Kebiasaan Yang Membuat Seseorang Jadi
Hebat
Kemampuan
Awal Kita Adalah Menangis
Saat
lahir ke dunia semua orang memiliki kemampuan yang sama yaitu “crying- menangis”. Ibarat perlombaan
lari, kita sama-sama memulainya pada garis start
atau “titik nol”. Namun setelah 5 tahun setelah itu mulai terlihat perbedaan.
Setelah 10 tahun, perbedaan kualitas hidup kita terlihat lebih jelas dan
setelah 20 atau 30 tahun perbedaan- perbedaan tersebut sudah semakin melebar.
Siapa yang merawat dan dan
membesarkan kita, bagaimana mereka memperlakukan kita, juga pengalaman yang
kita lalui semuanya “membentuk siapa kita”. Dengan demikian mengapa ada orang
yang berkualitas sangat hebat, ada biasa-biasa saja, ada yang tertinggal dan
malah ada orang yang selalu dilupakan.
Memang
hidup ini dimulai dari titik nol, dengan hal yang sama, kemampuan awal yang
sama. Orang awam membiarkan hidupnya mengalir, namun orang yang pro pada
kemajuan mereka merancang masa depan mereka.
Ya kita harus merancang
masa depan kita. Kita harus mendesain A Life Plan. Sebuah rencana tentang
apa yang akan kita lakukan, rencana tersebut akan membantu kita. Kita perlu
menentukan tujuan dan melakukan perubahan demi perubahan. Umumnya rencana hidup
seseorang dirancang atas tujuan-tujuan kecil untuk mencapai tujuan jangka
panjang atau tujuan yang lebih besar (Jessica A. Jonikas dan Judith A. Cook,
2004).
Beberapa
Langkah Untuk Menjadi Hebat
Perjalanan
hiduplah yang membuat kita jadi saling berbeda satu sama lainnya. Buku Tom
Corley (2016) dengan judul “16 Rich
Habits: Your Autopilot Mode Can Make You Wealthy or Poor” tentu bisa
menginspirasi kita. Bahwa Kecerdasan, bakat dan pesona itulah yang membuat
seseorang jadi hebat, tetapi ini belum seberapa. Namun yang membuat seseorang
saling berbeda yaitu “good habit and bad
habit”, dan jurang pemisah antara “rich
habits and poverty habits” sangat mengejutkan.
Dari 16 kebiasaan yang
dilakukan oleh orang-orang kaya (orang sukses), 6 kebiasaan yang baik
diantaranya adalah : “a) Membaca setiap hari, b) Tidak banyak menghabiskan
waktu dengan internet dan gadgets, c) Menghindari kebiasaan menunda waktu, d) Talk less and listen more, e)
Menghindari toxic people, dan f)
Milikilah seorang mentor (penasehat
pribadi)”. Pembahasan poin-poin tadi adalah sebagai berikut:
1)- Membaca setiap hari
Membaca harus menjadi
kebutuhan utama kita karena aktivitas ini begitu penting. Kalau kita ingin
menjadi orang sukses maka kita harus membaca yang banyak tentang informasi.
Karena itu semua akan meningkatkan ilmu pengetahuan kita. Jika mau sukses dalam
bidang bisnis, maka kita perlu membaca tentang bisnis. Kebiasaan seperti ini akan
membuat kita lebih bernilai di mata teman-teman, pelanggan atau klien. Di
antara orang-orang sukses, 88% masih menyempatkan diri buat membaca. Paling
kurang mereka masih meluangkan waktu selama 30 menit atau lebih buat membaca
setiap hari.
Begitu pentingnya membaca
sehingga meluangkan waktu buat menciptakan “reading
time”. Mereka tidak asal membaca saja. Maka ada beberapa buku yang mereka
prioritaskan buat dibaca. Khususnya buku-buku “autobiography, educational career, personal development, biography of
succsess people, peristiwa-peristiwa terbaru, sejarah dan hiburan”.Dari
variasi bacaan tadi maka Tom Corley (2016) memaparkan tentang proporsinya,
yaitu sebagai berikut:
- Sebanyak 94% dari mereka
membaca tentang current event atau
peristiwa terkini. Bacaan jenis ini sangat penting agar mereka tidak
ketinggalan informasi.
- Sebanyak 79% dari mereka
membaca tentang educational career
atau tentang topik yang berhubugan dengan karir yang dipilih.
- Sebanyak 63% dari mereka
kalau tidak sempat membaca buku maka mereka mendengar audio book. Jadi saat mereka bosan membaca buku teks, maka mereka
mendengar audio book. Dengan demikian
telinga mereka tidak harus disodori dengan jutaan megabyte fitur lagu-lagu pop melulu. Namun lagu-lagu tersebut tetap
signifikan sebagai selingan.
- Sebanyak 58% dari mereka
membaca biografi tentang orang-orang sukses. Dengan membaca biografi mereka
bisa memperoleh cermin hidup tentang proses tumbuh-kembang seseorang dalam
kehidupannya.
- Sebanyak 51% dari mereka membaca tentang sejarah.
Sejarah yang dibaca bisa jadi tentang perkembang suatu domain, seperti
perdagangan, sosial, wisata, bisnis, olahraga, dll.
- Dan sebanyak 11% dari
mereka membaca hal-hal yang berhubungan dengan hiburan, ya tentang profil
seorang atlit, bintang film, figur publik, dll.
Alasan mengapa orang-orang yang sukses masih membaca
adalah agar selalu meningkatkan kualitas SDM mereka. Kebiasaan inilah yang
membedakan mereka dari orang yang kurang sukses. Dengan meningkatkan
pengetahuan akan membuat mereka mampu melihat lebih banyak kesempatan, yang
mana mereka terjemahkan- wujudkan- ke dalam bentuk keuntungan (finansial).
Ada juga orang yang
tergolong sudah sukses, namun malas dalam membaca dan pada akhirnya kesuksesan
mereka jadi redup. Sementara bagi yang selalu membaca, dapat memperbarui
pengetahuan dan wawasannya, maka kesuksesan serta karir mereka selalu bertahan
dan malah cenderung meningkat.
Siapa yang tidak mengenal
para ideolog seperti Karl Marx, Stalin, Hitler, Mao, Khomeini, Hasan al-Banna,
Gandhi? Siapa yang tidak mengenal para negarawan seperti Soekarno, Mohammad
Hatta, Tan Malaka, Gus Dur, Obama? Siapa yang tidak mengenal aktivis seperti
Malcolm X, Che Guevara, Fidel Castro? Siapa yang tidak mengenal sang inovator
tenar Steve Jobs? Siapa yang tidak mengenal budayawan sekaliber Ajip Rosdi?
Mereka jadi orang besar karena membaca (Suherman, 2012).
2)- Tidak banyak
menghabiskan waktu dengan internet dan gadgets.
Menggunakan internet buat
tujuan menambah wawasan dan memperluas jaringan adalah sangat tepat. Internet
merupakan media komunikasi yang menyuguhkan bervariasi fitur seperti Facebook,
Twitter, Instagram, Friendster, dll. Itu semua merupakan fitur untuk tujuan
medsos alias media sosial. Melalui aplikasi android orang juga bisa menggunakan
jenis medsos yang lain seperti Whatsup, BBM, Skype, Line, dll. Jadi sudah
demikian banyak variasi media sosial yang disuguhkan buat pengguna internet/
android.
Dewasa ini pengenalan gadget sebagai teknologi
moderen telah mengambil perhatian
masyarakat secara global. Ketergantungan orang pada teknologi gadget sudah
begitu tinggi. Tingkat ketergantungan ini telah menimbulkan “ketagihan atau
kecanduan”. Orang-orang muda merupakan kelompok yang sangat rentan atas
ketagihan ini. Ketagihan ini telah menimbulkan pengaruh negatif, yang
berhubungan dengan kesehatan mental (keharmonisan pergaulan, penyebab timbulnya
perselingkuhan) dan juga merupakan faktor penyebab perubahan gaya hidup.
Dibalik itu, tentu keberadaan gadget juga memberikan dampak positif, seperti
bertambahnya interaksi sosial, meningkatnya acces informasi, dan memudahkan
kehidupan melalui applikasi beberapa fitur yang terdapat pada gadget itu
sendiri (Jyoti Ranjan Muduli, 2014).
Jumlah medsos yang
berlimpah dapat diibaratkan dengan jenis hidangan yang tersaji di atas meja
makan. Apa semuanya harus dikonsumsi? Paling kurang hanya satu atau dua saja.
Orang yang menyantap semua jenis sajian yang berkalori tinggi sepanjang waktu
akan berefek diserang oleh penyakit stroke, diabetes, dan gangguan pencernaan.
Hal yang sama juga bisa
diibaratkan dengan orang yang mengkonsumsi semua fitur medsos. Juga akan
menimbulkan banyak masalah- utamanya kehabisan waktu, hingga menjadi orang yang
anti sosial. Medsos yang dipakai seperlunya tentu bisa punya manfaat yang
optimal. Bagaimana penggunaan mendsos yang tidak terkontrol?
Saya sempat menjadi salah
seorang yang juga cenderung mengkonsumsi banyak fitur medsos. Ya saya pernah
tergila-gila menggunakan fitur Twitter, Facebook, BBM, Line, WA, dll. Memang
saya bisa punya banyak koneksi ke seluruh nusantara hingga ke negara lain.
Bagaimana efeknya ? Apakah saya jadi produktif?
Saya bisa menjadi orang
ngetop, namun ngetop secara fatamorgana- ngetop yang penuh kepalsuan. Namun
produktivitas menulis saya telah mendekati titik nol. Dan tidak satupun artikel
saya terbit pada koran-koran dalam rentang 3 tahun.
Tahun 1990-an saya belum mengenal internet, apalagi
android, karena benda ini belum ditemukan. Saat itu saya sangat produktif.
Setiap kali saya punya kelebihan waktu, maka saya menulis dan menghasilkan
sejumlah artikel. Saya hanya mengetik menggunakan mesik ketik bermerek olympus
dan menggunakan tipe-ex kertas untuk mengkoreksi kesalahan. Terasa lebih sulit,
namun saya bisa jadi dalam menulis.
Tom Corley (2016)
mengatakan bahwa sungguh cukup banyak waktu yang sangat berharga telah hilang
gara-gara kita terbiasa parkir (duduk berlama-lama) di depan layar laptop.
Bahwa 2/3 dari populasi orang-orang sukses hanya menonton TV sekitar satu jam
saja per-hari. Kemudian hampir 63% dari mereka menggunakan waktu kurang dari
satu jam untuk internet. Itupun mereka gunakan untuk tujuan pekerjaan.
Benar bahwa orang-orang
sukses menggunakan waktu lowong mereka buat hal-hal yang lebih effektif, yang
berguna untuk pengembangan diri, memperluas networking-
jaringan pekerjaan- menjadi volunteering,
juga buat melakukan kerja samping atau untuk bisnis yang lain. Waktu lowong
juga mereka manfaatkan buat keluarga dan orang banyak.
Sebaliknya bagaimana
dengan remaja sekarang? Cukup banyak yang hanyut dengan gadget, mereka telah
menjadi generasi merunduk- bola mata mereka hanya fokus membaca fitur pada
layar android. Melepaskan diri dari ikatan emosi dengan orang-orang terdekat-
di sekitar mereka. Mereka merespon dan beramah tamah pada banyak orang di dunia
medsos (media sosial)- cyber. Hingga
mereka terlihat tidak punya kesibukan, kadang lupa dengan pelajaran, pekerjaan dan keakraban dengan
sesama.
3)- Menghindari kebiasaan
menunda waktu.
Avoid
procrastnation- hindari kebiasaan menunda waktu, menunda
pekerjaan baik lainnya. Kalau ada pekerjaan atau tugas maka segeralah untuk
diselesaikan. Tuhan (Allah swat) juga memberi nasehat pada kita (hamba-Nya)
bahwa apabila kita sudah menyelesaikan suatu pekerjaan maka kita tetap bekerja
serius dan melakukan pekerjaan lainnya (Al Quran surat 94:7).
Orang-orang sukses sangat
memahami bahwa menunda pekerjaan akan membuat kualitas diri juga jadi menurun,
berdampak dalam menimbulkan ketidak-puasan pada orang lain. Juga mempengaruhi
kepercayaan klien (pelanggan) serta menghancurkan hubungan non bisnis. Tom
Corley (2016) memaparkan 5 strategi yang akan membantu kita untuk meninggalkan
kebiasaan suka menunda-nunda waktu, antara lain seperti:
- Ciptakan agenda harian
(daftar kegiatan harian) kemudian targetkan bahwa
70% akan bisa rampung setiap hari.
- Prioritaskan agar kita
bisa menyelesaikan 5 agenda setiap hari.
- Tuliskan dateline atau batas waktu atas target
kerja yang kita rencanakan
- Miliki sejumlah teman
yang cukup akuntabilitas, yang teruji kemampuan
dan keterampilan mereka. Berkomunikasilah
dengan mereka setiap hati
dalam rangka mencapai target kerja, juga
saling memotivasi satu sama lain.
- Tuliskan kata “do it now !!!- aku akan segera
mengerjakannya !!!”. Maka
betul-betul segera kita kerjakan dan
selesaikan.
4)- Talk less and listen more.
Pada suatu hari saya
mengikuti sebuah seminar di gedung audiotorium IAIN Batusangkar dengan
pembicaranya Dr Louis Down dari Amerika Serikat. Dalam waktu istirahat saya
mendekatinya dan mencoba untuk mengajak dia buat ngobrol. Saya mengajukan
beberapa pertanyaan.
Saya berpikir bahwa ia
akan merespon dengan begitu bersemangat. Ternyata dalam ngobrol tersebut ia
lebih memilih menjadi pendengar yang aktif. Dia sedikit berbicara dan banyak
tersenyum.
Itu tidak hanya terjadi
pada Dr Louis Down saja. Pada lain kesempatan saya juga sempat ngobrol dengan
beberapa guru internasional- yang diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Sumatera Barat sebagai tenaga educational
volunteering-yaitu John Duke, Marry Cameroun, Katty dan Barbara-semua dari
Australia- ternyata mereka juga ngomong sedikit dan banyak mendengar.
“Talk less and listen more adalah ciri-ciri orang terkemuka atau
orang-orang yang sukses”.
5)- Menghindari toxic people.
Toxic
people yang berarti “manusia racun”. Wah ini sebuah istilah
yang cukup sarkasme. Toxic people
adalah orang-orang yang punya kebiasaan meracuni pemikiran orang. Yaitu
seseorang yang dari ucapannya atau pengaruhnya bisa membuat orang jadi
bertengkar, jadi putus asa, jadi pecah belah-pokoknya kepribadiannya selalu
mengganggu atau meracuni orang lain.
Penelitian terbaru di Jerman menunjukkan betapa
seriusnya keberadaan toxic people.
Keberadaan mereka bisa menyebabkan tumbuhnya emosi negatif yang kuat pada
lingkungan sosial. Mereka bisa menyebabkan stress yang banyak dan keresahan
pada orang-orang sekitar. Itulah alasan mengapa orang toxic harus dihindari (Travis Bradberry
Memang kita harus bergaul
dengan banyak orang. Malahan salah satu badan PBB-Unesco- meluncurkan 4 pillar
pendidikan untuk warga dunia, menjadi tujuan belajar abad ke 21, yaitu bahwa
setiap orang harus dapat belajar untuk 4 hal (Indra Djati Sidi, 2001), yaitu
seperti:
-Learning to be, yaitu bagaimana seseorang bisa menjadi dirinya
sendiri dan
juga bisa jadi mandiri.
-
Learning to do, yaitu bagaimana seseorang melakukan
penyelesaian masalah
(problem
solving).
-
Learning to know or learning to think, yaitu bagaimana seseorang
bisa memiliki
kemampuan berpikir kreatif (creative thingking).
-
Learning to live together, yaitu bagaimana seseorang bisa hidup
berdampingan dengan orang lain yang berbeda
dalam pemikiran dan
budaya. Inilah bentuk dari hidup secara
toleran tersebut.
Kita musti bisa bertoleran
dengan banyak orang yang berbeda kepercayaan, karakter dan pemikiran. Namun
kita sangat dianjurkan untuk selalu menghindari toxic people. Perlu untuk diketahui bahwa 86% dari orang sukses
selalu berhubungan baik degan orang sukses lain dan mereka menghindari bergaul
dengan toxic people- orang yang
pribadinya tidak begitu positif.
6)- Kita harus memiliki
seorang mentor (penasehat pribadi).
Mentor
berarti seorang guru khusus, seseorang yang bisa meng-update, melatih kita hingga mengarahkan jalan hidup kita. Maka
banyak orang sukses, 93%, memiliki mentor
yang berhubungan dengan kesuksesan mereka. Tentu mentor yang kita miliki boleh saja banyak dan tidak harus satu
orang.
Para mentor secara aktif dan secara teratur berpartisipasi dalam pertumbuhan kualitas pribadi kita. Mentor yang baik akan selalu bersedia
meminjamkan tangannya kepada kita. Dia biasanya memberi kita arahan tentang apa
yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita hindari.
Itulah 6 kebiasaan positif yang kita sadur dari 16 kebiasaan positif
yang dipaparkan oleh Tom Corley. 6 Kebiasaan positif tersebut adalah: 1)-
Membaca setiap hari, 2)- Tidak banyak menghabiskan waktu dengan internet dan
gadgets, 3)- Menghindari kebiasaan menunda waktu. 4)- Talk less and listen more, 5)- Menghindari toxic peopl, dan 6)- Kita harus memiliki seorang mentor (penasehat pribadi). Hal-hal positif kalau menjadi
kebiasaan, selanjutnya akan mengkristal menjadi karakter kita, yaitu karakter
positif.