Sabtu, 21 Mei 2016

Langkah-Langkah Reformasi Proses Pembelajaran.



 Langkah-Langkah Reformasi Proses Pembelajaran.
            Reformasi pendidikan di sekolah bisa terlaksana tergantung pada kecerdasan kepala sekolah dan stakeholder dalam mewarnai dan melaksanakan manajemen sekolah. Peran para guru, sebagai unsur dari sekolah, akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Mereka- para guru, melakukan reformasi dalam proses pembelajaran mereka.
            Guru ideal perlu tahu bagaimana menata lingkungan fisik kelas yang kondusif, agar kelak proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikian rupa, sehingga dapat memfasilitasi anak didik dalam melaksanakan kegiatan belajar. Lingkungan belajar dapat merefleksikan ekspektasi yang tinggi bagi kesuksesan seluruh anak secara individual. Dengan demikian, lingkungan belajar merupakan situasi yang direkayasa oleh guru agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Menurut Saroni (2006) bahwa lingkungan pembelajaran terdiri atas dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik dalam hal ini adalah lingkungan yang ada disekitar siswa belajar berupa sarana fisik baik yang ada dilingkup sekolah,  dalam hal ini dalam ruang kelas belajar di sekolah. Lingkungan fisik dapat berupa sarana dan prasarana kelas, pencahayaan, pengudaraan, pewarnaan, alat/media belajar, pajangan serta penataannya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan pola interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran. Interaksi yang dimaksud adalah interkasi antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber belajar, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, lingkungan sosial yang baik memungkinkan adanya interkasi yang proporsional antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dapat diartikan disini bahwa lingkungan sosial pembelajaran di kelas maupun di sekolah (kantor guru dan staf tata usaha) mempunyai pengaruh baik langsung maupun tak langsung terhadap proses KBM.
Menata Lingkungan Fisik Kelas yang Kondusif
Kesuksesan hasil belajar yang dicapai siswa tidak hanya bergantung pada kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran , tetapi juga dipengaruhi oleh suasana kelas yang berlangsung. Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana belajar yang yang mendukung proses pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, perlu diperhatikan pengaturan atau penataan ruang kelas yang dapat menciptakan suasana belajar yang menggairahkan. Pada lingkungan kelas secara fisik perlu diperhatikan pengaturan atau penataan ruang kelas dan isinya selama proses pembelajaran berlangsung.
Lingkungan kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara guru dengan siswa ataupun siswa sesamanya. Tujuan penataan lingkungan kelas adalah mengarahkan kegiatan siswa dan menegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak diharapkan. Hal ini dilakukan melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan, dan benda-benda lainnya yang terdapat pada kelas tersebut.
Menurut Ekosiswoyo dan Maman (2000) bahwa terdapat empat prinsip yang dapat dipakai dalam menata kelas, yaitu:
a.Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang.
b. Pastikan bahwa Guru dapat dengan mudah melihat semua anak. Sebagai manajer kelas, guru penting untuk memonitor anak secara cermat.
c.Materi Pengajaran dan Perlengkapan anak didik harus mudah diakses.
d.Pastikan siswa dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
2) Mempersiapkan suasana kelas yang kondusif.
Suasana kelas yang kondusif berhubungan dengan sosial pribadi antara guru dan siswa serta antara siswa tersebut. Keberhasilan guru dalam mengelola kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri. Karakteristik yang harus dimiliki oleh guru agar terciptanya suasana kelas yang kondusif adalah:
a.Disukai oleh siswa
b.Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru dengan siswa.
c.Bersikap positif terhadap pertanyaan atau respon siswa.
d.Sabar, teguh, dan tegar.
Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam menciptakan iklim kelas yang berkualitas dan kondusif guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun beberapa faktor yang perlu diperhatikan tersebut antara lain (Ali Muhtadi, 2005), yaitu:
a.Pendekatan pembelajaran hendaknya berorientasi pada bagaimana siswa belajar- fokus pada siswa (student centered).
Proses pembelajaran hendaknya diarahkan pada siswa yang aktif mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya. Dengan demikian, proses pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya berusaha memberi peluang terjadinya proses aktif siswa dalam mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator dalam pembelajaran. Pendekatan ini biasa disebut dengan pendekatan konstruktivistik.
Dalam pendekatan ini yang perlu dilakukan guru adalah membantu siswa membangun pengetahuan sendiri di dalam benaknya, dengan cara membuat informasi pembelajaran menjadi sangat bermakna dan relevan bagi siswa. Hal ini dapat dilakukan guru dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan sendiri ide-idenya dan mengajak siswa agar menyadari dan secara sadar menggunakan cara-cara mereka sendiri untuk belajar. Dengan pendekatan pembelajaran ini diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas dan bermakna bagi siswa yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan prestasi belajar siswa.
b. Guru harus mampu memberi penghargaan terhadap partisipasi aktif siswa dalam setiap konteks pembelajaran.
Hal ini akan mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapatnya, dan berani mengkritisi materi pembelajaran yang sedang dibahas. Dengan demikian siswa akan terbiasa untuk berpikir kritis, kreatif, dan terlatih untuk mengemukakan pendapatnya tanpa adanya perasaan minder atau rendah diri. Dalam kaitannya dengan penghargaan terhadap partisipasi aktif siswa ini, hendaknya tidak sekedar dinilai dari segi keaktifannya saja, tetapi juga perlu diperhatikan sikap penghargaan siswa terhadap aktivitas teman-temannya dan kemampuannya didalam bekerja sama dengan orang lain.
Oleh karena itu, guru hendaknya mampu mengarahkan siswa untuk dapat bekerjasama dengan anggota kelompok yang lain dan selalu bersikap positif terhadap teman-temannya serta selalu berusaha sebaik mungkin dalam setiap kesempatan yang diberikan saat interaksi pembelajaran berlangsung. Partisipasi siswa yang tergolong baik dalam proses pembelajaran secara garis besar antara lain diindikasikan sebagai berikut: siswa dapat bekerjasama dengan anggota kelompok yang lain, siswa selalu bersikap positif terhadap teman-temannya dan selalu berusaha sebaik mungkin dalam setiap kesempatan.
c.Guru hendaknya bersikap demokratis dalam mengelola kegiatan pembelajaran.
Hal ini diperlukan karena kepemimpinan guru yang demokratis dalam mengelola proses pembelajaran akan dapat menjadikan siswa merasa nyaman untuk dapat belajar semaksimal mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa setting demokrasi merupakan pemberian kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk belajar, yaitu bahwa sekolah menjadi tempat yang nyaman bagi siswa untuk semaksimal mungkin mereka belajar. Kemampuan guru dalam menanamkan setting demokrasi pada siswa sangat berpengaruh terhadap pencapaian misi pendidikan. Dengan demikian suasana pembelajaran yang disetting secara demokratis sangat penting untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif, berkualitas dan bermakna.
d.   Setiap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran sebaiknya dibahas secara dialogis.
Hal ini diperlukan karena proses dialogis dalam interaksi pembelajaran lebih mendudukkan siswa sebagai subyek didik yang mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam setiap interaksi pembelajaran. Proses dialogis juga akan mampu mengembangkan pemikiran kritis siswa dalam membahas dan menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran.
e.Lingkungan kelas sebaiknya disetting sedemikian rupa sehingga memotivasi belajar siswa dan mendorong terjadinya proses pembelajaran.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menyetting lingkungan kelas yang kondusif untuk belajar siswa yaitu dengan cara mengatur tempat duduk atau meja-kursi siswa secara variatif dan pengaturan perobot sekolah yang cukup artistik, serta pemanfaatan dinding-dinding rungan kelas sebagai media penyampai pesan pembelajaran. Pengaturan setting tempat duduk hendaknya dilakukan sesuai kebutuhan dan strategi pembelajaran yang digunakan. Pesan yang ditempel di dinding hendaknya kontekstual dengan materi pembelajaran. Oleh karena itu, icon-icon, grafis-grafis di dinding yang memuat pesan pembelajaran hendaknya selalu di perbaharui atau diganti-ganti setiap bulannya.
Pengaturan lingkungan kelas ini, jika diperhatikan akan mampu mendukung terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif dan berkualitas. Pengaturan itu hendaknya memungkinkan siswa duduk berkelompok dan memudahkan guru secara leluasa membimbing dan membantu siswa dalam belajar. Pengaturan meja secara berkelompok, akan mampu meningkatkan kerjasama yang baik antar siswa. Dengan terciptanya gairah siswa dalam belajar, tentunya akan berpengaruh pada efektifitas belajar siswa. Dan dengan terciptanya suasana belajar yang wajar tanpa tekanan tentunya akan memungkinkan munculnya daya kritis dan kreatifitas siswa.
f.Menyediakan berbagai jenis sumber belajar atau informasi yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat diakses atau dipelajari siswa dengan cepat.
Hal ini berarti guru bukan satu-satunya sumber belajar dalam proses pembelajaran. Siswa dapat belajar dalam ruang perpustakaan, dalam ”ruang sumber belajar” yang khusus atau bahkan di luar sekolah, bila ia mempelajari lingkungan yang berhubungan dengan tugas atau masalah tertentu. Peranan guru adalah memberi bimbingan konsultasi, pengarahan jika ada kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu guru juga dituntut untuk memberikan informasi tentang dimana sumber belajar yang harus dipelajari tersebut berada, sehingga siswa secara aktif dan mandiri dapat menemukan dan mengakses sumber belajar tersebut.
Keberadaan berbagai jenis sumber belajar yang memadai di lingkungan sekolah cukup membantu siswa untuk membangun dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Jenis sumber belajar tersebut bisa dalam bentuk: buku, modul, pembelajaran berprograma, audio, video, dan lain sebagainya. Hal ini akan mempermudah siswa untuk dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan karakteristik gaya belajarnya masing-masing. Dengan demikian pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna dan berkualitas.
Kelas sebagai komunitas terkecil dapat mempengaruhi suasana kelas dalam berinteraksi dan berpengaruh terhadap prestasi siwa baik dibidang akademik maupun non akademik. Kelas yang kondusif memiliki ciri-ciri:
1.Tenang
2.Dinamis
3.Tertib
4.Suasana saling menghargai, saling mendorong.
5.Kreatifitas tinggi, persaudaraan yang kuat.
6.Saling berinteraksi dengan baik dan saling bersaing sehat untuk kemajuan.
   Dalam proses pembelajaran tentunya siswa juga melakukan kegiatan yang hiruk namun terkontrol dan member manfaat bagi siwa, tentunya tidak semua guru mampu melakukannya. Alternative lain yang dapat dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif adalah:
1.Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan yang bertolak dari potensi, minat, dan kebutuhan siswa.
2.Selama kegiatan belajar berlangsung guru dapat mengembangkan sense of humor, dengan syarat harus pada etika dan tidak memojokkan siswa.
3.Kegiatan belajar hendanya diseling dengan berbagai atraksi atau game terutama dilakukan pada saat suasana kelas tidak kondusif.
4.Sewaktu-waktu ajaklah siswa melakukan kegiatan pembelajaran diluar kelas agar siswa tidak selalu terkurung dalam kelas.
5.Memberikan materi dan tugas akademik dengan tingkat kesulitan yang moderat atau tidak terlalu mudah dan menggunakan pendekatan humanistic yang bertujuan mengembangkan pola hubungan yang akrab, ramah, toleran, penuh kecintaan dan penghargaan baik dengan guru maupun dengan siswa.
Untuk membangun kondisi kelas yang kondusif dan mantap sebenarnya mudah kalau guru dapat mengkondisikan kelas dengan baik. Sebaliknya akan sulit jika guru kurang peduli dengan kondisi kelas. Oleh karena itu terciptanya kondisi kelas yang mantap dan kondusif bagi pembelajaran yang efektif merupakan langkah awal dalam peningkatan prestasi belajar siswa.

Kriteria Guru Ideal (totalitas kompetensi guru)



A. Kesimpulan
1) Kriteria Guru Ideal (totalitas kompetensi guru)
Langkah-langkah menjadi guru ideal seperti:
a. Menguasai materi palajaran secara mendalam.
b. Mempunyai wawasan luas.
c. Komunikatif.
d. Dialogis.
e. Menggabungkan teori dan praktik.
f. Bertahap.
g. Mempunyai variasi pendekatan, seperti micro teaching, club discussion, small
    groups dan student categories.
h. Tidak memalingkan materi pengajaran.
i. Tidak terlalu menekan dan memaksa.
j. Humoris tapi serius.

2). Strategi Pengembangan Guru Ideal
a. Selalu belajar agar menguasai materi pelajaran secara mendalam.
b. Senang beromunikasi, pola komunikasi dua arah.
c. Akrab dengan tekhnologi, media, masyarakat, pengetahuan dan internet agar
    memiliki wawasan luas.
d. mengembangkan kebiasaan suka berbagi dan berdialog.
e. tidak sekedar jago berteori, namun mahir dalam menggabungkan teori dan praktik.
f. selalu memperbarui metode mengajar dan mampu menyampaikan materi secara
    hirarki (bertahap).
g. Selalu melakukan pendekatan utamanya dalam pembelajaran- tahu berbagai
    variasi pendekatan.
h. Tidak memalingkan Materi Pelajaran (sesuai dengan tujuan pembelajaran)
i. Tidak terlalu menekan dan memaksa siswa
j. berkarakter santai tapi serius dalam berinteraksi- utamanya dengan siswa

3). Tujuan Reformasi Pembelajaran Untuk Meraih Cita- Cita
Dalam rangka reformasi “proses pembelajaran”, mari belajar dari negara atau sekolah yang lebih maju.
            - Memperbaiki mind- set dan mental sebagai guru kreatif dan inovatif.
- Perencanaan guru sangat matang, dan membuat  perencanaan untuk satu semester, perencanaan mengajar  dalam bentuk utuh, meliputi seluruh kebutuhan siswa dan guru (LKS, alat peraga, media pendidikan, alat pendukung).
            - Penyusunan rencana mengajar guru kelas bekerja sama dengan guru bidang study, guru pembimbing, wakil, kepala sekolah dan orang tua.
-  Guru harus hadir di sekolah lebih awal dan menyiapkan PBM serta pulang sekolah lebih akhir, dan segera memeriksa PR siswa.
- Tiga atau empat PR siswa terbaik dipajang di kelas, selebihnya disimpan dalam file/ portofolio.
- Membuat kegiatan morning news yang mengagumkan, bahwa lima belas menit sebelum pelajaran pertama dimulai, 5 orang siswa secara bergiliran selama 3-4 menit menyampaikan morning news di depan kelas, siswa yang lain mendengarkan, bertanya dan menaggapinya.
- Menciptakan suasana kelas sangat menarik dan menyenangkan, siswa terlibat seara psikomotorik, intelektual dan emosional.
- Pembelajaran bahasa melalui kegiatan: menulis surat kepada orang tua, menulis kembali berita yang pernah didengar dan dibaca dengan bahasa sendiri, dan membuat komentar/ taggapan yang kegiatan ini sudah dimulai sejakkelas 1 SD.
- Pendidikan inklusif sudah berjalan sedeikian rupa, guru tidak lagi berbicara sebatas konsep PAKEM atau  life skill, namun konsep tersebut terlihat langsung terpadu dalam pembelajaran kelas.
- Kelas harus memiliki Rule Class.
- Pr siswa musti dikomentari dengan kata kata motivasi bukan kata yang menyudutkan.

4). Langkah-Langkah Reformasi Proses Pembelajaran.
a. Menata Lingkungan Fisik Kelas yang Kondusif
b. Guru harus mampu memberi penghargaan terhadap partisipasi aktif siswa dalam setiap konteks pembelajaran.
c.Guru hendaknya bersikap demokratis dalam mengelola kegiatan pembelajaran.
d.Setiap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran sebaiknya dibahas secara dialogis.
e.Lingkungan kelas sebaiknya disetting sedemikian rupa sehingga memotivasi belajar siswa dan mendorong terjadinya proses pembelajaran.
f.Menyediakan berbagai jenis sumber belajar atau informasi yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat diakses atau dipelajari siswa dengan cepat.

B. Saran
            Ada beberapa saran yang cukup signifikan untuk mengembalikan marwah (kualitas pendidikan) Aceh ini, antara lain:
-       Menghidupkan kembali semua perpustakaan paling kurang di tingkat SD dan mengaktifkan minat baca siswa SD.
-       Mengkatifkan mading(majalah dinding) sejak bangku SD hingga SLTA agar kemampuan ekspresi menulis juga meningkat.
-       Mengaktifkan lomba akademik dan non akademik untuk wilayah regional dan Sumatera agar Aceh bisa menjadi tujuan tempat pendidikan.
-       Mengaktifkan lomba debat dan lomba pidato agak berfikir kritis siswa meningkat.
-       Lebih sering mengundang para tokoh wirausaha dan tokoh orang sukses untuk memotivasi siswa sejak dini untuk kegiatan ekskul di sekolah.
-       Lebih sering melakukan kegiatan studi banding ke sekolah dan tempat yang SDM mereka lebih bagus.
-       Mengembangkan budaya memberi reward bagi siswa yang berprestasi (sukses) untuk bidang akademik dan non akademik.
-       Menganjurkan dan merekomendasi para guru- utamanya guru muda yang energik, untuk senantiasa menambah kualitas pengetahuan. Mengikuti seminar, pertukaran guru dan mengikuti pelatihan dan pendidikan.


Daftar Kepustakaan

Ali Muhtadi. 2005. Penanaman Nilai - Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan Sikap Dan
Perilaku Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu, Yogyakarta :Luqman Al- Hakim.
(portalgaruda.org/article.php?article)

Bobbi De Porter dan Mark Reardon. 2002. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.

Dedi Supradi, 2000. Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Ekosiswoyo, Rasdi. & Maman Ranchman. 2000. Manajemen kelas. Semarang: CV. IKIP
Semarang press.
(http://istimaazzahra.blogspot.co.id/2014/06/manajemen-penataan-kelas.html)

Fasli jalal dan Dedi Supriyadi. 2001. Reformasi Pendidikan Nasional dalam Konteks
Otonomi Daerah Daerah, Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

H.A.R Tilaar. 2002, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Renika Cipta.

Jamal Ma’mur Asmani. 2013. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif. Jogjakarta:

Jones, B.F. (1985). Reading and Thinking. In Costa, A.L. (ed.). Developing
Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.  

Muhammad Saroni. 2006. Manajemen Sekolah: Kiat Menjadi Pendidik yang kompeten.
Jogjakarta: Ar-Ruzz.

Munif Chatib (2012). Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa

Syarifudin 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Konsep, Strategi dan
Aplikasi, Jakarta: PT Grasindo.

Zubaidah Ningsih. (2009). What I've learned from Australia. Melbourne: Master by Research
Student in Chemistry, Soft Condensed Matter Group, School of Chemistry, Melbourne University.







Jumat, 06 Mei 2016

TEMAN ADALAH TEMPAT BERBAGI BAGI KITA



TEMAN ADALAH TEMPAT BERBAGI BAGI KITA
Teman bisa anda temukan dimana saja, kampus, tempat les, tetangga dekat rumah, bahkan tempatmu bekerja. Memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja tentu bisa memberikan banyak keuntungan bagi anda. Namun, hubungan yang baik tentu perlu dibangun dan dijaga. Apa yang harus dilakukan untuk membentuk dan menjaga hubungan baik dengan rekan kerja?
Teman adalah tempat seseorang berbaki suka dan duka. Sebaik baiknya teman haruslah membawa dampak positif pada diri seseorang. Jika ingin mengetahui termasuk tipe orang seperti apa kita, lihatlah teman sekeliling anda. Ada empat jenis teman yang patut anda miliki menurut Robert Wick, seorang professor psikologi
  1. Tipe pengkritik
Teman dengan tipe jenis ini akan selalu mengingatkan ketika kita melakukan suatu kesalahan . Tanpa diminta pun ia akan selalu mengkritik bila kita melakukan suatu hal yang menyimpang. Tipe ini sangat baik untuk mengingatkan kita pada jalan yang benar, meskipun kadang menyakitkan mendengar kritiknya yang agak pedas.
  1. Tipe pendukung
Anda yang memiliki teman seperti ini sangat beruntung, karena teman tipe ini akan selalu mendukung apa yang anda lakukan dan ikut bahagia dengan kesuksesan anda. Anda akan selalu merasa semangat dan termotivasi bila berada dekat dengannya
  1. Tipe pengembira
Mungkin tipe seperti ini yang lebih banyak disukai. Teman dengan tipe pengembira akan selalu membuat anda ceria kembali disaat anda sedih dan berduka. Rasanya tidak lengkap jika berkumpul tapi tidak ada teman yang satu ini. Disaat anda frustasi dan depresi, teman seperti inilah yang banyak membuat anda tertawa
  1. Tipe pembimbing
Anda akan merasa lebih bahagia ketika memiliki teman tipe ini. Berada didekatnya akan membuat anda merasa tenang dan damai. Ia pun akan selalu memberi  masukan dan nasehat yang berguna dikala anda membutuhkannya. Rasanya hidup anda menjadi terarah karena ada teman yang memberi  masukan penting untuk hidup anda.

Jika anda belum memiliki teman teman seperti di atas, sebaiknya mulailah mencari karena saling berbagi karena teman yang seimbang akan membuat hidup anda lebih seimbang. Andapun bisa terhindar dari penyakit stress dengan saling berbagi dengan mereka.
Pekerjaan merupakan profesi dimana anda harus bisa membedakan mana urusan pribadi dan mana yang bukan. Itulah mengapa sikap tegas anda sangat dibutuhkan. Anda tidak perlu menunjukkan bahwa dia yang salah dan anda yang benar. Dan andapun tidak harus menanggung kesalahannya hanya karena dia teman dekat anda. Anda hanya perlu menjelaskan kronologisyang ada, dan biarkan orang lain yang menilai. Begitupun ketika dia melimpahkan pekerjaannya  kepada anda. Ketika pekerjaan itu bisa anda lakukan dengan baik, tidak tertutup kemungkinan suatu saat daftar pekerjaan anda kan bertambah. Atau ketika ada kesalahan didalamnya, andalah yang akan terbebani pada akhirnya.
Namun, tidak semua rekan kerja akan berlaku buruk terhadap anda. Oleh karenanya, akan lebih baik jika anda membatasi kedekatan anda dengan rekan kerja anda. Sebaik baiknya seseorang berteman, pasti aka nada pertengkaran sekali sekali. Bayangkan kalau dia adalah salah seorang rekan kerja anda, apakah anda bermusuhan dengannya selama bekerja? Tentu ini akan mengganggu pekerjaan anda bukan?
Beberapa orang menganggap bahwa ketika hubungan kerja berubah menjadi personal, maka profesionalitas dalam pekerjaan tidak lagi bias dicapai. Padahal sering, seiring dengan lamanya anda bekerja, rekan kerja anda bias dianggap laksana keluarga kedua. Anda tidak akan pernah tahu siapakah rekan rekan kerja yang akan menjadi sahabat anda hingga tua nanti. Nah yang harus anda lakukan antara lain:
  1. Focus pada pekerjaan anda, juga jangan terlalu mengabaikan pekerjaan rekan anda
  2. Luangkan waktu anda sesekali untuk pergi bersama diluar jam kerja
  3. Jangan terlalu memaksakan keakraban dan bersikaplah apaadanya
Jadi anda hanya perlu menjaga hubungan baik terhadap rekan kerja anda dan tetap berlaku professional terhadap pekerjaan anda
  1. Dengarkan.
Dalam dunia kerja yang penuh dengan tenggat waktu dan kesibukan, Anda seringkali lupa untuk mendengarkan . seorang rekan kerja mungkin memiliki ide yang brilian jika anda mau berhenti dan mendengarkannya sejenak. Mendengarkan teman kerja juga sebagai salah satu bentuk anda menghargai ide-idenya dan tanda bahwa anda tidak bersikap egois.
  1. Percaya.
Langkah pertama untuk membangun kepercayaan dalam bekerja dimulai dengan mulai menunjukkan bahwa anda percaya pada rekan kerja anda. Dipercaya secara professional akan meningkatkan rasa percaya diri rekan kerja anda. Jangan khawatir jika anda pernah kecewa padanya, karena kepercayaan memang membutuhkan waktu.
  1. Mengatasi masalah.
Mengatasi masalah secara bersama juga bias memperserat hubungan anda dengan rekan kerja. Cobalah selesaikan masalah dengan cara yang baik, dengan tidak memicu perselisihan atau konflik. Kebanyakan masalah pekerjaan bias diselesaikan dengan diskusi secara terbuka dan komunikasi.
  1. Mulai  duluan.
Hubungan baik tidak akan bias didapatkan jika tak ada yang memulainya. Cobalah untuk terlebih dulu memulai, misalkan dengan meminta bantuannya pada saat-saat sulit atau memujinya saat dia melakukan hal yang baik. Sekedar mengajukan pertanyaan atau berbicara secara ringan juga biasa anda lakukan untuk memulainya.
Source: this article is found from Arjus Putra’s notebook

Sabtu, 19 Maret 2016

Facebook dan Twitter Bisa Membuat Kita Sakit Hati

Wah akhir akhir ini saya senang mencari artikel seputar efek positif dan juga eek negatif dari medsos. Seperti sekarang saya share artikel tentang "Facebook dan Twitter Bisa Membuat Kita Sakit Hati" yang ditulis oleh:


Penulis: Lusia Kus Anna
Editor : Lusia Kus Anna
Sumber: The Huffingtonpost

Kompas.com - Dalam hidup, kita memang sering mengalami penolakan. Teman di kantor tak mengajak kita makan siang, kakak atau adik lupa ulang tahun kita, pasangan menolak bercinta, dan tetangga tak mengundang kita di acara syukuran yang diadakannya.

Ternyata di zaman modern ini penolakan bukan hanya terjadi di dunia nyata, tapi juga dunia maya. Kini kita punya Facebook, Twitter, LinkedIn, Path, Instagram, dan berbagai bentuk media sosial lainnya. Meski media sosial itu memberi warna baru pada hidup kita, tapi kita juga jadi lebih sering mengalami penolakan.

Seperti halnya di dunia nyata, penolakan ringan yang kita alami di media sosial seperti teman yang tak mau memberi "like" atau "me-retweet" postingan kita, bisa membuat kita kesal.

Salah satu bentuk penolakan yang paling sering terjadi di dunia maya adalah saat undangan kita untuk menjadi "teman" di LInkedIn atau Facebook diacuhkan, atau saat teman yang kita kenal baik tidak mau menjadi "follower" di Twitter. Hal-hal semacam itu bisa membuat kita sakit hati.

Lebih jauh, penolakan di media sosial juga bisa meninggalkan rasa sakit yang lebih dalam. Misalnya saja saat mantan kekasih mengubah statusnya menjadi "single" di Facebook. Hal tersebut bukan cuma menunjukkan ia secara resmi meminta berpisah, tetapi dengan melakukannya di depan publik, kita akan merasa dipermalukan. Tentu saja rasa sakit hatinya lebih dalam lagi.

Para remaja juga kerap kali di-bully di media sosial oleh teman-temannya yang menjelek-jelekkan dirinya. Bullying semacam ini bisa berdampak sangat menyakitkan pada remaja karena mereka cenderung masih melihat dunia secara hitam putih dan belum bisa menoleransi sakit emosional semacam ini.

Alasan utama mengapa sebuah penolakan bisa menyakitkan adalah karena area tertentu di otak diaktifkan seperti halnya saat kita mengalami sakit fisik.

Inilah mengapa kita kerap merasa kecewa dan sakit hati saat teman yang selalu kita beri tanda "like" di Facebook" atau Path, tidak membalasnya dengan perlakuan serupa.

Area otak yang aktif tersebut membuat kita merasa tidak berdaya dan sangat sensitif sehingga kita merasa seolah-olah menjadi pecundang. Sebenarnya ini bukan karena kita orang yang emosinya lemah, tetapi otak kita memang didesain seperti itu saat menerima penolakan.

Untuk mencegah timbulnya rasa sakit hati yang sebenarnya tidak perlu, mungkin kita perlu mulai melihat sesuatu secara lebih luas. Misalnya, saat undangan pertemanan kita di Facebook ditolak, jangan langsung sedih. Barangkali ia memang sudah lama tidak masuk ke akun-nya karena sedang sibuk.

Demikian pula halnya dengan Twitter. Dalam satu jam ada ribuan "kicauan" yang akan membanjiri lini masa. Karena itu jangan heran jika kicauan Anda langsung terdorong sehingga tak sempat dibaca teman.

Dengan kata lain, meski ada seribu alasan untuk merasa kita ditolak di media sosial, 99 persennya bukan disebabkan oleh hal yang personal. Mengira-ngira mengapa Anda ditolak bukan hanya membuat Anda sakit hati tapi juga membuat Anda menyimpulkan sesuatu yang salah tentang seseorang. Pada akhirnya hal ini justru membuat pertemanan di dunia nyata yang sudah terbangun malah rusak.

Hal penting yang perlu diingat mengenai interaksi di media sosial adalah mungkin kita tidak mengetahui semua informasi apa yang sedang terjadi pada teman kita tersebut. Jadi, daripada berburuk sangka, cobalah kirim email atau telepon langsung padanya untuk bertanya kabar.

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...