Lima Kekuatan Untuk Menunjang
Sukses Dalam Belajar
Oleh:
Marjohan, M.Pd
Menuntut ilmu dan
mendapatkan pengalaman sudah
menjadi kebutuhan banyak orang. Dewasa ini banyak pelajar yang memburu sekolah dan
perguruan tinggi yang bergengsi (karena kualitasnya). Mereka menuntut ilmu dan
berburu perguruan tinggi: pergi kuliah
ke pulau jawa, universitas yang berlokasi di ibu kota Propinsi sampai
kepada tempat kuliah di kota-kota kecil melalui universitas, sekolah tinggi,
politeknik atau akademi. Sukses
kuliah itu ada di mana-mana dan cara untuk memperoleh kualitas kulitas tentu saja tergantung pada pribadi
kita.
Namun
ada juga sebagian yang berkarakter “kuliah orang kuliah kita- atau kuliah
secara ikut-ikutan”. Sebahagian dari mereka
pergi kuliah hanya sekedar
datang, duduk, dengar dan diam
saja di dalam kelas. Sementara itu di
tempat kost kerja mereka hanya makan, minum, menghafal, menghayal, hura-hura,
main game, sampai begadang tidak karuan.
Padahal sang dosen di kampus mungkin pernah berkata:
“Anda
sebagai seorang mahasiswa telah menjadi
kaum intelektual dan berfungsi sebagai “agent
of change” atau agen perubahan social”.
Tapi
kalau demikian gaya belajar dan gaya
hidup mereka apakah pantas disebut sebagai agent of change ? O tentu saja belum pantas.
Namun
tentang prilaku mahasiswa dalam belajar atau kuliah juga bermacam-macam.Tentu
saja ada yang rajin kuliah.Semua waktu mereka curahkan untuk kegiatan akademik.
Namun ada juga yang hanya sebatas
kutu-buku hingga tidak punya kesempatan untuk bergaul. Mereka yang malas
bergaul pada akhirnya akan memiliki karakter yang kaku , dingin, serta kurang
peka terhadap orang lain. Kelak walau mereka bisa meraih prestasi tinggi dalam
pekerjaan namun mereka akan menjadi
orang yang kaku.
Sebagaimana yang telah kita nyatakan
bahwa gaya belajar siswa dan mahasiswa sangat bervariasi. Misal, ada yang
bergaya study oriented atau academic
oriented. Masa muda mereka dihabiskan hanya untuk berkutat dengan diktat
dan buku-buku pelajaran, tujuannya agar bisa memperoleh nilai sempurna pada
setiap mata pelajaran.Ada pula yang hanya senang berorganisasi, namun masa
bodoh dengan urusan belajar.Ya ujung-ujungnya jadi gagal dalam bidang akademik.
Selanjutnya ada
yang telah berkarakter produktif. Yaitu bagi mereka yang telah memiliki
agenda hidup- punya banyak aktifitas, mulai dari membaca buku, kuliah/
bersekolah, berolahraga, beribadah sampai merencanakan agenda-agenda hidup lainnya.
Namun juga ada yang bengong saja sehingga tidak tahu apa yang mau dikerjakan.
Mereka hanya pandai menghabiskan waktu
dalam box warnet- di depan komputer
untuk bermain game atau kecanduan nonton TV selama ber jam-jam.
Memang terasa bahwa saat kita tidak
punya aktivitas maka akan sulit bagi kita untuk memulai sebuah aktivitas yang
bermanfaat, misalnya mengerjakan tugas sekolah, mencuci pakaian, atau membantu
orang tua. Ada gejala penyakit yang sering melanda remaja (pelajar dan
mahasiswa), yaitu banyak tidur, boros (buang buang uang terhadap hal yang tidak perlu), menganggap sepele terhadap tugas- tugas
sekolah, kecanduan talk mania (gila ngobrol pake HP), gila main game, dan senang hura-hura. Namun kita harus berhati-hati, bahwa
kebiasaan ini kalau selalu kita biasakan maka akan berubah menjadi karakter
kita.
Gejala yang kita jelaskan tadi bisa
menjadi indikasi bahwa seseorang sedang mengalami demotivasi (merosotnya
motivasi seseorang). Dan sebetulnya ada beberapa tips untuk mengcounter (mencegah)
gejala-gejala demotivasi tersebut:
a).
Segera melakukan silaturahmi kepada sahabat dan orang orang yang memiliki
inspirasai
dan motivasi hidup.
b) Kemudian, bacalah buku-buku untuk penambah
semangat hidup atau motivasi.
c)
Kalau ingin sukses, maka cobalah membuat agenda hidup- target kegiatan harian,
mingguan
dan bulanan.
d)
Juga perlu melakukan hijrah (andai lingkungan menjadi penyebab kemalasan
kita),
karena lingkungan teman yang santai akan juga
membuat kita santai.
Untuk
itu kita perlu mencari teman yang smart dalam hidupnya. Kalau demikian,
kita perlu mencari komunitas di mana berkumpulnya orang-orang yang punya
semangat hidup, produktif dan suka berbagi pengalaman.
Sebenarnya hidup ini juga
dipengaruhi oleh hukum sebab akibat. Hukum sebab akibat tidak hanya ada dalam
pelajaran sains, tetapi juga ada dalam pribahasa: siapa yang menanam dia yang
akan menuai (memetik). Cepat atau lambat maka
setiap kebaikan yang kita lakukan akan membuahkan hasil.
Kejelekan
yang sering kita kerjakan juga akan kembali pada kita. Oleh sebab itu kita
perlu banyak-banyak menanam kebaikan.
Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya. Ya seperti
pepatah dalam bahasa Arab yang berbunyi :man
jadda wa jadda- barang siapa yang bersungguh-sunggu akan berhasil.
Dan
semua kebiasaan atau karakter yang kita miliki, penyebabnya adalah kita
sendiri. Siklus pembentukan karakter tersebut adalah sebagai berikut: Bermula
dari pola berfikir, pikiran akan jadi perkataan, perkataan jadi perbuatan,
perbuatan jadi kebiasaan, kebiasaan akan menjadi karakter, dan karakter menjadi
budaya”.
Tentang
kebarhasilan, bahwa kadang-kadang keberhasilan seseorang sangat ditentukan oleh
faktor kesempatan. Sebagaimana kita ketahui bahwa itu kadang kala hanya datang sekali saja.
Jadi kalau ada datang kesempatan, maka kita harus memanfaatkannya.Contohnya,
ada orang yang sangat jenius, namun mendapatkan nasib yang tidak terlalu
bagus.Salah satu faktor penyebabnya adalah tidak punya antusias dan usaha yang
besar untuk mengambil kesempatan yang datang.Untuk itu kita harus mencari
kesempatan dan peluang.Kita sendiri juga harus rajin mencari informasi.
Sekali lagi bahwa di negara kita
banyak orang yang cerdas dan memiliki nilai akademik, namun mengapa menjadi
pengangguran ? Penyebabnya adalah akibat gaya belajar yang hanyasekedar study oriented- pintarnya hanya belajar melulu.Idealnya mereka harus cerdas dalam
belajar dan juga cerdas dalam kehidupan.Total
learning bisa menjadi solusi bagi kita.
Total learningdapat
kita lakukan dengan mengembangkan
potensi atau kekuatan yang ada pada diri kita. Tulisan yang saya
tulis ini terinspirasi
oleh training yang diberikanSetia Furqon (2010) untuk memotivasi
banyak anak muda- terutama pelajar dan mahasiswa- catatan training tersebut
dijadikannya buku yang berjudul “Jangan kuliah kalau gak
sukses”.
Ia
sendiri adalah seorang penulis dan motivator berusia muda. Ia mengatakan bahwa
untuk sukses dalam belajar, maka kita memerlukan lima fondasi dasar sebagai kekuatan
kita, yaitu : kekuatan spiritual,
kekuatan emosional, kekuatan finansial, kekuatan intelektual dan kekuatan aksi.
Istilah lima kekuatan tersebut dalam
bahasa Inggris adalah “spiritual power, emotional power, financial
power, intellectual power dan actional power”. Saya merefleksi
pemikirannya tentang kiat sukses dalam belajar, dengan judul: Lima Kekuatan Untuk Menunjang
Sukses Dalam Belajar. Pembahasannya sebagai berikut:
1) Spiritual power
Ini
berarti kekuatan spiritual.Bahwa kesuksesan sejati adalah saat kita merasa dekat
dengan sumber kesuksesan itu sendiri, yaitu Allah- Sang Khalik.Untuk itu ada
beberapa kiat yang dapat kita lakukan agar hidayah/ petunjuk bisa datang. Bahwa
hidayah (petunjuk hidup) itu sendiri
harus dijemput, bukan ditunggu. Kemudian kita harus mencari lingkungan
yang kondusif, karena sangat sulit bagi kita untuk keluar dari lingkaran
kemalasan jika lingkungan itu sendiri mendorong kita untuk jadi pemalas. Untuk
mengatasinya, maka kita bisa hijrah atau
pindah kost ke tempat yang mendukung. Kalau sulit untuk pindah kost, maka kita
bisa melakukan hijrah melalui perobahan sikap dan fikiran.
Untuk memperoleh hidayah, kita bisa menemukan guru-guru dalam
kehidupan. Guru tersebut adalah orang-orang yang akan memberi
kita inspirasi agar bisa bangkit
setelah kita terjatuh. Sang inspirator kita tidak harus jago dalam ngomong,
orang tersebut bisa jadi sedikit bicara,
namun karya dan prilakunya membuat kita termotivasi.
2) Emotional power
Kekuatan
ini (kekuatan emosi) juga dapat kita sebut dengan istilah kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan ini juga
sebagai penentu kesuksesan seseorang.Di dunia ini ada banyak orang-orang cerdas
atau jenius dengan IQ di atas rata-rata namun pekerjaanya selalu pada level
bawah.Itu terjadi karena kepribadiannya yang kurang disukai atau sulit
bersosialisasi. Kecerdasan emosional bisa berkembang, karena ia merupakan
akumulasi dari karakter individu, dan dukungan dari faktor lingkungan. Sikap
atau karakter sangat penting dalam
membentuk kecerdasan emosi seseorang. Apakah ia berkarakter ramah, gigih dan
ulet- adalah contoh dari bentuk emosional power.
Karakter adalah ibarat sebuah
perjalanan yang panjang.Sebagaimana telah dijelaskan bahwa karakter adalah
akumulasi dari bentuk fikiran, ide yang kita ekspresikan lewat ucapan dan
tindakan, kemudian dipoles dengan suasana emosi. Orang lainlah yang akan melihat kualitas emosional kita tadi- apakah disana ada unsur “ jujur,
peduli, ikhlas, disiplin, dan berani”, atau malah yang terlihat banyak unsure
“suka berkhianat, angkuh, boros, cepat bosan dan malas”.
Emosi itu sendiri dapat dilatih.
Beberapa cara untuk melatihnya adalah seperti : tersenyum dengan tulus, bila
berjumpa teman ya jabat tangannya dengan penuh antusias. Kalau ngobrol mari
kita biasakan untuk mendengar orang terlebih dahulu. Kita perlu ingat bahwa
tidak bijak untuk membuat orang tersinggung. Kalau kita sedang ngobrol maka
kita usahakan untuk menatap mata lawan
bicara sebagai tanda bahwa kita sedang serius dan ia juga akan merasa dihargai. Kita juga harus ingat dan
tahu dengan nama lawan bicara kita.
3) Financial power
Financial power berarti kekuatan dalam hal keuangan. Bahwa
kita harus memiliki kekuatan keuangan agar bisa sukses dalam studi.Namun banyak orang
menganggap bahwa uang bukanlah hal yang
utama- mereka takut dikatakan sebagai orang yang matre (mata
duitan). Paling kurang ada dua karakter
orang berdasarkan pendekatan ekonomi atau keauangan.Ada orang bermental miskin dan orang bermental
kaya.
Karakter
orang bermental miskin adalah mereka yang menginginkan hasil sesuatu yang serba
instan, lebih banyak membeli barang yang konsumtif, tidak mau berubah, dan
senang mengandalkan bantuan orang lain. Mereka juga berkarakter
suka menerima,dan kalau belajar
hanya untuk mengejar nilai yang bagus. Sementara itu orang yang bermental kaya
adalah mereka yang karakter terbiasa menyukai
proses. Dalam shopping ya
lebih suka membeli barang yang produktif. Selanjutnya ia (mereka) bersifat
kreatif, mandiri, senang memberi, dan dalam belajar/ kuliah bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
4) Intelectual Power
Kemudian
lain yang harus kita miliki adalah “intelektual power”. Bahwa otak kita sedikit
banyak juga harus memahami tentang keberadaan otak. Otak kita membutuhkan waktu istirahat yang cukup agar
ia bisa beroperasi secara optimal. Maka
kita perlu untuk bisa memperoleh tidur yang nyenyak, karena sangat berguna untuk kesehatan otak. Salah
satu fungsi otak adalah membantu kita dalam memahami apa yang kita amati dan
yang kita tiru.
5)
Actional Power
Ini
berarti kekuatan bertindak. Seorang pemuda (siswa atau mahasiswa) yang menjadi
atlit sepak bola menghabiskan puluhan jam untuk membaca buku sepak bola, tentu
saja susah baginya untuk menjadi sepak bola yang sejati. Kecuali kalau ia
memang sangat rajin dalam latihan menendang bola. Karena praktek menendang bola
lebih berarti dari pada hanya membaca buku teori tentang bermain sepak bola.
Dikatakan
bahwa orang Jepang menjadi cerdas karena punya kebiasaan mengamati, meniru dan
memodifikasi. Bangsa Jepang bukanlah bangsa yang menemukan kendaraan roda dua dan roda empat. Namun
mereka adalah bangsa yang gigih dalam
meniru-melakukan action power- dan
memodifikasi penemuan bangsa lain. Budaya senang meniru dan senang memodifikasi
tersebut telah membuat Jepang sebagai
negara produsen mobil terbesar di dunia. Negara Jepang pada mulanya mengamati
dan meniru serta memodifikasi mobil Ford buatan Amerika dan
mobil buatan negara lainnya. Jepang
memodifikasinya hingga bisa
menjadi mobil yang cantik, seksi dan hemat bahan bakar.
Jadi dapat dikatakan bahwa sekarang
kita perlu menjadi cerdas, cerdas dalam belajar dan juga cerdas dalam
hidup.Untuk bisa cerdas atau berhasil dalam hidup ini maka kita memiliki dan memperdayakan
lima kekuatan yaitu action power,
financial power, spiritual power, intellectual power, dan emotional power.
Dengan demikian pelajar dan mahasiswa yang bakal sukses itu adalah mereka yang
memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosi,
kecerdasan dalam bersikap/ aksi dan memiliki dukungan keuangan- biar pas-pasan
namun bisa menunjang studi.(Note: Setia
Furqon Khalid (2010). Jangan Kuliah Kalau Gak Sukses. Sumedang: Rumah Karya).