Pengalaman Mengikuti Seleksi
Guru Berprestasi Tingkat Nasional 2012
Oleh: Marjohan, M.Pd
(Peingkat 1 Guru Berprestasi
Tingkat Nasional0
Guru SMAN 3 Batusangkar
Memilih Masa Depan
Seperti
yang dialami oleh kebanyakan siswa SLTA, maka penulis juga cari info sana-sini tentang mau kuliah ke
mana kuliah setelah tamat SMA Negeri 1 Payakumbuh. Meskipun dibesarkan oleh
ayah seorang prajurit polisi dan ibu
seorang petani kecil, namun penulis merasa mantap untuk menjadi seorang guru.
Akhirnya
penulis mendaftar dan lulus sebagai mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris pada
IKIP Padang. Sejak mahasiswa penulis sudah mencari tahu bahwa seorang mahasiswa
harus kreatif dan inovatif. Penulis memperkaya pengalaman dengan mengikuti
kegiatan seperti aktif di Mesjid kampus dan juga menjadi Pemandu Wisata Sumatra
Barat serta menerima pesanan terjemah untuk melatih kemampuan akademik dan
sekaligus bisa memperoleh sedikit uang untuk pembeli jajan.
Sejak
kuliah penulis sudah punya target dalam membaca dan melatih menulis. Penulis membuat
target untuk membaca sekitar 100 halaman perhari, sementara memperdalam
kemampuan bahasa Inggris, penulis membaca satu majalah bahasa inggris per
minggu. Kemudian untuk mengasah kemampuan penulis adalah dengan cara membaca
buku biografi tentang penulis terkenal dan kemudian membiasakan menuliskan
pengalaman paling kurang 2 halaman folio per hari.
Akhirnya penulis mampu
merampungkan pendidikan sarjananya sesuai dengan target. Penulis selanjutnya
menjadi guru pada SMA Negeri 1 Lintau. Maka kembali penulis membuat refleksi
diri “Bahwa aku harus menjadi guru yang berbeda- guru yang menguasai berbagai
kemampuan”.
Ingin menjadi guru dengan keterampilan
berganda
Menjadi
guru yang punya tekad untuk memiliki berbagai kemampuan, bukan berarti menjadi guru yang anti sosial. Penulis cukup
aktif melibatkan diri dalam pergaulan sosial- mengunjungi rumah/ orang tua
siswa, ikut kegiatan mesjid, aktif dengan kegiatan sekolah dan mempersiapkan
kegiatan mengajar serta melaksanakan tugas sebagai guru.
Pada
waktu luang apakah siang ataupun malam, penulis selalu menyempatkan membaca
berbagai buku. Target bacaan tentu yang menjurus pada kompetensi sebagai guru,
misal buku-buku tentang sosial, pedagogi, psikologi, buku-buku filsafat dan
agama. Penulis sempat terinspirasi oleh biografi penulis besar dunia, maka
penulis juga rajin berlatih atau membuat target dalam menulis, hingga akhirnya
penulis bisa menulis artikel dan bisa dipublikasi pada koran-koran Sumatera
Barat.
Tulisan-tulisan
yang terbit pada koran tentu harus dibuat klipingnya dan dijadikan sebagai
dokumen atau portofolio. Pada lain kesempatan penulis juga sempat berkenalan
dan berteman baik dengan sarjana Perancis (Dr. Louis deharveng, Dr. Anne Bedos
dan Dr. Francois Brouquisse) dimana mereka adalah ahli bilogi dan tertarik
melakukan riset di seputar Kabupaten Agam, Kab. Tanah Datar, Kab. Sawahlunto
Sijunjung dan Kab. Lima Puluh Kota. Riset mereka adalah tentang serangga dan
fenomena alam. Lewat mereka penulis juga tertarik untuk menguasai dan mendalami
Bahasa Perancis. Juga lewat pengalaman berdsama mereka antara tahun 1995- 2005
terasa bahwa kemampuan menulis, membaca dan kemampuan Bahasa Perancis penulis
semakin meningkat.
Dalam
tahun 1998 penulis sempat dianjurkan untuk mengikuti seleksi guru teladan. Penulis
mengumpulkan berbagai dokumen hingga menjadi porto folio dan dikirim sebagai
utusan kecamatan Lintau Buo untuk seleksi guru teladan tingkat Kab. Tanah
Datar. Pada tahun tersebut penulis menang dan mewakili Kab. Tanah Datar untuk
tingkat Propinsi Sumatera Barat. Penulis masuk ke dalam nominasi dan setelah
tim juri turun ke lokasi akhirnya penulis berpuas hati sebagai peraih guru
teladan nomor 2 untuk tingkat Sumatera Barat.
Hijrah Ke SMA Unggulan Kab. Tanah Datar
Tidak
terasa bahwa penulis telah mengabdi cukup lama (14 tahun) di sekolah lama yang
berlokasi di daerah pedesaan. Untuk penyegaran penulis bermaksud untuk hijrah
ke sekolah alumni di Payakumbuh, namun akhirnya penulis diizinkan untuk
mengabdi di sekolah baru SMA Negeri 3 Batusangkar, sebuah sekolah unggulan di
Kab. Tanah Datar.
Bakat
menulis dan bakat untuk menguasai bahasa asing yang lain penulis semakin
bertambah. Penulis juga tertarik dalam mendalami bahasa Arab, karena bahasa ini
akan memudahkan penulis dalam memahami bacaan sholat dan memahami kitab suci
al-quran.
Mengabdi
di sekolah unggulan dengan rekruitmen guru berdasarkan skor TOEFL dan TPA (Test
Potensi Akademik) tertinggi serta rekruitmen siswa yang cukup selektif- hingga
terjaring para siswa yang berbakat bagus memberi peluang yang besar bagi
penulis untuk mengembangkan profesionalisme sebagai seorang guru. Tantangan
dari lingkungan membuat penulis mampu membaca banyak buku, dan juga mampu menulis lebih banyak artikel.
Anak didik juga lebih gampang untuk dibimbing hingga mereka mampu meraih juara
sampai ke tingkat propinsi dan bahkan ke tingkat nasional.
Kesempatan
melanjutkan pendidikan ke jenjang pascarjana lebih terbuka lebar bagi guru-guru
sekolah unggulan (juga bagi sekolah non unggulan, dan penulis juga tahun 2008
tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana UNP. Kebiasaan membaca dan menulis
sangat membantu penulis dalam menyelesaikan kuliah dan dalam merampungkan
penulisan tesis. Akhirnya penulis mampu menyelesaikan perkuliahan pada
pascasarjana sesuai dengan target waktu dengan IPK cum-laude. Setelah meraih
pendidikan master, kemampuan penulis terasa lebih meningkat hingga penulis
mampu menerbitkan 4 buku pada penerbit Yogyakarta dan beredar pada toko-toko
buku di Indonesia.
Seleksi Guru Berprestasi
Suatu
ketika Kepala Sekolah penulis menyuruh penulis untuk ikut seleksi guru
berprestasi. Pada mulanya penulis separoh ragu, karena dahulu sempat juara guru
teladan 2 Sumatera Barat, namun itu dianggap sudah kadaluarsa apalagi waktunya
sudah terpisah selama 14 tahun. Akhirnya penulis setuju untuk mengikuti
seleksi, dahulu bernama “seleksi guru teladan” dan sekarang berubah nama
menjadi “seleksi guru berprestasi”, ya mulai dari jenjang sekolah dan
kecamatan.
Karena
penulis sebelumnya pernah meraih juara 2 Sumatera Barat, maka penulis merasa
cukup percaya diri, apalagi dukungan portofolio sangat memadai- seperti jumlah
sertifikat, penghargaan, karya tulis dan dokumen- dokumen yang lain. Agaknya
penulis merasa cukup merasa mudah untuk menjadi guru berprestasi tingkat Kab.
Tanah Datar.
Kebijakan
juri penseleksi guru berprestasi Kab. Tanah Datar untuk memberi pelatihan dan
persiapan bagi peserta seleksi yang akan mewakili Kab. Tanah Datar ke tingkat
propinsi. Penulis tahun berikutnya (2012) mewakili Kab. Tanah Datar ke tingkat
Propinsi. Untuk tingkat propinsi sudah terasa persaingan dengan utusan dari 19
Kabupaten/ Kotamadya lain di Sumarera Barat.
Lawan-
lawan yang berat terasa bagi yang datang dari daerah Padang, Padang Panjang,
Bukittinggi, Payakumbuh dan Solok. Apalagi di daerah-daerah ini terdapat
sekolah unggulan yang hebat di Sumatera Barat. Para juri cukup profesional dan
bersikap netral dalam menilai. Penulis kemudian juga terjaring sebagai nominasi
guru berprestasi Sumatera Barat dan dua nominasi lain berasal dari Bukittinggi
dan Kab. 50 Kota.
Para
nominasi tingkat Sumatra mendapat penilaian lapangan- kondisi di sekolah dan di
seputar rumah. Fokus yang menjadi penilaian tim juri adalah seputar keberadaan
dan sumbangsih nominator terhadap sekolah dan terhadap anak didik. “Apakah
penulis hanya pintar untuk diri sendiri saja”, demikian juga petranyaan dann
investigasi tim juri terhadap nominator dengan lingkungan rumah “Apakah penulis
tidak berperan terhadap lingkungan ?.
Dari
bukti portofolio- sertifikat dan surat keterangan- bahwa penulis cjuga memberi
kontribusi yang signifikan terhadap sekolah, seperti rata-rata nilai UN Bahasa
Inggris yang cukup bagus, kemudian dalam pembimbingan pada siswa hingga menang
dalam perlombaan sampai ke level Propinsi malah hingga tingkat nasional.
Kemudian peran penulis terhadap masyarakat seperti membina mesjid dan menjadi
narasumber dalam lokakarya.
Hal
yang sangat signifikan sebagai pendukung bahwa penulis dipilih sebagai
peringkat 1 (satu) Sumatera Barat adalah karena kenampuan menulis yang cukup
banyak (lebih dari 120 judul artikel terbit pada koran), 5 judul tulisan terbit
untuk tingkat internasional (perancis), empat buku dengan ISBN dan beredar
secara nasional, beberapa penghargaan tingkat nasional dan dokumen kerjasama
penerbitan dengan beberapa penerbit nasional, serta kemampuan menguasai 3
bahasa asing ( Bahasa Inggris, Perancis
dan Arab).
Meraih guru berprestasi tingkat 1 (satu)
Sumatera Barat agaknya telah terasa sebagai prestasi sangat tinggi bagi penulis
dan penulis tidak tahu kekuatan diri untuk melaju untuk persaingan di tingkat
nasional di Jakarta, yang jelas penulis akan mewakili Propinsi Sumatera Barat
untuk seleksi guru berprestasi tingkat nasional.
Persiapan diri menuju lomba tingkat
nasional
Pada pertengahan bulan puasa
(Ramadhan/ Agustus) seluruh guru dan
tenaga kependidikan yang meraih peringkat 1 Sumatera Barat diundang untuk
berkumpul di Padang. Semuanya ada 13 orang yang mewakili guru- guru pertingkat,
kepala sekolah per tingkat dan juga pengawas sekolah. Agar utusan Sumatera
Barat bisa berkiprah di tingkat nasional maka panitia Propinsi mengundang
seorang ahli yang punya pengalaman dalam urusan seleksi guru berprestasi
tingkat nasional.
Dalam acara pembekalan yang
dilaksanakan di Hotel Mariani Padang, Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat-
Bapak Syamsurizal- memberi pencerahan
kepada semua peserta. Beberapa uraian pencerahan yang masih teringat oleh penulis
adalah sebagai berikut:
Pendidikan
sangat penting, maka pelajaran pertama yang ditekankan dan harus dibiasakan
adalah “membaca”. Perintah membaca adalah
perintah pertama yang disampaikan oleh Sang Khalik kepada kita, melalui
Nabi Muhammad SAW. Ayat yang pertama turun adalah “iqra’ bismirabbillazi
khalak”, bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan.
Membaca
adalah salah satu strategi dalam belajar dan belajar itu sendiri diwajibkan
bagi laki-laki dan perempuan. Lebih lanjut dikatakan bahwa musuh utama kita
adalah kebodohan dan untuk melawan kebodohan tentu saja melalui pendidikan. Pendidikan punya induk yaitu “membaca”. Selain membiasakan diri dalam membaca dan
belajar, maka kita juga perlu bearktifitas atau bekerja. Dalam ajaran agama
Islam dikatakan bahwa “jika kamu bekerja, maka cukupkanlah, bila selesai dalam
satu pekerjaan maka pindah pada pekerjaan yang lain”.
Selanjutnya dikatakan bahwa
kita perlu untuk memiliki percaya diri yang baik. Seseorang yang memiliki
percaya diri yang mantap maka ia boleh punya filsafat atau moto hidup yaitu “saya
bisa”.
Dipesankan bahwa seorang guru
mutlak untuk memiliki karakter. Guru
yang berkarakter harus memiliki
“kemandirian, profesional dan percaya diri’. Atau dalam program sertifikasi
sekarang dikatakan bahwa setiapguru mutlak untuk memiliki 4 kompetensi ,
kompetensin tersebut yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Pakar/
ahli yang diundang oleh Dinas Pendidikan
Sumbar adalah ibu Dra. Farida Ariani, M.Pd, yang sering terlibat sebagai
juri (juri yang adil/ juri yang netral). Beliau juga bertugas pada P4TK Bahasa
Jakarta. Sekali lagi bahwa beliau tentu
saja tetap non blok, ia hanya memberikan wawasan secara umum- yaitu bagaimana agar
setiap peserta (utusan Sumatera Barat) bisa mempersiapkan diri. Dari pengalaman
setiap tahun bahwa peserta yang hebat banyak datang dari “Jawa Timur, Jawa Tengan
dan DKI Jakarta”.
Namun utusan Sumatra Barat harus tetap optimis
bahwa yang menentukan nasib kita- menang atau kalah- adalah kita sendiri, nasib
kita kitalah yang menentukannya. Guru yang bakal mewakili Sumatra Barat untuk
seleksi tingkat nasional harus memiliki motivasi yang tinggi. Biasanya orang
yang memilki motivasi terlihat sehat- sehat dan yang kurang memiliki motivasa
biasanya terlihat banyak penyakit.
Dipesankan bahwa yang penting kita harus mampu menjadi diri sendiri- be ourself-
kita harus menjadi yang terbaik- ya menjadi yang terbaik dalam hidup kita.”Maka
untuk itu selalulah untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman”
Agar utusan Sumatra Barat bisa
meraih prestasi di Jakarta, maka semua peserta diberi pengetahuan dan
pembekalan yang meliputi pengetahuan dan penyempurnaan portofolio. Bagian-
bagian portofolio meliputi:
-
Kelengkapan bio data (seperti
Nama, Surat keterangan dokter, dll)
-
Sertifikat –sertifikat dari
suatu kegiatan,
-
Foto- foto kegiatan guru dan
siswa yang dibimbing bisa sebagai dokumen.
-
Piagam penghargaan
-
Bukti fisik semua prestasi
murid dan guru, misal dalam bentuk surat keterangan dari pihak yang berwenang.
-
Bukti fisik dalam bentuk buku,
artikel, karya tulis dan juga karya inovatif.
-
Penulisan buku bisa dalam
bentuk buku fiksi dan non fiksi dalam bidang pendidikan.
-
Juga bisa penulisan dalam
bidang inovasi (pembaharuan) untuk tujuan peningkatan mutu pembelajaran. Juga bisa dalam bentuk penemuan tekhnologi
tepat guna dalam bidang pendidikan.
Tema seleksi guru berprestasi
dan berdedikasi adalah “ menjadi guru profesional, bermatabat dan sejahtera”. Secara
sekilas susunan portofolio adalah sebagai berikut:
-
Kualifikasi akademik
-
Pendidikan dan pelatihan
-
Pengalaman mengajar
-
Perencanaan pembelajaran
-
Prestasi akademik yang meliputi
lomba dan karya akademik
-
Sertifikat keahlian dan
keterampilan
-
Pembinaan siswa
-
Karya tulis
-
Penelitian
-
Sertifikat forum ilmiah
-
Pengalaman pengurus organisasi
dan sosial
-
Penghargaan
Pada prinsipsipnya bahwa bentuk
kegiatan pembekalan bagi guru guru berprestasi untuk menuju nasional ada 2
macam yaitu, penyusunan kembali portofolio dan latihan presentasi karya ilmiah-
langsung dibedah dimana kelebihan dan kekuranganya. Tulisan yang juga harus dipersiapkan untuk presentasi di Jakarta
adalah tentang tulisan “best practice” yang judulnya adalah: Mengapa
saya layak sebagai guru berprestasi. Namun penulis
juga menyiapkan tulisan ilmiah yang lain yaitu tentang PTK (Penelitian
Tindakan Kelas), kami semua menunggu tanggal pelaksanaan seleksi yaitu antara
4- 10 September 2012. Keberangkatan pada tanggal 3 September 2012.
Menghitung Kekuatan Diri
Akhirnya
tanggal 3 September 2012 yang kami tunggu pun tiba. 13 orang peserta
utusan Sumbar untuk seleksi PTK
(Pendidik dan Tenaga Pendidik) yang berprestasi berkumpul di Bandara
Minangkabau, Padang, mereka adalah:
-
Yeni Fitri Yenti (Guru TK)
-
Deswita (Guru SD)
-
Suyetmi (Guru SMP)
-
Marjohan (Guru SMA)
-
Netrowintis (Guru SMK)
-
Afrida Kasmawati (Guru SLB)
-
Lasmayeni (Kepala TK)
-
Artispen (Kepala SD)
-
Edison (Kepala SMP)
-
Dian Mulyati Syarfi (Kepala
SMA)
-
Endryaty (Pengawas TK/SD)
-
Sudirman (Pengawas SMP)
-
Azwirman (Pengawas SMA/ SMK)
Semua utusan ini terbang dengan
pesawat Garuda dan di Jakarta mereka akan ditempatkan pada 3 hotel (Hotel Sahid,
Hotel Century dan Hotel Milenium).
Selama dalam penerbangan
penulis menghitung-hitung kekuatan dan potensi diri, tentu saja teman-teman
yang berlain juga demikian. Popularitas kota kota dan orang orang di Pulau
Jawa, kadang-kadang membuat rasa percaya diri tidak menentu, pendek kata
penulis terbang tanpa beban dan sering berucap “menjadi juara 1 di Sumbar itu
sudah bagus, aku terbang tanpa beban- andai peringkat 1 itu adalah miliku maka
datanglah, bila tidak maka pergilah”.
Setelah berada di Hotel Millenium
maka kegiatan seleksi guru berprestasi adalah seperti penerimaan peserta,
penyerahan berkas- berkas dan check in kamar, kemudian dilanjutkan dengan
persiapan peserta untuk menuju Puri Agung Hotel Sahid Jakarta untuk acara
pembukaan. Kami semua memakai batik atau seragam propinsi masing- masing.
Pembukaan PTK Berprestasi dilaksanakan oleh Bapak Menteri Muhammad Nuh dan juga
perkenalan panitia dengan peserta.
Seleksi
guru berprestasi yang dilaksanakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional diikuti
oleh 642 guru berprestasi, yaitu utusan
dari 33 propinsi. Lomba guru berprestasi mempunyai tujuan untuk memberi
nilai appresiatif dan konstruktif bagi guru. Guru yang diberi appresiasi atas
prestasunya diharapkan bisa memberi penghargaan pada prestasi seseorang- misal
pada anak didik.
Pidato
pembukaan dilaksanakan oleh Menteri
Pendidikan- Prof. Dr. Mohammad Nuh. Banyak sekali ide ide cemerlang yang
dapat dipungut dari ceramahnya. Misalnya dikatakan bahwa orang yang bisa
memberi penghargaan biasanya adalah orang-orang yang juga berprestasi. Orang
yang berprestasi akan mampu memberi appresiasi pada orang-orang yang
berprestasi. Akibatnya orang lain juga gemar untuk mengejar prestasi. Prestasi juga
perlu diraih oleh para pelajar. Agar berprestasi maka orang tua dan guru harus
memasukan anak-anak ke dalam saluran besar yaitu saluran pendidikan.
Menteri juga menekankan agar di
sekolah bisa dibentuk kultur atau iklim sekolah yang positif- iklim yang
memperlihatkan kepedulian. Dalam kultur sekolah yang positif musti ada
guru-guru dan staf sekolah yang memberikan perhatian dan rasa cinta, juga
memiliki penuh inspirasi. Di sana musti berlaku pendidikan inklusif. Dan
sekolah yang beriklim penuh kepedulian ini musti bebas dari budaya “bullying-
menggertak dan mengancam sesama”.
Orang tua dan guru adalah
arsitek bagi otak dan pribadi anak. Semakin cepat anak berfikir ya semakin
ktreatif dia. Selanjutnya dikatakan bahwa jangan biasakan
membuat anak stress sebab kalau anak sering stress maka kreatifitasnya akan
mengecil. Mungkin anak butuh
musik, sebab dengan musik ia bisa bergembira. Kalau
anak (siswa) stress gara-gara guru, PR yang banyak dan karakter teman-teman
yang kurang bersahabat maka mental anak bisa tumbuh tidak sehat (terganggu
mentalnya- seperti penggugup, mudah stress, mudah menarik diri dari pergaulan).
, detak jantung anakpun juga kurang teratur.
Untuk itu kita perlu ingat “jangan pernah membuat anak-anak stress dan
menangis.
Bila kita melihat ada anak menangis karena stress maka bantulah dia
(mengapa itu bisa terjadi). Dianjurkan bahwa musti dbiasakan banyak memberi
reward- pujian (mengatakan very good, you are great” karena ini bisa
membesarkan hatinya dan membuat hidup anak lebih bergairah, sebaliknya jauhkan
mereka dari punisment/ hukuman karena budaya punisment bisa memutuskan ikatan
batin.
Pak
Menteri juga mengatakan bahwa orang tua
dan guru perlu memilki bonding emotion (ikatan emosi) dengan anak, ini berguna agar anak merasa bahwa
guru dan orang tua adalah milik mereka. High
spirit of learning (belajar dengan semangat tinggi) perlu dibentuk di rumah dan
di sekolah. Ini dapat dibentuk melalui prinsip “loving, inspiring and
encouraging”.
Fenomena
dalam masyarakat bahwa high spirit of learning berbeda kualitasnya
diantara keluarga kaya, keluarga kelas pekerja dan keluarga miskin. Dalam
keluarga miskin mungkin bisa terjadi miskinnya pemberian inspirasi dan dorongan
semangat juang/ semangat kerja/ belajar mereka. Di daerah yang banyak terdapat penduduk miskin, di sana
mungkin banyak terjadi kekerasan, kebiasaan mematahkan semangat, juga miskin
pujian, miskin sarana, miskin informasi, miskin aktivitas dan miskin pemberian
pesan- pesan positif pada anggota keluarga.
Pak
Menteri menyarankan agar orang tua dan guru bisa memberikanlah hormon cinta
buat anak dan siswa. “ Ternyata
banyak orang mengidolakan guru-guru, saya berbahagia karena idola saya adalah
guru-guru saya sejak di SD, SMP dan SMA. Maka guru adalah orang yang selalu
bermartabat di mata anak- anak bangsa ini. Timpalnya mengakhiri pencerahan.
Menjalani Seleksi Guru Berprestasi Tingkat
Nasional
Pelaksanaan
seleksi guru berprestasi tingkat nasional tidak seberat seleksi di tingkat
propinsi. Namun yang terasa berat adalah perasaan atau beban mental. Saat itu
harus berhadapan dengan utusan-utusan terbaik dari setiap propinsi dan jumlah
mereka lebih besar dibanding saingan saat di Propinsi. Kita ibarat berada di
antara bintang-bintang dan kita tidak bisa lagi melihat dan merasakan cahaya
kita, karena bisa jadi kemilau diri kita kalau bersaing dari kemilau atau
pesona teman-teman lain.
Meskipun
kami ditempatkan di Hotel Millenium dengan iklim yang nyaman namun fikiran
tidak senyaman suasana, karena dalam fikiran terjadi psy-war- perang daslam
fikiran, bagaimana menaklukan soal-soal ujian test tulis yang jumlah soalnya
tidak sebanding dengan alokasi waktu. Kata juri “Karena anda adalah orang-orang
pilihan maka tidak mungkin kami memberikan anda soal-soal yang mudah”.
Selama
dua hari kami dihujani oleh test tulis sepanjang hari, otak terasa lelah dan
panitia ujian terlihat juga lelah. Dua hari berikutnya kami harus
mempresentasikan karya ilmiah, dengan kuota 1 (satu) jam perorang. Ini adalah
saat yang menegangkan menghadapi pertanyaan demi pertanyaan dari dewan juri dan
bagaimana kita bisa merespon dan meyakinkan dewan juri dengan logika dan dengan
penuh sopan santun.
Penulis
juga harus antri, menunggu memang membosankan. Jadwal tampil penulis adalah jam
09.00 atau 10.00 malam. Namun penulis tidak berada di tempat karena harus
menunaikan sholat Isya. Jadwal tampil penulis ditunda pada pagi berikutnya.
Peserta
memakai pakaian PSL- memakai baju putih panjang lengan, memakai jas dan juga
dasi. Setiap peserta mencari informasi tentang apa jenis pertanyaan dan
bagaimana karakter dewan juri, “woww ada yang rada-rada galak”. Suasana seperti
mengikuti kompre untuk tesis pada kuliah pascasarjana. Akhirnya tibalah jadwal
bagi penulis untuk mempresentasikan karya ilmi dengan media power point. Yang
kita perlukan adalah sikap tenang, santai dan penuh percaya diri.
Ternyata
suasana presentasi tidak menakutkan seperti yang dibayangkan. Alhamdulillah
penulis bisa merespon semua pertanyaan dewan juru, malah penulis menerima
ucapan selamat “mogas-moga anda sukses”. Selesai presentasi sebetulnya suasana
fikran sedikit lega, kecuali harus menyiapkan mental untuk mendengar hasil
pengumuman.
Acara
setelah usai presentasi adalah menuju Hotel Sahid untuk acara makan malam,
acara ramah tamah dan pemberian hadiah dari Bank Mandiri oleh Direktur Bank
Mandiri dan juga oleh Menteri Pendidikan Nasional.
Pencerahan dari Bank Mandiri dan Menteri
Seperti
biasa, penulis mengikuti uraian pencerahan yang diberikan para tokoh dengan
seksama (tekun), prenulis tidak lupa untuk menulis ide-ide yang bermanfaat.
Ide-ide pencerahan dari Bapak Anis
Baswedan (Direktur Bank Mandiri) adalah seperti alinea berikut:
Bapak Direktur juga memberi wejangan yang sangat
menginspirasi. Ia berpesan agar kita menyiapkan anak-anak menjadi pemenang di era
baru dan bukan menjadi orang yang kalah dengan ilmu, bahasa, agama, pergaulan,
etika, dan lain-lain. Ia bertanya:
“Mengapa sih orang orang
Indonesia cukup banyak bisa diterima di internasional ? Ya itu karena karakter
dan integritas mereka yang baik, dan juga oleh kualitas kompetensi yang mereka
milki”.
Usai pencerahan dari direktur
Bank Mandiri diteruskan dengan pencerahan (ceramah) dari Menteri Pendidikan nasional. Menteri
pendidikan (Prof. Dr. Mohammad Nuh) telah hadir sebanyak dua kali. Ceramahnya
sangat penulis suka. Bpk menteri mengawali ceramahnya dengan memaparkan
defenisi kata “guru”, yang berasal dari
bahasa Sangskerta- gu= darkness (kegelapan) dan ru= light (cahaya). Jadi guru adalah
cahaya yang menerobos kegelapan, guru adalah orang yang memberi pencerahan.
Guru
itu seharusnya adalah orang-orang hebat maka untuk itu mereka perlu menyandang
prestasi dan dedikasi. Seorang guru perlu memiliki cahaya (kecerdasan) dan
energi (kompetensi) untuk menerobos kebodohan. Guru- guru adalah orang yang
selalu menjaga kualitas bangsa, yaitu selalu membangun peradaban. Guru juga
punya peran yaitu sebagai sumber inspirasi bagi kehidupan generasi muda.
Prestasi
seseorang harus diapresiasi (dihargai). Namun yang bisa memberi apprresiasi
adalah orang orang yang juga pernah berprestasi (yang yang punya pengalaman
sukses). Sorang yang tidak punya prestasi- tidak memilki pengalaman sukses- ya
susah untuk menghargai prestasi orang. Guru
itu adalah ibarat sumber air (sumur/ sungai) yang tidak pernah kering. Kehadirannya
diperlukan untuk menyuburkan bangsa ini. Agar guru bisa selalu menjadi sumber
air bagi kehidupan, maka selalulah belajar dan belajar.
Kadang
kadang ada guru yang mudah menjadi inferiority complex (rendah diri),
karena merasa diri kurang- kurang ilmu, kurang kompeten. Untuk mengatasinya ya
tumbuhkanlah sikap optimis. Peran
guru adalah untuk memberi sentuhan demi sentuhan buat generasi emas Indonesia.
Dunia
guru adalah dunia ilmu, maka ilmu itu punya induk yaitu kesabaran dan
kebijakan. Orang yang berilmu musti penyabar- guru yang berilmu adalah bukan
guru yang killer dan guru pemarah. Tidak mungkin orang yang berilmu ilmu itu
seorang yang pemarah. Maka aneh ya....sekali lagi, kalau ada guru yang berilmu
terkenal sebagai guru yang pemarah.
Bapak Menteri menambahkan bahwa perempuan berilmu
sangat dicari-cari dan dicintai oleh orang kaya. Mau tahu ciri-ciri menantu
orang kaya ? Yaitu cantik/ ganteng, pintar (berilmu) dan jelas turunannya
(orang tuanya). Masa orang kaya punya
menantu jelek dan bodoh.
Usai
ceramah menteri hari sudah beranjak larut malam. Kami semua bergegas menuju
mobil untuk bisa sampai ke Hotel millenium kembali.
Jum’at Yang Mendebarkan
Penulis
rasa bahwa hari Jum’at tanggal 7 september 2012 adalah hari yang mendebarkan
karena hari itu akan ada pengumuman pemenang guru berprestasi. Walau semua
peserta terlihat ceria, namun satu atau dua orang terlihat sedikit gugup. Ada
yang berzikir agar diberi Allah rasa tenang dalam hati.
Pagi-pagi setelah sarapan kami
kembali bergegas menuju mobil untuk menuju Hotel Century. Hari itu kegiatan
kami adalah mengikuti kuliah umum yang disampaikan oleh Bapak Surya Dharma,
M.A, Ph.D, dengan topik “tantangan guru tahun 2030”.
Bapak Surya Dharma. Ph.D adalah
Direktur pembina pendidik dan tenaga kependidikan Dikmen. Beliau terinspirasi
oleh buku “Education for 21st
Century”. Menyatakan bahwa kualitas pendidikan tergantung pada
kualitas dan kepedulian guru, kepala sekolah dan pengawas. Kalau ke tiga orang
ini memiliki kompeten- meskipun gedung jelek- ya akan bisa diperoleh generasi
yang bernas. Apalagi kalau sang anak juga berasal dari rumah/ orang tua yang
juga peduli- memotivasi dan menyediakan fasilitas.
Guru musti bertekad dan
berprinsip bahwa “cara mengajar kita musti berbeda dari cara mengajar guru dalam
generasi sebelumnya”. Kalau guru kita killer, pemarah, membuat stress, ya kita tidak harus demikin. Kalau guru kita mengajar selalu monoton maka kita harus mengajar
dengan model yang bervariasi”.
Beliau
menambahkan bahwa dunia sudah berubah dan cara kita bersikap juga berubah.
Bagaimana implikasi dari perubahan dunia ini. Coba lihat bentuk hiburan- sudah
berubah, cara dan alat komunikasi- sudah berubah, cara membayar dengan
transaksi kartu ATM- sudah berubah, maka metode dalam mendidik- juga harus
berubah. Jadi dunia memang berubah.
Dalam berkomunikasi dan
mengakses informasi sekarang anak-anak muda banyak bersandar pada google (ada
620 juta orang), blogger (126 juta orang), you tube (2 juta orang) dan facebook
(260 juta orang). Malah siswa sekarang tidak perlu banya tanya pada guru lagi,
namun mereka bisa konsultasi dengan “mbah google”. Kalau mereka ingin belajar
bahasa, fisika, itu bisa lewat you tube.
Jadi paradigma- cara memandang
kita- juga harus berubah. Maka guru, kepala sekolah dan pengawas perlu tahu dan
menguasai tentang google, blogger, you tube, facebook dan fitur yang lain. Dahulu siswa amat percaya pada ucapan guru
mereka. Namun sekarang mereka bisa cari tahu ke internet.
Siswa-siswa kita bisa jadi sudah kaya dengan akses
informasi, namun mayoritas mereka masih lemah dalam “problem solving dan
critical thinking’. Sementara pendidikan di negara maju yang membuat negara
tersebut bisa jadi maju adalah karena penduduknya sudah berorientasi pada
problem solving dan critical thingking. Maka ini menjadi tantangan bagi
individu guru dan orang tua di rumah.
Beliau menambahkan bahwa dalam
zamat teknologi dan informatika ini, kehadiran internet juga telah mengubah
cara kita belajar, bermain dan bekerja. Di Amerika Serikat kalau ada rapat
dinas, maka tidak memakai undangan lagi, namun sudah dalam bentuk online. Maka
orang di sana selalu perlu membuka/ mengakses situs (web) on line.
Tanpa
kita sadari bahwa belajar dan memesan tiket sekarang juga sudah serba online.
Maka kalau boleh Kepala Sekolah jangan hanya terlalu rajin mengurus
administrasi sekolah, namun mereka harus menjadi instructional leadership- ya
fokus pada learning.
Kepala
sekolah sangat urgen untuk rajin mengunjungi kelas- bukan untuk bikin stress
guru dan siswa- namun mereka perlu tahu bagaimana berinteraksi dan
berkomunikasi dengan warga sekolah. Jadi pembelajaran itu sangat utama. Jangan mengajar berharap anak banyak
memorizing (menghafal) tetapi dorong mereka untuk melakukan critical
thingking- untuk itu bentuk ujiannya harus essay, bukan multiple choice
(pilihan berganda). Guru sendiri juga perlu tahu bentuk mengajar dengan
critical thingking dan problem solving.
Pokok pembelajaran dalam abad
21 adalah tentang life-skill, content, mata pelajaran utama/ pokok, learning
and thingking skill serta ICT dan literacy. Mari kita didik anak dan siswa kita
sesuai zamankalau kita mengajar anak atau siswa seperti pada zaman kita dahulu,
berarti kita merampas masa depan mereka. Guru tidak hanya mengajar kognitif
anak, namun juga mendidik (membentuk) karakter mereka melalui pemberian model
dan menyebarkan pesan-pesan tentang betapa pentingnya menjadi orang yang baik
(orang yang bijak).
Guru perlu selalu upgrade
ilmunya. Upgrade itu berarti charging. Phone-cell saja juga perlu
charging, Hp yang tidak dicharge bisa low battery. Hidup kita ini unpredictable- kadang- kadang
tidak bisa diprediksi, untuk itu kita selalu berubah melalui learning dan kalau
boleh learning based society.
Sebagai guru- kita mengajar
orang-orang baru, bukan generasi lama. Maka kita juga perlu mengubah cara
mengajar kita. Dahulu menempeleng
siswa bisa jadi sah-sah saja, namun sekarang menempeleng siswa bisa berurusan
dengan hukum dan melanggar undang-undang pelanggaran anak.
Selanjutnya juga dikatakan
bahwa Kepala Sekolah perlu
menciptakan lingkungan yang effektif bagi sekolah. “If
you don’t learn- you don’t change, if you don’t change- you die, so never stop
learning. Jangan seperti dinosaurus yang malas bergerak dan akhirnya mati.
Pembelajaran abad 21
Pada saat itu juga disampaikan
tentang bagaimana konten pembelajaran abad 21. Ciri-ciri pembelajaran dalam
abad 21 adalah sebagai berikut:
-
Critical thingking dan problem
solving
-
Creativity dan innovation
-
Communication
-
Collaboration
-
Global awareness (peduli
terhadap keadaan financial, economy, bisnis dan kewirausahaan, civic literacy,
healthy dan wealthiness).
Future classroom
Kemudian
bagaimana bagaimana bentuk sekolah/ kelas di masa depan ? ya kita akan lihat,
guru-guru tidak galak dan tidak otoriter dan ruang kelas tidak sepreti pabrik
lagi. Maka apa yang harus diketahui guru buat pendidikan abad 21, ya mereka
harus tahu tentang:
-
Mengajar siswa lewat google
-
Menguasai/ mengetahui bahasa
dunia
-
Membangun virtual technology
(pendekatan pada tekhnologi) untuk membangun kualitas kognitif dan adaptive.
-
Guru musti mengajar tentang
topik yang lebih spesifik.
-
Mampu memunculkan kesadaran
siswa
-
Sistem mengajar bersifat
personal, jadi memang butuh kesabaran guru.
-
Guru butuh alat/ media untuk
menghadapi keterbatasan di luar dan di dalam sekolah.
-
Belajar bisa terjadi di dalam
dan di luar kelas. Guru perlu tahu dan mampu menggunakan ICT (internet dan
laptop).
-
Karir guru tentu dihargai
sesuai dengan kualitas kompetensi dan
guru direkrut sesuai dengan keahlian mereka, misal ahli musik untuk mengajar
kesenian.
-
Pemberdayaan dan pemberian
reward pada guru yang punya inovasi dan keahlian. Menghargai guru atau orang
yang accomplish- punya peran dalam masyarakat.
Kemudian juga ada ceramah dari
tokoh pendidikan yang lain. Pencerahan
(ceramah) dari Prof. Alcaff (staff ahli Dikbud), tema pembicaraan adalah
tentang kompetensi TIK untuk tenaga pendidik dan kependidikan dalam mendukung
pendidikan abad 21. Pendidikan berbasis TIK sangat dibutuhkan oleh siswa-siswa
kita. Tema kompetensi pendidikan abad 21 adalah seputar kepedulian global,
keuangan, kewirausahaan, civic literacy dan health literacy.
Sementara inovasi belajar
difokuskan pada kreatifitas yaitu bagaimana menemukan ide-ide baru (melalui
observasi, melihat, mendengar, dan membaca). Kemudian penekanan pada kritical
thingking dan problem solving, selanjutnya pada komunikasi dan kollaborasi.
Guru masa depan musti memiliki information,
media dan ICT literacy. Kemudian tentang bentuk model kehidupan dan pencarian
karir, diharapkan siswa atau orang yang bersikap fleksibel dan mudah
beradaptasi, mampu mengambil inisisatif dan self direction, memahami sosial dan
lintas budaya. Orang untuk masa depan musti bersikap produktif dan
akkuntabilitas, memiliki leadership dan bertanggung jawab.
Tentu saja anak tidak bisa
mempelajari semuanya dari sekolah, untuk itu mereka perlu belajar sendiri,
punya self directing, melakukan eksplorasi pada sumber-sumber belajar. Sementara untuk kompetensi guru abad 21
meliputi kompetensi pedagogi, sosial, profesional, kepribadian dan plus dengan
kompetensi ICT (mampu mengoperasikan ICT).
Pengumuman Pemenang Guru Berprestasi
Usai
sholat Jum’at pada sebuah mesjid di samping komplek gedung kementrian, semua
peserta guru berprestasi menyempatkan diri untuk makan siang. Kemudian tibalah
moment yang ditunggu-tunggu- yaitu pengumuman pemenang guru berprestasi dan
berdedikasi. Semua peserta berkumpul di aula pada plaza kemendikbud gedung A di
Senayan.
Sesuai arahan panitia bahwa
semua peserta duduk sesuai grup mereka, mulai dari grup Guru TK, Kepala TK,
Pengawas TK, hingga grup Guru SMA, Kepala Sma dan Pengawas SMA. Berarti total
peserta ada sekitar 700 orang. Para eselon dan menteri Pendidikan sudah hadir
dan tentu pengumuman pemenang segera digulirkan.
Sejak semula penulis membuat
patokan bahwa untuk tingkat Guru SMA yang terbaik itu tentu berasal dari
propinsi di Pulau Jawa. Sesuai dengan keberdaan Universitas dan Perguruan
Tinggi yang populer, seperti: ITB, UI, UGM, UNDIP, UNIBRAW...maka guru guru
hebat bakal datang dari Jawa Barat, DKI-Jakarta, Jogjakarta, Jawa Tengah dan
Jawa Timur...kalaupun ada peringkat 6 atau juara harapan 3 “itu mungkin saya
dari Padang/ Batusangkar”.
Ternyata saat itu tidak ada
pengumuman untuk harapan 1, 2 dan 3 (juara 4, 5 dan 6), maka hilanglah harapan
penulis untuk memperoleh juara harapan. Namun sekali-sekali terlintas dalam
fikiran bahwa “jangan jangan yang juara satu itu adalah penulis sendiri, nasmun
fikiran itu harus diusir, agar kalau tidak terbukti jadi tidak kecewa.
Maka juri/ panitia mengumumkan
peringkat 1,2 dan 3 guru terbaik/ berprestasi tingkat nasional. Pemanggilan
dimulai dari nomor 3....wah nama Sumatera Barat terlewatkan, untuk nomor 2 “wah
untung ada nama Sumatera Barat tersenggol lewat “Suyetmi untuk tingkat Guru SMP
dari Sijunjung”. Dan untuk tingkat 2 nama Sumbar masih lewat. Tinggal lagi
untuk menunggu pengumuman pemuncak juara 1 Tingkat Nasional.
Penulis juga memperhatikan
nama-nama pemenang. Dalam hati juga berharap untuk bisa jadi juara 1, namun
tetap berprinsip bahwa yang the best datangnya dari Pulau Jawa. Penulis jadi
terperanjat dan kaget...mungkin itu namanya surprised, begitu nama yang
dipanggil adalah:
DRS. MARJOHAN, M.PD guru SMA
Negeri 3 Batusangkar Sumatera Barat, penulis merasa senaaaang, terharuuuuu, tak
terbayangkan, semua orang sekitar memberi ucapan selamat. Mereka yang merasa
punya hubungan darah dengan ranah Minang juga datang menyodorkan tangan dan
berucap: “Bapak saya orang Padang...Selamat ya Bapak atas Prestasi nomor satu”.
“Terima kasih...terima kasih, alhamdulillah
” Penulis melontarkan dan mengucapkan rasa syukur tanpa tiada henti. Hari itu
hari Jum’at dan penulis merasa terlahir kembali sebagai orang baru yaitu
sebagai seorang pemenang. Seorang pemenang dengan rasa percaya diri sangat
tinggi. Penulis pun meluangkan waktu untuk mengambil moment dan mengabadikan
diri sebagai dokumen buat sejarah. Penulis kemudian mencari tahu nama- nama
para juara 1 guru berprestasi tingkat nasional, mereka adalah sebagai berikut:
Daftar
Pemenang I Guru dan Tenaga Pendidik
Berprestasi tahun 2012
1. Guru TK Berprestasi: Iis Sumyati
Shalihat (TK Darul Hikam Bandung/Jabar)
2. Kepala TK Beprestasi: Zahra (TK Raudhah Pasuruan/Jatim)
2. Kepala TK Beprestasi: Zahra (TK Raudhah Pasuruan/Jatim)
3. Guru SD Beprestasi: Dhebora Krisnowati S
umarahingsih (SDN Kepahitan 06 Jember
Kaliwates/Jatim)
4. Kepala SD Berprestasi Slamet (SDN Kalisari Sayung Demak/Jateng)
5. Pengawas SD Beprestasi: Dyah Budiarsih (UPK Purwekerto Utara/Jateng
4. Kepala SD Berprestasi Slamet (SDN Kalisari Sayung Demak/Jateng)
5. Pengawas SD Beprestasi: Dyah Budiarsih (UPK Purwekerto Utara/Jateng
6.
Guru SMP Berprestasi: Subhan (SMPN 9 Pontianak/Kalbar)
7. Kepala SMP Beprestasi: Suyoso (SMP Meranti Mustika Seranau/Kalteng)
8. Pengawas SMP Berprestasi: Ganif Rojikin (Dinas Pendidikan Kab Probolinggo/Jatim)
7. Kepala SMP Beprestasi: Suyoso (SMP Meranti Mustika Seranau/Kalteng)
8. Pengawas SMP Berprestasi: Ganif Rojikin (Dinas Pendidikan Kab Probolinggo/Jatim)
9.
Guru Sekolah Pendidikan Khusus Berdedikasi: Dedeh Kurniasih (SLB Negeri 7
Jakarta/DKI Jakarta)
10. Kepala Sekolah Pendidikan Khusus Berdedikasi: Ratmartini (SLB Ulaka Penca/DKI
10. Kepala Sekolah Pendidikan Khusus Berdedikasi: Ratmartini (SLB Ulaka Penca/DKI
Jakarta
11. Guru SMA Beprestasi: Marjohan (SMAN 3
Batusangkar/Sumbar)
12. Kepala SMA Berprestasi: Isdarmoko (SMA 1 Bantul/DIY)
13. Pengawas SMA Berprestasi: Budihardjo (Dinas Pendidikan Semarang/Jateng)
12. Kepala SMA Berprestasi: Isdarmoko (SMA 1 Bantul/DIY)
13. Pengawas SMA Berprestasi: Budihardjo (Dinas Pendidikan Semarang/Jateng)
14.
Guuru SMK Berprestasi: Ejon Sujana (SMKN 1 Cimahi/Jabar)
15. Kepala SMK Berprestasi: Ahmad Ishom (SMK Negeri 6 Semarang/Jateng)
16. Pengawas SMK Berprestasi: Riadi Nugroho (Dinas Pendidikan Pati/Jateng)
15. Kepala SMK Berprestasi: Ahmad Ishom (SMK Negeri 6 Semarang/Jateng)
16. Pengawas SMK Berprestasi: Riadi Nugroho (Dinas Pendidikan Pati/Jateng)
17.
Tutor Paket C Berprestasi: Alif Rokhana Mukhromah (UPTD SKB Kota
Salatiga/Jateng)
18. Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru SMALB: Endang Sri Lestari (SLB A
18. Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru SMALB: Endang Sri Lestari (SLB A
Yaketunis/DIY)
19. Lomba Guru Berdedikasi Pendidikan Menengah: Elmapida (SMA Mesuji
19. Lomba Guru Berdedikasi Pendidikan Menengah: Elmapida (SMA Mesuji
Timur/Lampung)
Hari
itu terasa amat indah dan menjelang maghrib kami semua naik mobil untuk menuju
Hotel Millenium. Habis makan malam masih ada ceramah atau kuliah umu yang
disampaikan Prof. Indrajati Sidi- dosen
senior ITB dan juga dari Dirjen Dikdasmen. Pencerahan itu setelah pengumuman
pemenang, dimana penulis memperoleh peringkat 1 guru berprestasi untuk kategori
guru SMA. Topik yang dibahas oleh Bapak Indrajati Sidi adalah seputar profesionalisme.
Ia
mengatakan bahwa kalau orang tidak bisa dipegang profesionalismenya maka ia
bukan orang yang teladan. Hidup ini juga butuh proses, tidak mungkin seseorang
bisa jadi hebat secara tiba-tiba, pasti itu semua lewat proses yang panjang. Dia menambahkan nahwa secara makro negara kita
belum begitu maju pada pendidikan, namun secara mikro sudah banyak orang-orang
yang profesionalisme.
Kalau
bangsa mau maju maka diperlukan banyak para teladan atau profesionalisme. Mereka
semua harus menjadi panutan, acuan (reference), ditiru, dikagumi dan
dibanggakan. Seorang teladan atau
profesionalisme perlu menguasai substansi bidang profesinya, bersikap jujur,
pekerja keras, mempunyai cita-cita yang tinggi, punya target/ tanggung jawab
dalam menyelesaikan pekerjaan dan menikmati goal setting (tujuan hidup mereka).
Profesionalisme adalah bagaimana kualitas sikap para anggota suatu profesi
serta bagaimana derajat pengetahuannya.
Profesional
itu terlihat dalam tindakan atau action. Segita dari profesionalime itu adalah
seperti:
-
Profesionalisme value and
profesional commitmen- kommitmentnya adalah agar terus menerus belajar.
-
Profesional skill and abilities-
punya kemampuan dalam mengatasi problem.
-
Profesionalism knowledge and
understanding- memiliki kompetensi profesionalisme.
Prof. Indra Jati Sidi juga
mengatakan bahwa orang yang teladan perlu menerapkan karakter hidup, yaitu
sesuai antara perkataan dan perbuatan. Seorang profesionalisme (teladan) –
sekali lagi- perlu menguasai profesi. Seorang guru yang profesionalisme ia
harus jago dalam mendidik. Ia tahu dengan substansi (bidang studi), tahu dengan
psikologi, tahu cara memotivasi diri dan anak didik, tahu cara menilai, dll. Orang yang suka mencontek, korupsi, dll, maka
tak patut dikatakan sebagai orang yang profesionalisme.
Masalah bangsa kita yang lain
adalah dari segi kualitas dan kuantitas, untuk itu memang diperlukan para
teladan. Kita para pendidik
bertanggung jawab dalam menyiapkan SDM bangsa ini. Prinsip dalam belajar dan
berlatih bahwa “exercise makes perfect” atau latihan membuat sesuatu bisa
sempurna. Tidak ada sustu kompetensi yang akan bisa diperoleh tanpa ada
latihan. Karakter bagi para profesionalisme – guru berprestasi
-
Berkarakter gembira, berenergi,
antusias, optimis, suka diajak kerja sama dan bekerja lebih lama.
-
Rendah hati, yakni tidak
sombong, mau mendengar dan mau belajar.
-
Selalu berfikir dan berfikir
untuk meningkatkan kemampuannya. Ia juga bersikap proaktif, manusiawi,
pembelajar, pantang menyerah dan tidak mudah puas.
Dalam pertemuan/ kuliah itu
juga dibahas tentang trend kepemimpinan
di dunia adalah dalam bentuk participative leadership. Gaya kepemimpinann ini
kurang ada di Timur Tengah. Lihat apa sekarang yang terjadi- Suria, Mesir yang
mudah bergejolak. Pesan bahwa profesionaliosme- para teladan- jangan lari dari
medan tempur. Guru- guru jangan lari dari profesi.
Carilah lingkungan atau tempat
yang hebat heterogennya atau hebat kebinekaanya. Contoh kekuatan ITB adallah ia
memiliki intake yang bagus- anak- anak hebat se-Indonesia bergabung, dosen-
dosen hebat juga bergabung. Musuh terbesar dalam upaya peningkatan mutu sendiri
adalah diri sendiri, yaitu tidak ada kemampuan pada diri. Use your head and you
will be teacher, guru berkualitas akan menjadi lebih terhormat.
Dunia memang juga telah berubah
dari berbasis SDA (Sumber Daya Alam) menjadi berbasis pada ilmun pengetahuan.
Cara mencari ekonomi berbeda, keterampilan juga berbeda dan cara belajar juga
berbeda. Maka pembelajaran harus mampu beradaptasi pada perubahan.
West Sumatera...I Come
Selain
penuis sendiri, banyak pihak yang juga senang atas kemenangan penulis. Penulis
pesan SMS bahwa “Alhamdulillah saya memperoleh nomor satu tingkat Indonesia”
kepada Kepala Sekolah SMAN 3 Batusangkar- Bapak Drs. Rosfairil, MM dan kepada
keluarga/ istri di Batusangkar dan pada beberapa orang yang penulis sempat
kirimi SMS. Kemudian secara serempak penulis memperoleh puluhan atau ratusan
ucapan selamat lewat telepon dan SMS dan lebih lebih lagi lewat FaceBook.
Masih
ada hari tersisa 3 hari menurut agenda kegiatan. Pihak Dinas Pendidikan
Propinsi Sumatera Barat mengajurkan agar penulis segera pulang karena akan ada
upaca penyambutan buat penulis dan juga buat Suyetmi- juara 2. Kegiatan kecil
yang masih tersisa adalah seperti wisata budaya ke Taman Mini, penutupan dan
ramah tamah dengan Dirjen Dikmen yaitu Bapak Surya Dharma.
Malam itu penulis juga ikut
memaksa diri sesuaim kemampuan untuk ikut berdansa dan bernyanyi. Istimewanya
lagi malam itu (Sabtu, 8 September 2012) semua peserta yang meraih nomor satu
memperoleh bingkisa sebuah laptop dari perusahaan Intel- komputer Jakarta.
Laptop tersebut sangat diidamkan oleh istri penulis untuk mengganti laptopnya
yang sedang rusak.
Besoknya adalah acara bebas-
penulis meluangkan waktu untuk mengunjungi famili dan setelah itu kembali ke
Hotel Millenium buat menyelesaikan urusan administrasi, sertifikat dan
penyerahan dokumen-dokumen dan termasuk uang hadiah. Senin- 10 September,
penulis dijemput dan memperoleh perlakuan istimewa sejak dari hotel, ke bandara
Sukarno Hatta hingga terbang lagi dengan pesawat Garuda. Penulis tahu bahwa bakal
ada penyambutan dengan kalungan bunga di Bandara Internasional Minang Kabau.
Ternyata benar, penulis
disambut seperti sang superstar, alasannya karena penulis memperoleh juara satu
guru berprestasi tingkat Indonesia, yang telah mengangkat citra dan nama baik
Propinsi Sumatera Barat dan juga Kabupaten Tanah Datar. Dalam sambutan penulis
diberi reward yaitu ‘Kesempatan untuk pergi Hajji ke Makkah untuk tahun 2013
atau 2014”. Alhamdulillah...wayukurillah, dan juga ada penghargaan atau reward
oleh Pemda Kab. Tanah Datar.
Hari berikutnya penulis kembali
berada di sekolah SMAN 3 Batusangkar dan beberapa kegiatan seperti acara
syukuran dan penulis meluangkan waktu buat wawancara dan liputan berita dengan
berbagai wartawan. “Penulis bisa begini...bukan karena usaha pribadio, namun itu
karena ridho Allah Swt, dukungan dan doa dari teman-teman, famili dan juga
semua anak didik penulis”. Moga moga berkah
amiiin ya rabbal ‘alamin.