Rabu, 27 Oktober 2010

Harga Diri Yang Sehat

Harga Diri Yang Sehat
Oleh: Marjohan, M.Pd
Guru SMAN 3 Batusangkar

Tanpa disadari bahwa harga diri atau self-esteem sudah menjadi kebutuhan emosional setiap orang sejak kecil. Siapa saja dan dan apa saja latar belakang nya serta posisi pekerjaannya tetap membutuhkan self-esteem. Self-esteem atau harga diri seseorang bisa jadi sehat atau tidak (menjadi kerdil) tergantung bagaimana bentuk pengalaman hidup seseorang. Apakah mereka tumbuh memperoleh penghargaan atau malah jarang dihargai (?). Harga diri yang sehat bisa menjadi benteng bagi seseorang dalam menghadapi tantangan hidup ini.

Orang-orang yang sehat harga dirinya atau memandang positif terhadap diri mereka akan lebih mudah untuk mengatasi konflik dan bertahan atas tekanan negatif. Mereka yang memiliki harga diri yang sehat cenderung mudah tersenyum, juga lebih siap dan bisa menikmati hidup ini. Anak-anak dan remaja yang memiliki harga diri yang sehat akan memiliki karakter realistik, dan juga bersifat optimistik.

Sebaliknya remaja dan anak-anak yang memiliki karakter rendah diri- penghargaan yang rendah atas diri, atau harga diri yang kurang sehat, akan melihat tantangan dalam hidup sebagai sumber kecemasan, ketakutan dan frustasi. Mereka yang memandang diri begitu rendah akan sulit menemukan solusi atas problem hidup. Kalau diberi sedikit saja kritikan atas dirinya, maka mereka akan berfikir “wah saya ini apalah artinya, saya memang tidak bagus” atau akan mengeluh “saya tidak mampu melakukan hal itu”. Akibatnya mereka menjadi remaja yang passif, menarik diri dari tanggung jawab dan merasa tertekan. Kalau berhadapan dengan tantangan baru, mereka segera memberikan response “aku tidak bisa…!”

Harga diri dalam bahasa inggris adalah “self-esteem”. Apakah yang dimaksud dengan self esteem itu ? Self- esteem (harga diri) adalah kumpulan dari keyakinan atau kumpulan dari perasaan tentang diri kita sendiri. Yaitu bagaimana persepsi kita tentang diri. Bagaima kita menyadari diri kelebihan dan kekurangan diri akan mempengaruhi motivasi, sikap, tingkahlaku dan penyesuaian emosi kita.

Penghargaan atas diri akan terbentuk sejak dini, yaitu sejak masa kanak-kanak. Misalnya melalui pengalaman sukses atau pengalaman gagal- pengalaman diejek atau dipuji- akan membentuk kualitas harga diri- yaitu harga diri yang sehat atau harga diri yang rendah. Remaja yang belajar mengatasi pengalaman kurang sukses menjadi sukses akan memberi kesan pada remaja bahwa ia “mampu” untuk berbuat. “Wah ternyata aku mampu berpidato di depan warga RT”. “Wah ternyata aku bisa mengerjakan latihan matematika ini”. Untuk itu tidak layak kalau orang tua buru-buru membantu anak yang lagi mengalami kesulitan dalam belajar.

Konsep sukses itu berarti “daya tahan” seseorang untuk menyelesaikan sesuatu hingga tuntas. Latihan beraktifitas untuk menuju sukses harus dimulai sejak usia dini. Andai seorang anak/ remaja melakukan sebuah aktivitas, namun gagal, dan dicoba lagi, gagal, dicoba lagi, kemudian dia mampu menyelesaikan maka inilah yang disebut dengan sukses. Akhirnya akan tumbuh dalam fikiran bahwa dia mampu melakukan pekerjaan tersebut. Pada waktu yang sama ia pun sedang menciptakan penghargaan atas dirinya. “wah ternyata aku bisa”.Rasa sukses sering juga melibatkan orang lain, memperoleh penilaian dan penghargaan dari orang lain. Inilah alasanya mengapa keterlibatan orang tua merupakan kunci untuk membantu anak dalam membentuk sukses, yaitu meningkatkan harga diri dan persepsi yang sehat.

Harga diri merupakan paduan dari “perasaan mampu, perasaan dicintai dan disukai”. Remaja/ anak-anak akan bergembira atas hasil prestasinya, namun tidak memperoleh rasa cinta maka akan merasakan “penghargaan diri yang rendah”. Sebaliknya mereka yang memperoleh cinta, namun merasa bimbang atas kemampuan diri- akan berakhir dengan rasa harga diri yang rendah. Harga diri yang sehat akan terbentuk kalau ada keseimbangan antara kemampuan dan rasa dicintai.

Apakah harga diri sehat atau tidak
Harga diri selalu berfluktuasi (turun- naik) sesuai dengan bentuk perkembangan anak/ remaja mengalami tersebut. Harga diri juga sering berubah-ubah, itu dipengaruhi oleh pengalaman dan persepsi kita. Maka akan sangat membantu kalau kita sadar atas tanda-tanda bahwa harga diri itu sehat atau tidak sehat. Remaja dengan harga diri rendah tidak ingin untuk mencoba hal-hal baru. Mereka sering ngomong negatif tentang diri mereka sendiri. “Aku ini bodoh”, “aku akan tidak pernah pandai dan tahu tentang hal itu”, “apa sih masalahnya…mengapa tidak ada yang peduli dengan saya ?”.

Mereka yang memiliki harga diri rendah juga akan memperlihatkan toleransi yang rendah terhadap frustasi- maksudnya akan mudah untuk frustasi, mudah menyerah atau menunggu seseorang untuk membantunya. Mereka juga cenderung melakukan kritikan yang berlebihan dan malah juga mudah putus asa. Remaja dengan penghargaan yang rendah akan melihat kondisi sekitar sebagai hal yang kurang menguntungkan, kondisi tanpa toleransi, dan rasa pesimis.
Sebaliknya, remaja yang memiliki harga diri yang sehat akan senang berinteraksi dengan orang lain. Mereka merasa nyaman dalam lingkungan sosial dan menikmati aktivitas kelompok. Mereka juga punya tujuan hidup yang mandiri. Bila ada tantangan hidup maka mereka mampu bekerja untuk menemui solusinya. Mereka merasa kurang enak bila ada teman yang dilupakan atas aktivitas yang penting. Orang yang punya harga diri yang sehat tidak akan berkata “saya ini bodoh”, namun mereka akan berkata “saya kurang memahaminya”. Selanjutnya bahwa orang yang memiliki harga diri yang sehat akan mengenal kelebihan dan kekurangannya. Mereka juga menerima kelebihan dan kekurangan diri, dengan demikian mereka mempunyai sense of optimism atau rasa optimis.

Mempertahankan harga diri yang sehat
Harga diri yang sehat perlu dipertahankan. Sungguh disayangkan kalau seseorang sengaja menghancurkan harga diri orang lain. Idealnya malah orang yang harga dirinya kurang sehat harus dipulihkan. Untuk itu ada beberapa cara yang perlu diketahui dan dilakukan agar harga diri seseorang (anak atau remaja) tetap sehat.

Perhatikanlah apa yang dikatakan oleh anak/ remaja. Anak-anak dan remaja sangat peka/ sensitive terhadap ucapan orang lain, terutama orang tuanya sendiri. Kalau begitu kita (guru dan orang tua) perlu rajin memberi penghargaan dan pujian. Tidak hanya terhadap apa yang telah mereka kerjakan tetapi juga atas usaha dan inisiatif mereka. Untuk kesehatan harga diri maka mereka memerlukan “sense of trusthful” atau rasa untuk dipercaya. Misal, kalau anak tidak bergabung dalam team olah raga, maka hindari mengatakan hal yang memojokan atau melukai harga dirinya, namun katakana “well, mungkin lain waktu kamu bisa bergabung”. Mereka butuh reward dan pujian. Tidak perlu mengharapkan hasil yang sempurna, yang penting ada proses aktivitas.

Ternyata anak dan remaja butuh model yang positif. Orang tua, guru, kakak/ senior bisa jadi model yang positif. Kalau orang tua berkarakter kasar atau berkata kasar yang berlebihan, sering bersifat pesimis,dan bersifat kurang realistik atas kemampuan dan kekurangan, maka mereka juga akan bisa meniru tersebut. Maka milikilah karakter positif dan orang yang mengidolakan kita juga akan menirunya.

Mengidentifikasikan dan mengarahkan secara tidak langsung (tanpa mendikte) atas kesalahan anak/ remaja. Menolong anak untuk berkarakter yang standard (sesuai dengan norma umum) dan juga lebih realistis dalam menilai diri sendiri. Respon positif sangat berguna dalam menjaga harga diri yang sehat “Hasil akademik mu bisa jadi bagus dan kamu bisa pintar”, dari pada menggerutu “ya ampun…kamu betul-betul idiot”.

Bersikap spontan dan affectionate (kasih sayang). Cinta yang selalu mewarnai hari-hari/ hidup anak dan remaja akan merawat harga diri mereka. Sentuhan, rangkulan dan mengatakan pada mereka bahwa kita bangga dengan mereka. Kalau boleh kita tulis dalam kamar mereka “kamu anak yang hebat buatbuat mama dan papa”. Sering seringlah memberi pujian dan juga bersikap jujur pada mereka. Karena anak dan remaja bisa merasakan apakah orang tua berbuat jujur atau pura-pura.

Menciptakan rasa aman dalam lingkungan rumah serta menebar rasa cinta. Anak-anak dan remaja yang tidak merasakan sense of safety atau rasa aman atau dilecehkan/ diremehkan di rumah akan mengalami rasa harga diri yang rendah. Anak yang sering berdebat dengan orang tua bisa menjadi depresi dan menarik diri (serta harga diri yang rendah). Rasa diremehkan juga bisa terjadi di lingkungan sekolah, dengan teman, atau oleh faktor yang lain. Pedulilah atas hal ini dan kita perlu selalu menghargai anak.
Memperkaya anak dan remaja dengan pengalaman yang berguna. Anak dan remaja lebih memerlukan pengalaman bekerja sama dari pada berkompetisi. Ini berguna untuk kesehatan harga diri. Program mentoring, dimana remaja senior membantu yang junior dalam belajar atau membaca, bisa menyehat harga diri ke dua belah pihak-yaitu menghargai dan dihargai.

Anak yang memiliki harga diri juga butuh supervisi atau pengawasan. Pengawasan ini untuk meyakini apakah kondisi anak aman. Namun yang penting adalah memberi mereka kesempatan untuk melakukan sesuatu, tidak masalah kalau mereka melakukan kesalahan kecil karena learning from mistake adalah juga proses belajar. Misal, anak ingin membuat telur dadar- ya siapkan bahan- bahannya dan biarkan ia mencoba, kalau boleh lihat lihat saja dari jauh, apakah akan membahayakan (misal api atau sengatan listrik) atau tetap aman. Memang suasana kerja mereka tidak rapi dan tidak bersih, namun mereka tak perlu kritikan yang akan melemahkan semangat kerja mereka.
Harga diri atau self-esteem ternyata masalah terbesar dari generasi muda. Gara-gara memilih self-esteem yang rendah membuat mereka jadi tidak berdaya, jadi enggan untuk beraktivitas akhirnya mereka tidak memiliki pengalaman apa-apa. Sangat penting bagi kita untuk memiliki harga diri yang sehat. Untuk itu kita perlu memiliki banyak pengalaman positif. Dukungan untuk melakukan/ menyelesaikan tanggung jawab, rasa aman, dan rasa kasih sayang merupakan faktor untuk memperoleh rasa harga diri yang sehat. Yang harus dihindarkan adalah banyak mencela dan banyak mengeritik- sehingga anak dan remaja menjadi serba salah.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...