Buatlah
Dirimu “Attraktif” Agar Sukses Segera Datang
Oleh:
Marjohan, M.Pd
Keinginan untuk meraih sukses sudah
menjadi kebutuhan banyak orang, mulai dari yang berusia muda hingga berusia
dewasa. Demikian juga di kalangan pelajar, terutama bagi yang sudah duduk di
kelas 12- atau kelas akhir- tingkat SMA/MA, maka mereka mendaftarkan diri pada
bimbel (bimbingan belajar). Buat apa ?
Mereka mengatakan agar mereka bisa
sukses- jebol di perguruan tinggi favorit di pulau Jawa atau pada jurusan-
jurusan favorit di perguruan tinggi negeri yang terkemuka di Indonesia. Jadinya
begitu banyak anak- anak muda yang berjibaku dalam belajar hingga bisa
memperoleh kejuaraan dalam suatu perlombaan, prestasi akademik, hingga lulus
dengan nilai yang gemilang. Namun apakah mereka betul- betul bisa meraih sukses
5 tahun atau 10 tahun setelah itu ?
Saya tiba-tiba menjadi lebih sadar
akan makna mencari sukses setelah saya membaca sebuah artikel, yang ditulis
oleh Melisa Stanger, dengan judul “Attractive
people are simply more successful”, bahwa orang- orang yang terlihat
attraktif (lebih menarik) akan lebih mudah untuk meraih sukses. Dia mengatakan
bahwa orang- orang yang terlihat attraktif akan lebih cepat buat mendapatkan
pekerjaan dan memperoleh bayaran yang lebih tinggi.
Mereka juga memperoleh promosi lebih
cepat dan mereka juga dibayar lebih banyak dari pada orang-orang yang bekerja
pada bidang yang sama, namun penampilannya kalah attraktif. Dengan demikian
betapa penting menjadi orang-orang yang penampilannya terlihat attraktif,
karena mereka yang terlihat attraktif akan mampu memperoleh nafkah sedikit
lebih baik dari pada orang-orang yang penampilannya biasa-biasa saja.
Daniel Hamermesh, seorang profesor
ilmu ekonomi dari Universitas Texas- Amerika Serikat, juga meyakini tentang
fenomena bahwa orang yang terlihat attraktif akan bisa menjadi lebih sukses. Ia
menulis tentang fenomena ini menjadi sebuah buku yang berjudul “Beauty pays: why attractive people are more
successful”.
Kemudian, Melisa Stanger juga
mengatakan bahwa ada sejumlah penelitian yang mempelajari tentang konsep
kecantikan/ ketampanan sebagai sebuah faktor dalam meraih kesuksesan seseorang
secara berkali-kali. Terbukti bahwa orang- orang yang cantik memang cenderung
mampu membawa lebih banyak uang ke dalam perusahaan dimana mereka bekerja. Sehingga
mereka terlihat sebagai karyawan yang sangat bernilai dan sebagai orang yang
bekerja lebih keras.
Dalam pengalaman lain bahwa para
salesmen yang beroperasi- menjajakan dagangan- secara door to door ternyata para salesmen yang penampilannya lebih
attraktif akan mampu menjual dagangan lebih laris kepada pelanggan mereka.
Karena pelanggan mereka memang lebih suka untuk berhubungan dengan orang-orang
yang memiliki wajah yang good looking.
Dario Maestripiene, seorang
professor neurobiology dari Universitas Chicago, mengatakan bahwa orang- orang
yang memiliki penampilan “good looking”
atau attraktiv memang memiliki daya tarik sehingga banyak orang yang tertarik
untuk berinteraksi dengannya. Mereka senang menghabiskan banyak waktu untuk
ngobrol dan melakukan kebersamaaan dan juga. Banyak orang yang juga senang
untuk membeli produk dari mereka yang memiliki wajah good looking tersebut, sehingga perusahaan juga akan membayarkan
upah dengan bonus yang lebih tinggi pada mereka.
Daniel Hamermesh mengatakan bahwa faktor
good looking tidak hanya faktor utama
pembentuk daya tarik tersebut. Namun juga ditentukan oleh faktor karakter-
karakter positif yang mereka miliki- seperti keberanian, sopan santun, ramah
tamah, dll. Jadi bukan suatu hal
yang sia-sia kalau banyak orang sangat peduli dengan penampilan. Menghabiskan
dana ekstra buat perawatan tubuh, hingga mereka bisa tampil lebih attraktiv.
Kecantikan dan ketampanan dapat
memantulkan rasa percaya diri seseorang. Memang rasa percaya diri tersebut
terlihat pada prilaku, sehingga mereka yang memiliki penampilan good looking dan rasa percaya diri akan
mampu menghargai diri mereka (self esteem)
yang lebih tinggi. Mereka menjadi orang yang disenangi dan cenderung lebih mudah
diterima oleh banyak kalangan.
Riset tentang efek faktor
kecantikan/ketampanan juga pernah dilakukan di Universitas Rice dan Universitas
Houston. Mereka membatasi studi tentang bagaimana penampilan wajah mempengaruhi
keungguan seseorang dalam melakukan wawancara.ditemukan bahwa orang-orang yang
wajahnya kurang terawat- bernoda, jerawatan, ada goresan luka dan komedo- ini
semua bisa mempengaruhi kualitas wawancara dan penurunan kuaitas rasa percaya
diri. Ada kesan bahwa mereka kehilangan daya tarik, sehingga banyak informasi
penting yang ada pada mereka yang kurang tergali.
Juan Madesa, professor dari
Universitas Houston, mengatakan bahwa semakin sering pewawancara memperhatikan
noda-noda pada wajah maka semakin sedikit dia mengingat tentang konten (isi)
dari topik yang dibahas selama wawancara berlangsung. Akhirnya kualitas materi
wawancara juga ikut jadi menurun.
Sehubungan dengan uraian di atas
tentang kesuksesan dalam belajar, bekerja, dan faktor noda pada wajah yang
merusak daya tarik penampilan. Saya juga teringat pada pengalaman sendiri.
Bahwa ada teman masa remaja saya yang sangat rajin dan disiplin dalam belajar
sehingga setiap dia ujian, dia mampu meraih nilai ujian yang lebih tinggi.
Dalam ujian harian, ujian tengah semester, dan ujian kenaikan kelas, dia juga
mampu meraih angka- angka yang fantastis. Sehingga pada rapornya tertera nilai-
nilai yang mengagumkan. Bagaimana reaksi teman- teman kepadanya ?
Sebagian merasa kagum pada kemampuan
akademik dan merasa biasa-biasa saja, apalagi melihat performance nya yang
sedikit kaku, kurang ramah, kurang suka berkomunikasi sehingga banyak orang
yang kurang tertarik buat ngobrol dengannya. Juga dia sendiri juga kurang
peduli dengan penampilannya. Dia membiarkan wajahnya kurang terawat sehingga
membuat lawan jenis juga malas banyak ngobrol dengannya atau ngobrol hanya
sebatas basa-basi saja.
Sehubungan dengan judul tulisan ini,
bahwa orang-orang yang memiliki attraktif akan lebih sukses. Daya tarik atau
attraktif sangat dipengaruhi oleh faktor good looking- wajah yang tampan atau
wajah yang cantik. Namun itu semua merupakan anugerah dari Tuhan (Allah Swt).
Daniel Hamermesh juga menambahkan
bahwa bagi mereka yang memiliki faktor wajah yang kurang beruntung, tentu akan
juga bisa membuat keberuntungan yang lebih. Mereka masih memiliki tempat-
tempat untuk mewujudkan kesuksesan.
“Jangan mencari pekerjaan dimana
faktor wajah menjadi penentu keberhasilan. Maka jangan putuskan untuk menjadi
pembawa acara di TV, namun bisa bekerja sebagai penyiar radio. Jangan menjadi
aktor film, namun carilah tempat pekerjaan yang anda senangi dimana wajah bukan
sebagai faktor penentu yang utama,” demikian nasehat Daniel Hamermesh.
Apa daya tarik (attraktif) semata-
mata hanya terfokus pada faktor good
looking ? Saya pernah membaca artikel tentang Sri Owen, seorang perempuan
yang berasal dari Sumatra Barat. Dia memperoleh pendidikan bahasa Inggris dan
kemudian bekerja sebagai penyiar radio BBC London. Sri berkenalan dengan
seorang pemuda Inggris yang punya nama Owen.
Owen adalah pemuda Inggris yang
tinggi dan tampan dan Owen adalah wanita Asia (asal Sumatra Barat/ Indonesia)
yang wajahnya biasa- biasa saja. Namun
kecantikan yang dimiliki oleh Sri bukan semata-mata ditentukan oleh faktor good looking. Pribadi Sri yang menarik,
wawasannya yang luas dan daya tarik dari dalam diri Sri membuatnya punya punya
pesona tersendiri di mata Owen. Akhirnya Owen memutuskan untuk menikah dengan
Sri dan setelah menikah nama Sri lebih akrab disapa dengan “Sri Owen”. Hingga
sekarang mereka masih menetap di Inggris dengan bahagia dan mereka berdua
mengembangkan usaha dalam bidang kuliner Indonesia.
Jadi bagaimana implikasi dari judul
artikel ini ? Bahwa orang dengan penampilan yang attraktif akan lebih mudah
buat meraih sukses. Namun kualitas kepribadian juga menjadi penentu dari daya
tarik lainnya. Mereka yang memiliki pribadi yang menarik juga akan lebih cepat
buat sukses.
Wajah yang hanya sekedar good looking- cantik atau ganteng- saja
belum bisa memberikan jaminan bahwa dia punya daya tarik bagi orang lain. Kecuali
kecantikan atau ketampanannya didukung oleh faktor yang lain seperti kemampuan
berkomunikasi, kemampuan beradaptasi, kemampuan bergaul, mengambil keputusan,
kemampuan bersimpati dan kemampuan sosial lainnya.
Sejak dahulu banyak orang sangat
yakin bahwa untuk sukses sangat ditentukan oleh faktor kompetensi. Maka
ramailah orang berusaha untuk menjadi lebih cerdas dalam bidang akademik. Dan
mereka bisa memproleh kesuksesan, namun sebagian kesuksesan tersebut hanya
berjalan di tempat. Agar sukses bisa lebih ditingkatkan maka- seperti yang saya
paparkan pada bagian atas artikel ini-
maka milikilah daya tarik (attraktif) pada pribadi kita. Mari perhatikan
penampilan diri, rawatlah wajah kita, rambut dan cara berbusana kita yang lebih
elegan. Kemudian miliki pula kecantikan yang terpancar dari dalam diri yang
terbentuk karena nilai karakter kita.
Juga taatlah pada Allah Swt, karena
Dia lah yang membolak balikan hati kita dan yang mampu memberi kesejukan dan
ketenangan pada hati kita. Peliharalah hubungan baik dengan sesama dan jadilah
pendengar yang baik yang mampu bersimpati. Kemampuan berkomunikasi dan
bersosial juga sangat menentukan. Moga- moga kesuksesan segera berpihak kepada
kita. (Marjohan, M.Pd adalah Guru SMAN 3 Batusangkar- Sumatra Barat)