesiche Kuche.”
Selain menulis buku mengenai masakan, Sri Owen juga aktif mengisi demonstrasi masakan di sejumlah acara, diantaranya pernah tampil di ABC Channel dan sejumlah televisi di Inggris lainnya serta MTV Helsinki. Sri Owen juga tercatat sebagai anggota Guild of Food Writer, London dan IACP (International Association of Culinary Professional) USA serta Society of Author London.
Bagaimana implikasi dari judul artikel ini? Bahwa orang dengan penampilan yang menarik akan lebih mudah buat meraih sukses. Ternyata daya tarik seseorang tidak selalu tergantung dari kondisi fisik, seperti bentuk wajah. Namun kualitas kepribadian juga menjadi faktor yang berpengaruh. Sebagaimana yang dimiliki oleh Sri Owen, wawasannya yang luas, kemampuan berkomunikasi, tatakrama, dan kecakapan hidup, semua membuat pribadinya terlihat penuh pesona.
Jadi wajah yang hanya sebatas  good looking, yaitu cantik atau ganteng, belum bisa memberikan jaminan bahwa seseorang punya daya tarik bagi orang lain. Lebih lanjut mari kita miliki kemampuan berkomunikasi, keterampilan dalam beradaptasi, bergaul, mengambil keputusan, bersimpati dan kemampuan sosial lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...