Senin, 26 Januari 2009

Refleksi: WNI Keturunan Sangat Peduli Pada Pendidikan Anak

Refleksi: WNI Keturunan Sangat Peduli Pada Pendidikan Anak

Oleh: Marjohan, M.Pd

Guru SMA Negeri 3 Batusangkar



Dari pengalaman hidup diketahui bahwa siswa-siswa yang berasal dari Warga Negara Indonesia (WNI) keturunan Cina lebih sukses dalam pendidikan. Juga sering didengar bahwa sekolah-sekolah milik WNI keturunan lebih berkualitas dan diminati oleh banyak orang. Sekolah- sekolah mereka ada pada setiap kota besar di Indonesia. Sekolah mereka dapat dikatakan menempati peringkat kualitas papan atas.

Orang yang peduli dalam urusan pendidikan tentu segera bertanya dan ingin tahu tentang mengapa ini bisa terjadi. Apa yang membuat siswa mereka unggul dan bagaimana peran orangtua dalam mendidik.

Tentu saja ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi anak-anak mereka di sekolah, yaitu harapan orang tua pada pendidikan anak, tidak hanya sekedar berharap dan menyuruh namun juga diikuti oleh aksi mereka- menyediakan sarana belajar atau mencarikan tempat belajar yang unggul agar mereka bisa berprestasi. Patrikakou (1997) mengatakan bahwa tingkat pendidikan orangtua warga keturunan Cina dan harapan mereka pada pendidikan anak menentukan tingkat kesuksesan pendidikan anak-anak mereka.

Fenomena yang kontra adalah bahwa banyak siswa yang bukan WNI keturunan kualitas pendidikan mereka sangat rendah. Orangtua mereka tidak memperlihatkan peran yang berarti dalam mendidik mereka, malah terkesan bahwa mereka terlalu menyerahkan urusan pendidikan anak pada guru di sekolah dan urusan baca Alquran pada guru mengaji di surau-surau. Ini terjadi karena tingkat pendidikan orangtua yang redah, dan harapan yang rendah atas keberhasilan pendidikan anak.

Ada ungkapan yang berbunyi “experience is the best teacher- penglaman adalah guru yang terbaik”. Maka pengalaman orang tua WNI keturunan dalam mendidik anak bisa jadi pengalaman bagi warga Indonesia yang lain. Mereka perlu berfikir dan bertanya tentang bagaimana orangtua dari WNI keturunan membangun harapan pendidikan pada anak dan sekaligus menjadi model bagi mereka.

Petersen (1966) dalam artikel “success story” menulis tentang keberhasilan pendidikan dan ekonomi Cina dan Jepang sebagai bangsa yang suka bekerja keras dan jarang mengeluh, kemudian di rumah, orang tua, menjadi model atau uswatun hasanah bagi anak- anak mereka. Menjadi model atau figure bagi anggota keluarga maka mereka harus rajin dan berprestasi.

Ketidak berhasilan sebahagian anak-anak Indonesia yang lain dalam pendidikan ketika di SMP dan di SMA atau mahasiswa dapat diperkirakan karena mereka belum punya karakter- seperti suka bekerja keras, belajar seius , dan mereka suka mengeluh, serta tidak memiliki semangat juang yang tinggi- berpribadi rapuh dan tidak tahan banting. Orangtua tentu tidak perlu menuduh mereka sebagai generasi yang santai dan pemalas, karena penyebab mereka demikian adalah akibat miskin model dan dukungan moral dari orang tua dan guru-guru mereka, yang mungkin juga kurang suka belajar dan bekerja keras serta senang mengeluh, kemudian bekerja tanpa orientasi untuk berhasil.

Chao (1996) mengatakan bahwa anak- anak Cina mampu menjadi siswa yang terbaik dengan bakat khusus- memenangkan kompetisi olimpiade, computer, robot, juara bulu tangkis tingkat dunia, atau menonjol dalam bidang sains dan tekhnologi. Keberhasilan mereka dalam bidang tersebut tentu karena dukungan budaya dan keluarga. Budaya yang mereka miliki adalah budaya senang bekerja keras dan belajar penuh semangat. Dalam mencari rezki, orang Cina punya moto- jangan biarkan reski dimakan oleh ayam terlebih dahulu (maksudnya jangan suka bangun kesiangan) dan “beri aku ikan maka aku makan satu kali, tapi beri aku kail- ajari aku memancing- maka aku makan ikan selamanya”. Dalam konteks ini WNI keturunan mengajar anak-anak mereka agar memiliki keterampilan hidup dan tidak meminta rezki atau belas kasih dari pihak famili atau orang lain.

Sementara itu budaya sebahagian warga Indonesia yang lain, suka hidup santai, membiarkan fikiran, tangan dan kalbu mereka menganggur. Pada hal orang yang sehat jiwanya adalah orang yang berdiri di atas kaki dan tangan kreatif.

Dukungan orangtua, ayah dan ibu, di rumah sangat menentukan keberhasilan anak dalam bidang akademik. Rata- rata anak yang cerdas atau terampil berasal dari keluarga yang sangat mendukung dan mempersiapkan anggota keluarganya untuk berhasil. Kalau begitu siswa atau anak yang cerdas bukanlah semata-mata dicetak oleh sekolah, seperti anggapan banyak orang. Peran sekolah hanyalah untuk pemantapan. Atau paling kurang perimbangan rumah dan sekolah dalam mensukseskan pendidikan anak adalah fifty-fifty percent.

Tidak hanya WNI keturunan Cina di Indonesia, keturunan Cina di berbagai belahan dunia seperti di Amerika, Kanada dan Australia juga banyak yang sukses dalam bidang akademik dan pekerjaan. Anak- anak mereka sangat berhasil dalam bidang akademik, teknologi dan sains. Bruner (1991) mempertanyakan tentang bagaimana orang-orang Cina bisa membentuk success-expectation walau mereka hidup sebagai kaum minoritas.

Chun (1995) beragumen bahwa orientasi anak- anak Cina pada sains dan tekhnologi bukan merupakan refleksi atas kesukaan mereka, tetapi sebagai respon atas usaha adaptasi mereka dengan lingkungan eksternal. Pastilah keluarga yang berbeda dalam budaya yang berbeda memiliki harapan yang berbeda. Suku Minang, sebagai contoh, dahulu menginginkan anak-anak mereka menjadi pedagang. Namun generasi muda Minang sekarang banyak yang hanya ingin menjadi PNS. Sehingga begitu ada tes jadi PNS, peminatnya membludak sampai dua puluh kali lipat dari kuota yang akan diterima.

Jun Li (2001) mengatakan bahwa latar belakang pendidikan orang tua di daerah imigran lain (Kanada, Amerika, Australia) bisa berkualitas karena fenomena brain drain dan kebijakan di Cina yang membolehkan tiap keluarga memiliki hanya satu anak, maka setiap keluarga betul- betul serius mempersiapkan masa depan buah hati (anak ) mereka dalam kehidupan yang sangat susah. Kemudian kebijakan negara tempat berimigran, karena kebijakan menerima imigran yang berpendidikan tinggi- graduate dan post graduate.

WNI keturunan di Indonesia juga mempersiapkan masa depan anak-anak mereka secara maksimal. Mereka sepakat dan peduli agar anak-anak mereka bisa bersekolah di universitas yang bergengsi di Indonesia. Mereka memandang pendidikan sebagai prioritas utama dan memandang prestasi akademik sebagai salah satu cirri khas kualitas WNI keturunan. Orang tua mereka sudi mengivestasikan uang dan energi dalam pendidikan anak-anak mereka. Mereka yakin bahwa kalau anak-anak mereka unggul dalam studi, maka mereka akan punya masa depan yang gemilang.

Mimpi mereka bisa terwujud karena, sekali lagi, mereka memiliki karakter suka bekerja keras, tidak suka mengeluh, pantang menyerah, dan sangat mendukung/ menghargai prestasi akademik anak. Sementara itu sebagian warga Indonesia yang lain hanya memacu anak-anak berprestasi dalam bidang akademik saja, dan membebaskan anak untuk mengambil tanggung jawab, “wah tidak usah pegang cangkul nak, karena jarimu halus jangan ikut memasak nak, tugas kamu hanya belajar sebagai anak sekolah”. Akibatnya anak menjadi tidak bertanggung jawab dan miskin dengan keterampilan hidup. Kemudian anak mereka jadi orang pemalas, suka memilih milih pekerjaan dan suka mengeluh atau mudah menyerah, mudah putus asa, selanjutnya kalau tamat kuliah jadi penganggur dan cendrung menyandarkan punggung pada orang lain.

Inilah penyebab mengapa banyak anak-anak bangsa ini, begitu lulus dari perguruan tinggi- walau sekalipun dengan nilai cum laude- tetapi setelah itu banyak yang tidak mampu dalam mencari kerja apa lagi unuk menciptakan lapangan kerja. Mereka sudah terlanjur dalam memanjakan diri, tidak memiliki tanggung jawab, suka pilh-pilih pekerjaan, kerjanya hanya menghafal- dan menghafal, namun miskin dengan jaringan kerja atau human relation.

Jun Lin (2001) selanjutnya mengatakan bahwa siswa siswa keturunan Cina sangat menghormati famili dan nenek moyang mereka. Kalau mereka gagal dalam belajar maka mereka akan merasa malu dan kehilangan muka dalam keluarga. Maka anak-anak Cina ingin selalu sukses agar bisa mempersembahkannya untuk menghargai keluarga mereka.

Banyak orang beranggapan bahwa anak-anak WNI keturunan bisa sukses di sekolah dan dalam dunia bisnis karena mereka memiliki otak yang cerdas. Anggapan atau stereotipe yang demikian tidak benar, karena sesungguhnya keberhasilan itu adalah hasil dari kerajinan, disiplin diri, dan pengaturan diri mereka. Kalau hanya kecerdasan, cukup banyak manusia yang cerdas namun kurang beruntung karena tidak memiliki sikap kerajinan, disiplin diri, dan pengaturan diri. WNI keturunan rata-rata sudah punya standar hidup yang harus dicapai yaitu mereka harus menjadi orang yang berhasil. Alasan lain yang membuat mereka berhasil dalam bidang akademik dan bidang pekerjaan adalah agar bisa bertahan dalam hidup sebagai warga minoritas. Mereka memutuskan harus menjadi orang yang well-educated , mandiri dan bertanggung jawab.

Untuk menjadi orang yang berpendidikan baik, anak- anak mereka didik dengan serius, penuh rencana di rumah dan dikirim kemudian ke sekolah yang berkualitas. Kemandirian anak dilatih tanpa mendikte yang banyak atau terlalu mencampuri keputusan anak dan rasa tanggungjawab terbentuk melalui pemberian tugas sesuai dengan usia dan kesanggupan anak- seperti ikut membantu orang tua dalam menjalankan bisnis.

Dalam belajar orangtua selalu menyampaikan pesan bahwa kalau anak-anak tidak rajin dalam belajar dan bekerja maka mereka tidak mungkin menjadi bintang kelas dan sukses dalam bekerja. Maka mereka sangat peduli terhadap PR atau pekerjaan rumah anak dan mengikuti kursus ekstra yang lain agar bisa memperkaya wawasan anak.

Mereka tahu diri bahwa sebagai kelompok minoritas maka tentu mereka dalam posisi yang kurang beruntung. Untuk itu mereka harus menjadi orang yang terbaik, mandiri atau kuat dari orang- orang kebanyakan- orang mayoritas. Karena dengan menjadi terbaik maka mereka tentu akan diperlukan orang lain.

(Marjohan, M.Pd, Guru SMA Negeri 3 Batusangkar)



Daftar pustaka
Chao, R.K. (1996). Chinese and European mothers’ belief about the role of parenting in
children’s school. Journal of cross-cultural psychology, 27, 403-423.

Chun, K.T. (1995). The myth of Asian American success and its educational ramification. In D.T. Nakanishi (ed). The Asian American educational experience: a source book for
teacher and students. New York: Routledge.

Jun Li (2001). Expectation of Chinese immigrant parents for their children’s education; the interplay of Chinese tradition and tha Canadian context. Canadian Journal of
education 26, 4 (2001).

Patrikakou, E.N. (1997). A model of parental attitude and the academc achievement of
adolescent. Journal of research and development in education.

Petersen, W. (1966). A success story; Japanese American style. The New York times.

Sabtu, 03 Januari 2009

PENGGUNAAN E-MAIL UNTUK MENINGKATKAN

PENGGUNAAN E-Mail Untuk Meningkatkan
KemampuAn MENULIS BAHASA Inggris
Siswa SMA Negeri 3 Batusangkar

Oleh: Marjohan

Abstract:
The usage of e-mail has been social Phenomena. Many students, teachers, and society keep using it. It is usefull when applied in the writing class, that English class will be effective and efficient. The forms of writing lessons are: 1) Dialogue, 2). Revising the paragraph or an English text, and 3). Responding the questions or reading comprehension. The research conducted at SMAN 3 Batusangkar by using descriptive one. The findings cover three things: 1) the preparation of internet application, 2) Activities of writing through e-mail, and 3) The quality of students’ writing. Assigning the writing through e-mail is able to encourage students’ learning motivation and self belief. Keeping the e-mail can make them as the world citizen. It is suggested to English teachers and others to use e-mail for learning purpose.

Key words: internet, e-mail, learning based internet


A. Pendahuluan
Perkembangan ilmu dan pengetahuan sejak tahun 2000 tampak sangat pesat. Hal ini terlihat dari kemajuan dan pertumbuhan infrastruktur pembangunan dan penemuan produk teknologi dengan inovasi tinggi - seperti produk komunikasi, hiburan, dan pendidikan. Fenomena ini terjadi secara global. Oleh karena itu setiap orang harus melakukan perubahan diri untuk mengantisipsi kemajuan ini.
Pemerintah Indonesia - mulai dari tingkat pusat sampai ke tingkat daerah- telah melakukan pembenahan diri. Kabupaten Tanah Datar, misalnya, juga telah melakukan refleksi diri. Refleksi untuk mengantisipasi kemajuan global ini terlihat pada konsistensi Pemerintah Daerah (Pemda) Tanah Datar untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan berkeadilan yang ditetapkan dalam visi dan misi pembangunan Tanah Datar, dan sekaligus menjadi agenda pokok pembangunan daerah tahun 2006-2007 (Yusrizal,2008).
Salah satu dari tujuan misi pembangunan Kabupaten Tanah Datar adalah “meningkatkan kualitas pendidikan”. Pemikir dan stakeholder bidang kependidikan di daerah ini telah merespon misi tersebut. Beberapa kebijakannya terlihat dalam bentuk program pemberian beasiswa pendidikan bagi siswa berprestasi dan bagi guru/pegawai untuk melanjutkan kualifikasi pendidikan strata 1 (S.1) dan S.2. Kemudian, membangun sarana learning centre, serta menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan.
Fenomena atas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga terlihat dari antusias masyarakat terhadap keberadaan ICT (Information Communication Technology) atau TIK (Teknologi Informasi Komunikasi). Keberadaan alat-alat elektronik seperti; telepon, hand-phone (HP), MP3, komputer, laptop, LCD (Laser Crystal Disk), dan internet sudah menjadi fenomena sosial. Banyak remaja atau siswa memperlihatkan respon yang lebih serius terhadap produk ini. Memiliki HP, Komputer, Laptop, MP3, kemudian mengunjungi dan memanfaatkan internet sudah menjadi gaya hidup dan kebutuhan mereka. Respon remaja (siswa) terhadap produk ini lebih tinggi dari pada respon guru-guru dan orang dewasa lain. Akibatnya banyak siswa yang lebih kaya dengan wawasan informasi dan pengalaman tentang ICT dibandingkan wawasan guru-guru mereka. Akhirnya guru- guru menjadi gagap dengan teknologi.
Tidak hanya guru, sebagian siswa juga ada yang mengalami gagap teknologi. Pemerintah dengan kebijakannya menginginkan semua unsur pendidikan -guru dan murid- memiliki kepedulian untuk menguasai dan menggunakan teknologi/ informasi. Isyarat ini, misalnya, terlihat dalam uraian kurikulum Bahasa Inggris SMA (2006) yang menyatakan bahwa dalam unsur pembelajaran menulis Bahasa Inggreris mencantumkan kompetensi dasar (KD) tentang penggunaan electronic mail (e-mail). Guru dan siswa tentu harus merespon kurikulum ini. Mereka harus belajar dan menguasai e-mail dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Mereka juga harus mampu untuk mengaplikasikan dan mengakses internet untuk tujuan pendidikan, menambah wawasan, dan melakukan pembelajaran seumur hidup- life long education.
Di daerah perkotaan terlihat bahwa pemanfaatan e-mail sudah menjadi fenomena sosial. Banyak siswa, guru, dan masyarakat memiliki e-mail. Peneliti (sebagai guru di SMA Negeri 3 Batusangkar) dalam preliminary observasinya menemukan bahwa internet dan e-mail sebagai benda yang tidak asing bagi siswa dan guru. Guru bahasa Inggris dan beberapa orang guru bidang studi lain juga memanfaatkan internet/ e-mail untuk tujuan pembelajaran. Pengalaman peneliti dalam pembelajaran menulis Bahasa Inggris menemukan bahwa internet dapat membuat pembelajaran lebih effektif dan optimal. Berdasarkan ide-ide di atas, peneliti mengangkatnya ke dalam bentuk penelitian dengan judul “Penggunaan e-mail untuk meningkatkan kemampuan menulis Bahasa Inggris siswa SMA Negeri 3 Batusangkar”. Dari judul di atas, peneliti akan mengungkapkan mengapa dan bagaimana:
1) Persiapan aplikasi internet.
2) Aktivitas menulis Bahasa Inggris melalui e-mail.
3) Kualitas tulisan siswa melalui e-mail.

B. Kajian Teori
1. Internet
Antusias dalam penggunaan komputer dan alat-alat berbasis ICT sebagai sarana hiburan dan belajar telah menjadi fenomena sosial. Rouet (1990) mengatakan bahwa ahli Microsoft- ahli komputer- telah membuat naskah atau teks-teks dalam satu computer dapat tersambung secara on-line dengan komputer-komputer lain di seluruh dunia, ini dikenal dengan istilah internet. Teks-teks atau naskah dalam internet tersebut bersifat hypertext (hiperteks). Rouet (1990) mengatakan bahwa hiperteks adalah teks-teks dalam komputer yang tersambung secara on line, dengan adanya link-link elektronik memungkinkan pengguna komputer dapat membuat hubungan dengan komputer lain di seluruh dunia. Hipertek telah menjadi dasar untuk terbentuknya “world wide web” yang pada internet di singkat menjadi “www”.
Konsep hypertext dapat dijabarkan sebagai suatu sistem penyimpanan data yang dapat diakses darimanapun sehingga navigasinya tidak berbentuk linear. Anwas (2003) mengatakan bahwa konsep hypertext dikembangkan oleh Ted Nelson melalui proyek Xanadu. Tahun 1987 dilakukan Konperensi Pertama hypertext yang didukung oleh 23 perusahaan termasuk Apple Computer, Harvard University, Xerox Parc, dan lain-lain. ,
Internet sering disebut sebagai jaringan komputer. Padahal tidak semua jaringan komputer termasuk internet. Jaringan sekelompok komputer yang sifatnya terbatas disebut sebagai jaringan lokal atau local area network (LAN). Kamarga (2002) mengatakan bahwa internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal yang berhubungan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan jangkauannya mencakup seluruh dunia. Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi atau institusi, sifatnya bebas, karena itu tidak ada pihak yang mengatur dan memilikinya.
Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup besar, yang mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional menjadi global. Karena dalam internet terdapat sumber-sumber informasi dunia yang dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun melalui jaringan internet. Melalui internet faktor jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah. Purbo (2001) melukiskan bahwa internet telah mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi secara fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual.
Internet memiliki manfaat dan peran yang besar bagi kemajuan manusia. Mc.Inerney (1998) mengatakan bahwa internet adalah alat pendidikan dan komunikasi yang sangat penting, sehingga telah menjadi populer dalam dunia pendidikan dan komunikasi. Kepopuleran internet bagi penggunanya merupakan refleksi dari sense of freedom, dengan demikian internet merupakan media demokrasi yang memberikan akses universal terhadap bermacam bentuk dan jenis informasi.

2. Situs Web dan E-mail
World wide web atau disingkat menjadi “www” atau sering disebut dengan web mulai diperkenalkan tahun 1990-an (http://www.livinginternet.com). Fasilitas ini merupakan kumpulan dokumentasi terbesar yang tersimpan dalam berbagai server yang terhubung menjadi suatu jaringan (internet). Dokumen ini dikembangkan dalam format hypertext, dengan menggunakan Hypertext Mark up Language (HTML).Melalui format ini dimungkinkan terjadinya link dari satu dokumen ke dokumen atau bagian lain. Selain itu fasilitas ini bersifat multimedia, yang terdiri dari kombinasi unsur teks, foto, grafika, audio, animasi , dan juga video. Dengan fasilitas ini banyak orang membuat dan membangun situs atau website mengenai sesuatu yang menarik, seperti untuk perusahaan, sekolah, tempat rekreasi, lembaga formal, informal, dan lain-lain, sebagai sarana komunikasi, diskusi dan informasi bagi publik. Setiap orang bisa memiliki website resmi dan gratis. Untuk memiliki website maka seseorang harus mendaftar dan membayar pada pemilik website tersebut.
Acklen (2000) mengatakan bahwa banyak pengguna internet -misalnya siswa dan mahasiswa- membuat website . Dewasa ini pengguna internet dapat membuat website pribadi menggunakan sarana gratis seperti “blogger atau blogspot, wordpress, multiply, gmail, friendster”. Mereka dapat belajar sendiri- mengikuti petunjuk yang ada pada fitur situs gratis internet tersebut. Misalnya membuat situs gratis dengan menggunakan sarana blogger atau blogspot.
Membuat situs pribadi dengan menggunakan blogspot, mengharuskan seseorang untuk mendaftar (sign up) dengan mencantumkan e-mail dan password. E-mail yang mudah untuk diterima blogger atau blogspot adalah e-mail dengan gmail, contoh; marjohanusman@gmail.com, Gmail adalah sarana e-mail dari google untuk bisa memasuki halaman blogspot. Oleh sebab itu pengguna harus membuat e-mail menggunakan gmail.
Cara untuk membuat e-mail dengan sarana gmail adalah sebagai berikut: Seseorang harus membuka halaman berisi kata kunci gmail (klik kata “gmail”pada google, sampai tampil halaman untuk mendaftar atau sign up. Seseorang bisa memiliki e-mail, misalnya marjohanusman@gmail.com dan password (yang harus dirahasiakan). Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa e-mail dan password ini digunakan untuk menciptakan blog atau situs dengan sarana blogspot. Langkah-langkah bagi pemula membuat situs pada blogspot atau blogger adalah sebagai berikut:
1. Tulis kata kunci “blogspot” pada google dan klik sampai keluar halaman yang memajang pesan tentang blogspot. Klik pesan yang bertuliskan “blogspot” atau “create blogger”.
2. Mendaftar atau membuat blogger- sign up- dengan menggunakan e-mail dan password dengan sarana gmail.
3. Klik tulisan “create your blog”, ikuti langkah- langkah selanjutnya.
4. Pemiliki situs gratis bias membuat nama situs tersendiri dan menyimpan sejumlah fitur seperti: naskah, foto-foto, film, dan membuat link dengan alamat portal-portal informasi, situs resmi atau situs pribadi orang.
Guru dan siswa bisa memiliki situs pribadi dengan sarana lain seperti dengan wordpress, multiply, pagi, friendster.Melalui situs gratis ini, mereka dapat menyimpan album foto, tulisan atau naskah, serta fitur lain. Sarana ini dapat digunakan sebagai untuk bertukar informasi. Guru, misalnya, dapat menyimpan naskah-naskah bahan ajar seperti perangkat pembelajaran, soal-soal ujian, dan lain-lain sejauh ia sudi untuk diakses publik dan anak didik.
3. Aktivitas Menulis Bahasa Inggris Dengan E-mail
Electronic mail atau e-mail mulai diperkenalkan tahun 1971 (http://www.livinginternet.com). Fasilitas ini sering disebut sebagai surat elektronik, merupakan fasilitas yang paling sederhana dan mudah digunakan. Acklen (2000) mengatakan bahwa e-mail adalah salah satu fasilitas atau aplikasi yang paling banyak digunakan di internet. E-mail merupakan alat komunikasi yang paling murah dan cepat. Dengan menggunakan e-mail, guru dan murid, dapat berhubungan satu sama lain. Mereka juga dapat berkomunikasi dengan siapa saja dengan cepat dan murah. Pengguna e-mail juga bisa mengirim file- file dalam bentuk program, gambar, grafik, dan sebagainya. Ini dapat juga dikirim ke lebih dari satu orang sekaligus pada waktu yang bersamaan. Mesin e-mail yang banyak dipakai adalah seperti “yahoo, mnsn, telkomnet, plaza, hotmail, dan lain-lain”.
Seseorang bisa membuat account atau e-mail dengan mudah. Ia, misalnya, mula-mula membuka halaman yahoo. Kalau belum memiliki e-mail (belum bisa untuk sign in atau masuk ke halaman yahoo), maka ia harus mendaftar, melakukan sign up. Sampai muncul halaman atau formulir pendaftaran- mengisi butir demi butir pendaftaran. Pengguna e-mail harus selalu mengingat alamat e-mail dan password untuk dipakai setiap kali membuka e-mail sendiri.
Mailing list merupakan salahsatu fasilitas yang dapat digunakan untuk membuat kelompok diskusi atau penyebaran informasi. Cara kerja mailing list adalah pemilik e-mail dapat bergabung dalam sebuah kelompok diskusi, atau bertukar informasi yang tidak dapat diintervensi oleh orang di luar kelompoknya. Komunikasi melalui fasilitas ini sama seperti e-mail yaitu bersifat tidak langsung.
Aktivitas pelajaran menulis Bahasa Inggris melalui e-mail atau internet memberikan manfaat bagi guru-guru dan murid. Mello (1996) dalam Belisle (1996) mengatakan bahwa dengan penggunaan komputer siswa bisa menjadi problem solver dan communicator yang lebih baik. Dengan menggunakan e-mail untuk mengirim atau menerima file atau pesan satu sama lain, maka siswa akan memiliki kesempatan untuk berkolaborasi yang luas dengan teman sekelas, teman sebaya, guru-guru, dan pengguna interenet lain. Pengguna internet dapat saling membantu dalam menganalisa, dan menghasilkan informasi serta ide-ide cemerlang dengah mudah dan effisien.
Belisle (1996) mengatakan bahwa melalui akses internet atau penggunaan e-mail, maka kesadaran sosial dan percaya diri mereka akan meningkat. Pengguna internet dan e-mail dapat membebaskan diri dari keterbatasan alat- alat komunikasi tradisional- seperti pos dan mengirim pesan lewat telegram- yang sering menghambat proses korespondensi dan menulis. Penggunaan internet dan e-mail kemudian ditransformasikan untuk sarana belajar, misalnya menulis atau mengarang. Pada mulanya dalam bentuk latihan pasif menuju pola belajar aktif: berdiskusi tentang pengalaman, penjelajahan dan kesenangan. Belajar melalui internet dan e-mail dapat membuat siswa menyadari potensi diri secara penuh. Untuk ini mereka perlu diperdayakan, dan guru dan siswa berkolaborasi melalui pembelajaran berbasis ICT- internet dan e-mail.
Penggunaan e-mail dalam aktivitas menulis Bahasa Inggris dapat dilakukan melalui interenet dari labor komputer, laptop pribadi, atau melalui warung telekomunikasi (warnet). Belisle (1996) mengatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa penggunaan e-mail dapat memberikan manfaat bagi siswa dan guru dalam kelas Bahasa Inggris.
1). Dengan menggunakan e-mail dalam kelas menulis Bahasa Inggris akan
membuat siswa lebih familiar dengan alat komunikasi ini.
2). Guru dapat berkomunikasi dengan siswa atau grup siswa.
3). Guru dapat memonitor proses penulisan siswa secara individu mulai dari
fase brainstorming sampai pada fase final.
4). Siswa dapat memanfaatkan fitur (feature) untuk mengatur tulisan.
5). Penggunaan e-mail juga dapat menghemat waktu dalam kelas yang hanya
untuk membicarakan tentang pekerjaan rumah.
6). Siswa dapat mengirim atau menyerahkan tugas atau PR-nya kapan dan
dimana saja.
Kemudian ada beberapa bentuk pemberian tugas kepada siswa dalam meningkatkan tulisan Bahasa Inggris mereka melaui e-mail yaitu seperti:
1) Dialog, aktivitas ini adalah bentuk dasar dalam penggunaan e-mail. Dialog
melalui e-mail juga dapat meningkatkan frekuensi komunikasi antara guru
dan murid, serta murid dengan murid.
2).Merevisi paragraf atau sebuah teks yang ditulis dalam Bahasa Inggris, ini
merupakan aktivitas sederhana yang dapat membantu siswa dalam latihan
mengedit paragraph atau teks. Siswa mengoreksi tata bahasa, ejaan, atau
kesalahan struktur. Guru harus menyiapkan satu paragraf atau teks pendek
dengan sejumlah kesalahan untuk dikirim ke siswa / grup siswa dan
dikoreksi.
3).Menjawab pertanyaan atau membaca pemahaman, guru menyiapkan
naskah reading comprehension dengan jawaban dalam bentuk essay.

C. Metode
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Batusangkar menggunakan rancangan deskriptif. Menurut Arikunto (2000) bahwa penelitian deskriptif menggambarkan data dalam bentuk analisa, menggunakan persentase dan ungkapan-ungkapan sederhana.
Subjek penelitian adalah siswa kelas XII jurusan IA (Ilmu Alam) dan IS (Ilmu Sosial) yang berjumlah sebanyak 65 siswa (populasi siswa per kelas 22 orang). Fokus penelitian terdiri dari :
1). Persiapan aplikasi internet.
2). Aktivitas menulis melalui e-mail.
3). Kualitas tulisan melalui e-mail.
Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi (portofolio menulis Bahasa Inggris siswa). Teknik observasi digunakan untuk memperoleh pemahaman tentang persiapan aplikasi internet, aktivitas menulis melalui e-mail, dan kualitas tulisan melalui e-mail.
Data analisis dilakukan dengan menggunakan model analisis deskriptif yang di dalamnya melibatkan kegiatan pengumpulan data. Penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1984). Untuk menjamin keabsahan data, peneliti menggunakan teknik trianggulasi, sebagaimana dikatakan oleh Gay dan Airisian (2000) bahwa teknik trianggulasi adalah mencari keteraturan data dengan membandingkan perbedaan data dengan eksistensi data atau fakta di lapangan.

D. Hasil
Temuan dari penelitian ini meliputi tiga hal, yaitu: 1) Persiapan aplikasi internet, 2) Aktivitas menulis Bahasa Inggris melalui e-mail, dan 3) Kualitas tulisan siswa melalui e-mail.
1. Persiapan aplikasi internet,
Persiapan siswa dalam aplikasi internet adalah seperti memiliki komputer/laptop (atau memakai komputer rental) dan mampu mengoperasikannya, memiliki flash dish atau CD room, dan kemudian punya kemudahan untuk menjangkau tempat mengakses internet, seperti di warnet.
Dari data lapangan diperoleh bahwa 75% responden (siswa SMA Negeri 3 Batusangkar) memiliki komputer, 8% memiliki laptop, 90% memiliki flas dish. Kemampuan mengetik dan mengoperasikan komputer/ laptop adalah syarat mutlak bagi siswa untuk bisa mengaplikasikan internet. Sedangkan memiliki flash dish dan CD room diperlukan untuk menyimpan file atau dokumen. Flas dish perlu di-scan dengan anti virus agar tidak pindah ke dalam komputer. File dan dokumen ini dapat diapload atau dikirim melalui internet. Sebaliknya berbagai fitur dalam internet- teks, foto, lagu, dan film dapat disimpan atau didownload ke dalam benda- benda ini.
Keberadaan/ jarak dan waktu yang tersedia untuk mengakses internet, juga merupakan syarat mutlak untuk dapat melakukan aplikasi internet. 70% siswa mengatakan tinggal bersama orang tua (dalam kota), mereka punya kemudahan untuk mengakses internet- warnet atau warung telekomunikasi- di kota Batusangkar, atau mengakses internet pada labor bahasa. Selanjudnya, 25% respon tinggal pada kamar kost, mereka biasanya mengakses internet dalam perhitungan keuangannya. Pengunjung internet antara siswa laki-laki dan siswa perempuan jumlahnya cukup berimbang. Ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan gender dalam mengakses informasi, pendidikan dan hiburan lewat interenet.

2. Aktivitas menulis melalui interenet
Aktivitas menulis melalui internet dapat dilakukan melalui e-mail dan website pribadi atau meninggalkan pesan dan komentar pada situs/ web orang lain. Ada sejumlah mesin e-mail yang lazim digunakan oleh pengguna internet untuk keperluan berkomuniukasi yaitu seperti ; yahoo, gmail, telkom, plaza, hotmail, dan lain- lain. Sementara itu 90% responden memakai yahoo, karena mesin yahoo memiliki fitur yang lebih banyak dan lebih menarik serta dikenal lebih luas. 80% respon mengaku sudah memiliki e-mail, dan 20% memiliki e-mail tetapi penggunaannya tidak teratur. Mereka tahu cara menggunakan internet melalui guru TIK, dari buku, dari terman dan dari operator internet itu sendiri.
Umumnya responden (100%) mengungkapkan bahwa e-mail berguna untuk berkomunikasi, mengirim dan menerima pesan, serta mengirim tugas kepada guru. Seterusnya mereka 90% responden mengatakan bahwa dengan memiliki e-mail, mereka merasa lebih percaya diri, kepuasan diri dengan menggunakan teknologi modern. Memiliki e-mail berarti memiliki identitas sebagai warga dunia yang tidak gatek atau gagap teknologi (85%). Aktivitas menulis dalam Bahasa Inggris pada internet–dan juga dalam Bahasa Indonesia- adalah dalam bentuk; 1) mengirim / membalas e-mail, 2) mengapload website- friendster, blogspot, multiply, wordpress, 3) mengedit profil, serta 4) meninggalkan komentar pesan pada shouting box.

3. Kualitas tulisan Bahasa Inggeris
Menulis dalam Bahasa Inggris melalui e-mail biasanya dimulai saat kurikulum Bahasa Inggris- kompetisi dasar (KD) pada pembelajaran menulis- mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran tentang e-mail. Dalam buku “English in context, developing competencies in English, for grade XII natural and social science program SMA/ MA” oleh Sundayana, et al (2005: 23-26), menjelaskan bahwa kompetensi dasar dalam menulis e-mail, maka siswa harus mampu menulis melalui e- mail, yaitu menulis e-mail dengan langkah-langkah retorika- menulis dalam bentuk deskriptif, narratif, prosedur, dan lain- lain, dalam bentuk sederhana.
Peneliti (sebagai guru Bahasa Inggris) dan siswa melakukan pembelajaran dengan KD tentang menulis menggunakan e-mail, berdiskusi tentang dengan topik “manfaat dan pengaruh negative media massa seperti internet dan televisi. Sebelum mengakhiri pembelajaran dengan topik ini, guru memberi pekerjaan rumah, yaitu siswa harus menulis nasakah pendek tentang “advantage and disadvantage of television”. Tugas ini kemudian harus diserahkan melalui e-mail ke; marjohanusman@yahoo.com, atau marjohanusman@gmail.com
Pada kesempatan lain siswa juga diberi tugas lain- menulis pengalaman ketika berlibur- my holiday experience, atau my unforgettable experience. Mereka harus menyerahkan tugas mereka melalui e-mail ke guru Bahasa Inggris. Untuk verifikasi apakah siswa mengirim atau tidak, maka guru dapat mencek melalui e-mail, kemudian memberi komentar atas kualitas tulisan mereka.
Penilaian kualitas tulisan siswa harus merujuk pada indikator penilaian tulisan menggunakan analytical score. Brown (2004) mengatakan bahwa ada lima indikator dalam melakukan skor analisa, seperti:
1) Organisasi.
2) Isi/ Pengembangan logika.
3). Tata Bahasa.
4). Tanda baca, ejaan dan mekanik.
5). Gaya dan kualitas ungkapan.
Ke lima indikator di atas dikembangkan dari variable menulis Bahasa Inggris. Ini. Kemudian masing- masing indicator dipecah menjadi sub-indikator. Untuk lebih jelas dapat digambarkan sebagai table berikut:

Tabel: Indikator Penilaian Tulisan
Variabel
Indikator
Sub-indikator
Menulis
1. Organisasi
1. Judul
2. Pendahuluan
3. Tubuh
4. Kesimpulan

2. Isi/ Pengembangan
logika
1. Topik
2. Ide kongkrit
3. Pengembangan ide

3. Tata Bahasa
1. Bentuk Kata Kerja
2. Modal auxiliary
3. Penggunaan artikel
4. Preposisi
5. Tense sequencing
6. Klausa

4. Tanda baca, ejaan dan
mekanik
1. Pemakaian Huruf besar
2. Paragraf
3. Tanda Baca
4. Ejaan

5. Gaya dan kualitas ungkapan
1. Penggunaan kosa kata
2. Struktur parallel
3, Register (penggunaan
kata istilah sesuai
bidang ilmu)
(Disadur dari Brown, 2004)

Tabel di atas menunjukan bahwa ada lima indikator yang harus menjadi fokus guru dalam menilai tulisan atau naskah siswa. Pada umumnya siswa tidak bermasalah dalam indikator “mengorganisir tulisan dan pengembangan ide / logika. Namun, sebagian besar siswa dalam menulis bahasa Inggris menggunakan strategi menterjemahkan ide dan fikiran dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris. Pengaruh tatabahasa atau pola pembentukan kalimat dalam bahasa Indonesia ikut mempengaruhi kualitas Bahasa Inggris mereka. Sebagai contoh siswa sulit membedakan pemakaian /can/ dengan /able to/ atau /could/ ,kemudian /will/ dengan /would/, membedakan kalimat /past progressive/ dengan /past perfect/, dan lain- lain.
Untuk menjaga motivasi belajar, dan minat belajar siswa maka guru tidak melakukan koreksi terlalu banyak pada tulisan mereka. Bahwa yang perlu dilakukan adalah membaca ide yang ada dalam tulisan mereka dan memberi mereka reward dan appresiasi. Pemberian reward dan appresiasi yang dikirim lewat e-mail dapat menambah motivasi menulis mereka. Refleksi itu dapat diketahui dari e-mail yang mereka kirimkan ke e-mail guru (peneliti).

E. Penutup
Penggunaan sarana TIK sangat membantu siswa, guru dan masyarakat dalam mengembangkan kualitas akademik, wawasan umum, hobi dan pekerjaan. Penggunaan internet dan e-mail sudah menjadi fenomena bagi siswa/ remaja. Memanfaatkan sarana internet- fitur yang ada dalam internet- memperkaya wawasan mereka. Umumnya siswa memanfaatkan internet untuk tujuan pendidikan dan hiburan.
Pemberian tugas menulis Bahasa Inggris pada siswa melalui e-mail dapat meningkat motivasi belajar dan percaya diri yang tinggi. Memiliki e-mail membuat mereka menjadi warga dunia yang peduli dengan ICT atau TIK.
Disarankan kepada guru Bahasa Inggris- dan juga guru bidang studi lain- agar memanfaatkan keberadaan internet untuk tujuan pembelajaran. Kemudian warga sekolah- guru dan murid- agar memiliki e-mail dan membuat blogspot (situs pribadi) untuk menyimpan tulisan dan naskah. Ini berguna untuk saling berbagi naskah dan fitur yang positif satu sama lain dengan pengguna internet yang lain.

Daftar Pustaka
Acklen, Laura.(1999).Belajar Sendiri Dalam 10 Menit Microsoft Office 2000.Yogyakarta: Andi.
Anwas, Oos M.(2003). Model Inovasi e-Learning Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. ”Jurnal Teknodik e-Learning”. Jakarata: Depdiknas, Pustekom.
Arikunto, Suharsimi. (2000). Manajemen Penelitian. (edisi ke 5). Jakarta: Rineka Cipta.

Belisle, Ron. (1996). E-mail Activities in the ESL Writing Class, The Internet TESL
Journal , vol 11, no 12 (http://itselj.org.writingclass/html ). akses, 12 November 2007).

Brown, H.Douglas.(2004). Language Assessment. Principles and classroom Practice.
New York: Longman.

BSNP.(2006). Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Mata
Pelajaran:Bahasa Ingris SMA/MA. Jakarta: Depdiknas

Gay, L.R and Pieter Airisian. (2000). Educational Research: Competencies for Analysis and Application (6th Ed). New Jersey: Prentice Hall.

Kamarga, Hanny.(2002).Belajar Sejarah Melalui E-learning: Alternative Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan.Jakarta: Inti Media.

McInerney, Denis M and McInerney, Valentina. 1998. Educational Psychology: Constructing Learning. New York: Prentice Hall.

Miles, Matthew B and Huberman, A. Michael. 1984. Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. London: Sage Publications.

Purbo, Onno W (2001).Masyarakat Pengguna Internet di Indonesia. Availavble at: (http://geocities.com/intercent/project/html) retrived Novemver 4th 2002.

Rouet, J.F. (1990). Intearctive Text Processing by Inexperiencede (Hyper) Reader. In
A.Rizk, N. Streitz And J Andre (eds). Hypertext: Concept, Systems, and aplication. Cambridge: Cambridge University Press.

Yusrizal. (2008). Konsistensi Mewujudkan Masyarakat Sejahtera dan Berkeadilan .
Batusangkar: Pemda Tanah Datar. (http://tanahdatar.go.id/index.php ,akses, 12 Desember 2008).




BIODATA:
1 Nama Drs. Marjohan, M.Pd
2 Nip 131843527
3 Pangkat / gol. Ruang Pembina/ IV.a
4 Tempat dan tanggal lahir Lubuk Alung, 22 Maret 1965
5 Jenis kelamin Laki- Laki
6 Agama Islam
7 Mata pelajaran yang diajarkan Bahasa Inggris
8 Masa kerja guru 18 tahun 4 bulan
9 Judul karya tulis "Penggunaan E-Mail Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
Bahasa Inggris Siswa SMA Negeri 3 Batusangkar"

10 Pendidikan terakhir Program Pascasarjana UNP Padang
11 Fakultas/ jurusan Program Pascasarjana/ Pend Bahasa
12 Status perkawinan Kawin
13 Sekolah

a. Nama Sekolah SMA Negeri 3 Batusangkar
b. Jalan Jalan Raya Batusangkar- Sitangkai
c. Kelurahan / Desa Bukit Gombak
d. KecamatanLimo Kaum
e. Kabupaten Tanah Datar
f. Propinsi Sumatra Barat
g. Kode Pos 27211
h. Telepon 0752-73003
14 Alamat rumah Griya Alam Segar
a. Jalan Jalan Raya Batusangkar- Sitangkai
b. Kelurahan / Desa Bukit Gombak
c. Kecamatan Limo Kaum
d. Kabupaten Tanah Datar
e. Propinsi Sumatera Barat
f. Kode Pos 27211
h. no. HP 085263537981
15 Prestasi dan keberhasilan yang pernah dicapai
a. Guru Teladan Kabupaten Tanah Datar 1998
b. Guru Teladan Propinsi Sumatera Barat 1998
c. Menulis pada media massa (koran Canang,
Haluan dan Singgalam), pernah menulis
pada journal Speleolog Tarbes, Perancis
d. Menulis Naskah Buku “Beranda Sekolah”
diedit menjadi “School Healing-
Menyembuhkan Sekolah”- Naskah
tersebut berada Pemda Kabupaten Tanah
Datar untuk memperoleh hak cipta
f. Wisudawan dengan nilai Cum Laude, 3.81
tanggal 7 Juni 2008

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...