Selasa, 23 Januari 2018

Membangun Kualitas Pribadi

Membangun Kualitas Pribadi

Pikiran Membuat Arsip Memori Dalam Akal
Sesuatu gejala yang terlihat pada tubuh kita sebetulnya mengatakan apa dan bagaimana dalam fikira kita. seseorang yang terdiam secara tiba-tiba saat berdebat bisa jadi menunjukan dia tidak setuju, dia lagi berfikir, atau lagi bingung, dll. Benar bahwa tubuh kita bisa mengatakan tentang fikiran kita, dan fikiran kita juga bisa menggambarkan tentang perasaan dan fikiran itu sendiri lewat kalimat yang kemudian kita ekspresikan (Deb Shapiro, 2008).
Bahwa tubuh atau diri kita ibarat sebuah mobil, dan pikiran kita  sebagai driver atau pengendalinya. Semua bentuk pikiran kita akan memebentuk kualitas diri kita. kualitas diri ini kita sebut juga dengan “kualitas pribadi”. Kualitas pikiran kita sendiri terbentuk dari pengalaman kita sejak dini, saat kita masih bayi.
Ketika lahir, kita adalah manusia yang baru dan manusia yang bersih. Data-data dalam otak kita masih jernih dan polos karena kita belum mengerti tentang makna dan bahasa apapun dan juga kita tidak mengerti apa yang terjadi di sekitar kita. Orangtua kita mulai mengajak kita berkomunikasi dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh (gestur) secara berulang-ulang hingga akhirnya kita mengerti dan juga bisa mengucapkan kata-kata.
Seiring dengan berjalannya  waktu, kita tumbuh, bisa duduk, merangkak dan berjalan. Kita tumbuh lebih besar. Kita melakukan eksplorasi dalam usia bayi, usia balita, usia anak-anak dan seterusnya-hingga kita memilki pengetahuan sederhana tentang sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Kita makin aktif melakukan eksplorasi karena orangtua kita memberi kondisi dan memberi rangsangan pengalaman bagi kita. Jadinya suasana hati kita megalami aneka bentuk perasaan dari pengalaman tersebut, yaitu seperti:
- Pengalaman kasih sayang.
- Pengalaman toleransi.
- Pengalaman ceria.
- Pengalaman takut.
- Pengalaman cemas.
- Pengalaman putus asa.
- Pengalaman persatuan.
- Pengalaman kehilagan.
- Pengalaman harga diri.
- Pengalaman percaya diri.
- Pengalaman kepemilikan.
- Pengalaman kegagalan.
- Pengalaman keberhasilan.
- Pengalaman kebahagiaan.
- Pengalaman kesabaran.
- Pengalaman tentang agama,
- Pengalaman dll.
Otak kita jauh lebih kuat dan lebih baik dari komputer apapun di dunia ini. Karena otak mampu menyimpan dan mengingat kembali sejumlah besar informasi- informasi yang disimpannya. Memori otak membantu kita dalam mengelola kehidupan ini (Dominic O’Brien (2005).
Akal yang terdapat dalam memori kita menyimpan sangat banyak pengalaman dan semua pengalaman tadi ada file atau arsipnya. Maka akan juga ada sangat banyak file, ibarat kerja komputer, akan terdapat sejumlah key word atau kata kunci seperti: kasih sayang, toleransi, ceria, rasa takut, cemas, putus asa, persatuan, kehilagan, harga diri, percaya diri, kepemilikan, kegagalan, keberhasilan, kebahagiaan, kesabaran, tentang agama, dll.
Begitu banyaknya file-file pengalaman- ibarat pemograman komputer- maka akal juga menyatukan file- file yang sejenis menjadi folder atau gabungan file. Maka terbentuk pulalah gabungan file menjadi folder dalam memori kita, yaitu seperti folder:
- Lemah.
- Sukses.
- Cemas
- Marah.
- Sabar.
- Malang.
- Bahagia.
- Cinta, dll.
Kemudian dalam menjalani kehidupan melalui eksplorasi, kita mengalami kegagalan baru, maka folder masa lalu tetang kegagalan juga terbuka dan file-file yang berhubungan tentang pengalaman gagal juga saling berhubungan. Folder tentang pengalaman gagal juga berhubungan dengan folder tentang suasana hati yang lain seperti folder tentang cemas, takut, bahagia, khawatir, dll. Ini semua membentuk pemikiran dan respon kita yang baru. Demikianlah bagaimana semua pengalaman kita terarsip (tersimpan) dengan rapi dalam file dan folder pada memori kita.

Pikiran membentuk pribadi kita.
            Bagaimana keadaan kita atau siapa kita tergantung dari cara kita memandang diri sendiri, dan cara kita mendeskripsikan diri kita. Apakah kita orang yang punya harga diri, orang yang percaya diri, orang yang berguna bagi orang lain, dll, semua tergantung pada pikiran kita atas diri sendiri. Seseorang akan merasa penting atau merasa sebagai orang yang tidak penting, lagi-lagi, itu semua tergantung pada bentuk pikiran kita terhadap pribadi kita sendiri (Bonnie D. Singer, 1999).
Sejak kecil semua orang bereksplorasi dan mengalami banyak pengalaman. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa dari bentuk-bentuk ribuan pengalaman maka bertebaran pulalah arsip atau file-file pengalaman dalam pikiran kita. Selanjutnya dari file- file pengalaman yang sejenis terkumpul menjadi folder- folder, yang topik atau jenisnya juga sama. Ini adalah deskripsi tentang kerja akal dalam membentuk pola pikiran. 
Selanjutnya pikiran-pikiran tadi akan membentuk pribadi kita sendiri. Pribadi kita terbentuk dari gabungan beberapa bentuk fitur lainnya, seperti: intelektualitas, fisik, perasaan, sikap, manusia positif atau negatif, citra diri, harga diri, rasa percaya diri, kondisi jiwa, kondisi kesehatan, dll. Terlebih dahulu ini ditentukan oleh mindset kita sendiri.
Apa itu mindset? Dalam pergaulan kita sering mendengar seseorang mengatakan “ketika bangun bagi saya sering merasa lelah, agar merasa segar saya minum segelas teh jahe”. Orang lain berkata, “Saya merasa konsentrasi kalau belajar pakai musik”. Dan yang lain lagi berkata, “Saya terbiasa menunda-nunda pekerjaan”. Kalimat- kalimat yang diucapkan tersebut terlontar dari mulut seseorang dan secara berulang-ulang, tanpa disadari akhirnya membentuk mindset  atau pola- pikiran. Jadi mindset adalah pola pikiran.
Dalam setiap aspek kehidupan dan prilaku kita selalu ada mindset. Kita punya mindset tentang tidur, mindset tentang bergaul dengan orang lain. Demikian juga mindset tentang makan dan menyantap makanan, mindset tentang bekerja dan belajar, dll.
Mindset atau pola pikiran itu sendiri ada yang berbentuk positif atau negatif. Selanjutnya mindset kita juga berpengaruh pada keadaan intelektualitas, fisik, perasaan, sikap, manusia positif atau negatif, citra diri, harga diri, rasa percaya diri, kondisi jiwa, kondisi kesehatan, dll. Paparan tentang fikiran berikut merupakan intisari dari buku yang berjudul “Terapi Berfikir Positif- Biarkan Mukjizat Dalam Diri Anda Melesat Agar Hidup Lebih Sukses Dan Lebih Bahagia” yang ditulis oleh Ibrahim Elfiky (2011). 
a). Pikiran mempengaruhi intelektualitas
Bila kita berpikir positif terhadap pekerjaan, teman, dan pekerjaan maka akal kita akan mengesampingkan (melupakan) hal-hal negatif yang ada pada pekerjaan, teman, dan pekerjaan kita. Dengan begitu akal bisa berkonsentrasi pada kualitas pikiran (kualitas intelektualitas) kita. Kemudian akal memperkuat pikiran itu dengan informasi sejenis yang tersimpan dalam file/ folder pada memori kita.
b). Pikiran mempengaruhi fisik
Setiap kata yang diucapkan orang kepada kita, akan kita pikirkan. Bila perkataan itu baik atau buruk- negatif atau positif, memberi semangat atau menghancurkan harga diri akan mempengaruhi pikiran kita dan selanjutnya berdampak pada fisik kita. Ucapan positif membuat pikiran kita senang dan fisik kita jadi bersemangat- kita tersenyum. Sebaliknya kalimat negatif, mempengaruhi pikiran kita dan kita menjadi jengkel dan fisik menghindar dari dia.
c). Pikiran mempengaruhi perasaan
Pikiran memang mempengaruhi perasaan dan bahwa pikiran adalah ciptaan manusia. Sebenarnya orang lain atau dunia luar tidak bisa mempengaruhi kita, kecuali bila kita mengizinkan pikiran/ perasaan kita jadi terganggu. Perasaan tidak akan bisa berubah begitu saja. Untuk bisa berubah maka kita harus mengubah pikiran dan konsentrasi kita terlebih dahulu.
Memang bahwa setiap pengalaman mempengaruhi perasaan kita sesuai yang ada dalam benak kita dan dalam memori kita. untuk selanjutnya perasaan tak ubahnya bahan bakar bagi manusia, perasaan positif membuat kita lebih bersemangat dan termotivasi, dan persaan negatif bisa menghancurkan semangat dan motivasi kita. jadi kalau kita benar-benar ingin mengubah kehidupan menjadi lebih baik maka kita harus sealu memelihara pikiran positif untuk mendapatkan perasaan yang positif.
d). Pikiran mempengaruhi sikap
Sikap kita sering terjadi karena kebiasaan dan pengaruh dari luar. Kita tidak boleh melakukan generalisasi bahwa seseorang sebagai sosok yang negatif, temanku itu payah, dosen itu killer. Sebab yang kita vonis adalah buka sikap manusianya. Pikiran seseorang akhirnya membentuk sikapnya dan sikap itu ada yang berbentuk:
-  Sikap memusuhi atau menyerang.
- Sikap taat dan menerima
- Sikap tegas dan percaya diri.    
e). Pikiran membentuk kita jadi orang positif atau negatif
Pikiran mempengaruhi akal membuat kita berkonsentrasi pada suatu makna. Perasaan adalah bahan bakar bagi sikap yang digunakan orang dalam menggerakan tubuh- mengekspresikan wajah, gestur dan dan cara berbicara. Semua itu mendatangkan hasil yang kita wujudkan yaitu positif atau negatif.
Pikiran memiliki kekuatan yang membuat seorang murid bersemangat-ia belajar lebih serius hingga menggapai prestasi. Pikiran juga memiliki kekuatan sebaliknya, yaitu membuat seorang murid tidak suka pada pelajaran dan pada guru- ia tidak punya semangat hingga gagal meraih prestasi.
Dalam kehidupan rumah tangga atau kehidupan sosial, satu pikiran negatif bisa menyebabkan perpisahan dan perceraian. Sebaliknya pikiran positif bisa membuat suami-istri atau orang yang berteman merasa berbahagia. Sebesar apa pun kekayaan dn seluas apa pun relasi seseorang, kebahagiaan dan kesengsaraan tetap ditentukan oleh pikiran. Jadi pikiran apapun yang kita masukan ke dalam akal akan berubah menjadi perhatian, perasaan, sikap dan hasil yang serupa. Maka kalau kita bisa mengubah pikiran- kehidupan kita inshaAllah juga akan berubah.
f). Pikiran mempegaruhi cita diri
Citra diri adalah gambaran diri ideal yang diharapkan. Citra diri (self image) dikategorikan sebagai penyebab mengapa seseorang ingin mengubah bentuk diri, misal orang gemuk ingin jadi langsing, orang pendek ingin tinggi, orang kuper ingin menjadi lincah. Citra diri juga menjadi faktor utama bagi keberhasilan dan kebahagiaan, kegagalan dan kesengsaraan- apalagi kalau mereka kurang bisa menerima keberadaan diri mereka
Faktor yang mempengaruhi citra diri antara lain media informasi. Di layar televisi terlihat orang cantik, ganteng, pintar, populer- maka penonton yang lemah kepribadiannya ingin pula segera mengubah bentuk diri mereka.
g). Pikiran mempengaruhi harga diri
Penghargaan terhadap diri sendiri adalah perasaan seseorang terhadap diriny, pendapat tetang dirinya dan kepuasan pada dirinya. Penghargaan terhadap diri meliputi: menerima diri sendiri, merasa diri penting dan mencintai diri sendiri.
Penghargaan terhadap diri sendiri kadang-kala menjadi penyebab utama kesengsaraan. Sebab penghargaan terhadap diri sendiri berhubungan dengan perasaan: “Apakah dia menerima dan menghargai diri sendiri atau tidak”. Perasaan kurag menghargai diri sendiri terbentuk dari pengalaman masa lalu, yaitu:
“Seseorang yang di masa lalu kurang merasakan cinta dan kasih dari orang-orang di sekitarnya, ketika merasa tidak dicintai maka ia akan kehilangan keseimbangan mental. Selanjutnya ia akan mencari pengganti cinta yang hilang itu. Sangat mungkin ia lari ke narkoba atau memilih prilaku negatif seperti gila menonton, gila merokok, menghindari kontak dengan orang lain, atau tidur berjam-jam ”.
Orang yang merasa tidak dicintai atau tidak diterima akan merasa kesepian dan merasa terbuang. Kondisi seperti mengakibatkan gangguan psikologi sehingga ia tidak percaya diri- baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.  
h). Pikiran mempengaruhi rasa percaya diri
Percaya diri adalah berbuat dengan penuh keyakinan. Rasa percaya diri adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk maju dan berkembang serta selalu memperbaiki diri. Tanpa rasa percaya diri, seseorang akan hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Dia tidak berani melakukan perubahan sekecil apa pun untuk keluar dari kebiasaan. Jika seorang siswa yang telah belajar dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh namun saat menghadapi ujian ia selalu memikirkan kegagalan akhirnya mempengaruhi rasa percaya dirinya hingga prestasi belajarnya rendah.
Pikiran positif akan membangun rasa percaya diri yang positif, dampaknya kita akan berbuat, berpikir dan berbicara dengan positif. Pikiran negatif juga akan membangun rasa percaya diri yang juga negatif. Jadi pikiran sangat berbahaya karena pikiran bisa menjadi penyebab kegagalan dan juga menjadi pendukung keberhasilan. Pikiran adalah sumber dari percaya diri kita.
i). Pikiran mempengaruhi kondisi jiwa
Cukup banyak orang mengalami gangguan jiwa dan juga sakit jiwa. Itu berawal dari bentuk pikiran yang juga terganggu. Pikiran terganggu karena rasa cemas, takut menghadapi masa depan atau sesuatu yang tidak jelas. Rasa gelisah dan frustasi juga mengganggu pikiran dan menggangu ketenangan jiwa. Meski kita punya banyak harta namun kalau pikiran terganggu maka jiwa terasa tidak tenang. Gangguan jiwa bisa mengganggu tanpa memandang usia dan status. Orang kaya, orang miskin, orang cantik, orang biasa-biasa, pemuka agama, mahasiswa, orang berusia tua atau remaja, semua bisa terganggu jiwa.
j). Pikiran mempengaruhi kondisi kesehatan
Pikiran juga mempengaruhi kondisi kesehatan. Apa yang dipikirkan oleh jiwa berpengaruh pada seluruh anggota tubuh- terlihat pada ekspresi wajah, gerak tubuh, detak jantung, suhu tubuh, proses bernafas dan tekanan darah yang ikut mengganggu fungsi hati, ginjal, limpa, lambung, paru-paru, dll. Jadi dialog negatif dengan jiwa bisa menyebabkan serangan jantung, pusing, tekanan darah tinggi, melemahnya sistem saraf, mlebarnya kekebalan tubuh, hingga kanker. Pikiran negatif bisa membuat degup jantung kencang, tekanan darah meninggi, napas semakin cepat, tubuh gementar, merasa tercekik, berkeringat dingin, dan berbicara terbata-bata.
Jadi dari sejumlah pengalaman yang kita temui, lewati dan kita lakukan sejak kecil (dari bayi) hingga sekarang, semuanya akan tersimpan dalam memori. Pikiran membuat arsip memori dalam akal dan selanjutnya membentuk pribadi kita. Kualitas pribadi kita ditentukan oleh kondisi intelektualitas dan sikap kita. Pikiran kita membentuk diri kita secara langsung seperti bagaimana cita diri, harga diri dan rasa percaya diri. Kemudian, apakah kita sebagai orang yang berkarakter positif atau negatif. Selanjutnya pikiran mempengaruhi kondisi, fisik, perasaan,  jiwa dan kesehatan kita (Ibrahim Elfiky, 2011).

Menjadi Pribadi Magnet
Dalam hidup kita berhubungan dengan banyak orang. Kualitas pribadi mereka juga beragam, mulai dari orang yang kualitas pribadinya biasa- biasa saja hingga orang dengan kualitas pribadi yang penuh pesona. Seseorang yang punya kualitas diri penuh pesona, dia ibarat punya magnet dalam dirinya. Orang-orang selalu ingin mendatanginya- mengunjungi dan mendekat padanya. Jadinya dia bisa disebut “orang berkepribadian magnet-atau magnetic personality”. Menjadi orang dengan pribadi magnetic seharusnya juga menjadi pilihan hidup kita.
Memang dalam hidup ini terdapat banyak pilihan. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Tom Corley (2016) mengatakan bahwa kecerdasan, bakat dan ketampanan/ kecantikan adalah anugerah dari Tuhan. Kalau kita pisahkan antara orang-orang sukses dengan orang-orang yang kurang beruntung, maka ini terjadi karena pilihan hidup dan juga kebisan- kebiasan yang berulang kali mereka lakukan. Perbedaan kebiasaan yang kita lakukan akan tejadi setiap detik, menit, hari, dll dan sepanjang waktu hingga ini semua membentuk wajah kita.
            Ya tubuh kita ini adalah kendaraan dan dan ego atau pikiran kita adalah auto driver atau autp pilotnya. Kemana arahnya...ya kita yang menentukan. Setiap kebiasaan akan tersimpan dalam memori kita- dalam otak kita. Jadi otak kita selalu teribat dalam setiap keputusan yang kita lakukan sepanjang hari. Tentu saja kebiasaan itu yang berbentuk baik atau buruk.
            Tom Corley (2016) menghabiskan  waktu selama bertahun-tahun untuk mempelajari tentang kebiasaan orang-orang yang hidup di negara kaya dan juga di negara miskin. Ia melakukan riset- mengajukan pertanyaan pada responden yang hidup di kedua jenis negara ini. Ia kemudian menganalisa. Akhirnya ia memperoleh kesimpulan tentang kebiasaan orang orang dari kedua kelompok negara tersebut. Ia kemudian menulis petunjuk-petunjuk yang berguna dalam menuntun seseorang yang ingin menjadi orang yang sukses.
            Ada beberapa kebiasaan positif yang dilakukan oleh orang orang kaya/ sukses. Saya memilih beberapa prinsip hidup positif mereka. Poin-poin ini kalau kita miliki inshaAllah akan mampu membentuk pribadi kita menjadi Magnetic Personality, di antaranya sebagai poin-poin berikut:
            - Hidup sedang sedang saja.
            - Mengontrol emosi.
            - Membangun hubungan yang berkualitas
            - Selalu senang beraktivitas.
            - Memiliki tujuan hidup
            - Tidak suka menyerah.
            - Membentengi diri dari pikiran-pikiran negatif.
            - Mengurangi kebiasaan yang jelek
            - Mengenal target target utama.            
1) Hidup sesuai dengan kemampuan.
Live within your means atau hiduplah sesuai dengan jangkauan/kemampuan. Fenomena tiap kali lebaran, banyak orang pada pulang- mudik lebaran. Semenjak infrastruktur- jalur transportasi darat- semakin membaik, banyak yang memutuskan pulang kampung membawa mobil, khusus untuk perhubungan Sumatra dan Jawa.
Kita akan melihat banyak orang berpenampilan serba mewah. Mengendarai mobil bagus, pakaian mahal dan assesories berlapis intan berlian. Kalau sebatas jumpa di jalanan, kita tentu tidak tahu siapa dan bagaimana mereka, apakah mereka telah hidup sesuai dengan standard atau posisi pribadi mereka. 
Usut punya usut, ternyata ada yang pulang kampung mengendarai mobil rental. Mereka bergaya dengan perhiasan yang membalut jari-jari, lengan dan leher dengan logam imitasi yang menyerupai emas 24 karat. Berbelanja dengan gaya hidup yang tidak sesuai dengan income, akhirnya dililit oleh hutang. Problem hidup timbul karena mereka hidup “do not live within your means- hidup/ berpenampilan tidak sesuai dengan jangkauan ekonomi atau keberadaanya.
“Mereka hidup hidup denga norak dan berlebihan. Namun orang sukses yang sejati selalu mengaplikasikan living  within their means.”
Orang-orang sukses sejati- tentu punya kualitas pribadi yang unggul- sering menghindari hidup yang norak dan berlebihan. Mereka punya kebiasaan positif, punya prinsip hidup. Misal untuk finansial, mampu menghemat income sampai 20% perbulan, buat persiapan masa depannya.
Kalau mereka punya income 100%, maka mereka lebih teliti untuk menganggarkan memenuhi kehidupan, seperti: 25% akan digunakan buat keperluan biaya perawatan rumah, 15% untuk keperluan makan. Membatasi anggaran buat tujuan hiburan. Ada orang yang menghabiskan anggaran (income) hanya untuk menonton, main golf, dan berlibur.
Untuk perawatan kendaraan juga 5%. Mereka tidak suka berfoya-foya, malah mereka menggunakan kendaraan hingga betul-betul usang. Mereka memilih menghemat uang untuk tujuan jangka panjang. Mereka juga menghindari kebiasaan berhutang, apalagi sampai mengakumulasi (menumpuk) hutang yang banyak. Mereka tetap melakukan banyak aktivitas untuk mendapatkan tambahan income, yang mana sangat berguna buat ditabung untuk persiapan di hari tua (di masa depan). 
2) Mengontrol emosi.
Ada seorang pemimin pada sebuah instansi. Kinerjanya cukup bagus karena ia punya visi dan juga mengerti cara mewujudkan misinya. Namun sayang ia adalah seorang pemimpin yang sangat emosional. Kalau marah dia tidak hanya “angry-marah” tetapi malah cenderung emosi besar dalam level “fury atau naik pitam”. Dalam keadaan marah besar, wajah, telinga dan matanya menjadi merah dan orang-orang di sekitar satu persatu jadi menghindar. Jadinya banyak orang terdekatnya an juga anak buahnya jadi kehilangan simpati padanya. Akhirnya, ia ibarat pohon kayu yang tinggi yang jadi kering, lapuk, dan tumbang. Benar saja, ia tidak lama bertahan di intansi tersebut akhirnya ia keluar, tersingkir, semua orang terlihat senang dan ia menjadi pemimpin yang selalu dilupakan.
Jadi tidak setiap buah pikiran harus segera diungkapkan ke mulut kita, juga tidak setiap emosi harus kita ekspresikan. Sebab bila kita asal ngomong saja. Kita ngomong hanya berdasarkan buah pikiran yang dangkal maka setelah itu kita akan beresiko untuk melukai perasaan orang. Dalam hidup, ada orang punya mulut longgar. Ngomong seenak hatinya saja. Namun, sebaliknya, bahwa 94% dari orang orang sukses lebih suka memfilter emosi mereka terlebih dahulu. Karena orang yang nggak bisa megontrol emosi, mereka akan beresiko dalam merusak hubungan di tempat kerja dan juga dalam keluarganya.  
Maka kalau ada hal-hal yang terlihat kurang beres, maka berharap kita jangan buru-buru untuk ngomong. Idealnya tenangkan dulu pikiran dan setelah itu temukan waktu yang tepat buat mengungkapkan pikiran dengan lebih objektif. Dari pada kita buru-buru mengumbar emosi. Dengan cara tenang kita akan mampu membangun rasa percaya diri kita.
3) Membangun hubungan yang berkualitas
Membangun hubungan kerja yang berharga sangat berguna buat pelanggan atau klien. Lebih lanjut kita juga perlu buat mengembangkan hubungan yang lebih pribadi dengan orang-orang yang akan mendukung ide dan program yang kita punya.
4) Selalu senang beraktivitas
Orang-orang yang kurang sukses itu karena mereka terbiasa menolak tanggung jawab. Menolak tanggung jawab itu adalah syndromnya mereka. “Wah yang ini bukan tanggung jawab saya dan yang itu bukan urusan saya !!!”
Akhirnya sebagai konsekuensi atas syndrom ini, atasan mereka enggan memberi orang-orang pemalas ini tanggang jawab dan kepercayaan. Kadang- kadang  ada kegiatan (tanggung jawab)  maka akan ada upah atau uang lemburnya. Jadi orang yang suka menolak tanggung jawab rezekinya bisa berkurang. Sementara orang sukses karena sering ikhlas dan senang dengan tanggung jawab, maka rezekinya bertambah dan bertambah selalu.  
5) Memiliki tujuan hidup
Buatlah target dan tujuan hidup. Namun jangan banyak berharap, jadi kita harus “set goal and have no wishes”.Sesungguh yang suka banyak berharap itu hanyalah anak kecil pada orang tuanya. Orangtua yang bijaksana tidak akan memenuhi semua harapan sang anak. Kecuali harapan yang sangat relevan dan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan primer dan sekundernya.
Orang orang yang hanya pandai berharap- ibarat pandai bermimpi di siang bolong. Apalagi kalau malas berusaha maka dia akan sangat mudah dilanda oleh rasa frustasi dan kekecewaan. Untuk positifnya, buatlah target dan berusaha untuk mencapainya. Karena 70% dari orang sukses adalah mereka yang gemar berbuat. Paling kurang mereka memiliki satu tujuan atau target dalam satu waktu. Kemudian mereka melangkah buat mewujudkannya.  
6) Tidak suka menyerah- don’t give up
Jangan pernah kenal kenal dengan kata merah. Don’t give up ! Orang-orang yang sukses adalah mereka yang tidak mengenal dngan kata menyerah. . mereka tetap memiliki prinsip hidup yaitu “selalu fokus, sabar dan selalu tabah”. Andai kata ada kendala maka mereka tidak akan langsung menyerah- berhenti untuk mencapai tujuan. Pada dinding memori mereka telah terpajang ungkapan “don’t give up”.
7) Membentengi diri dari pikiran-pikiran negatif
Sering terjadi orang lebih suka melihat kekurangan diri sendiri. Atau seperti ungkapan bahwa “rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita miliki”.
“Wah saya ingin jadi hebat, jadi pintar, jadi sukses, namun saya tidak punya waktu dan tidak punya kesempatan”.
Ungkapan seperti di atas sangat tidak bagus. Maka dinasehati agar “set aside the self-limiting belief holding you back- bentengilah diri dari barbagai pikiran negatif”. Buanglah jauh-jauh pemikiran bahwa diri kita tidak berdaya, diri kita tidak mampu, dan diri kita punya keterbatasan untuk menjadi orang yang terbaik.
Di dunia Barat orang-orang yang suka pesimis dan juga kurang percaya diri akan berkata:  “Poor people can’t become rich, rich people have good luck and poor people have bad luck. I am not smart, I can not do anything right. I fail at everything I try”. Ya marilah kita berhenti untuk berkata dan berpikir seperti kalimat di atas, karena 4 dari 5 orang sukses menghubungkan kesuksesan dan mewujudkan kesuksesan tersebut karena bentuk keyakinan positif yang mereka miliki.
“Saya juga bisa berbuat sebagaimana orang lain berbuat. Saya juga bisa maju sebagaimana orang lain bisa maju”. Maka kita perlu mengganti keyakinan atas konsep diri yang negatif menjadi konsep yang positif atas kemampuan diri sendiri.
8) Mengurangi kebiasaan yang jelek
Eliminate “bad luck” from our vocabulary, kepintaran seseorang juga bisa diukur dari jumlah kosakata yang mereka miliki. Dalam mempelajari bahasa asing, seseorang musti punya target penguasaan kosakata. Apa berada pada tingkat beginner, intermediate atau advance. Untuk ukuran, apakah level kosakatanya 3000, 5000, 10000 atau malah lebih. Namun dalam kehidupan ini cobalah miliki kosakata sebanyak mungkin, tetapi eliminir (hapus) kosakata “bad luck atau saya lagi tidak beruntung” dari galeri memori kita.  
Rasa tidak beruntung atau perasaan sial terbentuk dari kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang. Kebiasaan buruk  yang berkumpul dalam memori akhirnya akan menjadi badai atas pikiran kita sendiri hingga berdampak pada gangguan kesehatan kita, seperti darah tinggi, stroke, stress dan deprssi. Juga bisa menggangu pada keluarga pekerjaan, perkawinan hingga juga bisa menghancurkan prestasi atau bisnis yang telah kita bangun. 
9) Mengenal target target utama.              
Terakhir, bahwa kita perlu mengenal tujuan hidup yang utama. Juga kebiasaan orang sukses dalam hidup, mereka memiliki tujuan utama. Ini merupakan kebiasaan yang sangat penting. Orang yang lagi bergiat untuk menggapai mimpinya berarti mereka lagi melangkah menuju tujuan dan target utama kehidupannya.

Jadi itulah beberapa kebiasaan positif yang dimiliki oleh para orang sukses, dan mereka lakukan secara berulang-ulang hingga mereka bisa memiliki magnetic personality. Pribahasa mengatakan bahwa “alam terbentang jadikan guru”. Maka beberapa poin pengalaman yang telah saya paparkan di atas sangat layak buat kita adopsi dalam melangkah agar kita bisa menjadi orang dengan pribadi magnetik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...