Senin, 30 Juni 2014

Nggak Perlu KEPO (Rasa Ingin Tahu Berlebihan)



Nggak Perlu KEPO (Rasa Ingin Tahu Berlebihan)
Oleh: Marjohan, M.Pd
Guru SMAN 3 Batusangkar

            Ada- ada saja bahasa gaul ala anak muda. Penulis pada mulanya kurang konek dengan istilah KEPO, dan setelah bertanya pada anak muda, ternyata KEPO adalah singkatan dari “Know Every Particular Object”. Namun banyak dari mereka juga tidak mengenal singkatan kata ini, mereka hanya tahu bahwa KEPO adalah rasa ingin tahu yang berlebihan.
            Istilah KEPO ini hanya daur-ulang dari kata CURIOSITY, yang juga berarti rasa ingin tahu. Curiosity atau KEPO ternyata adalah karakter dasar setiap orang. Apa jadinya andai Curiosity seseorang terhambat atau terhalang dalam pencariannya ?
            Sejak seorang manusia terlahir ke dunia, maka Tuhan telah memberi dia karakter curiosity untuk membuat dia cerdas, berkembang dan juga buat survival- atau bertahan hidup. Bayi kecil yang belum bisa melihat dengan jelas, maka melalui mulutnya dia menjelajah buat mendapatkan di mana letak ASI- Air Susu Ibu. Terus begitu usianya bertambah menjadi seorang balita, menjadi anak- anak dan seterusnya maka lewat rasa ingin tahu ia mengembangkan kepintarannya.
            Karena ada curiosity maka seorang anak kecil melakukan eksplorasi- penjelajaha- terhadap lingkungan. Melalui eksplorasi dalam bentuk bermain maka bahasa (kosa katanya) bertambah dan juga rasa sosialnya bertambah meningkat terus. Seorang anak yang memiliki curiosity yang lebih baik akan selalu ingin menjelajah- mencari dan mencari mulai dari lingkungan yang terkecil hingga menuju lingkungan yang lebih luas.
            Anak yang yang serba dilarang untuk mengenal lingkungan, dengan alasan takut akan bahaya- terjatuh, terluka, tergores, dll, maka kepintarannya berbahasa dan kepintaran sosialnya juga terhalang. Perhatikan anak anak yang kuper- kurang pergaulan- itu mungkin adalah korban serba melarang yang berlebihan.
KEPO- atau curiosity yang berlebihan, ini juga merupakan karakter dasar manusia. Lebih lebih dalam usia remaja. Usia remaja adalah usia melepaskan diri dari ketergantungan dari orang tua. Ciri- ciri remaja bahwa mereka lebih dekat dengan teman sebaya dan tokoh baru yang mereka kenal. Melalui tokoh- zaman sekarang mereka peroleh lewat media elektronik dan media cetak-mereka melakukan usaha meniru (identifikasi). Sebut saja bahwa dalam usia ABG-dimana mereka semua ingin bisa terlihat keren (gagah atau cantik).
            KEPO usia ABG sekarang banyak tersalur dalam mencari peniruan pada personil artis dan actor Korea. Entah mengapa mungkin sekarang saatnya Korea menjadi pusat inspirasi KEPO remaja. Kalau dahulu adalah dari India, Hongkong, Taiwan dan Jepang.
            Dimana- mana di Indonesia, terutama remaja SLTP dan SLTA memuja muja personil artis Korea, semisal K-POP. Mereka meniru pakaian, make-up, malah juga cara bergaya sang idola. Malah mereka sebagian juga ingin menguasai bahasa dan abjad Korea. Frustasi karenaBahasa Korea bukan Bahasa Internasional maka bakat dalam mempelajari Bahasa Korea terhenti di tengah jalan.
            Tidak masalah, karena remaja masih bisa menikmati lagu-lagu, irama music semua gaya/mode ala Korea. Dalam pergaulan sehari- hari, di sekolah dan juga du dunia maya (face book) maka perbincangan tentang lirik Korea akan menjadi sangat menarik.
            Akhirnya KEPO tersalurkan lewat Face Book. Memperhatikan bahasa dan gaya ABG melalui FaceBook adalah fenomena. Fenomena berarti peristiwa yang terjadi setiap hari. Remaja kecil pada mulanya akan membahas siapa dan mengapa saja actor/ artis Korea saat ini. Kemudian siapa sih teman teman kita dan remaja lain yang bisa bergaya nyentrik- menarik- ala artis Korea.
            Mengapa memungut budaya/ seni Korea ? Karena Korea adalah juga negara Asia, maka proses peniruan remaja Indonesia akan lebih dekat, dibanding meniru artis/ actor dari barat yang mana fisiknya jauh lebih berbeda. Orang Barat, badannya lebih gede, rambut pirang dan mata biru.
            Para remaja juga lebih mengagumi kalau teman teman sekitar yang juga mirip dengan gaya artis Korea. Wah KEPO membuat mereka mencari- cari. Browsing di depan layar laptop (atau sekarang di depan gadget) akan sangat menarik. Lebih menarik dari bikin belajar/bikin pe-er (inilah dampak negative browsing, yang mengganggu nafsu buat belajar). Akhirnya KEPO untuk mengenal teman lewat internet- misal lewat FaceBook bisa tersalurkan.
 “Siapa sih temanku yang tampil keren dan apa sih isi statusnya ?”     
Karena tidak mungkin mencari pujaan hati hingga Korea, maka teman teman sekitar akan lebih baik. Maka para ABG saling berbagi gossip, dan saling memperkenalkan teman baru buat menjadi teman khusus: “Mau nggak kenalan dengan temanku, dia asik dan keren ?, kalau belum mau temu langsung, karena nggak punya waktu, lihat saja profilnya di akun facebooknya”.
Maka KEPO adalah awal buat menjelajah. Akhrnya terpilih satu teman yang paling didamba dalam hati. Proses mulanya tentu mengenal fisik melewati profil foto- foto yang tentu saja foto yang paling keren/ paling bagus buat diupload. KEPO atau penasaran, mari jelajah statusnya dan apa sih maksudnya ?
“Ada statusnya, rasanya dia memancing perasaanku, dan  aku akan respon” Dan chatting demi chatting berlanjut, tentu saja isinya adalah canda dan tawa buat ke akraban. Chatting bisa berlanjut hingga berhari- hari, hingga muncul pula topic baru. Di balik keakraban dengan seseorang juga ada teman lain yang ternyata menyukai status chatting teman baru yang diidolakan- malah diklaim sebagai miliknya- sebagai kekasihnya.
KEPO bisa bikin rasa cemburu, dan akan mengejar dan menelusuri profil saingan yang bakal merebut sang idola. Rasa cemburu tentu nggak mungkin diungkap terang- terangan, bila tidak bias menahan diri maka akan diungkap lewat inbox, BBM, dan SMS.
“Maaf…abang ternyata dekat  ya dengan si Anu, kalau ya nggak usah, karena aku bakal sakit hati dan cemburu?” KEPO telah membuat seorang remaja menjadi agresif dan mengejar- ngejar untuk bisamerebut hati sang pujaan.
“Aku ingin pindah sekolah…aku ingin pindah kost…aku ingin pindah kota…aku ingin pindah kuliah ? Buat apa agar aku bisa lebih dekat dengan sang  idola yang aku kenal lewat FB dan aku KEPO, dan ingin memilikinya menjadi teman terbaikku”
KEPO buat mengetahui satus seorang calon kekasih di dunia telah membuat seorang ABG melacak/memonitor siapa saja facebooker lain yang dekat- dan terkesan mengganggunya- siapa saja yang banyak memberi status “like” pada foto dan komentar- komentarnya. Yang banyak memberi status “like” apa lagi terbaca ada orang lain yang saling chat maka ini akan bikin ABG sakit hati, merasa cemburu hingga  patah hati.
KEPO untuk mendapatkan sweetheart (kekasih hati) akan tersalurkan lewat chat. Sekarang sarana buat chat sangat berlimpah, salah satu yang popular adalah BBM. Fitur BBM dengan huruf yang menarik dan bunga- bunga cinta akan membuat rasa cinta itu akan membumbung setinggi langit. Karena KEPO maka seseorang minta kepastian lewat Chatting.
 “ Iya deh…kamu adalah sahabat terbaikku, …kamu adalah miliku”. Kalimat dan pernyataan begini saja sudah membuat rasa tenteram dalam hati. Namun chatting tanpa kepastian “yes or no, like atau dislike” akan bikin sakit hati dan sakit kepala.
Ada seorang cewek  ABG- tentu juga ada cowok ABG, yang prestasi belajarnya jadi anjlok, merosot hingga tidak berprestasi. Itu gara- gara harapan cintanya tidak terjawab. Dia merasa sebagai orang yang tidak beruntung, mersa ditolak dan tidak dihargai oleh kekasih dunia mayanya.
Menjadi frustasi, sedih dan murung. Tidak sedikit yang hancur masa depannya. Pernah ulama mengatakan bahwa “Facebook adalah haram- terlarang atau maksudnya tidak usah gunakan facebook”. Ini bisa jadi bahwa menggunakan Face Book bagi Remaja KEPO yang memburu cinta dan ternyata cintanya tidak direspon telah berakibat patah hati dan kehancuran nilai- nilai pribadi.
Jatuh cinta lewat facebook- melalui karakter KEPO- adalah buat mendapatkan pujaan hati yang berpenampilan keren dan yang berbahasa sangat indah. Bila KEPO akan rasa cinta oleh sang idola terjawab tentu tidak akan masalah, malah bisa berlanjut untuk melakukan proses pertemanan dalam bentuk rendezvous- atau janjian.
Di balik sana, ada orang yang tidak kenal dengan istilah KEPO, berkarakter biasa- biasa saja, tidak memburu buru cinta lewat face book ternyata bisa bias berbahagia memperoleh cinta lewat dunia nyata. Jatuh cinta tidak selalu terjadi antara sepasang remaja (sepasang manusia) yang berpenampilan keren- cantik dan ganteng. Malah dalam kehidupan banyak terlihat pasangan yang tidak masuk akal bagi yang sedang KEPO: yang satu berwajah tampan dan yang lain biasa-biasa saja. Ternyata orang jatuh cinta tidak selalu melalui penampilan yang keren- gagah dan cantik saja, ternyata juga melalui nilai nilai pribadi yang sangat mengagumkan.
“Si dia terlihat nggak begitu gagah namun punya pasangan yang keren karena terpesona oleh nilai nilai pribadinya”
KEPO- rasa ingin tahu yang berlebihan- buat menambah wawasan, semisal buat melacak tentang riwayat hidup seorang tokoh besar akan sangat bermanfaat. Ini akan bias menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Namun KEPO untuk melacak profil calon kekasih yang belum jelas ujung pangkalnya akan menimbulkan rasa sakit hati dan rasa cemburu. Chatting yang bermuara dalam meningkatkan gelora cinta, namun tidak direspon telah mendatangkan rasa patah hati, cemburu, letih- lelah- lesu, nggak bersemangat hingga menghancurkan prestasi kerja dan prestasi belajar.
KEPO itu adalah singkatan dari Know Every Particular Objek, atau rasa ingin tahu yang berlebihan. KEPO itu bisa berakhir positif dan juga berakhir negative, nah dampak dari KEPO terserah pada yang anda rasakan (?). Sebaiknya hindarilah KEPO kalau akan mendatangkan rasa sakit hati, cemburu, sakit kepala karena akan membuat anda hancur, dan merasa tidak berharga.

Rabu, 08 Januari 2014

Serius Aku menjadi malu !!

4. Serius Aku menjadi malu !!
            Aku tahu bahwa harga buku cukup murah di Australia karena harga penerbitan disubsini oleh pemerintah. Buktinya saja koran-koran dan tabloid yang ada ditempat publik boleh diambil secara gratis. Ini bisa dibuktikan di bandara dan di hotel. Aku amat senang dengan bacaan, sebelumnya aku sering dikirimi oleh-oleh dalam bentuk buku yang banyak oleh Craig Pentland dari Perth, Australia Barat.
            “Oh iya buku buku di Australia harganya cukup murah”. Saat sampai di bandaraSydney  dan juga di bandara Melbourne kami melewati lorong lorong dalam terminal. Kami berjalan di samping blok penjualan buku. Aku merasa ngiler tiap kali melihat buku karena sejak berusia remaja aku sudah terbiasa melahap berbagai jenis buku seperti biografi, psikologi, religious, filosofy, dll. Aku melihat tawaran harga dengan tulisan angka “3 for 4” atau 4 for 5”, namun saat itu aku belum paham maksudnya. Aku sedikit bisa menterjemahkan maksudnya.
            “Wah..buku-buku murah banget !!!, yang itu 3 buku hanya 4 dollar dan yang ini 4 buku hanya 5 dollar. Aku bisa borong yang banyak buat oleh- oleh dan bisa disumbang padaperpustakaan”
            Kami berada di bandara Sydney dan langkah teman-teman begitu cepat sehingga aku tidak bisa melihat lihat buku di permulaan gang terminal ini. meskipun Sydney dan Melbourne adalah kota besar namun di sini juga ada item-item yang dijual murah. Kemaren kami beli barang barang berkualitasbagus di Paddys Market- yapasar murah ala Australia. Kami menikmati shopping murah di pasar murah ini. semua pedagang di komplek ini berwajah Asia, mereka mungkin keturunan Vietnam, Thailand, Bangladesh, India, Srilanka, dll.   
            “Have alook, chep prize…lihat lihat barang murah….ada yang 3 for 5, ada yang 4 for 5”. Seorang pedagang perempuan menggodakami. Kami boleh mengambil 3 items dengan harga 5 dollar. Item jenis lain 4 keping dengan harga 5 dollar. Wow murah banget dan aku tergoda untuk membeli peci, gantungan kunci, pulpem dan juga baju kaos. Semua sebagai cendera mata buat teman di tanah air.
Ternyata cendra mata yang aku beli di Paddys Market di kotaMelbourne masih kurang. Kemaren aku masih memberi item yang lain di Paddys Market di kota ini- Sydney. Nama toko atau komplek pertokoannya sama yaitu “Paddys Market”.
Pagi ini aku sangat gembira di terminal bandara Sydney ini. aku melihat pajangan buku buku bagus dengan tawaran harga “3 for 5 dan ada juga 4 for 5”. Wah aku kan masih punya uang 15 dollars. Aku bahkan ingin membeli belasan buku bagus.
Aku langsung memilih beberapa biji buku bagus dan segeramembawanya ke counter. Dibelakangku ada Sumarno, guru asal Medan dan orangnya juga termasuk hobby baca seperti aku. Tapi dia hanya dengar- dengar saja. Aku mulai tawar menawar. Aku menyerahkan semua buku- buku dan menyerahkan uang $ 15.
Petugas counter bengong dengan uang yang aku berikan hanya $ 15. Agaknya timbul misunderstanding (salah pengertian) dan juga miscommunication (salah komunikasi) antara kami. Hingga petugas itu bertanya:
“Do you have credit card ?”
“Yes I have but it is not for dollar currency, it is credit card of Bang Rakyat Indonesia”. Aku menjelaskan pada petugas counter dalam kebingungan dan aku juga kebingungan”.
“Mengapa sampeyen kok bengong, kan sampeyen guru Bahasa Inggris ?” Tanya Sumarno padaku.
“Saya baca tulisannya 3 for 5, itu berarti beli 3 dengan harga $ 5”. Kataku menjelaskan pada Sumarno.
“ Haaa..haa, 3 for 5 maksudnya, sampeyen beli 3 buku akan dikasih gratis 2 buku, jadi semuanya 5 buku. 4 for 5, maksudnya beli 4 buku, dapat gratisan 1 buku. Haaa…haaa, berapa TOEFL sampeyen….550 cukup tinggi bukan., tetapi tidak terbukti disini.
“ Oh I Am very sorry for misunderstanding, sorry….!!!” Aku menyesal dan maluuuu, sementara Sumarno terbahak bahak atas kebegokan aku. Kami melangkah meninggalkan counter dan bergabung dengan teman- teman dan juga penumpang lain yang sudah bersiap- siap untuk boarding untuk penerbangan Sydney- Jakarta di gate 08 siang itu.
Sumarno tidak bisa menahan rasa geli hatinya. Ia membongkar rahasiaku ke teman teman lain. Aku tidak bisamarah, kecuali ikut tertawa. Kami masih terbahak- bahak hingga kami melangkah menuju boarding process. Good bye Sydney…goodbye Australia.    

Sholat di Kaki Sydney Tower



3. Sholat di Kaki Sydney Tower
            Aku tidak mau membuang-buang waktu selama berada di Sydney. Aku ingin selalu mencari-cari pengalaman baru dan juga membuat pengalaman baru. Sebagaimana kemaren dalam acara terakhir di kota Sydney. Bis wisata men-drop kami di kaki Sydney tower persis disamping Plaza Meiyer dan di bawah jalur monorail. Mono rail ini sudah lama tidak difungsikan, kemungkin karena penumpangnya sedikit, jadi tidak efektif buat dimanfaatkan.
            Dari kejauhan menara Sydney terlihat megah dan menjulang tinggi. Namun dari kaki menara ini kami tidak seperti berada di bawah menara. Ternyata di kaki menara ini adalah komplek plaza modern yaitu pusat pertokoan tentu saja harga barang- barang cukup mahal di sini.
            Kami tidak mungkin bisa berbelanja, karena harus mengehemat uang. Yang bisa kami lakukan adalah cuci mata. Melihat- lihat kegiatan toko yang semuanya banting harga. Disana sini aku melihat tawaran potong harga 20 % off, 50 % off  hingga 60 % off. Maksudnya yaitu: 20 % sikat, 50 % sikat atau 60 % sikat.
            Setelah kami hitung-hitung ke dalam konversi Rupiah tetap saja harganya terasa cukup mahal. Apalagi kalau kami bandingkan dengan harga komoditas yang cukup banyak di pasar Tanah Abang. Wah jauh murah harga komoditas dalam negeri kita. Itulah yang membuat aku sering berucap: I love you Indonesia.
            Kami punya waktu lebih kurang 3 jam buat cuci mata. Alfi Rokhana salah seorang teman wanita anggota rombongan juga bergabung dengan grup cowok. Dia kemudian jepret sana sini pada moment yang menarik matanya.
            “Alfi Rokhana, kamu cuma jepret itu dan jepret ini tanpa ada kamu dalamnya. Itu percuma saja. Itu tidak ada sweet memory buat orang-orang di kampung kamu. Ayo kamu berdiri disana, biar saya jepret kamu sepuas-puasnya”.
            Tentu saja Alfi Rokhana menjadi amat senang. Dia aku suruh berdiri dan membuat pose seperti pose berfoto para ABG- anak baru gede. Kadang-kadang ia mengangkat kedua tangannya, kadang- kadang ia mengacungkan dua jari membentuk huruf V- atau victory. Kadang-kadang ia berdiri dan menekuk sebelah kaki.
            Kami naik lift dan juga turun lift. Kami akhirnya mencapai ke lantai atau level 4. Di komplek pertokoan itu ada hingga level 6 dan setelah itu ada tangga menuju puncak tower dengan ketinggian lebih dari 300 meter. Dari sana kita akan dapat melihat view kota Sydney yang amat menakjubkan.
Kami ingin naik lift menuju puncak tower. Namun kami batal karena terkendala oleh mahalnya bayaran ke sana. Lagi- lagi karena alasan klasik- cadangan dollar kami sudah menipis hanya tinggal beberapa keeping lagi. Mungkin kami masih butuh sisa uang dollar buat membeli souvenir kota Sydney buat orang-orang yang kami cinta di tanah air. Meskipun barang yang bakal kami beli ada di tanah air, namun yang membuat berbeda adalah karena merek Sydney-nya.
Kami berkeliling-keling dan sempat berjumpa dengan petugas buat masuk kedalam resto Sydney- menuju Sydney tower. Buat masuk kesana musti melalui screening door dan metal detector. Petugasnya terlihat ramah dan ujung-ujungnya lebih enak bagi kami mengajaknya foto bareng. Itu bisa kami jadi sebagai sweet memory dan bahan cerita di tanah air. Itupun berarti kami sudah sampai di pinggang menara.
Kami kemudian memutuskan buat jalan-jalan- berkeliling. Imron selalu ngobrol dengan kami dalam bahasa Jawa yang aku sendiri juga separoh mengerti- suaranya sedikit lantang hingga memecah kesunyian. Volume suaranya mengalahkan volume suara pengunjung yang lain yang juga ngobrol dalam bahasa bangsa mereka.    
Entah Imron, entah Slamet, mereka mengusulkan agar kami bisa mencari tempat buat sholat. Soalnya kami belum sholat zhuhur dan sekarang waktu sholat ashar juga sudah jauh berlalu. Aku merasa amat senang dan juga merasa bersyukur punya grup yang cukup taat pada Allah Swt. Walau kami jauh di negeri Kangguru, tidak berjumpa dengan mesjid atau musholla maka sholat wajib selalu dilakukan.
Dingin membuat kami selalu mencari- cari lokasi toilet. Pada salah satu gang menuju toilet kami melihat balai-balai, wah ada teriakan dari belakang.
“Yuuk kawan- kawan kita sholat di sini saja. Sekarang kan sudah pukul 3.30 sore. Kita belum sholat zuhur dan sholat ashar juga belum. Kita berwudhuk saja di sini. Kita semua kan orang musyafir”.
Kami kemudian berwudhlu hanya pada wash tube saja. Kami terpaksa membawa kaki lebih tinggi untuk dibasuh. Kadang- kadang kami separoh rebutan dengan bule yang mau cuci tangan. Setelah itu kami sholat di atas balai- balai. Kami hanya sholat sambil duduk. Masing- masing sholat 2 rakaat, kami melakukan jamak dan qashar waktu zuhur dan ashar.
Bule-bule berjalan lalu lalang di samping kami. Sekali sekali mereka mengitip kami sholat lewat sudut mata mereka. Aku yakin bahwa mereka berfikir bahwa kami sedang yoga…karena gerak sholat kami sangat terbatas. Tidak…, ini tidak yoga, ini adalah sholat dalam keadaan darurat.
Kami masih mempunyai waktu satu jam tersisa. Berdasar kesepakatan bahwa satu jam lagi bis wisata akan datang buat menjemput kami. Kami semua memutuskan untuk keluar komplek Sydney tower. Kami berjalan menuju pusat keramaian. Woow ada lantunan lagu dari penyanyi jalanan. Ternyata benar bahwa pertunjukan musik gratis oleh seorang anak muda dengan tubuh tinggi sekitar 185 cm dan wajah tampan. Ia ternyata penyanyi dan pemusik yang berbakat.
Ternyata ia lagi memperkenalkan albumnya. Beberapa orang, terutama para wanita yang simpati dengan suara dan wajahnya segera membeli kepingan CD nya yang berisi lagu-lagu atau musik klip ciptaanya. Gadis-gadis lain, mungkin para siswi Secondary School juga mendekat dan membeli kepingan CD-nya, kemudian sebagai kenangan juga foto bareng dengannya. Gadis-gadis tersebut mengagumi suaranya dan juga penampilannya yang tinggi gagah.
Sore semakin gelap. Sopir kami belum juga datang buat menjemput. Aku masih memperhatikan aktivitas pemusik jalanan tersebut. Sementara teman- temanku yang lain duduk atau nongkrong di tempat lain buat menunggu bis.
“Ohh, tampaknya pemusik jalanan itu sudah mau tutup. Hari makin larut dan cuaca berubah lebih dingin. Ia melepaskan kabel-kabel sound system. Kemudian ada satu CD-nya bersisa. Ia sengaja meninggalkan CD tersebut pada pinggir trotoar. Mungkin tanggung buat dibawa pulang, tetapi CD-nya masih bagus”. Aku penasaran dan aku mendekati artis jalanan tersebut. Aku berniat membeli separoh harga dan aku bertanya:
“Why do you toss that one. Let me buy it ?”
“ No,…just take it” Katanya.
“Oke, good idea” Responku. Ya segera aku pungut CD itu tanpa memperhatikan orang-orang disekitar kami. Di sore itu ada ratusan orang duduk dan rileks menikmati suasana sore yang nyaman. Namun di Sydney ini aku tidak perlu merasa risih atau malu.
Aku jadikan CD itu sebagai souvenir. Kebetulan saat itu dekatku ada Alfi Rokhana dan aku ingin foto bareng dengan pemusik yang punya nama beken “JMF atau Jack Man Friday”. Alfi memotret kami, namun kualitasnya tidak begitu bagus. Aku menghampiri Jack lagi.
“Hi Jack, look the photo quality is not nice. Let’s have re-photo !”
“oke let me take for both of us”.  Aku berikan tabletku padanya dan ia mengatur fitur auto photo direction dan kami photo barengan. Ya hasilnya bagus sekali. Aku akan mengupload photo tersebut padaFacebook-ku.
Aku janji akan mengkonek facebooknya dan kami akan berteman. Inilah salah satu kisah nyata tentang Kackman Friday. Seorang pemuda berbakat musik dan lagu. Menciptakan lagu dan mengemasnya kedalam CD dan kemudian menjualnya ke pada publik secara konvensional.
Dalam waktu singkat kami segera berpisah. Jack menyalami aku dan aku bergabing dengan grup kembali ke bis wista yang sudah datang. Aku melangkah sambil mengagumi CD yang baru saja aku peroleh. Pada kovernya tertera ada 4 lagu popular yaitu seperti: You and I, Run Away, Take Aim dan Straight and Narrow. Thanks for your kindness Jackmanfriday, see you in Facebook !!!
Kami merasa sangat bahagia di sore itu namun kami malas ngobrol karena sudah terlalu kelelahan gara-gara tour yang amat padat. Sebentar kemudian kami kembali diturunkan di depan hotel Mercure. Ini adalah saat yang terakhir kami di Sydney. Nanti usai makan malam kami semua berkemas kemas buat cekout dari hotel dan mau terbang lagi ketanah air.


Orang Indonesia Juara Nyanyi



Orang Indonesia Juara Nyanyi

1. Konjen, Tempat  Yang Nyaman
            Hari terakhir di Australia kami habiskan di kantor Konsulate Jenderal RI di Sydney. Alamatnya adalah di 236 Maroubra Rd, Maroubra NSW 2035, Australia.  Selesai mengikuti kegiatan ramah tamah dengan Pak Nicolas dan juga Pak Akbar Makarti, kami semua menyebar ke sekeliling gedung. Aku merasa senang dan nyaman, seperti di rumah sendiri. Orang orang banyak yang datang dan pergi ke gedung ini.  
            Konsulate Jenderal memang sangat diperlukan. Seorang konsul atau konsul jenderal[1] adalah pemimpin sebuah konsulat  wakil resmi sebuah negara bertindak untuk membantu dan melindungi warga negaranya serta menfasilitasi hubungan perdagangan dan persahabatan (hal ini yang membedakan tugas antara seorang konsul dengan duta besar yang mewakili sebuah negara) yang ditugaskan di luar wilayah metropolitan atau ibu kota sebuah negara di luar negeri dan berkewajiban menjaga kepentingan negara serta rakyatnya yang berada di negara luar negeri tersebut. Kantor tempat konsul bertugas disebut konsulat atau konsulat jenderal, dan umumnya berada di bawah pimpinan sebuah kedutaan besar, yang biasanya terletak di ibu kota negara.
            Aku sempat berbincang- bincang dengan warga Indonesia yang telah lama tinggal di sini. Aku lupa dengan namanya. Ia mengatakan bahwa saat merasa sendiri di perantauan, kangen rumah sudah tentu melanda. Ingat teman-teman di tanah air, rindu keluarga di rumah, kangen masakan ibu dan segudang perasaan lainnya campur aduk di benak pelajar Indonesia di Australia. Untuk mengatasi perasaan ‘homesick’ itu ada banyak cara yang bisa dilakukan. Agar semakin bersemangat menimba ilmu di Negeri Kanguru siswa dapat bergabung dengan kelompok-kelompok kemahasiswaan maupun komunitas Indonesia di Australia. Biasanya kelompok-kelompok ini banyak di jumpai di Universitas atau kampus yang memiliki banyak pelajar dari Indonesia yang menuntut ilmu di beberapa kampus di Australia barat seperti Curtin University, Edith Cowan University, TAFE maupun Murdoch.
Salah satu contohnya adalah Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia-Western Australia[2]. Perhimpunan ini menyatukan ratusan pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di negara bagian Australia paling barat. Mereka memiliki beragam aktifitas seperti Lomba Pidato Bahasa Indonesia, acara olah raga dan kesenian, ramah-tamah dengan penduduk Australia lewat pesta BBQ dan beragam kegiatan lainnya. Apabila Anda adalah pelajar Indonesia di Australia dan ingin bergabung, bisa mengisi formulir berikut ; http://ppia-wa.org/wp-login.php?action=register Dengan bergabung dalam perhimpunan ini, pelajar bisa bergabung, bertukar pikiran, berkegiatan, mempererat persaudaraan, membangun jaringan/networking, dan tentunya dapat bertemu sesama orang Indonesia dan merasa seperti di rumah sendiri.
Selain itu, Konsulat Jenderal Indonesia (seperti di Sydney, Perth dan tempat lain) siap membantu mengakomodir kepentingan warga Indonesia di Australia untuk tinggal secara nyaman. Berbagai informasi mengenai komunitas ini dapat dengan mudah di temui di Konjen RI yang terletak di Pusat Kota. Dengan bergabung bersama komunitas/perhimpunan tersebut dapat menjaga diri dari kegiatan-kegiatan negative yang mungkin dapat mempengaruhi tujuan utama kita untuk belajar di Australia demi masa depan. Komunitas-komunitas tersebut juga sangat welcome untuk menyambut anggota baru dan senang berbagi berbagai informasi penting tentang pengalaman mereka selama belajar, bekerja maupun tinggal di kota-kota Australia.
Di konjen Sydney ini ada cukup berita, apalagi tentang kemajuan bangsa kita di benua Australia ini. Aku merasa surprised saat mengetahui bahwa ternyata saat ada kegiatan pemilihan “Bintang Australia Idol- yang dalam programnya disebut Australia’s Got Talent atau AGT”, ternyata pemenangnya adalah orang kita yang bernama Julius Firdaus. Aku ingin menceritakan tentang pria ini buat teman- teman di Indonesia.

2. Julius Firdaus- Juaranya Australia Idol
            Julius Firdaus adalah asal Indonesia yang memperoleh juara sebagai Australia Idol, yang dalam nama kejuaraannya adalah “Australia’s Got Talent (AGT)”[3]. Media-media Australia menjulukinya gelar “a man with angelic voice’. Di satu sisi sebagai orang Indonesia kita merasa bangga, namun di sisi lain kita menyadari ironi betapa minimnya orang kita yang berpengaruh baik dalam segi entertainment maupun politik disbanding orang-orang background Asia lainnya di Australia.  
            Julius menjadi pioneer dan contoh bahwa orang Indonesia juga bisa turut berintegrasi dengan kultur mainstream entertainment di Australia. Julius datang ke Sydney kira- kira 3-4 tahun yang lalu. Ia adalah pelajar musik pada Australia International Conservatorium of Music di Rozelle.
            Ia datang ke Sydney karena mendapat beasiswa untuk classical singing di bidang opera. Lumayan terhormat karena dari semua murid conservatorium, ia satu satunya yang dapat beasiswa penuh dan satu satunya orang donesia. Kebanyakan pelajarnya datang dari Iran, Irak, Amerika, Perancis, Spanyol, dll. Ia pertama kali menemukan talenta dalam menyanyi saat iamasih kecil. Karena pada kenyataanya ia mendapat scholarship juga sejak dini. Sepertinya memang sudah jalan baginya, waktu kecil ia sudah ikut banyak kompetisi.
            Dalam keluarganya sendiri tak ada yang berdarah musik. Oleh karena itu dulu orang tuanya/ papanya sempat menentang hobbynya. Karena papanya punya bisnis besar, sukses dan papanya ingin agar ia menjadi penerusnya.
            Sebelum mengikuti kegiatan Australia Idol, ia memiliki kegiatan rutinitas sehari-hari. Kebetulan pas tahun kedua ia bikin program dan ia diminta jadi director acara tersebut. Sejak saat itu teman-temannya, rata-rata orang bule, berkata bahwa mereka ingin bekerjasama dan ingin belajar bersama. Maka ia mulai menjadi pengajar musik. Dan saat ia bertemu dengan komunitas Korea, mereka mengajak Julius buat membuka sekolah bareng di Ashfield dan Julius menjadi kepala pengajar hingga sekarang.
            Julius kemudian juga diangkat menjadi pengajar di conservatorium tempat ia belajar. Jadi ia sebagai pelajar dan sekaligus juga menjadi pengajar- semacam assisten professor. Memang hidup ini tidak ada yang terjadi secara instant (secara tiba-tiba. Semua harus dijalani dengan telaten.
            Pengalaman saat mengikuti AGT (atau Australia Idol) tentu saja pada mulanya ia sempat nervous. Apalagi iatahu bahasa Inggrisnya masih ajep-ajep. Namanya saja mengikuti acara Australia’s Got Talent, jadi ia harus tampil selayaknya orang Australia, bukan Indonesia. Jadi perjuanganya tiap saat harus berbicara bahasa Inggris. Sebagai orang Indonesia sebelum mengucapkan sesuatu harus mikir dulu, bahasa Indonesianya apa dan terus diterjemahkan ke bahasa Inggris.
            Bayangkan di dalam gedung ada 2000- 3000 orang dan 4 juri. Semuanya orang besar, salah satunya Geri Halliwell[4]…yang merupakan idolnya Julius sejak ia berumur 14 tahun. Mengetahui bahwa ia bakal nyanyi di depan mereka lalu akan dikomentari tentu membuanya nervous. Julius sangat bersyukur karena acara Australia idol itu hanya dibuka buat citizen Australia dan permanent resident, sementara ia belum- tapi sedang mengurus menjadi permanent resident. Namun ia bisa mengikuti acara tersebut.   
            Julius sering disebut sebagai penyanyi seriosa. Ia tahun bahwa kalau di Indonesia jaman dulu seriosa dimulai pas pada jaman pak Pranajaya[5]- merupakan seorang penyanyi tenor dalam musik seriosa Indonesia. Ia sering disebut sebagai "Bapak Seriosa Indonesia"-  dan banyak penyanyi era 1940- 1950. Sebenarnya seriosa itu diambil dari kata opera namanya seria. Jaman dulu ada istilah operetta, opera buffa dan opera seria.
            Berkat prestasi pada AGT Julius mendapat tawaran kontrak banyak label musik. Ada yang menawarkan untuk pindah ke London dan Amerika Serikat. Tentu saja tidak bisa diambil karena ia sebagai murid beasiswa sudah tanda tangan kontrak sampai selesai. Maka fokusnya untuk sementara hanya belajar dulu. Yang jelas ia tidak mau menjadi orang yang sebagai penonton saja, ia selalu ingin mengambil peran dalam hidup ini.
            Julius punya pesan bagi anak anak Indonesia agar bisa menjadi Go Internasional maka perlu mengubah cara berfikir. Memang itu semua soal mindset, musti dibentuk dari dalam. Kalau di Australia terlihat orang sini melihat apa yang kita bisa….bukan apa yang kamu punya. Sementara itu di Indonesia, sering lihatnya dari apa yang kita punya…bukan apa yang kita bisa. Yah kalau kitamau ingin jadi orang yang lebih internasional, maka jadilah orang yang kepribadian dan etos kerjanya internasional juga.  



[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Konsul
[2] http://www.educationone-indo.com/perkumpulan-mahasiswa-dan-komunitas-indonesia-di-perth-australia/
[3] Oz-Indo, Monthly Indonesian Magazine. Po Box 682. Rosebery -New South Wales
[4] http://www.gerihalliwell.com/
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Pranajaya

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...