Selasa, 23 Januari 2018

Percepatan Belajar Untuk Merespon Perubahan

Percepatan Belajar Untuk Merespon Perubahan

Kosakata Yang Menghilang
            Ada kata-kata yang sering dipakai dalam berkomunikasi, istilah bahasa Inggrisnya adalah high frequency, dan kata-kata yang jarang dipakai dan istilah bahasa Inggrisnya low frequency. Banyak kata- kata yang dulu sering dipakai dalam berkomunikasi, namun sekarang sudah amat jarang didengar dan telah menjadi kata-kata yang langka.  
            Anda masih kenal dengan kata-kata “perangko dan filateli”? Tentu saja ini sudah menjadi sebuah kata yang asing di telinga para remaja sekarang. Filateli adalah hobby seseorang dalam mengkoleksi perangko. Sekarang banyak benda-benda yang tidak dikenal lagi karena sudah tergerus oleh zaman. Yaitu seperti benda- benda “telegram, telegraf, kartu pos, warkat pos, piringan hitam, mesin ketik, type-ex kertas, kertas stensilan, dll.” Ini semua juga sudah asing di telinga para remaja, dan termasuk beberapa kosakata yang cenderung menghilang dari peredaran.
            Tiga puluh tahun lalu banyak remaja yang tidak sabaran buat menunggu datangnya malam minggu. Karena mereka ingin menikmati hiburan lewat layar tancap atau janjian di gedung bioskop. Namun sekarang layar tancap sudah jadi masa lalu dan ribuan gedung bioskop yang jadi kosong dan dialih-fungsikan untuk tujuan bisnis yang lain.
            Perubahan tetap terjadi sepanjang waktu. Dulu anak-anak sering curi-curi kesempatan agar bisa menikmati permainan seperti “play station, ninetendo, game block, dll”. Sekaligus benda-benda tersebut menjadi musuh orangtua karena gara-gara keasyikan bermainan, mereka jadi lupa dengan tugas rumah, PR dan tugas sekolah lainnya. Game atau permainan tersebut juga telah tergerus oleh zaan dan ditinggalkan. Game online berada disimpang jalan karena sekarang atas nama kasih sayang banyak orangtua memanjakan anak dengan membelikan mereka android. Dan kini mereka dimanja dan disibukan oleh android, benda yang mendidik dan sekaligus merusak minat belajar.    
Kita memang sedang dilanda oleh perubahan. Dahulu perubahan terjadi secara perlahan-lahan- atau secara evolusi. Kini perubahannya sudah sangat drastis atau terjadi secara revolusioner. Ya bahwa kita dan banyak orang berada dalam arus perubahan yang cepat.
Apa yang musti kita lakukan untuk mengantisipasi ini semua yang berdampak pada semua lini kehidupan kita? Tentu saja kita harus berubah. Dan sangat tepat kalau kita juga melakukan perubahan yang cepat. Perubahan terjadi karena adanya ketidakpuasan masyarakat dimana kondisi sosial yang berlaku pada masa tersebut yang mempengaruhi pribadi mereka (Syahrial Syarbaini, Rusdiyanta, 2009).
Kunci untuk menghadapi perubahan adalah dengan pendidikan atau pembelajaran, tepatnya dengan percepatan pembelajaran atau accelerated learning. Orang-orang yang ingin berubah seharusnya membaca buku accelerated learning. Ada banyak buku tentang percepatan belajar, dua diantaranya adalah buku yang berjudul the accelerated learning handbook (Dave Meier, 2002) dan accelerated learning for 21st century (Coline Rose dan Malcom.J.Nicholl, 2003).
            Coline Rose dan Malcom J Nicholl (2003:8-38) memaparkan tentang percepatan belajar secara khusus. Dia menyatakan bahwa belajar harus dimulai sedini mungkin dan tidak boleh berhenti sampai manusia meninggal dunia. Yang berkuasa di dunia sekarang adalah orang yang punya pikiran. Pekerjaan yang bernilai sekarang adalah pekerjaan yang memakai otak, punya skill dan bakat di bidang apa saja. Orang yang berpendidikan rendah, lemah ekonominya akan selalu tergantung pada orang lain.
            Negara dengan penduduk yang tidak berdaya akan menjadi pengangguran. Dan negara akan rugi karena harus membayar dana sejahtera dan kesehatan. Kekayaan bangsa ada pada kualitas otak penduduknya, yaitu: kreatif dan terampil. Untuk itu memang diperlukan accelerated learning atau cara belajar cepat untuk beradaptasi dengan perubahan.
            Dahulu perbedaan utama setiap orang adalah “kaya harta dan miskin harta”. Namun sekarang perbedaan utama adalah antara orang yang “kaya pengetahuan dan miskin dengan pengetahuan”. Maka pendidikan adalah sarana untuk menjadi kaya dengan pengetahuan dan juga modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi.
Mari kita pergi ke berbagai sekolah. Mungkin kita mengunjungi SMP, SMA, SMK, atau ke Madrasyah, dll. Disans kita akan berjumpa dengan para remaja sedang menuntut ilmu dan mereka saling bertanya tentang masa depan:
“Apa cita-cita mu?...apa mimpimu kelak?....apa rencanamu setelah tamat SMA dan setelah kuliah? Ingin jadi apa kalau kamu besar nanti?”
Ini semua adalah pertanyaan yang bersifat konvensional. Ternyata pertanyaan yang demikian tidak relevan lagi untuk zaman sekarang. Kalau dahulu orang yang jago di sekolah rata-rata memperoleh pekerjaan, namun di zaman sekarang, orang yang biasa-biasa saja saat bersekolah, namun setelah dewasa bisa jadi orang terpandang. Seakan-akan kondisi jadi terbalik. Maka pertanyaan yang lebih tepat untuk diajukan adalah:
            “Apa yang dapat kamu kerjakan jika kamu tumbuh dewasa nanti?” Pertanyaan tersebut lebih menunjukan bahwa seseorang punya kemandirian, kreativitas, inovasi, atau punya visi dan misi serta pro terhadap perubahan yang selalu terjadi.

Percepatan Belajar
            Untuk beradaptasi dengan perubahan demi perubahan yang terjadi secara drastis (revolusioner), salah satunya dengan cara menyadur cara belajar cepat atau accelerated learning. Cara belajar cepat sangat berguna untuk menyerap dan memahami informasi dengan cepat. Bagaimana cara menerapkan cara belajar tersebut?
Accelerated learning bisa diaplikasikan di rumah dan juga di sekolah. Untuk aplikasi di sekolah, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu:
            - Ubah ruang kelas dengan total.
            - Belajar melalui serangkaian aktivitas.
            - Belajar dengan menggunakan emosi.
            - Belajar dengan menggunakan musik dan dekorasi.
            - Proses belajar mengajar harus bebas dri tekanan.
            Semetara itu, cara belajar cepat juga bisa diadopsi di rumah sama halnya dengan penekan yang ada disekolah dan hanya dua hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua, yaitu seperti:
- Menyediakan kondisi rumah yang kaya dengan stimulas (rangsangan).
- Membebaskan suasana rumah dari stress, ini berguna agar anak-anak
  tumbuh mandiri.
Dalam menerapkan cara belajar cepat maka guru dan orangtua dihimbau dalam mendidik dan menumbuhkan nilai-nilai moral agar melibatkan unsur emosi seperti adanya “suasana ruangan yang ceria dan orang-orang yang terlihat bahagia”. Selanjutnya Coline Rose dan Malcom.J.Nicholl (2003:85-115) menjelaskan tentang metode cara belajar cepat dengan teknik MASTER, yaitu singkatan dari:
-          Motivation (apa gunanya belajar bagiku, agar termotivasi mereka harus merasa tertarik lebih dahulu).
-          Acquire (memperoleh informasi dengan semua indera).
-          Search (eksplorasi subjek).
-          Trigger (memicu memori).
-          Exihibit (apa yang kita peroleh).
-          Reflect (bagaimana kita belajar). 
            Dalam buku “Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Prancis (Marjohan dan Ranti, 2012)” kita dapat membaca bagaimana perjuangan Ranti Komala Dewi bisa maju dan berkembang. Itu dia peroleh karena dia juga melakukan cara belajar cepat secara tidak langsung.
Kelemahan yang dimilikinya dapat menjadi kekuatannya. Pun, kekuatan Ranti dapat menjadi kelemahannya. Ungkapan seperti itu bukanlah sesuatu yang terlahir dari kekosongan belaka, namun nyata adanya dan tentu saja faktual. Paling tidak, kisah luar biasa yang dituangkan dalam buku tersebut. Ini menjadi saksi sekaligus bukti akan kebenaran ungkapan tersebut.
Di dalam buku tersebut kita dapat menyimak kisah perjuangan seorang anak dusun nan sederhana dalam meraih mimpinya untuk kuliah di Eropa. Bagaimana perjuangannya dalam mencari beasiswa. Bagaimana hari-hari musim dingin Eropa telah menempanya menjadi sosok yang tidak takut berjuang meraih mimpi. Kita bisa mengikuti pengalaman manis, getir, haru, dan bahagia ketika Ranti dan teman-temannya tinggal di Prancis, ketika mereka pontang-panting mencari kamar sewa, ketika mereka mengikuti kuliah perdana di Sorbonne dengan keterampilan berbahasa Prancis yang nyaris nol, karena belajar bahasa Perancis dengan accelerated learning akhirnya ia mampu berbahasa Perancis. Belajar bahasa lebih mudah dilakukan dalam konsep sebuah cerita.
Buku tersebut saya tulis berdasarkan pengalaman langsung dari Ranti Komala Dewi. Lebih dari sekadar buku “kuliah sambil jalan-jalan di Prancis”, buku ini merangkum pula segala pembelajaran kehidupan yang berhasil disarikan oleh Ranti selama ia meniti tangga-tangga menuju puncak pencapaian mimpinya. Banyak pula pengamatan-pengamatannya yang bernas tentang orang-orang dan kebudayaan Prancis. Semuanya layak disimak dan dijadikan pembelajaran kehidupan.
Saya juga memaparkan pengalaman Doni Adinata dalam melakukan percepatan belajar, khusus selama kuliah di Jerman, sebagaimana ditullis dalam buku “Akhirnya Kutaklukan Kampus Jerman (Marjohan Usman dan Syaiful Amin, 2013)”. Kenapa Donni begitu istimewa? Sebenarnya, ada banyak alasan mengapa pemuda itu begitu istimewa. Namun, saya hanya butuh satu istilah untuk menyebutnya istimewa, yakni “luar biasa karena ia telah melakukan accelerated learning”.
Dibesarkan dalam keluarga broken home sejak kecil dan di tengah himpitan ekonomi yang mendera, tak lantas membuat Donni Adinata- pria yang saat ini berprofesi sebagai dosen di Universitas Indonesia-menjadi pesimis. Justru, hal itu semakin memperkuat tekadnya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Selepas menamatkan pendidikan SMA-nya di Padang Pariaman (Propinsi Sumatera Barat), Donni Adinata memutuskan untuk belajar di Pulau Jawa. Melalui jalur PMDK, akhirnya ia diterima di Universitas Diponegoro dan lulus dengan predikat cum laude.
Belum puas dengan ijazah sarjana teknik yang diperolehnya, ia kemudian mulai rajin berburu beasiswa ke luar negeri untuk mewujudkan impiannya. Perjuangan keras dan berbagai kisah menarik pun mengiringi perjalanan hidupnya saat ia diterima kuliah di University of Malaya di Malaysia, dilanjutkan ke RWTH Aachen University di Jerman hingga meraih gelar doktor.
Belajar semua bahasa asing meliputi aspek berbicara, menyimak (mendengar), membaca dan menulis. Dulu dia merasa sulit belajar bahasa Inggris. Namun sekarang dia rasakan bahwa bahasa Inggris tidak begitu sulit. Bahasa Jerman malah lebih sulit karena bahasa ini mempunyai artikel, grammar yang berbeda dari bahasa Inggris dan tentu juga kosa katanya.
Dave Meier (2002: 23) yang bukunya berjudul accelerated learning, mengatakan bahwa belajar adalah berkreasi bukan mengonsumsi. Untuk accelerated learning perlu keterlibatan total dalam pembelajaran. Belajar berpusat pada aktifitas bukan berpusat pada presentasi. Belajar bukanlah sejenis olahraga untuk ditonton tetapi menuntut peran serta semua pihak. Untuk accelerated learning perlu kegembiraan belajar dan ini penentu utama kualitas dan kuantitas belajar. Kegembiraan bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan berarti bangkitnya minat dan semangat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...