Minggu, 20 Januari 2013

wawancara dengan journalis



13. West Sumatera...I Come
            Selain aku, juga banyak pihak yang  senang atas kemenangan yang baru saja aku raih. Aku ingat bahwa aku harus mengirim pesan singkat (SMS)  bahwa “Alhamdulillah aku  memperoleh nomor satu guru berprestasi tingkat Indonesia” kepada Kepala Sekolah SMAN 3 Batusangkar- Bapak Drs. Rosfairil, MM dan kepada keluarga/ istri di Batusangkar dan pada beberapa orang yang aku  sempat kirimi SMS. Kemudian secara serempak aku  memperoleh puluhan atau ratusan ucapan selamat lewat telepon dan SMS dan lebih lebih lagi lewat FaceBook.
            “Selamat atas prestasi yang Pak Marjohan peroleh sebagai guru berprestasi nomor satu Indonesia...!!!”
            Masih ada hari tersisa 3 hari menurut agenda kegiatan. Pihak Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat mengajurkan agar aku  segera pulang karena akan ada upaca penyambutan buatku  dan juga buat Suyetmi- juara 2 guru berprrestasi Indonesia kategori Guru SMP.
“Kegiatan kecil yang masih tersisa adalah seperti wisata budaya ke Taman Mini, penutupan dan ramah tamah dengan Dirjen Dikmen yaitu Bapak Surya Dharma”.
Malam itu malam penutup dan aku  juga ikut memaksa diri berdansa sesuai dengan kemampuan. Kami semua  berdansa dan bernyanyi, termasuk lagu dari masing- masing daerah. Istimewanya lagi malam itu (Sabtu, 8 September 2012) semua peserta yang meraih nomor satu memperoleh bingkisa sebuah laptop dari perusahaan Intel- komputer Jakarta. Laptop tersebut sangat diidamkan oleh istriku  untuk mengganti laptopnya yang sedang rusak.
Besoknya adalah acara bebas- aku  meluangkan waktu untuk mengunjungi famili dan setelah itu aku  kembali ke Hotel Millenium buat menyelesaikan urusan administrasi, sertifikat dan penyerahan dokumen-dokumen dan termasuk menerima uang hadiah dalam bentuk uang tunai.
“Satu malam yang tersisa aku gunakan buat membalas semua ucapan selamat lewat phonecell dan juga lewat facebook. Aku membalas ucapan selamat hingga larut malam, itupun dalam bentuk ungkapan : terimakasih...thank you, merci beaucoup”.
Senin- 10 September, aku  dijemput dan  aku  memperoleh perlakuan istimewa sejak dari hotel, ke bandara Sukarno Hatta hingga terbang lagi dengan pesawat Garuda. Aku  tahu bahwa bakal ada penyambutan  buatku dengan kalungan bunga di Bandara Internasional Minang Kabau- Padang.
Ternyata benar, aku  disambut seperti sang superstar, alasannya karena aku  memperoleh juara satu guru berprestasi tingkat Indonesia, yang telah mengangkat citra dan nama baik Propinsi Sumatera Barat dan juga Kabupaten Tanah Datar. Dalam sambutan itu  aku  diberi reward yaitu:
“Kesempatan untuk pergi Hajji ke Makkah untuk tahun 2013 atau 2014. Alhamdulillah...wayukurillah, dan juga ada penghargaan atau reward oleh Pemda Kab. Tanah Datar”.
Hari berikutnya aku  kembali berada di sekolah SMAN 3 Batusangkar dan teman-teman guru melaksanakan beberapa kegiatan seperti acara syukuran buat prestasi siswa dan prestasi yang baru saja aku raih. Aku  meluangkan waktu buat wawancara dan liputan berita dengan berbagai wartawan.
“Aku merenung bahwa aku   bisa begini...bukan karena usaha pribadiku, namun itu karena ridho Allah Swt, dukungan dan doa dari teman-teman, famili dan juga semua anak didikku. Moga moga aku memperoleh berkah dan berkahnya bermanfaat bagi orang lain  amiiin ya rabbal  ‘alamin”.

E. Wawancara dengan Jurnalis

            Seleksi guru berprestasi telah dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 3 – 10 September 2012 kemaren. Sumatra Barat mengirim 13 orang dari setiap jenjang pendidikan (guru, kepala sekolah dan pengawas) untuk mewakili propinsi ini dan berkompetisi dengan 33 propinsi lain di tingkat nasional. Marjohan, M.Pd- guru SMA Negeri 3 Batusangkar-  berhasil meraih peringkat Pertama (1) guru berprestasi tingkat nasional, sekaligus menyisihkan guru guru hebat lain yang berasal dari 32 propinsi. Berikut percakapan antara salah satu jurnalis dari suatu media massa  dengan Marjohan M.Pd di rumahnya- Komplek Griya Alam Segar, Bukitgombak, Batusangkar.
    
“ Apa yang membedakan anda dengan guru lainnya ?”
Saat remaja- waktu sekolah di SMA- saya sibuk mencari-cari karir masa depan yang pas buat saya. Saat itu belum lagi zamannya internetan, maka untuk mencari info pekerjaan ya lewat banyak orang- tanya sini- tanya sana. Kadang- kadang guru di sekolah bercerita tentang pengalamannya dan itu adalah info karir bagi saya. Tentang prospek dan bentuk karir lain saya peroleh dari lingkungan. Saat lulus SMA, saya bingung mau kuliah di mana ?. Ya pilihan yang mantap adalah menjadi guru. Maka saya ikut test masuk Perguruan Tinggi- saat itu bernama Sipenmaru (Sistem Penerimaan Siswa Baru). Saya lulus pada jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Padang- sekarang bernama UNP.
Saya mengikuti perkuliahan dengan tekun. Saya paling senang  duduk di depan agar bisa berinteraksi dan mendengar suara dosen lebih jelas. Namun saya tidak suka menjadi mahasiswa pasif- bertipe rumahan atau mahasiswa 4D (duduk, datang, dengar, diam). Saya ikut kegiatan di kampus dan di luar kampus- sebagai remaja mesjid. Malah saya juga ikut mendaftar sebagai guide (pemandu wista) Sumatra Barat, memandu bule-bule keliling Sumatra Barat. Ada manfaatnya buat saya “memperlancar bahasa Inggris dan sekaligus bisa peroleh dollar buat menambah uang jajan. Manfaat lain adalah untuk melatih keberanian dan menumbuhkan karakter mandiri- tidak menjadi mahasiswa yang cengeng- ini berguna buat menghadapi masa depan.
Untuk menambah wawasan tentang profesi sebagai pendidik- paedagogik dan kualitas bahasa Inggris- maka tidak cukup hanya menghafal catatan kuliah, namun saya juga banyak membaca buku referensi dan membaca koran dan majalah berbahasa Inggris. Saya juga mencari kesempatan agar bisa bertukar fikiran dengan dosen-dosen bahasa Inggris warga asing atau langsung berkomunikasi dengan native speaker.
Saya tidak suka menunda-nunda pe-er perkuliahan. Ada tugas ya langsung kerjakan dengan baik- tidak asal-asalan. Saya menjadi mahasiswa yang aktif- saya digelari teman saat itu sebagai “kamus berjalan” karena kosa kata (vocabulary) saya sangat banyak, itu berguna bagi mereka untuk lomba scrabble. Saya bisa wisuda tepat waktu...langsung ikut tes PNS untuk menjadi guru melalui beberapa tahapan. Saya lulus dan saya ditempat menjadi guru di di SMA Negeri 1 Lintau- Kabupaten Tanah Datar, sekarang menjadi guru di SMA Negeri 3 Batusangkar.   
Saya berprinsip bahwa saya harus menjadi guru yang berbeda dari guru lain- guru yang pintarnya berganda- “multiply- inteligence” seperti menurut De Porter. Saya perlu tahu dan menguasai empat kompetensi guru- yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Jadi, saya harus belajar lagi- bukan berarti setelah tamat kuliah harus tutup buku- ya saya perlu meminjam buku dari perpustakaan, dari teman atau beli sendiri buku-buku psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan. Juga buku tentang dunia sekolah, tentang lingkungan dan sosial. Saya banyak membaca buku berbahasa Inggris dan berbahasa indonesia, juga berbahasa Perancis dan Arab.
Saya membaca 100 halaman per hari, saya targetkan membaca buku pagi- siang- sore dan sebelum tidur, masing masing 25 halaman. Tetapi itu  juga bukan target yang kaku. Yang penting saya bisa menamatkan baca satu buku per-minggu. Bukan berarti kutu buku- saya juga bergaul dengan teman teman, masyarakat dan orang tua murid.      

“Bagaimana sistem yang anda pakai dalam mengajar ?”
Wow ada banyak teori dalam mengajar, seperti kontektual, teori direct method, namun saya perlu ingat bahwa dalam mengajar kita harus melaksanakan prinsip “pengajaran terfokus pada siswa, bukan teacher centered juga bukan plesetan dari CBSA- catat buku sampai habis. Yang penting guru itu bukan lagi sebagai sumber ilmu satu satunya namun lebih berperan sebagai motivator, facilitator, counselor buat anak didiknya di sekolah.
Saya tertarik mengajar dengan pendekatan PAKEM (pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenang). Agar pembelajaran itu menyenangan maka guru dan siswa perlu punya jembatan hati. Guru harus membuka diri terlebih dahulu dan perlu memberikan excellent service- pelayanan prima selama mengajar. Agar siswa senang dalam belajar maka guru perlu sering say hello, memuji, minta maaf “very good....very excellent”. Guru perlu hafal nama siswa dan menyebut namanya agar siswa merasa dirinya sangat spesial bagi gurunya. 
InsyaAllah selama menjadi guru- sudah 23 tahun- rasanya saya tidak ada membentak siswa. Buat apa siswa dibentak dan apa gunanya melukai hati mereka. Membentak anak didik bisa membuat hati mereka terluka, jembatan hati antara kita dan mereka bisa ambruk. Sebaik apapun kita mengajar...namun kalau jembatan hati rusak...mereka akan menolak kehadiran kita atau mereka terpaksa mengikuti PBM kita.
Kalau ada siswa yang bandel ? Itu pertanda mereka butuh menjadi nomor satu, butuh touching- sentuhan hati....datang saja pada mereka say hello....sapa nama mereka dan ajukan bantuan “what can I do for you” Biasanya mereka berubah baik...bandel itu cuma sekedar cari perhatian.
  
“Bagaimana motivasi anda dalam mengajar, menulis dan lainnya yang membuat anda bisa menjadi guru teladan. Apakah anda berniat menjadi guru teladan, atau karena kebetulan ?”
            Memilih profesi sebagai guru adalah sangat mulia, karena guru bisa mengubah orang jadi kurang pintar hingga menjadi pintar, dari mkurang berdaya hingga menjadi orang yang berdaya. Sebelum dan sesudah menjadi guru saya membaca banyak biografi para pendidik ulung, termasuk biografi Kihajar Dewantoro, Paul Freire, Mohammad Syafei- pendiri INS Kayu Tanam, juga Dorothy Law.
            Bukankah Kihajar Dewantoro memperkenalkan pada kita tentang prinsip menjadi guru yaitu “Ing madya mangun karso, ing ngarso sung tulodo, tut wuri handayani”, atau konsep pendidikan ala Mohammad, Syafei agar guru bisa membantu anak didik memiliki “Head, heart and hand” maksudnya otaknya cerdas, hatinya beriman dan tangannya terampil. Maka saya termotivasi untuk bisa berperan menjadi sebuah sekerup dalam bangsa ini untuk ikut memajukan dan menjerdasan generasi muda bangsa Indonesia.
            Motivasi dalam menulis......bahwa populasi bangsa Indonesia sangat besar di dunia. Mereka semua butuh bacaan dan mereka adalah para pembaca dan kalau boleh musti ada segelintir orang Indonesia yang sudi jadi penulis- menulis ide-ide untuk mencerahkan hati dan pikiran orang orang kita. Saya sering merasa sedih “mengapa buah pikiran bangsa Indonesia belum begitu dikenal luas di dunia, itu karena kita jarang menulis dan malah malas menulis. Orang luar malah menjadi tahu setelah ada tokoh hebat yang tersembunyi dibalik awan Indonesia diekspos ke luar. Sebetulnya ada hal yang dahsyat kalau kita-kita bersemangat dalam menulis. Maka menulis dalam bahasa-bahasa dunia (bahasa Inggris, Arab, Perancis, dll) agar orang tahu dengan kita dan Indonesia bisa mendidik dunia.
Inilah obsesi saya dalam menulis. Untuk menambah inspirasi menulis, saya butuh energi dan itu bisa saya peroleh melalui membaca biografi penulis hebat dunia, bertukar fikiran dengan teman-teman penulis dan menambah wawasan setiap hari. Menulis butuh latihan dan pembiasaan. Kini saya lebih fokus untuk menulis seputar masalah pendidikan yang meliputi tema tentang motivasi, semangat hidup, kisah sukses dan hal- hal yang menginspirasi.   
Menjadi guru berprestasi nomor satu di Indonesia (dahulu disebut dengan guru teladan) ya...tidak bisa diperoleh dalam sekejap mata namun melalui proses dan jalan yang sangat panjang. Saya pada mulanya tidak bermimpi untuk menjadi seorang Teacher of The Year. Itu terjadi hanya diawali oleh prinsip untuk menjadi guru yang berbeda dan melakukan proses “longlife education- belajar sepanjang masa”.
Bagi guru di Sumatera Barat dan juga di Indonesia yang perlu mereka lakukan adalah pengembangan diri, salah satunya melalui menulis. Saya sendiri melakukan dan membuktikanya. Saya menulis dan menulis, pada mulanya menulis artikel yang banyak dan dipublikasi pada koran-koran daerah (Sumbar dan Sumsel). Kemudian saya tingkatkan- memberanikan diri- untuk menulis naskah buku. Entah bagus-entah tidak...saya tawarkan ke penerbit dan ternyata direspon. Saya tulis lagi buku- buku yang lain. Selain menulis saya juga aktif dalam kemasyarakatan- sebagai nara sumber bagi MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), mengurus mushola/ mesjid dan juga membimbing siswa dalam perlombaan hingga bisa meraih juara tingkat propinsi dan nasional, dokumen mereka menjadi portofolio bagi saya.
Dari kumpul berbagai aktifitas di sekolah, di rumah dan dalam masyarakat, ditambah dengan pengalaman lain- menulis, menjadi pemandu wisata dan kemampuan berbahasa asing yang agak lebih (Perancis dan Inggris)  membuat portofolio saya semakin berarti.
Ada 3 bentuk penilaian dalam seleksi guru berprestasi, mulai dari tingkat Kecamatan hingga tingkat Nasional, yaitu test tertulis (tentang kepribadian, wawasan dan tentang empat kompetensi guru), kemudian presentasi karya tulis ilmiah atau best practice, serta penilaian portofolio. Presentasi karya ilmiah saya dalam bahasa Inggris dan campur bahasa Perancis, kemudian kualitas portofolio yang saya persiapkan cukup memdai. Kekuatan saya saat berkompetisi dengan guru-guru hebat dari propinsi lain adalah dalam hal menulis dan penguasaan bahasa serta wawasan. Namun menjadi guru teladan nasional bukan disebab oleh unsur itu saja, namun juga oleh faktor kebaikan lingkungan, doa dan restu dari famili, teman dan siswa saya, juga berkah dari Allah Swt.
Pada mulanya tidak ada niat untuk menjadi guru teladan, dan menjadi guru teladan juga bukan secara kebetulan. Namun menjadi guru teladan adalah akibat akumulasi dari proses hebat melalui jalan yang sangat panjang.

Sekarang ini banyak yang menuding sistem pendidikan di Indonesia kacau dan gagal. Setiap tahun ganti kebijakan yang tak jelas ujung pangkalnya. RSBI, SBI, sertifikasi, dan kebijakan lainnya tidak berhasil mengubah wajah pendidikan Indonesia dan meningkatkan mutu pendidikan. Bagaimana pandangan anda tentang hal ini- Siapa yang salah? Pemerintah, guru, siswa, orangtua, sistem, atau memang waktu yang masih berjalan?
Saya rasa konsep pendidikan Indonesia sudah benar. Namun fenomena yang terjadi adalah bahwa bangsa kita (baca: orang tua) terlalu menyerahkan urusan mendidik anak pada pemerintah- pada sekolah. Maaf- bahwa banyak orang tua yang berlepas tangan dalam urusan mendidik.
“Mendidik anak itu urusan sekolah dan urusan mesjid”. Itu berarti yang perlu dikembangkan adalah “Program Parenting- yaitu menciptakan program pelatihan bagaimana menjadi orang tua yang benar bagi putra-putri mereka”.
Sekarang banyak orang tua yang belum paham bagaimana menumbuh kembangkan anak. Dalam mendidik mereka cenderung meniru generasi sebelumnya. Kalau mereka dulu sering dibentak, dihardik...maka mereka juga akan membentak dan menghardik dalam mendidik anak. Yang diperlukan oleh generasi muda adalah “reward atau penghargaan” bukan punisment yang berkepanjangan.
Saya menghimbau pada orang tua dan guru agar banyak mengucapkan “Thank you......., very good......dan I am very sorry..!”Pada anak anak dan siswa mereka. Maksudnya mereka musti mampu menjadi model untuk bisa mengucapkan “terima kasih, memuji dan minta maaf- bukan lagi menunggu terima kasih, mencela dan kikir untuk minta maaf”. Ini agar generasi muda kita tidak menjadi bangsa yang kehilangan karakter.
            Setiap tahun ganti kebijakan...”, ohhh tentu perlu, inikan bentuk dari revisi untuk perbaikan suatu program dan para stakeholder yang mengambil kebijakan adalah orang-orang hebat tentu demi kebaikan bangsa yang besar ini.  
            Kebijakan membentuk RSBI, dan SBI itu bagus, karena sekolah sekolah di Indonesia tidak seharusnya lagi berskala lokal dan terfokus pada pemikiran  lokal. Dalam pelaksanaan tentu butuh orang yang bisa berlari dengan cepat- yaitu ikut mendukung program ini. Namun apa yang terjadi bahwa ada sebagian yang suka hanya sekedar mengeritik tanpa memberi way- out. Tentu saja setelah program RSBI dan SBI ini launching (berjalan) tentu saja butuh evaluasi dan revisi bersama sama.
            Kebijakan tentang sertifikasi itu juga bagus yaitu untukm menilai seberapa jauh persiapan dan kompetensi guru- apakah sudah layak sebagai guru profesioinal (?). Kalau sudah layak yang perlu diberi label sertifikasi. Lagi lagi dalam pelaksanaanya perlu dukungan dan bimbingan dari semua pihak, maklum kita kan bangsa yang besar- banyak manusianya dan banyak pula ulah (prilaku) nya.  

Seperti apa sebaiknya guru, siswa, orangtua dan pemerintah agar mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan membentuk manusia berilmu dan berkarakter.
            Oh ya....tentu saja guru dan orang tua sebaiknya menjadi motivator sejati buat membangkit semangat hidup dan semangat belajar anak- anak (juga anak didik) mereka. Bukankah pada sekolah sekolah yang hebat dan berkualitas...itu bisa terbentuk oleh energi motivasi yang hebat, dimana di sana terdapat ungkapan penghargaan dan dorongan. Selanjutnya orang tua dan guru juga harus jadi model (atau uswatul hasanah). Tidak ada gunanya kalau orang tua dan tua hanya pintar menyuruh dan berceramah namun tidak melakukan action yang hebat dalam hidup.
            Kalau bagi pemerintah...tentu saja sebagai penyedia fasilitas (facilitator)- membuat program pelatihan dan pengembangan diri bagi guru, siswa, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Namun kalau boleh juga ada program parenting- bagaimana menjadi orang tua yang ideal bagi anak. Negara negara maju punya banyak program parenting, sehingga orang tua dan guru mereka bisa bersinergi dalam mendidik. Kalau bagi kita peran orang tua  terlihat pasif dan guru terlihat merasa lebih tahu dari orang tua.

Banyak juga pihak yang menuding bahwa pendidikan indonesia saat ini hanya mementingkan hasil (nilai), bukan proses, bukan nilai-nilai usaha, kerja keras dan kejujuran untuk mendapatkan nilai itu? Menurut anda ?
            Dalam konsep yang dibikin oleh stake-holder pastilah sangat bagus. Namun dalam pelaksanaannya (dalam menterjemahkan kebijakan) bagi praktisi pendidik di lapangan ya.....memang terlihat mengejar nilai. Maka terjadilah kerjasama bimbel dengan sekolah untuk melatih anak didik dalam memahami konsep lewat sistem cepat (belajar dengan sistem karbitan) dan kemudian memberi latihan.... latihan...mengolah soal soal...membuat passing grade dan meramalkan karir yang cocok bagi mereka. Kadang kadang karir atau jurusan/ Perguruan Tinggi yang direkomendasikan oleh pemilik bimbel terhadap anak didik bertolak belakang dengan keinginan orang tua.
            Bukankah setiap semester genap untuk kelas 12 bagi sekolah sekolah SMA, dan kelas 9 bagi tingkat SMP  berubah menjadi “SMA Negeri bimbel dan SMP Negeri bimbel” dan mata pelajaran yang diajarkan hanya mata pelajaran yang masuk dalam UN. Sebagai konsekuensi anak anak amat menghormati dan menghargai mata pelajaran (dan guru guru) yang di-UN-kan. Memang membina dan mengembangkan mutu pendidikan tidak semudah membalik telapak tangan. Ini butuh kiontribusi semua pihak, jangan hanya sebatas pintar mengeritik tetapi juga ikut memberi problem solving.

13. West Sumatera...I Come



13. West Sumatera...I Come
            Selain aku, juga banyak pihak yang  senang atas kemenangan yang baru saja aku raih. Aku ingat bahwa aku harus mengirim pesan singkat (SMS)  bahwa “Alhamdulillah aku  memperoleh nomor satu guru berprestasi tingkat Indonesia” kepada Kepala Sekolah SMAN 3 Batusangkar- Bapak Drs. Rosfairil, MM dan kepada keluarga/ istri di Batusangkar dan pada beberapa orang yang aku  sempat kirimi SMS. Kemudian secara serempak aku  memperoleh puluhan atau ratusan ucapan selamat lewat telepon dan SMS dan lebih lebih lagi lewat FaceBook.
            “Selamat atas prestasi yang Pak Marjohan peroleh sebagai guru berprestasi nomor satu Indonesia...!!!”
            Masih ada hari tersisa 3 hari menurut agenda kegiatan. Pihak Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat mengajurkan agar aku  segera pulang karena akan ada upaca penyambutan buatku  dan juga buat Suyetmi- juara 2 guru berprrestasi Indonesia kategori Guru SMP.
“Kegiatan kecil yang masih tersisa adalah seperti wisata budaya ke Taman Mini, penutupan dan ramah tamah dengan Dirjen Dikmen yaitu Bapak Surya Dharma”.
Malam itu malam penutup dan aku  juga ikut memaksa diri berdansa sesuai dengan kemampuan. Kami semua  berdansa dan bernyanyi, termasuk lagu dari masing- masing daerah. Istimewanya lagi malam itu (Sabtu, 8 September 2012) semua peserta yang meraih nomor satu memperoleh bingkisa sebuah laptop dari perusahaan Intel- komputer Jakarta. Laptop tersebut sangat diidamkan oleh istriku  untuk mengganti laptopnya yang sedang rusak.
Besoknya adalah acara bebas- aku  meluangkan waktu untuk mengunjungi famili dan setelah itu aku  kembali ke Hotel Millenium buat menyelesaikan urusan administrasi, sertifikat dan penyerahan dokumen-dokumen dan termasuk menerima uang hadiah dalam bentuk uang tunai.
“Satu malam yang tersisa aku gunakan buat membalas semua ucapan selamat lewat phonecell dan juga lewat facebook. Aku membalas ucapan selamat hingga larut malam, itupun dalam bentuk ungkapan : terimakasih...thank you, merci beaucoup”.
Senin- 10 September, aku  dijemput dan  aku  memperoleh perlakuan istimewa sejak dari hotel, ke bandara Sukarno Hatta hingga terbang lagi dengan pesawat Garuda. Aku  tahu bahwa bakal ada penyambutan  buatku dengan kalungan bunga di Bandara Internasional Minang Kabau- Padang.
Ternyata benar, aku  disambut seperti sang superstar, alasannya karena aku  memperoleh juara satu guru berprestasi tingkat Indonesia, yang telah mengangkat citra dan nama baik Propinsi Sumatera Barat dan juga Kabupaten Tanah Datar. Dalam sambutan itu  aku  diberi reward yaitu:
“Kesempatan untuk pergi Hajji ke Makkah untuk tahun 2013 atau 2014. Alhamdulillah...wayukurillah, dan juga ada penghargaan atau reward oleh Pemda Kab. Tanah Datar”.
Hari berikutnya aku  kembali berada di sekolah SMAN 3 Batusangkar dan teman-teman guru melaksanakan beberapa kegiatan seperti acara syukuran buat prestasi siswa dan prestasi yang baru saja aku raih. Aku  meluangkan waktu buat wawancara dan liputan berita dengan berbagai wartawan.
“Aku merenung bahwa aku   bisa begini...bukan karena usaha pribadiku, namun itu karena ridho Allah Swt, dukungan dan doa dari teman-teman, famili dan juga semua anak didikku. Moga moga aku memperoleh berkah dan berkahnya bermanfaat bagi orang lain  amiiin ya rabbal  ‘alamin”.

11. Pembelajaran abad 21



11. Pembelajaran abad 21
Pada saat itu juga disampaikan tentang bagaimana konten pembelajaran abad 21. Ciri-ciri pembelajaran dalam abad 21 adalah sebagai berikut:
- Critical thingking dan problem solving
- Creativity dan innovation
- Communication
- Collaboration
- Global awareness (peduli terhadap keadaan financial, economy, bisnis dan
   kewirausahaan, civic literacy, healthy dan wealthiness).
Pembelajaran untuk abad 21 tentu memerlukan konsep untuk kelas masa depan atau future classroom.  Bagaimana  bentuk sekolah/  kelas di masa depan ? ya kelas tersebut tidak membutuhkan  guru- guru yang galak dan otoriter. Dan ruang kelas tidak sepreti pabrik lagi. Maka apa yang harus diketahui guru buat pendidikan abad 21, ya mereka harus tahu tentang beberapa hal seperti:
- Mengajar siswa lewat google
- Menguasai/ mengetahui bahasa dunia
-  Membangun virtual technology (pendekatan pada tekhnologi) untuk membangun
   kualitas kognitif dan adaptive.
- Guru musti mengajar tentang topik yang lebih spesifik.
- Mampu memunculkan kesadaran siswa.
- Sistem mengajar bersifat personal, jadi memang butuh kesabaran guru.
- Guru butuh  media untuk menghadapi keterbatasan di luar dan di dalam sekolah.
- Belajar bisa terjadi di dalam dan di luar kelas. Guru perlu tahu dan mampu
   menggunakan ICT (internet dan laptop).
- Karir guru tentu dihargai sesuai dengan kualitas  kompetensi dan guru direkrut
   sesuai dengan keahlian mereka, misal ahli musik untuk mengajar kesenian.
- Pemberdayaan dan pemberian reward pada guru yang punya inovasi dan keahlian. “ adalah juga penting untuk menghargai guru atau orang yang accomplish- punya peran dalam masyarakat”.
Kemudian juga ada ceramah dari tokoh pendidikan yang lain.  Pencerahan (ceramah) tersebut disampaikan oleh  Prof. Alcaff  (staff ahli Dikbud), tema pembicaraan adalah tentang kompetensi TIK untuk tenaga pendidik dan kependidikan dalam mendukung pendidikan abad 21. Pendidikan berbasis TIK sangat dibutuhkan oleh siswa-siswa kita. Tema kompetensi pendidikan abad 21 adalah seputar kepedulian global, keuangan, kewirausahaan, civic literacy dan health literacy.
Sementara inovasi belajar difokuskan pada kreatifitas yaitu bagaimana menemukan ide-ide baru (melalui observasi, melihat, mendengar, dan membaca). Kemudian penekanan pada kritical thingking dan problem solving, selanjutnya pada komunikasi dan kollaborasi.
Guru masa depan musti memiliki information, media dan ICT literacy. Kemudian tentang bentuk model kehidupan dan pencarian karir, diharapkan siswa atau orang- orang yang pro-masa depan  bersikap fleksibel dan mudah beradaptasi, mampu mengambil inisisatif dan self direction, memahami sosial dan lintas budaya. Orang untuk masa depan musti bersikap produktif dan akkuntabilitas, memiliki leadership dan bertanggung jawab.
“Tentu saja anak tidak bisa mempelajari semuanya dari sekolah, untuk itu mereka perlu belajar sendiri, punya self directing, melakukan eksplorasi pada sumber-sumber belajar.  Sementara untuk kompetensi guru abad 21 meliputi kompetensi pedagogi, sosial, profesional, kepribadian dan plus dengan kompetensi ICT (mampu mengoperasikan ICT)”.

12. Pengumuman Pemenang Guru Berprestasi
            Usai sholat Jum’at yang  kami  ikuti pada sebuah mesjid di samping komplek gedung kementrian, semua peserta guru berprestasi menyempatkan diri untuk makan siang. Kemudian tibalah moment yang ditunggu-tunggu- yaitu pengumuman pemenang guru berprestasi dan berdedikasi. Semua peserta berkumpul di aula pada plaza kemendikbud gedung A di Senayan.
Sesuai arahan  dari panitia bahwa semua peserta harus duduk sesuai grup mereka, mulai dari grup Guru TK, Kepala TK, Pengawas TK, hingga grup Guru SMA, Kepala SMA dan Pengawas SMA. Berarti total peserta ada sekitar 700 orang. Para eselon dan menteri Pendidikan sudah hadir dan tentu pengumuman pemenang segera digulirkan.
Sejak semula aku  membuat patokan bahwa untuk tingkat Guru SMA, aku termasuk orang yang biasa-biasa saja karena aku berasal dari daerah kecil. Aku berfikir buat sementara bahwa guru-guru  yang terbaik itu tentu berasal dari propinsi di Pulau Jawa. Sesuai dengan keberdaan Universitas dan Perguruan Tinggi yang populer, seperti: ITB, UI, UGM, UNDIP, UNIBRAW...maka guru guru hebat juga  bakal datang dari Jawa Barat, DKI-Jakarta, Jogjakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Kalaupun aku bisa juara mungkin aku memperoleh  peringkat 6 atau juara harapan 3, dengan alasan bahwa aku berasal dari Padang/ Batusangkar”.
Ternyata saat itu tidak ada pengumuman untuk harapan 1, 2 dan 3 (juara 4, 5 dan 6), maka hilanglah harapan aku  untuk memperoleh juara harapan. Namun sekali-sekali terlintas juga  dalam fikiran bahwa “jangan jangan yang juara satu guru berprestasi tingkat nasional  itu adalah aku  sendiri. Namun fikiran itu harus diusir, agar.... kalau tidak terbukti aku  tidak bakalan kecewa.
Maka juri/ panitia mengumumkan peringkat 1,2 dan 3 guru terbaik/ berprestasi tingkat nasional. Pemanggilan dimulai dari nomor 3....wah nama Sumatera Barat terlewatkan, untuk nomor 2.
 “Wah untung ada nama Sumatera Barat tersenggol lewat  Suyetmi untuk kategori guru berprestasi  tingkat SMP, ia berasal  dari  SMP Sijunjung”.
Dan untuk tingkat 2 buat kategori guru SMA, nama Sumbar masih lewat. Tinggal lagi untuk menunggu pengumuman pemuncak juara 1 Tingkat Nasional “Siapa gerangan..??”.
Aku  juga memperhatikan nama-nama  calon pemenang yang lain. Dalam hati aku  juga berharap untuk bisa jadi juara 1, namun aku  tetap berprinsip bahwa yang the best teacher of Indonesia  datangnya dari Pulau Jawa. Aku  jadi terperanjat dan kaget...mungkin itu namanya surprised, begitu nama yang dipanggil adalah namaku:
“ Guru berprestasi peringkat 1 (satu) Indonesia adalah Drs. Marjohan, M.Pd guru SMA Negeri 3 Batusangkar Sumatera Barat”.
Penulis merasa senaaaang, terharuuuuu, tak terbayangkan, semua orang sekitar memberi ucapan selamat. Mereka yang merasa punya hubungan darah dengan ranah Minang juga datang menyodorkan tangan dan berucap: “Bapak saya orang Padang...Selamat ya Bapak atas Prestasi nomor satu”.
“Terima kasih...terima kasih, alhamdulillah ” Aku  melontarkan dan mengucapkan rasa syukur tanpa tiada henti. Hari itu hari Jum’at dan aku  merasa terlahir kembali sebagai orang baru yaitu sebagai seorang pemenang. Seorang pemenang dengan rasa percaya diri sangat tinggi. Aku  pun meluangkan waktu untuk mengambil moment dan mengabadikan diri sebagai dokumen buat sejarah. Aku  kemudian mencari tahu nama- nama para juara 1 guru berprestasi tingkat nasional, mereka adalah sebagai berikut:
Daftar Pemenang I  Guru dan Tenaga Pendidik Berprestasi tahun 2012
1. Guru TK Berprestasi: Iis Sumyati Shalihat (TK Darul Hikam Bandung/Jabar)
2. Kepala TK Beprestasi: Zahra (TK Raudhah Pasuruan/Jatim)
3. Guru SD Beprestasi: Dhebora Krisnowati Sumarahingsih (SDN Kepahitan 06 Jember
     Kaliwates/Jatim)
4. Kepala SD Berprestasi Slamet (SDN Kalisari Sayung Demak/Jateng)
5. Pengawas SD Beprestasi: Dyah Budiarsih (UPK Purwekerto Utara/Jateng
6. Guru SMP Berprestasi: Subhan (SMPN 9 Pontianak/Kalbar)
7. Kepala SMP Beprestasi: Suyoso (SMP Meranti Mustika Seranau/Kalteng)
8. Pengawas SMP Berprestasi: Ganif Rojikin (Dinas Pendidikan Kab Probolinggo/Jatim)
9. Guru Sekolah Pendidikan Khusus Berdedikasi: Dedeh Kurniasih (SLB Negeri 7     
     Jakarta/DKI Jakarta)
10. Kepala Sekolah Pendidikan Khusus Berdedikasi: Ratmartini (SLB Ulaka Penca/DKI
      Jakarta
11. Guru SMA Beprestasi: Marjohan (SMAN 3 Batusangkar/Sumbar)
12. Kepala SMA Berprestasi: Isdarmoko (SMA 1 Bantul/DIY)
13. Pengawas SMA Berprestasi: Budihardjo (Dinas Pendidikan Semarang/Jateng)
14. Guuru SMK Berprestasi: Ejon Sujana (SMKN 1 Cimahi/Jabar)
15. Kepala SMK Berprestasi: Ahmad Ishom (SMK Negeri 6 Semarang/Jateng)
16. Pengawas SMK Berprestasi: Riadi Nugroho (Dinas Pendidikan Pati/Jateng)
17. Tutor Paket C Berprestasi: Alif Rokhana Mukhromah (UPTD SKB Kota
      Salatiga/Jateng)
18. Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru SMALB: Endang Sri Lestari (SLB A
      Yaketunis/DIY)
19. Lomba Guru Berdedikasi Pendidikan Menengah: Elmapida (SMA Mesuji
      Timur/Lampung) 
            Hari itu terasa amat indah dan menjelang maghrib kami semua naik mobil untuk menuju Hotel Millenium. Habis makan malam masih ada ceramah atau kuliah umu yang disampaikan  Prof. Indrajati Sidi- dosen senior ITB dan juga dari Dirjen Dikdasmen. Pencerahan itu setelah pengumuman pemenang, dimana penulis memperoleh peringkat 1 guru berprestasi untuk kategori guru SMA. Topik yang dibahas oleh Bapak Indrajati Sidi adalah seputar profesionalisme.
            Ia mengatakan bahwa kalau orang tidak bisa dipegang profesionalismenya maka ia bukan orang yang teladan. Hidup ini juga butuh proses, tidak mungkin seseorang bisa jadi hebat secara tiba-tiba, pasti itu semua lewat proses yang panjang.  Dia menambahkan bahwa secara makro negara kita belum begitu maju pada pendidikan, namun secara mikro sudah banyak orang-orang yang profesionalisme.
            Kalau bangsa mau maju  maka diperlukan banyak para teladan atau profesionalisme. Mereka semua harus menjadi panutan, acuan (reference), ditiru, dikagumi dan dibanggakan.  Seorang teladan atau profesionalisme perlu menguasai substansi bidang profesinya, bersikap jujur, pekerja keras, mempunyai cita-cita yang tinggi, punya target/ tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan dan menikmati goal setting (tujuan hidup mereka). Profesionalisme adalah bagaimana kualitas sikap para anggota suatu profesi serta bagaimana derajat pengetahuannya.
            Profesional itu terlihat dalam tindakan atau action. Segita dari profesionalime itu adalah seperti:
- Profesionalisme value and profesional commitmen- kommitmentnya adalah agar
   terus menerus belajar.
- Profesional skill and abilities- punya kemampuan dalam mengatasi problem.
- Profesionalism knowledge and understanding- memiliki kompetensi
   profesionalisme.
Prof. Indra Jati Sidi juga mengatakan bahwa orang yang teladan perlu menerapkan karakter hidup, yaitu sesuai antara perkataan dan perbuatan.           Seorang profesionalisme (teladan) – sekali lagi- perlu menguasai profesi. Seorang guru yang profesionalisme ia harus jago dalam mendidik. Ia tahu dengan substansi (bidang studi), tahu dengan psikologi, tahu cara memotivasi diri dan anak didik, tahu cara menilai, dll.  Orang yang suka mencontek, korupsi, dll, maka tak patut dikatakan sebagai orang yang profesionalisme.   
Masalah bangsa kita yang lain adalah dari segi kualitas dan kuantitas, untuk itu memang diperlukan para teladan.           Kita para pendidik bertanggung jawab dalam menyiapkan SDM bangsa ini.
“Prinsip dalam belajar dan berlatih bahwa- exercise makes perfect- atau latihan membuat sesuatu bisa sempurna. Tidak ada sustu kompetensi yang akan bisa diperoleh tanpa ada latihan. Karakter bagi para profesionalisme – guru berprestasi adalah seperti:
- Berkarakter gembira, berenergi, antusias, optimis, suka diajak kerja sama dan
   bekerja lebih lama.
- Rendah hati, yakni tidak sombong, mau mendengar dan mau belajar.
- Selalu berfikir dan berfikir untuk meningkatkan kemampuannya. Ia juga bersikap
   proaktif, manusiawi, pembelajar, pantang menyerah dan tidak mudah puas.
Dalam pertemuan/ kuliah itu juga dibahas tentang  trend kepemimpinan di dunia, yaitu dalam bentuk participative leadership. Gaya  kepemimpinan  ini kurang ada di Timur Tengah. Lihat apa sekarang yang terjadi- Suria, Mesir-  yang mudah bergejolak. Pesannya  bahwa profesionaliosme- para teladan- jangan lari dari medan tempur. Guru- guru jangan lari dari profesi.
Carilah lingkungan atau tempat yang hebat heterogennya atau hebat kebinekaanya. Contoh kekuatan ITB a adalah   memiliki intake yang bagus- anak- anak hebat se-Indonesia bergabung, dosen- dosen hebat juga bergabung. Musuh terbesar dalam upaya peningkatan mutu sendiri adalah diri sendiri, yaitu tidak ada kemampuan pada diri.
“Use your head and you will be teacher, guru berkualitas akan menjadi lebih terhormat”.
Dunia memang juga telah berubah dari berbasis SDA (Sumber Daya Alam) menjadi berbasis pada ilmun pengetahuan. Cara mencari ekonomi berbeda, keterampilan juga berbeda dan cara belajar juga berbeda. Maka pembelajaran harus mampu beradaptasi pada perubahan.

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...