Sabtu, 28 Desember 2013

Orang Tua Yang Ideal


Orang Tua Yang Ideal
Orangtua (ayah dan ibu) merupakan  figur  yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, karena merekalah sebagai pembentuk karakter dasar seorang anak setelah lahir. Mereka  juga sebagai guru pertama dalam kehidupan anak, karena perannya dalam memperkenalkan nama-nama, jenis-jenis kata, etika, sopan santun dan lain-lain,  bagi  mereka.
Barangkali dewasa ini masih banyak orang tua menumbuh-kembangkan anak-anak dengan cara  meniru konsep mendidik generasi sebelumnya. Apabila generasi sebelumnya  sukses sebagai orang tua pendidik maka pewarisan naluri mendidik tentu bisa berhasil namun bila yang ditiru adalah konsep mendidik yang sudah kadaluarsa, konsep mendidik yang tidak sesuai lagi- keras, kaku, dan  otoriter, maka akan melahirkan generasi yang karakternya rapuh , dan mudah. Namun dalam zaman informasi dan telekomunikasi yang begitu pesat, setiap orang tua diharapkan agar mampu untuk mengenal konsep parenting, yaitu bagaimana menjadi orang tua yang bijak – menerapkan konsep mendidik yang yang mendorong kreatifitas, inovasi serta memberi pemodelan pada anak.
1) Orang tua Sebagai Manajer Keluarga
Seperti yang dikatakan di atas bahwa ayah dan ibu punya peran dan tanggung jawab untuk menjadi pengasuh atau orang tua. Istilah ini dikenal dengan kata parenting. Orang tua dapat dikatakan sebagai manajer untuk rumah tangga, karena peran mereka sebagai pengelola situasi dan kondisi rumah. Oleh sebab itu bila semua orang tua ingin bahagia dan sejahtera maka  mereka perlu menerapkan parenting manajemen. Bagaimana konsep parenting manajemen itu ?
Rata-rata orang tua sekarang sudah banyak yang memperoleh pendidikan SLTA (SMA, Madrasah Aliyah dan SMK) mereka tentu mengenal unsyr-unsur organisasi dan dan malah tentu ada yang ikut berorganisasi di sekolah atau dalam masyarakat. Di sana tentu mereka mengenal kata perencanaan (planning), pelaksanaan, dan evaluasi. Maka konsep atau rumusan untuk menjalankan melaksanakan manajemen parenting cukup sederhana yaitu melakukan planning, organizing, actuating (pelaksanaan) dan kontrol.
Orang tua sebagai direktur atau manager dalam rumah tangga perlu untuk duduk bareng antara ayah dan ibu, dan bila anak anak sudah bisa diajak untuk bertukar pikiran maka mereka juga perlu dilibatkan dalam melakukan planning (perencanaan) untuk kemajuan keluarga, untuk menambah pendapatan dan menggunakan anggaran, demikian juga rencana untuk kesejahteraan keluarga dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Menurut teori bahwa ada planning jangka panjang, jangka menengah dan planning jangka pendek- yaitu hitungannya mungkin dalam bentuk harian, mingguan dan bulanan. Rumah tangga tanpa perencanaan yang jelas kerap membawa prahara (kegaduhan) dalam rumah tangga, ayah dan ibu cendrung saling menyalahkan, misalnya dalam hal keuangan atau dalam cara mendidik anak. “Kau keterluan mama, uang untuk satu bulan kau habiskan untuk membeli hal yang tidak berhuna…!”.
Hal-hal yang telah direncanakan tentu perlu dikelola atau diatur (organized) dan seterusnya  dilaksanakan (actuating)  dengan konsisten oleh semua anggota keluarga- sesuai dengan porsinya. Tentu saja ayah dan ibu musti menjadi pengontrol yang baik. Mereka perlu melakukan control. Kemudian berdasarkan waktu yang ditetapkan mereka melakukan evaluasi dalam pertemuan informal keluarga- mungkin saat makan malam atau habis shalat bejamaah dalam keluarga. Kedengaranya begitu ideal atau seperti cerita dalam sinetron. Namun setiap keluarga musti melakukan hal yang demikian.
Manurung[1]  mengatakan bahwa leadership is the key to management. Pernyataan ini berarti bahwa “ kepemimpina adalah kunci atas manajemen”. Di sini diharapkan agar ayah dan ibu juga memperlihatkan model atau suri teladan sebagai “tokoh ibu dan sebagai tokoh ayah yang ideal”bagi seluruh anggota keluarga mereka. Dalam kehidupan ini dapat dijumpai bahwa begitu banyak rumahtangga berjalan tanpa manajemen yang jelas- mereka berprinsip bahwa biarkan rumahtangga ini mengalir seperti air. Ini terjadi karena leadership (kepemimpinan) dan management (pengelolan) rumah tangga tidak ada dan tidak berjalan menurut semestinya. Akibatnya bahwa rumah tangga tanpa leadrrship dan tanpa manajemen yang jelas akan digerakan atau dipengaruhi oleh orang yang berada di luar keluarga.
Selain menerapkan fungsi sebagai leader atau manager bagi rumah tangga, orang tua juga perlu mengenal atau memperhatikan perkembangan watak anak-anak mereka. Idealnya mereka harus tahu tentang perkembangan jiwa anak. Bagaimana watak seseorang pada waktu anak-anak maka demikian pula wataknya setelah dewasa. Kita bisa memperhatikan bagaimana karakter anak-anak Sekolah Dasar- cukup beragam, ada yang lucu, serius, penganggu, yang tenang dan lain-lain. Anak yang suka melucu, setelah dewasa juga suka melucu. Anak-anak yang suka memimpin setelah dewasa juga akan berwatak pemimpin dan anak-anak yang pasif atau penurut setelah dewasa juga akan jadi pasif dan penurut.
Teori manajemen yang diterapkan oleh suatu organisasi agaknya perlu untuk diadopsi. Kesuksesan sebuah organisasi atau keharmonisan sebuah keluarga akan terjadi bila manajemennya mengutamakan people oriented atau family oriented. Unsur manusia memegang peran yang sangat penting. Oleh sebab itu orang tua perlu tahu dan memperhatikan kebutuhan anak (anggota keluarga).
Kebutuhan kebutuhan anak sebagai manusia adalah dalam bentuk kebutuhan fisik, kebutuhan keselamatan, kebutuhan sosial/berkelompok, kebutuhan dihormati dan kebutuhab atas kebangaan /aktualisasi diri. Dalam pengalaman hidup yang terlihat bahwa banyak orang tua yang sangat peduli dalam memenuhi kebutuhan fisik anak saja, yaitu seperti memenuhi kebutuhan makan atas makan, minum, pakaian, kesehatan, demikian terhadap  kebutuhan atas keselamatan dan kebutuhan sosial atau berkelompok. Namun bila masih ada orang tua yang terbisaa mendikte anak, serba mencampuri pribadi anak sampai detail, mencela anak atau mengejek anak maka ini berarti bahwa mereka tidak (atau kurang)  memenuhi kebutuhan anak dari segi penghormatan dan kebutuhan aktualisasi diri anak.
Sebagai manager bagi rumah tangga, maka orang tua juga harus peduli dalam menjaga kerukunan keluarga dan dengan kemajuan atau prestasi anak. Untuk mendorong anak agar lebih berprestasi dalam hidup- di sekolah dan di rumah- maka orang tua perlu memberi penghargaan dan penghormatan. “Ibu bangga dengan kerajinan mu dalam bekerja, ….ayah senang karena kamu sopan dalam berbahasa,……Ibu mau membelikan kamu sepeda karena kamu rajin dalam belajar dan dalam membantu ibu, …atau ayah akan membelikan kamu computer karena kamu sudah bisa sholat yang teratur”. Penghargaan dan penghormatan yang diberikan orang tua bisa dalam bentuk kata-kata atau dalam bentuk reward (hadiah) yang konkrit.  
2) Orang tua ideal
Seperti yang telah dikatakan bahwa agaknya semua orang tua bisa menjadi manager keluarga. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan agar mereka bisa menjadi orang tua yang ideal. Orang tua yang ideal musti punya wibwa didepan anak-anak, melakukan  tindakan atau action positif. perlu bermasyarakat, punya sopan santun “tidak ngomong dan berpakaian seenak hati  saja”, punya disiplin, punya prinsip hidup, peduli dengan tanggung jawab, dan peduli dengan keutuhan keluarga. Kemudian mereka musti berbuat untuk mendapatkan prinsip-prinsip ini.
Wibawa lebih berharga dari tubuh yang besar. Memang memiliki tubuh yang besar dan kuat adalah modal pribadi dan menjadi kebanggaan tersendiri. Tetapi kalau hanya sekedar memiliki tubuh yang gagah atau fisik yang besar, bila tidak berwibwa,  karena karakter yang terpancar melalui kata-kata, perbuatan, dan fikiran, cara berpakaian tidak serasi dan kurang kualitas diri, maka tubuh besar yang ganteng atau cantik tidak ubah seperti patung yang diberi hiasan. Untuk itu, sekali lagi, orang tua perlu menjaga wibawa di depan anak-anak dan anggota keluarga yang lain. Wibawa juga dapat terbentuk melalui keserasian antara kata-kata dan perbuatan. Pribahasa mengatakan “action speaks louder than words” maksudnya bahwa perbuatan lebih nyaring bunyinya dari pada kata-kata semata.
Kebutuhan bersosial perlu dikembangkan. Sebagai konsekuen bahwa orang tua bertanggungjawab dalam mendidik anak untuk bergaul dengan masyarakat, karena anggota keluarga adalah juga sebagai makhluk sosial- yang juga perlu untuk hidup bermasyarakat. Sehingga kalau mereka hidup terpencil dari masyarakat, akan bisa memiliki jiwa yang kerdil. Maka keluarga yang memiliki pergaulan social yang luas akan menjadi keluarga yang cerdas, dan bahagia.
Peran orang tua sebagai guru utama  bagi anak karena mlalui mereka anak-anak belajar tentang sopan santun (tata karma). Pribahasa yang berbunyi “air atap akan jatuh ke tuturan” bisa berarti bahwa prilaku orang tua bisa jadi akan ditiru oleh anak-anaknya. Kebisaaan bertegur sapa dan tutur bahasa yang ramah tamah, sebagai contoh,  bisa ditiru anak dari orang tua nya. Orang tua yang terbisaa membentak-bentak anak akan cenderung melahirkan anak yang juga gemar membentak dan menghardik teman atau anggota keluarga yang lain. Pengaruh keluarga memang sangat membekas pada diri anak, seperti yang diungkapkan oleh Dorothy Law. Ia mengatakan bahwa:
-          Bila anak hidup dalam kecaman, dia belajar mengutuk
-          Bila dia hidup dalam permusuhan dia belajar berkelahi
-          Bila dia hidup dalam ketakutan, dia belajar menjadi penakut
-          Bila dia hidup dikasihani, dia belajar mengasihani dirinya
-          Bila dia hidup dalam toleransi, dia belajar bersabar
-          Bila dia hidup dalam kecemburuan, dia belajar merasa bersalah
-          Bila dia hidup diejek, dia belajar menjadi malu
-          Bila dia hidup dipermalukan, dia belajar tidak yakin akan dirinya
-     Bila dia hidup dengan pujian, dia belajar menghargai
-     Bila dia hidup dengan penerimaan, dia belajar menyukai dirinya
-     Bila dia memperoleh pengakuan, dia belajar mempunyai tujuan
-     Bila dia hidup dalam kebijaksanaan, dia belajar menghargai keadilan
-     Bila dia hidup dalam kejujuran, dia belajar menghargai kebenaran
-     Bila dia hidup dalam suasana aman, dia belajar percaya akan dirinya
            Dari ekspresi berdasarkan perlakuan orang tua terhadap anak tentu ada butir butir yang harus dihindari dan butir-butir yang perlu untuk dipertahankan. Kebisaaan menebar kecaman, permusuhan, ketakutan, kecemburuan, dan mempermalukan makan orang tua akan memperoleh anak yang juga gemar untuk mengutuk, berkelahi, menjadi penakut, merasa bersalah, dan tidak yakin akan dirinya. Sebaliknya orang tua yang membudayakan sikap toleransi, pujian, penerimaan, pengakuan, kebijaksanaan, kejujuran dan suasana aman makan akan diperoleh anak yang memiliki karakter suka bersabar, menghargai, menyukai dirinya, mempunyai tujuan, menghargai keadilan, menghargai kebenaran dan belajar percaya akan dirinya.
3) Beberapa hal yang perlu diketahui oleh orang tua
            Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh orang tua dalam hidup ini. Misalnya keluarga yang tidak bahagia cenderung mengeluarkan produk yang tidak bahagia pula. Memang kebahagiaan itu itu tidak datang dari langit, namun kebahagiaan itu perlu usaha untuk mendapatkanya. Orang bijak mengatakan bahwa orang yang bahagia adalah orang yang kaya hati dan fikirannya. Oleh sebab itu orang tua perlu melatih anggota keluarga agar kaya hati dan kaya fikiran. Ini diperoleh melalui banyak belajar secara otodidak atau secara terprogram.
Disiplin perlu ditegakan dalam keluarga. Melaksanakan disiplin dapat dilakukan melalui kegiatan keluarga. Tiap anggota keluarga perlu punya agenda kehidupan yang meliputi kegiatan belajar, bekerja, beribadah, bersosial, melakukan hobby, dan lain-lain. Ini smua perlu kontrol dalam pelaksanaanyya. Yang perlu untuk dihindarkan dalam pelaksaan displin adalah “cara-cara memaksa”. Karena banyak memaksa dapat mematikan kreasi anak. Kemudian orang tua juga perlu untuk  membudayakan kegiatan belajar dalam keluarga. Sudah kuno kalau masih ada orang tua yang berpendapat bahwa “pendidikan adalah tanggung jawab penuh dari sekolah saja”, karena sekolah bukanlah bengkel yang akan memperbaiki anak yang sudah rusak. Akhir kata bahwa pendidikan yang utma dalah dalam keluarga, sedangkan guru atau  sekolah hanya sebagai kelanjuta saja.


[1] Manurung, M.R dan Manurung, Hetty (1995). Manajemen Keluarga. Bandung: Indonesia Publishing House

Prestasi Membutuhkan Karakter Yang Hebat


 Prestasi  Membutuhkan  Karakter Yang Hebat
            Ternyata orang-orang hebat tidak hanyak datang dari benua Eropa atau Amerika, atau tidak hanya datang dari Jepang atau Australia, namun juga bisa berasal dari Indonesia. Barangkali orang hebat tersebut bisa jadi kita sendiri. Markis Kido dan Hendra Setiawan[1] misalnya adalah dua tokoh berusia sangat muda berasal dari Indonesia. Mereka begitu kompak meraih medali emas pada olimpiade Beijing melalui olah raga bulu tangkis.
            Untuk mampu  meraih prestasi  hebat, apalagi untuk tingkat dunia, tentu tidaklah mudah. Semua harus melalui perjuangan yang berat dan  hebat. Mereka harus melewati hadangan permainan dunia yang lain, yang  juga sangat hebat dan tidak terkalahkan. Bagi Markis Kido dan Hendra Setiawan, saat meraih juara dunia, usia mereka barus berkisar 23 dan 24 tahun. Tentu titik awal sukses pada usia tersebut telah mereka rintis sejak dini. Mungkin pada masa anak-anak atau pada masa remaja- yaitu usia belajar di SD atau di SMP. Di mana pada masa anak-anak lain banyak bermanja-manja atau berhura-hura, mereka tekun merintis mimpi mereka. Yaitu berlatih dengan tingkat porsi belajar/ berlatih/ berkarya yang juga hebat untuk menuju prestasi yang besar.
            Dalam kenyataan bahwa orang Indonesia juga mampu meraih juara dunia dalam usia yang relatif muda. Gita Gutawa yang saat itu berusia 14 tahun (Nurhayati, 2008: 2-3[2]) mengikuti festival  music pada Nile Song Festival yang berlangsung di Cairo mampu mendapat penghargaan Grand Prix winner- penghargaan  tertinggi. Ia juga mendapatkan  predikat terbaik dari seluruh kelompok peserta hingga meraih juara umum. Ini merupakan seleksi dari 85 negara. Tim juri juga mengatakan bahwa mereka belum pernah menemukan penyanyi usia remaja yang berkualitas seperti Gita.
            Prestasi besar yang ia peroleh sebagai juara dunia bukan terjadi secara kebetulan. Prestasi tersebut diraih bukan secara instant- “sekarang berlatih, besok juara”- atau prestasi yang ia peroleh juga tidak jatuh dari langit. Namun ia peroleh melalui serangkaian persiapan dan proses yang hebat.
            Dunia musik bukanlah hal yang baru bagi Gita. Sejak kecil ia hidup dalam lingkungan pemusik. Faktor lingkungan sangat menentukan keberhasilan bagi seseorang. Ketika duduk di kelas 2 Sekolah Dasar, ia sudah mulai belajar bermain piano klasik. Ia juga memperkuat ilmu musiknya dengan mempelajari music jazz, bahkan melengkapi dengan mengikuti privat piano dan gitar. Dukungan orang tua juga menentukan. sejak kecil orang tuanya menanamkan sistem belajar yang mandiri dan bekerja juga mandiri. Ia bukan tipe anak manja.
            Tulisan ini tidak terfokus tentang juara dunia asal Indonesia, tetapi tentang bagaimana seseorang bisa meraih prestasi level dunia. Ada artikel yang membahas tentang karakter yang perlu dimiliki bila seseorang ingin berprestasi yang hebat- ya seperti prestasi untuk level dunia[3]. Artikel tersebut menjelaskan bahwa tokoh olah raga yang ngetop di tahun 1970-an dan 1980-an, yaitu Muhammad Ali, adalah jago tinju sejati sedunia. Itu karena ia berkali-kali menang adu tinju kelas dunia. Kemudian Joe Girad adalah jago jual sedunia- world class achiever- karena selama 12 tahun berturut turut ia berhasil menjual puluhan ribu mobil sedunia.
            Ia juga tokoh hebat, namun dalam dunia bisnis,  yang bisa disejajarkan dengan Rudy Hartono (pemain bulu tangkis), Karpov (jago catur), Pele (jago sepak bola). Pengalaman Joe Girad menjadi jago dunia tentu karena ia memiliki karakter hebat. Karakter hebat ini mungkin bagus untuk disadur.
            Paling kurang ada sepuluh karakter hebat atau karakter positif yang dimiliki oleh seseorang yang berprestasi hebat tersebut. Karakter tersebut adalah seperti memiliki tekad baja, memiliki visi dalam berkarya, berkarakter tekun dan tabah, selalu berfikir positif, bersemangat dan antusias, memiliki kemampuan dalam relasi antar manusia, bersikap kreatif, bersikap jujur, pandai berkomunikasi, dan selalu bersikap konsisten.
            Siapa saja bisa berhasil apalagi sampai pada level dunia. Untuk itu ada beberapa kebiasaan negative yang perlu diusir yaitu mengatasi rasa malas, rasa takut, keterbatasan pengetahuan, dan keterbatasan relasi dengan manusia lain. Bahwa adakalanya orang yang berprestasi level dunia tidak lulus SMA dan bearasal dari keluarga yang miskin. Namun mereka punya tekad atau motivasi untuk berhasil  dan berjuang untuk melawan kelemahan diri  dengan mencari banyak pengalaman. .
            Untuk meraih sukses ternyata perlu mimpi atau visi. Visi tentu mempunyai manfaat. Manfaat terbesar dari visi adalah untuk memberi arah dan tuntutan. Dengan demikian upaya dan kegiatan menjadi efektif dan sekaligus juga efissien. Orang yang tidak punya visi tentu akan gampang teralihkan dan kemudian terombang ambing. Sebahagian remaja sekarang ada yang belum punya visi, sehingga mereka bingung tentang aktivitas apa yang akan mereka tekuni di masa depan.  Kalau demikian bahwa visi sangat perlu untuk dimiliki.
            Menjadi orang yang sukses, apalagi untuk level dunia, musti memiliki karakter tekun dan tabah. Bayangkan andai Zidane tiba-tiba malas berlatih bola kaki atau Lance Amstrong malas latihan balap, mereka tentu tidak akan jadi juara dunia. Bertekun dalam mengerjakan sesuatu tentu memerlukan pengorbanan. World class achiever sangat memahami arti ketekunan ini. Menunda sebuah pekerjaan yang penting demi nonton filem adalah contoh ketidak tekunan.
            Kemudian mereka juga perlu memiliki fikiran positif. Fikiran positif adalah sikap dasar yang harus dipertahankan. Sikap positif tentu berasal dari fikiran yang positif. Mereka perlu berfikir bahwa bekerja itu sehat, kejujuran adalah modal hidup, komitmen sangat diperlukan dalam kerja, kerjasama dan ketabahan sangat penting dan juga perlu memiliki sikap pemaaf. Poin-poin yang kita sebutkan tadi adalah bagian dari karakter positif untuk memperkuat pikiran positif. Selalu berfikir positif dapat menyehatkan jiwa menjadi pribadi yang positif. 
            Para jago dunia dan orang-orang sukses selalu bersemangat dan antusias.  Antusias sendiri berarti “kegairahan, semangat yang besar dan kegembiraan yang besar (Echols dan Shadilly, 2006[4]). Gaya bersemangat dan antusia dari Joe Girard terlihat saat ia memberikan seminar. Ia berlari, melompat dan berteriak. Suaranya melengking, bergetar dan membahana. Lain kali suaranya mengecil dan berbisik sambil menangis. Ia berbicara dengan hati dan emosinya. Tentu saja tiap orang punya karakter antusias dan semangat yang berbeda. Namun  paparan karakter tadi adalah deskripsi emosi antusia dari  Joe Girard.
            Jago dunia yang bergerak dalam bidang bisnis, seperti pemiliki merek dagang Philip, Samsung, Carrefour, Pizaa Hut, dan lain-lain mutlak perlu berhubungan dengan banyak orang. Semakin maju bisnis mereka maka semakin banyak mereka harus berhubungan dengan orang lain. Pemilik merek dagang yang kita sebutkan tadi tentu telah melayani puluhan atau ratusan juta orang di dunia. Dapat ditebak bahwa kunci sukses mereka dalam bisnis karena mampu menangi kebutuhan manusia. Tentu mereka harus mengiklan diri dan menjumpai banyak orang, mendengar keluhan dan memperkecil keluhan tadi. Prinsip human relation mereka adalah mereka menyukai orang dengan sungguh-sungguh. – love customers honestly, genuinely and sincerely.
            Jangan biarkan otak ngawur atau blank. Karena sukses level dunia harus kreatif otaknya. Menjadi jago dunia tentu dambaan banyak orang. Untuk itu mereka musti punya energi, semangat, antusias, keterampilan dan percaya diri yang gede. Bila ini sudah dimiliki namun belum punya strategi maka akan sia-sia. Strategi adalah tugasnya otak yang kreatif atau kognitif yang kreartif.  Ide-ide yang baru berasal dari otak yang kreatif- yang kaya dengan imajinasi.  Otak yang kreatif tidak mutlak monopoli dari pendidikan formal atau dari universitas. Otak yang kreatif tergantung kepada pemilik otak tersebut dalam merawat dan menumbuhkan kembangkan kekuatan imajinasi dan keberanian.
            Juga perlu diingat bahwa kejujuran adalah kunci suskses. Ada orang yang  beranggapan bahwa kejujuran itu tidak penting, namun begitu seseorang tahu bahwa ia telah dibohongi maka pelaku kecurangan (orang yang tidak jujur tadi akan ditinggalkan).  Kejujuran adalah landasan kepercayaan dan kepercayaan adalah basis dari hubungan baik. Selanjutnya hubungan baik sarana dalam berbisnis. Maka kalau ingin berbisnis yang selalu langgeng maka kita perlu berlaku jujur pada pelanggan.
            Ada pribahasa berbunyi : hewan diikat dengan tali dan manusia diikat dengan kata. Manusia diikat dengan kata berarti bahwa kata-kata sebagai alat berkomunikasi itu sangat penting. Menjadi sukses untuk level apa saja- apalagi untuk level nasional dan level dunia maka perlu memiliki kemampuan berkomunikasi. Orang yang ingin sukses tidak perlu pasif dalam berkomunikasi- dengan arti kata harus mampu berkomunikasi. Musti aktif bertanya, aktif  menyapa, aktif memuji, aktif mensugesti dan aktif mendengar akhirnya kita terbawa aktif. Tidak hanya menggunakan mulut, tapi juga bahasa tubuh, mata, tangan dan senyuman. Pokonya musti menjadi orang yang aktif, positif dan dinamis dalam berkomunikasi.  Rasa takut dan jarak antar manusia tidak perlu ada dalam berkomunikasi. Namun yang perlu ada adalah suasana fun- menyenangkan- ada rasa menerima, menyenangi dan mendengar dengan siapa kita berkomunikasi.  Kalau begitu orang  jago musti  pintar mengkomunikasikan isi hati dan isi fikiran kepada teman bicaranya.
            Terakhir bahwa orang yang ingin menjadi jago atau suksesd perlu mempunyai karakter konsisten. Kalau aktif dalam bidang bisnis dan  berhubungan dengan orang banyak maka mereka harus bersikap ramah, baik, melayani, menolong, memberi perhatian, menghormati  dan berusaha memuaskan klien. Tentang hal ini sudah diketahui oleh banyak orang. Tapi mereka hanya sebatas tahu saja- idealnya menerapkan secara sungguh-sungguh dan konsisten.  
            Ya benar bahwa untuk meraih prestasi hebat maka dibutuhkan persiapan besar. Orang hebat tidak mutlak monopoli dari benua Eropa dan Amerika, atau juga bukan monopoli Negara maju atau lembaga pendidikan yang maju. Siapa saja bisa jadi jago atau sukses. Untuk menjadi jago maka perlu persiapan, latihan dan proses usaha yang posrsinya cukup besar. Mereka perlu lingkungan kondusif- yang memberikan rangsangan dan tantangan serta dukungan dari guru dan orang tua. Selanjutnya mereka perlu memiliki karakter dan sikap positif seperti memiliki tekad baja, memiliki visi dalam berkarya, berkarakter tekun dan tabah, selalu berfikir positif, bersemangat dan antusias, memiliki kemampuan dalam relasi antar manusia, bersikap kreatif, bersikap jujur, pandai berkomunikasi, dan selalu bersikap konsisten.

Kamis, 01 Agustus 2013

Kuliah Gratis ke Prancis: Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Prancis

Kuliah Gratis ke Prancis

Judul Buku     : Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Prancis
Penulis           : Marjohan Usman dan Ranti Komala Dewi
Penerbit          : Diva Press
Cetakan          : I, Oktober 2012
Tebal               : 254 Halaman
Peresensi     : Masduri*)

Membaca judul buku di atas, saya langsung teringat hadis Nabi  Muhammad tentang motiviasi belajar, yakni “Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”. Jika dalam hadis ini disebutkan tuntutlah ilmu walau ke Negeri Cina, sedangkan dalam buku tersebut tuntutlah ilmu sampai Negeri Prancis. Sebenarnya hadis Nabi tersebut merupakan bentuk motivasi bagi umat Islam agar ia senantiasa menuntut ilmu untuk kemajuan pradaban Islam dan dunia. Sebagian Ulama berpendapat, jika hadis itu sebenarnya hanya motivasi belajar kepada umat Islam agar ia meuntut ilmu walaupun ke tempat yang jauh.
Cina hanya ilustrasi tentang tempat yang jauh. Ada juga yang berpandangan, jika Cina waktu itu adalah negeri yang maju. Maka makna Cina bisa juga dipersonifikasikan sebagai negara yang maju. Dengan demikian, Islam sangat mendorong umatnya menuntut ilmu ke tempat yang jauh dan negara maju. Dorongan ini secara tidak langsung, mempertegas jika Nabi menginginkan umat Islam berperadaban tinggi, tidak jumut, dan tertutup dari modernitas.
Maka buku “Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Prancis” yang ditulis oleh Marjohan Usman dan Ranti Komala Dewi tersebut penting menjadi bacaan anak-anak muda sebagai motivasi diri agar terus menggelorakan semangatnya untuk menungut Ilmu. Buku tersebut berisi pengalaman langsung dari seorang anak desa dari pedalaman Padang Genting, Batu Sangkar, Sumatera Barat.
Anak tersebut tidak lain salah satu penulis dalam buku ini, yakni Ranti Komala Dewi. Anak perempuan dari pedalaman Sumatera Barat ini penting menjadi sosok yang diteladani para pelajar dan mahasiswa. Kesungguhannya dalam belajar telah mampu menembus batas-batas ketidak mungkinan yang mengekang dirinya. Meski seorang perempuan yang selama ini dianggap lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa, Dewi mampu membalik stereotip tersebut. Ia bisa kuliah ke Universitas Sorbonne Paris, Prancis.
Keberuntungan kuliah ke Prancis berawal saat ia mendaftarkan diri sebagai peserta beasiswa double degree  S2 jurusan Pariwisata Universitas Udayana Bali. Perjuangannya untuk bisa kuliah di Bali terwujud, bahkan ia langsung mendapat jatah untuk bisa belajar di Prancis. Luar biasa bukan? Mendaftar satu kali, tapi berkesempatan kuliah di dua kampus dan juga mendapatkan dua gelar.
Satu hal yang membuatku excited dalam menjalani hari-hari kuliahku adalah program double degree ini masih mensyarakatkan kuliah lanjutan di Sarbonne atau Universitas Angers di Paris, Pramcis. Ah, Prancis. Sejak dulu aku memimpikan bisa pergi ke negeri yang sangat indah itu. Karena itu, selain sibuk kuliah aku juga menyempatkan diri untuk ikut kegiatan belajar di Alliance Prancaise untuk belajar bahasa Prancis. Program kuliah double degree yang merupakan kerja sama antara Universitas Udayana dan Pemerintah Prancis mensyaratkan mahasiswanya harus menguasai Bahasa Prancis dan ikut belajar Bahasa Prancis.  Kemampuan ini sangat menentukan bisa tidaknya seorang mahasiswa melanjutkan studi ke Paris (hal 96).
Tentu, buku ini penting menjadi bacaan para pelajar dan mahasiswa sebagai motivasi diri untuk mendongkrak dirinya tetap menjaga semangat dan kerja keras dalam memperjuagkan mimpinya kuliah ke luar negeri. Kisah perjalanan dalam buku ini sangat mengharukan dan membuat semangat akan membeludak.

*)Masduri, Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Bidik Misi (AMBISI) dan Pustakawan Pesantren Mahasiswa (PesMa) IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Rabu, 31 Juli 2013

Inspirasi Sukses Guru Berprestasi

Inspirasi Sukses Guru Berprestasi

Oleh: HENDRA SUGIANTORO
Dimuat di Resensi Buku KORAN SINDO, Minggu, 2 Juni 2013

Judul Buku: Kisah Dahsyat Guru Berprestasi Selangit Penulis: Marjohan, M.Pd. Penerbit: DIVA Press, Yogyakarta Cetakan: I, April 2013 Tebal: 187 halaman ISBN: 978-602-255-117-1 
 
Guru adalah kunci sukses pendidikan. Dalam setiap kebijakan pendidikan, guru adalah ujung tombaknya. Keberadaan guru tak mungkin diabaikan terkait maju mundurnya kualitas pendidikan. Sesungguhnya negeri ini menantikan lahirnya guru berkualitas dan berprestasi dalam profesinya.  
Lewat buku ini, inspirasi itu bisa didapatkan dari pengalaman langsung guru berprestasi nasional tingkat SMA versi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada tahun 2012. Marjohan, kini guru SMAN 3 Batusangkar Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, menyuntik semangat dan tekad bagi calon guru/guru untuk tak menjadi guru biasa-biasa saja. Atas permintaan berbagai pihak, buku ini dituliskan guna dipetik pelajaran dan motivasi. 
Marjohan, sejak kuliah di Universitas Negeri Padang (dulu IKIP Padang), berusaha mengembangkan diri dan karakter. Ia bekerja part time dengan menjadi pemandu wisata dan memberi les privat bagi anak-anak (hlm. 32). Selain itu, ia rajin membaca dan melatih keterampilan menulis. Perlahan, ia memberi target kepada diri sendiri agar membaca minimal 100 halaman setiap hari. Bila liburan, targetnya menamatkan 4-5 judul buku. Dengan banyak membaca, mengayakan wawasan dan informasi. 
Ketika menjadi guru, ia berprinsip menjadi guru plus. Tak menjadi guru yang aktivitasnya hanya monoton.  Prinsip belajar sepanjang hayat diresapi. Meskipun bidang studi mengajarnya bahasa Inggris, ia juga belajar secara otodidak guna menguasai bahasa Prancis, Arab, dan Spanyol. Bidang sosial dan kemanusiaan digelutinya. Ia ingin menjadi guru yang memiliki kepintaran berganda, yang menguasai bidang studi, seni berkomunikasi, bahasa asing, serta terampil dalam menulis. Tentu tak lupa menguasai kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Di tengah kesibukan mengajar, ia tak alpa membaca buku tentang pedagogik, psikologi, filsafat, biografi, dan kisah-kisah pencerahan. Ia pun produktif menulis di media massa dan menulis buku (hlm. 37-42). 
Kebiasaan membaca dan menulis tentu bermanfaat bagi guru. Diakui atau tidak, guru di negeri ini masih lemah terkait hal tersebut. Hal ini terbukti salah satunya dari mandeknya kenaikan golongan guru yang mensyaratkan karya tulis ilmiah yang berupa artikel ilmiah populer, makalah, buku, diktat, modul maupun karya penelitian. Membuat karya tulis kerapkali menjadi sandungan. Karena tak mampu dan kurang mau menulis, guru mentok di golongan IV/a. Terlalu sedikit guru yang menembus golongan IV/b, apalagi golongan IV/d. Selain itu, dengan tekun membaca dan menulis, guru akan mampu memperkaya dan mengembangkan keilmuannya.  
Untuk dapat menjadi guru berprestasi, pembelajaran kepada siswa tak bisa dialpakan. Bagi Marjohan, menjadi guru dengan hati adalah prinsip. Rasa simpati secara tulus kepada siswa perlu diberikan. Menurutnya, pendekatan humanisme penting bagi guru. Dalam kegiatan belajar-mengajar, aktivitas fun learning perlu diciptakan, yaitu suasana belajar yang membuat siswa selalu bersemangat dalam melakukan eksplorasi intelektual (hlm. 48). Di matanya, tak ada siswa yang nakal, bandel, atau suka mengganggu. Yang ada hanyalah siswa yang mengalami skin hunger atau yang rindu akan belaian kasih sayang, Bila guru melihat seorang siswa dianggap mengganggu, maka jangan dimarahi, dicerca, dihardik, apalagi diusir. Guru harus bersahabat dengan siswa, mencintai siswa secara utuh, dan menerima karakter mereka apa adanya (hlm. 50). 
Baginya, kesuksesan  perlu  diperoleh melalui proses panjang yang diperkuat dengan motivasi diri secara total, bukan setengah-setengah. Aktifkan motivasi dalam diri. Banyak orang lebih mudah dimotivasi orang lain ketimbang memotivasi dirinya sendiri. Terlalu tergantung pada lingkungan untuk memotivasi tentu hal yang tidak baik. Sebab, bila tak ada orang yang memberikan motivasi, maka kita akan stagnan dan tak berdaya. Apalagi, banyak orang yang kita jumpai malah mematikan karakter dan semangat (hlm. 147-149).
Ia juga menekankan kepemilikan karakter untuk berprestasi yang hebat. Karakter tersebut antara lain bertekad baja, memiliki visi dalam berkarya, tekun dan tabah, selalu berpikir positif, bersemangat dan antusias, memiliki kemampuan relasi antarmanusia, bersikap kreatif, bersikap jujur, pandai berkomunikasi, dan selalu bersikap konsisten. Dalam pesannya, ia mengajak segenap warga sekolah untuk menghargai waktu. Saat semangat kerja keras dan menghargai waktu mulai langka di sekolah, marilah kita menjadi pionir dengan harapan mampu meningkatkan kualitas diri dan bangsa ini (hlm. 156-169).
Buku ini perlu dibaca sebagai inspirasi calon guru/guru untuk tak sekadar puas menjadi guru biasa-biasa saja. Jadilah guru berprestasi dan tak letih belajar mengembangkan diri. Begitu. (HENDRA SUGIANTORO).

Catatan Harian Guru Inspiratif di Negeri Kanguru

Catatan Harian Guru Inspiratif di Negeri Kanguru

Buku ini ditulis oleh Marjohan, M.Pd., seorang guru berprestasi tingkat nasional sekaligus penerima anugerah Satyalencana yang berasal dari Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Sejak kecil ia bermimpi ingin berkunjung ke Benua “kecil” yang indah, sebuah Benua dimana hewan Kanguru itu berasal. Mimpi itu menjadi sempurna saat ia meraih predikat guru berprestasi tingkat nasional dan mendapat reward dari pemerintah untuk mengikuti studi banding pendidikan ke Australia.
Dalam buku ini, Marjohan menuliskan sejengkal demi jengkal kisah perjalanannya selama berada di Negeri Kanguru. Banyak kisah menarik dan inspiratif yang dituangkan penulis dalam buku ini. Secara umum Australia memang jauh lebih maju dan lebih disiplin dari pada Indonesia. Tanpa bermaksud untuk memuji negara lain dan merendahkan negara sendiri, tetapi Marjohan mencoba melihat Australia dengan objektif.
Sebut saja dari sistem pendidikan, Australia merupakan salah satu negara yang sangat memperhatikan kualitas pendidikan, mulai dari kualitas guru hingga tingkat kedisiplinan siswa. Guru di Australia diwajibkan mampu mendorong siswa guna mengasah ketrampilan yang dimiliki, misalnya berpikir kritis, belajar mandiri, mengetahui potensi diri serta belajar seumur hidup. Di Australia juga lebih mengedepankan nilai-nilai pendidikan karakter yang menjadi aspek kunci dari kebijakan pemerintah. (hal.116)
Sedangkan untuk meningkatkan tingkat kedisiplinan siswa, Pemerintah Federal Australia memberikan dana tambahan kepada sekolah-sekolah guna meningkatkan kehadiran murid-muridnya. Selain itu, orang tua siswa juga diancam terkena denda bila mereka terbukti mengizinkan atau membantu anak mereka bolos dari sekolah, dendanya bisa mencapai 11.000 dolar Australia (sekitar 110 juta rupiah). (hal.151) Sama halnya dengan di Indonesia, membolos juga merupakan masalah dalam dunia pendidikan di Australia. Namun bedanya, Pemerintah Australia lebih serius dalam mengatasi masalah siswa yang suka membolos sekolah.
Tidak hanya disiplin dalam bidang pendidikan, warga Australia juga terkenal disiplin ketika berkendara di jalan raya. Pengguna sepeda di Australia harus mematuhi trafffic light, mereka juga harus berhenti bila lampu merah menyala. Berbeda dengan di Indonesia, traffic light hanya dipatuhi oleh pengemudi sepeda motor dan mobil saja. Sementara pengendara sepeda boleh menerobos jalan raya kapan saja. (hal.108)
Melalui tulisan ini, Marjohan seolah menegaskan perannya sebagai seorang guru yang selalu mendidik dan menginspirasi. Selain beberapa hal yang telah dijelaskan di atas, banyak hal yang ditulis Marjohan dalam buku ini. Ia mencoba mengajak para pembaca belajar dari keadaan warga Australia yang terkenal disiplin. Dan semua hal tersebut tentunya sangat bermanfaat bagi pembaca untuk terus introspeksi diri menjadi seorang pribadi yang lebih baik.
Inilah buku inspiratif dan edukatif yang wajib dibaca oleh para guru, pelajar, mahasiswa atau siapapun yang hendak meraih sukses dengan mengawali dirinya menjadi pribadi yang lebih baik. Selamat membaca!
Judul Buku : Melbourne Memang Dahsyat
Penulis : Marjohan, M.Pd
Penerbit : DIVA Press
Cetakan : Pertama, Mei 2013
ISBN : 978-602-7933-57-6
* Peresensi : Muhammad Shobaruddin, pengelola Rumah Baca “Masa Depan” PesMa al-Firdaus Semarang dan Pengurus CSS MoRA IAIN Walisongo Semarang

http://esq-news.com/2013/berita/07/03/catatan-harian-guru-inspiratif-di-negeri-kanguru.html

Selasa, 09 Juli 2013

Mari Ciptakan Jembatan Ampera Yang Bebas Dari Kriminal



Mampir Ke Palembang

1. Study- Tour
            Siapa saja yang ingin berpergian ke luar negeri tentu harus menyiapkan dokumen seperti visa dan passport. Demikian juga halnya dengan aku. Aku menerima surat pemberitahuan untuk mengikuti program benchmarking ke negara kangguru ini. Ada dua lembar formulir yang disisipkan dalam amplop yang harus aku isi, yaitu formulir permohonan passport baru dan formulir perpanjangan passport.
            “Aku sudah punya passport dan masih berlaku untuk 3 tahun lagi, apa musti mengurus passport baru  atau perpanjangan passport lagi ?”. Aku bertanya pada istri atau juga pada beberapa teman, namun jawaban mereka tidak begitu memuaskan.
            Aku menelpon ibu Aat Rachminawati untuk memperoleh penjelasan tentang itu, ia bekerja di Dirjen pPendidikan Menengah. Aku tanya tentang apa beda passport biru dengan passport hijau ? Lebih baik bertanya daripada pura-pura sudah tahu. Katanya bahwa passport biru adalah passport dinas dan keberangkatan dibiayai negara, sementara passport hijau adalah passport umum dan biaya tanggung sendiri. O…begitu jadi aku harus juga ngurus passport biru.
            Sambil menunggu kelanjutan perkembangan dokumen aku mengikuti kegiatan harian di sekolah, meski dalam suasana libur. Aku mampir ke sekolah paling kurang untuk mengupdate informasi lewat layanan WiFi sekolah.
            Bulan Juni merupakan bulan terakhir untuk tahun akademik. Biasanya untuk menyambut kedatangan tahun akademik baru semua sekolah dan juga sekolah kami melaksanakan kegiatan lokakarya. Guru guru SMAN 3 Batusangkar- sekolahku- melakukan lokakarya separoh waktu di sekolah dan sisanya di luar sekolah.
            Ada 4 lokasi yang diusulkan untuk lokasi lokakarya yaitu di Bukittinggi, Medan, Pekan Baru atau Palembang. Keinginan teman teman sangat beragam menurut logika dan alasan masing- masing. Aku dalam hati lebih tertarik untuk memilih kota Palembang, karena pada tahun- tahun sebelumnya kami pernah berada di tiga kota sebelumnya.
            Untuk mengambil keputusan maka dilakukanlah voting. Maka mayoritas memilih lokasi lokakarya di Palembang. Akhirnya semua guru setuju dan amat senang untuk melakukan lokakarya dan sekaligus study banding, juga rekreasi di kota Palembang. Kami malah mengusulkan agar keluarga (istri/suami dan anak) bisa ikut.
            Semua setuju. Arjus Putra- sebagai ketua lokakarya- menjadi lebih sibuk mengurus rencana perjalanan dan juga akomodasi selama di Palembang. Kebetulan 4 minggu lalu aku berada di Palembang untuk tujuan memberi seminar- menjadi nara sumber- seminar guru menulis di IAIN Raden Fatah Palembang.
            Saat itu ketua acara seminar adalah Rini Wahyu Asih, maka aku juga menelpon tentang akomodasi. Namun akhirnya teman Arjus Putra bisa membantu segala sesuatu dengan baik. Kami diberitahu tentang dimana hotel kami dan sekolah mana yang bakal dikunjungi.    

2. Bertolak ke Palembang
            Kami sepakat untuk berangkat ke Palembang hari Sabtu, namun Emi Surya (istriku) batal untuk ikut karena ia harus mengikuti pelatihan manajemen laboratorium. Jadi hanya Fachru dan Nadhilla (ke dua anakku) yang ikut. Aku menyuruh mereka untuk menyiapkan pakaian dan kebutuhan lain- seperti sampo, sabun, buku cerita dan game buat mereka.
Yang aku tidak lupa adalah aku harus menyiapkan obat anti mabuk, makanan dan minuman ringan buat antisipasi selama perjalanan. Aku juga membeli 2 kg apple buat bertiga selama 5 hari.  Aku merasa bahwa mengkonsumsi buah seperti apple, jeruk dan buat yang kaya serat serta vitamin sangat bagus untuk menjaga kesegaran dan kesehatan pencernaan kita.
Perjalanan kali ini merupakan perjalanan terjauh dan terlama buat anak-anakku dan mereka hampir tidak sabar menunggu datangnya hari Sabtu. Tidak sabar tentu saja merupakan cirri khas anak-anak dan juga para remaja.
Akhirnya hari keberangkatan pun datang. Hari Sabtu jam 01.30 siang, semua peserta lokakarya dan juga keluarga telah berkumpul di depan gedung Indo Jolito(rumah dinas Bupati Tanah Datar). Saat itu mobil belum bisa berangkat kecuali kalau 2 orang yang kami tunggu sudah datang. Mereka adalah Muscandra dan Dian Hastuti. Keduanya adalah teman kami yang paginya harus ikut acara wisuda sebagai sarjana baru pada STIE Batusangkar.  
Setelah anggota rombongan lengkap akhirnya mobil kami berangkat menuju Palembang. Dari Batusangkar mobil mengambil arah ke Setangkai- Lintau, dan terus meluncur ke Sijunjung dan Dharmasraya. Suasana mobil cukup nyaman dengan AC dan bangku yang cukup luas. Namun kadang- kadang timbul juga rasa bosan, apalagi untuk menempuh jarak sekitar 700 km atau selama 18 jam. Sehingga anakkusering bertanya:
 “Apakah Palembang sudah dekat……berapa jam lagi mibilnya sampai ?”
Itulah enaknya kalau mobil bisa kami request untuk berhenti. Ada beberapa kali mobil berhenti. Setiap kali berhenti anak- anak bisa memulihkan mood (suasana hati) mereka dengan menikmati jajan- minuman dan makanan ringan. Kami juga berhenti pada tempat lain untuk melakukan sholat. Aku mengajak anak- anak untuk sholat, melakukan jamak dan qashar, karena ini biasa dilaksanakan oleh para musafir atau orang yang sedang dalam perjalanan jauh.
Menjamak sholat berarti…… Meng-qashor sholat berarti……. Dengan cara demikian anak- anak juga memperoleh pengalaman langsung dalam menunaikan agama dalam hidup mereka.
Itulah harapan orang tua, yakni bagaimana anak juga memahami bahwa sholat itu sangat penting. Sholat sebagai media bagi kita untuk mendekatkan hati dan diri pada Allah SWT, Sang Pencipta jagad raya ini.        
Aku perhatikan bahwa tidak ada seorang penumpang pun yang bisa tertidur lelap dalam mobil- kecuali beberapa orang anak kecil. Untuk membuat anak-anak bisa betah, aku melihat mereka cukup pintar, mereka membawa makanan, minuman, game/ sarana hiburan dan bacaan. Benda- benda tersebut mampu mengusir kebosanan mereka.
Demikian pula dengan anakku, Fachrul sibuk bercanda dengan temannya anak Arjus Putra, sementara Nadhilla sibuk membaca atau menonton atau dengar musik lewat androitnya yang telah dibawa sejak dari rumah. Sekali- sekali ia ngobrol dengan Pak Alfian Jamrah. Anakku merasa kagum bisa ngobrol dengannya sehingga ia sempat bertanya:
“Ayah…, mengapa Pak Alfian luas wawasannya ?” Tanya Nadhilla dengan lugu- ya pertanyaan seorang anak SD.
“ Tentu…karena Pak Alfian adalah seorang mahasiswa program Doktor, sebelumnya sebagai Kepala Dinas Pariwisata, seorang penulis untuk koran-koran Sumatera Barat dan juga seorang pembaca”. Kataku menimpali. Suaraku sampai terdengar oleh Alfian Jamrah sehingga ia merasa geli mendengar percakapan kami.
Setelah menempuh jarak Batusangkar- Palembang selama 18 jam, akhirnya mobil kami berhenti di depan sebuah resto. Semua penumpang turun mencari makanan untuk mengisi perut yang sudah kelaparan. Beberapa saat kemudian Harpen Namaidi- adikku- menelpon ke hapeku. Aku segera merespon bahwa kira- kira 2 jam lagi kami sudah berada dalam kota Palembang dan kami semua menginap di Budi Hotel, yang lokasinya persis dalam kota metro Palembang.     

3. Kecopetan Hape di Palembang
            Tidak lama berselang setelah kami cek-in hi Hotel Budi, hapeku bordering. Rupanyan Harpen Namaidi dan Fitria (istrinya) mau datang segera ke hotel. Mereka telah berjanji buat mengajak kami buat ke resto- makan siang yang enak. Aku tahu resto atau rumah makan tersebut milik orang Padang. Kita akui bahwa naluri bisnis kuliner orang Padang terkenal sangat bagus.
            Usai makan siang di resto, Harpen membawa kami ke Kenten Laut buat berjumpa dengan Suwirman- kakak kami yang paling tua yang bertugas sebagai guru SMK di Metro Palembang ini. Pertjumpaan tersebut sangat berguna untuk mengakrapkan anak- anakku dengan paman mereka. Orang tua perlu mengajarkan pada anak bahwa silaturahmi perlu untuk dipelihara.
            Kami tidak bisa berlama- lama di Kenten Laut dan aku minta Harpen mengantarkan aku sekitar jam 04.00 sore ke pinggir jembatan Ampera karena rombongan kami bakal rekreasi di sana, jadi di sanalah rendezvousnya (tempat janjiannya). Harpen segera mengantarkan aku ke sana dan sebelum turun ia menitip pesan agar aku berhati hati karena kawasan seputar Jembatan Ampera rawan dengan copet atau pencurian.
            “Waspada dengan dompet, uang, hape, kartu kredit dan peralatan elektronik. Hindari memakai perhiasan di sana”. Demikian nasehat Harpen padaku. Aku mendengar nasehat tersebut sebagai sesuatu hal yang wajar saja dari seorang adik ke kakaknya.
            Nadhilla ikut denganku dan Fachrul ikut lagi dengan Pak De nya (harpen) untuk mengitari kota. Aku bergabung dengan grup/ rombongan kami yang sudah duluan melangkah ke pinggir jembatan Ampera. Dari kejauhan terlihat jembatan Ampera menjulang dengan anggunnya. Aku ingin agar pinggir jembatan Ampera bisa menjadi tempat turis yang menarik ibarat pinggir sungai di mana patung Merlion bertengger di negara Singapura.
            Aku juga melangkah melalui sebuah gang sempit dan ramai. Aku menjadi sadar saat ada tangan asing menyeret sisi celanaku. Ya ampun hapeku raib……!!! Aku segera menoleh kebelakang dengan secepat kilat dan aku jumpai Hendra Zuher (temanku) tengah memegang lengan seorang pemuda bertubuh ceking dan rambut dicat coklat. Kami segera memegang tangannya lebih kuat dan mengintoregasinya.
            “Kamu pencopet…, telah menyambar hapeku. Mohon serahkan…..???” Pintaku memaksa. Orang- orang datang berkerumun menyaksikan. Ada yang bersimpati padaku dan mereka juga memaksa pemuda pencopet itu untuk menyerahkan hapeku. Hape itu diperkirakan telah dioper ke temannya yang sempat melarikan diri.
            Pemuda pencopet itu bersumpah- sumpah bahwa ia bukan pencopet. Dia mengatakan bahwa ia adalah orang baik-baik, iahanya tukang ojek, kemudian pernyataannya berubah bahwa ia tukang parkir. Beberapa saat kemudia ada yang datang membelannya yang penampilannya serupa. Mereka juga meminta kami untuk membebaskan temannya, karena temannya bukan pencopet….temannya orang baik- baik… hanya sebagai tukang parkir.
Mood kami dan juga suasanahati teman- temanku yang lain juga jadi tidak enak. Karena pinggir Jembatan Ampera yang cantik itu adalah sarang pencopet. Dan aku berfikir bahwa aku bukan orang sana, kampungku jauh di Batusangkar. Aku khwatir kalau sesuatu yang lebih buruk terjadi maka kami semua bubar dari wilayah itu. Wilayah dimana aku jumpai banyak pemuda berwajah sangar.
Jembatan Ampera yang megah terlihat tidak megah lagi. Pantesan tidak banyak wisatawan manca negara yang berkunjung ke kawasn tersebut karena terdeteksi sebagai wilayah yang tidak aman. Temanku mengatakan bahwa daerah tersebut menjadi daerah empat besar di Indonesia sebagai daerah tidak aman.
“Aku tidak sedih kehilangan hape. Yang aku sedihkan bahwa aku kehilangan banyak dokumen dalamnya- ada catatan, ada nomor telepon penting, foto dan rekaman film yang bersejarah menurutku. Ambilah hape itu namun mohon kembalikan kartu simnya”. Demikian aku sempat bermohon pada sang pencopet. Namun sang pencopet membersihkan diri sebagai orang baik- baik.
Meskipun hapeku hilang di Palembang namun aku tetap mencintai kota Palembang, aku tetap mencintai Jembatan Ampera. Palembang adalah kotaku di negaraku tercinta. JembatanAmpera adalan Icon buat bangsaku. Namun aku bermohon kepada stakeholder dan masyarakat Palembang untuk membuat kota Palembang menjadi daerah yang palling aman di dunia, paling kurang daerah yang paling aman di Pulau Sumatra agar wisatawan mancanegara kangen buat bertandang ke sana.        
Menciptakan Jembatan Ampera bebas dari kriminal…….
 

Kamis, 20 Juni 2013

Resensi Melbourne Memang Dahsyat

Catatan Inspiratif Pelajar Melbourne
Australia merupakan salah satu negara yang memikat. Pasalnya benua kecil ini termasuk dalam kategori sepuluh negara terbaik di dunia dalah hal kesejahteraan. Menurut Heritage Foundations, Australia telah memnuhi kreteria yang ditetapkan, yaitu dinilai dari segi ekonomi, pemerintahan, pendidikan, kesehatan, keamanan, kebebasan individu, dan modal sosial. Mimpi indah ini harus ditanamkan dalam-dalam. Dengan begitu, mimpi akan selalu tersimpan rapi dan termotivasi untuk selalu mengusahakan agar tiap hari semakin dekat dengan mimpi tersebut.
Mimpi kecil itulah yang membawa Marjohan ke negeri kanguru ini. Dengan semangat juangnya yang tanpa kenal putus asa, ia membentuk suatu lintasan yang berujung pada mimpi yang menjadi kenyataan. Prestasi sebagai pendidik terbaik nasional membawanya pada mimpi yang tertancap subur dalam dirinya. Negara cukup respek pada guru yang berprestasi. Telah banyak buktinya, seperti diberikan studi banding ke singapura, malaisia, dan australia.
Marjohan tidak sendirian mendapat hadiah studi banding ke Melbourne. Ia bertiga dengan  yang lain; Desi dan Inhedri. Awalnya, direncanakan sebanyak lima orang yang berangkat. Tetapi dengan alasan tertentu dua orang tidak bisa ikut. Penerbangan dari bandara sukarno-hatta ke sidney membutuhkan waktu selama enam jam. Penukaran uang rupiah ke dolar australia dilaksakan di sidney, karena saat di bandara bung karno-hatta tidak menyediakan dolar australia dengan maksimal. Setelah itu, transit pesawat lagi dari sidney menuju Melbourne.
Sesampainya di Melbourne mereka dikagetkan oleh penerima mereka. Profesor ismet dan istrinya menyambut dengan sangat ramah, bahkan rela mengangkatkan tas-koper milik Desi. Tetapi jawaban profesor hebat itu lebih mengagetkan “adalah biasa sorang profesor di sini menjadi sopit atau tukang angkat-angkat,”. Dalam perjalanan ke penginapan suasana berbeda mulai tampak. Jalanan begitu sepi dan beraspal mulus, padahal bukan jalan tol. Jalan raya juga dipagari tembok yang tinggi, katanya untuk menjaga agar kanguru tidak tertabrak mobil.
Walau dirinya telah tumbuh dewasa, Marjohan mengaku tetap merasa sedikit was-was dengan perjalanannya yang cukup jauh dari keluarga. Tetapi kedewasaannya telah berhasil dikuasai, sehingga tindak-gerak-geriknya tidak terlalu menampakkan bahwa ia baru pertama kali ke australia. Marjohan memilki strategi dalam mengatasi ini; yaitu memasang mata dan telinga. Artinya selalu melihat sekitar, siapa tahu ada petunjuk tujuan. Dan telinga untuk mendengar percakapan atau mendengar jawaban saat bertanya.
Mereka mulai menyusuri kota. Melihat statistik pendidikan juga unik. Jumlah siswa SMP, SMA, dan mahasiswa grafiknya sama. Artinya mereka semua terorgansir dengan baik. Sangat berbeda dengan pendidikan di indonesia. Grafik pendidikan seperti piramida, semakin tinggi pendidikan, semakin sedikit pula pesertanya. Sepuluh perguruan tinggi terbaik merupakan pendidikan negeri. Artinya, mereka semua mendapat bantuan dari negara.
Sistem transportasinya jangan disamakan dengan di negeri seribu pulau ini. Selama di australia, Marjohan belum pernah menemukan jalan yang berlubang, begitu mulus dan lebar.  Di tiap pertigaan atau perempatan bertraffic light memiliki tempat sampah yang tidak kumuh. Kebanyakan yang dipakai adalah mobil. Walau begitu tidak ada yang ugal-ugalan. Karena ada banyak kamera pengintai. Jika over speed, beberapa hari berikutnya pasti datang penagih denda over speed d rumahnya.
Jangan dikira hidup di australia begitu mudah. Karena tidak ada yang gratis di sana. Di apartemen, melihat DVD harus membayar 6 dolar, internet 3 dolar perjam, hanya televisi yang tidak bayar. Marjohan mengaku, selama tinggal di sana, ia belum pernah sekali pun bertemu dengan serangga; lalat, nyamuk, kecoak, atau pun jangkrik. Kehidupan di australiah begitu mapan dan disiplin. Tidak ada jam karet di sana.
Tujuan utama mereka studi banding masalah pendidikan. Di Australia juga diadakan UN (ujuan nasional). Hanya saja tujuannya berbeda. Jika di indonesia dijadikan standar kelulusan, tetapi di australia hanya sebagai alat ukur pemahaman siswa. Sama dengan ujian sekolah biasa. Jika ada nilai yang kecil, ia akan diberikan pelajaran intensif sendiri. Atau bahkan UN dijadikan momentum mencari bidang pelajaran yang sesuai dengan pikirannya. Artinya bisa saja mereka tidak mengulang nilai yang jelek, tetapi menambah kualitas pendidikan yang disukainya.
Buku bertajuk Melbourne memang dahsyat ini menarik disimak. Banyak saran konstruktif yang terkandung di dalamnya. Yang patut dipetik ialah tentang alat transportasi dan metode pendidikannya. Banyak sekali hal yang dapat ditiru dari pelajaran buku ini. Walaupun cara penceritaannya datar-datar saja, ini tidak mengurangi nilai buku. Karena yang ditekankan dalam catatan harian ini adalah mendapatkan inspirasi dari buku ini, bukan fantasinya.
Data Buku
Judul: Melbourne Memang Dahsyat!
Penulis: Marjohan
Penerbit: Diva Press, Jogjakarta
Cetakan: Pertana, Mei 2013
Tebal:  193 halaman
Harga: Rp. 35.000,-
Peresensi: Achmad Marzuki, Pegiat Farabi Institute, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang
*Pernah tayang di Eramadina.com
http://eramadina.com/catatan-inspiratif-pelajar-melbourne/

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...