11. Pembelajaran abad 21
Pada saat itu juga disampaikan tentang bagaimana
konten pembelajaran abad 21. Ciri-ciri pembelajaran dalam abad 21 adalah
sebagai berikut:
- Critical thingking dan problem solving
- Creativity dan innovation
- Communication
- Collaboration
- Global awareness (peduli terhadap keadaan
financial, economy, bisnis dan
kewirausahaan,
civic literacy, healthy dan wealthiness).
Pembelajaran untuk abad 21 tentu memerlukan
konsep untuk kelas masa depan atau future classroom. Bagaimana bentuk sekolah/ kelas di masa depan ? ya kelas tersebut tidak
membutuhkan guru- guru yang galak dan
otoriter. Dan ruang kelas tidak sepreti pabrik lagi. Maka apa yang harus
diketahui guru buat pendidikan abad 21, ya mereka harus tahu tentang beberapa
hal seperti:
- Mengajar siswa lewat google
- Menguasai/ mengetahui bahasa dunia
- Membangun virtual technology (pendekatan pada
tekhnologi) untuk membangun
kualitas
kognitif dan adaptive.
- Guru musti mengajar tentang topik yang lebih
spesifik.
- Mampu memunculkan kesadaran siswa.
- Sistem mengajar bersifat personal, jadi memang
butuh kesabaran guru.
- Guru butuh
media untuk menghadapi keterbatasan di luar dan di dalam sekolah.
- Belajar bisa terjadi di dalam dan di luar
kelas. Guru perlu tahu dan mampu
menggunakan
ICT (internet dan laptop).
- Karir guru tentu dihargai sesuai dengan
kualitas kompetensi dan guru direkrut
sesuai
dengan keahlian mereka, misal ahli musik untuk mengajar kesenian.
- Pemberdayaan dan
pemberian reward pada guru yang punya inovasi dan keahlian. “ adalah juga
penting untuk menghargai guru atau orang yang accomplish- punya peran dalam masyarakat”.
Kemudian juga ada ceramah dari tokoh pendidikan
yang lain. Pencerahan (ceramah) tersebut
disampaikan oleh Prof. Alcaff (staff ahli Dikbud), tema pembicaraan adalah
tentang kompetensi TIK untuk tenaga pendidik dan kependidikan dalam mendukung
pendidikan abad 21. Pendidikan berbasis TIK sangat dibutuhkan oleh siswa-siswa
kita. Tema kompetensi pendidikan abad 21 adalah seputar kepedulian global,
keuangan, kewirausahaan, civic literacy dan health literacy.
Sementara inovasi belajar difokuskan pada
kreatifitas yaitu bagaimana menemukan ide-ide baru (melalui observasi, melihat,
mendengar, dan membaca). Kemudian penekanan pada kritical thingking dan problem
solving, selanjutnya pada komunikasi dan kollaborasi.
Guru masa depan musti memiliki information,
media dan ICT literacy. Kemudian tentang bentuk model kehidupan dan pencarian
karir, diharapkan siswa atau orang- orang yang pro-masa depan bersikap fleksibel dan mudah beradaptasi,
mampu mengambil inisisatif dan self direction, memahami sosial dan lintas
budaya. Orang untuk masa depan musti bersikap produktif dan akkuntabilitas,
memiliki leadership dan bertanggung jawab.
“Tentu saja anak tidak bisa mempelajari semuanya
dari sekolah, untuk itu mereka perlu belajar sendiri, punya self directing, melakukan
eksplorasi pada sumber-sumber belajar.
Sementara untuk kompetensi guru abad 21 meliputi kompetensi pedagogi,
sosial, profesional, kepribadian dan plus dengan kompetensi ICT (mampu
mengoperasikan ICT)”.
12. Pengumuman Pemenang Guru Berprestasi
Usai sholat
Jum’at yang kami ikuti pada sebuah mesjid di samping komplek
gedung kementrian, semua peserta guru berprestasi menyempatkan diri untuk makan
siang. Kemudian tibalah moment yang ditunggu-tunggu- yaitu pengumuman pemenang
guru berprestasi dan berdedikasi. Semua peserta berkumpul di aula pada plaza
kemendikbud gedung A di Senayan.
Sesuai arahan dari panitia bahwa semua peserta harus duduk
sesuai grup mereka, mulai dari grup Guru TK, Kepala TK, Pengawas TK, hingga
grup Guru SMA, Kepala SMA dan Pengawas SMA. Berarti total peserta ada sekitar
700 orang. Para eselon dan menteri Pendidikan sudah hadir dan tentu pengumuman
pemenang segera digulirkan.
Sejak semula aku membuat patokan bahwa untuk tingkat Guru SMA,
aku termasuk orang yang biasa-biasa saja karena aku berasal dari daerah kecil.
Aku berfikir buat sementara bahwa guru-guru yang terbaik itu tentu berasal dari propinsi
di Pulau Jawa. Sesuai dengan keberdaan Universitas dan Perguruan Tinggi yang
populer, seperti: ITB, UI, UGM, UNDIP, UNIBRAW...maka guru guru hebat juga bakal datang dari Jawa Barat, DKI-Jakarta,
Jogjakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Kalaupun aku bisa juara mungkin aku memperoleh peringkat 6 atau juara harapan 3, dengan
alasan bahwa aku berasal dari Padang/ Batusangkar”.
Ternyata saat itu tidak ada pengumuman untuk
harapan 1, 2 dan 3 (juara 4, 5 dan 6), maka hilanglah harapan aku untuk memperoleh juara harapan. Namun
sekali-sekali terlintas juga dalam
fikiran bahwa “jangan jangan yang juara satu guru berprestasi tingkat nasional itu adalah aku sendiri. Namun fikiran itu harus diusir, agar....
kalau tidak terbukti aku tidak bakalan kecewa.
Maka juri/ panitia mengumumkan peringkat 1,2 dan
3 guru terbaik/ berprestasi tingkat nasional. Pemanggilan dimulai dari nomor
3....wah nama Sumatera Barat terlewatkan, untuk nomor 2.
“Wah
untung ada nama Sumatera Barat tersenggol lewat
Suyetmi untuk kategori guru berprestasi
tingkat SMP, ia berasal dari SMP Sijunjung”.
Dan untuk tingkat 2 buat kategori guru SMA, nama
Sumbar masih lewat. Tinggal lagi untuk menunggu pengumuman pemuncak juara 1
Tingkat Nasional “Siapa gerangan..??”.
Aku juga
memperhatikan nama-nama calon pemenang
yang lain. Dalam hati aku juga berharap
untuk bisa jadi juara 1, namun aku tetap
berprinsip bahwa yang the best teacher of Indonesia datangnya dari Pulau Jawa. Aku jadi terperanjat dan kaget...mungkin itu
namanya surprised, begitu nama yang dipanggil adalah namaku:
“ Guru berprestasi peringkat 1 (satu) Indonesia
adalah Drs. Marjohan, M.Pd guru SMA Negeri 3 Batusangkar Sumatera Barat”.
Penulis merasa senaaaang, terharuuuuu, tak
terbayangkan, semua orang sekitar memberi ucapan selamat. Mereka yang merasa
punya hubungan darah dengan ranah Minang juga datang menyodorkan tangan dan
berucap: “Bapak saya orang Padang...Selamat ya Bapak atas Prestasi nomor satu”.
“Terima kasih...terima kasih, alhamdulillah ” Aku
melontarkan dan mengucapkan rasa syukur
tanpa tiada henti. Hari itu hari Jum’at dan aku merasa terlahir kembali sebagai orang baru
yaitu sebagai seorang pemenang. Seorang pemenang dengan rasa percaya diri
sangat tinggi. Aku pun meluangkan waktu
untuk mengambil moment dan mengabadikan diri sebagai dokumen buat sejarah. Aku kemudian mencari tahu nama- nama para juara 1
guru berprestasi tingkat nasional, mereka adalah sebagai berikut:
Daftar Pemenang I Guru dan Tenaga Pendidik Berprestasi tahun
2012
1. Guru TK Berprestasi:
Iis Sumyati Shalihat (TK Darul Hikam Bandung/Jabar)
2. Kepala TK Beprestasi: Zahra (TK Raudhah Pasuruan/Jatim)
3. Guru SD Beprestasi:
Dhebora Krisnowati Sumarahingsih (SDN Kepahitan 06 Jember
Kaliwates/Jatim)
4. Kepala SD Berprestasi Slamet (SDN Kalisari Sayung Demak/Jateng)
5. Pengawas SD Beprestasi: Dyah Budiarsih (UPK Purwekerto Utara/Jateng
6. Guru SMP Berprestasi:
Subhan (SMPN 9 Pontianak/Kalbar)
7. Kepala SMP Beprestasi: Suyoso (SMP Meranti Mustika Seranau/Kalteng)
8. Pengawas SMP Berprestasi: Ganif Rojikin (Dinas Pendidikan Kab
Probolinggo/Jatim)
9. Guru Sekolah
Pendidikan Khusus Berdedikasi: Dedeh Kurniasih (SLB Negeri 7
Jakarta/DKI Jakarta)
10. Kepala Sekolah Pendidikan Khusus Berdedikasi: Ratmartini (SLB Ulaka
Penca/DKI
Jakarta
11.
Guru SMA Beprestasi: Marjohan (SMAN 3 Batusangkar/Sumbar)
12.
Kepala SMA Berprestasi: Isdarmoko (SMA 1 Bantul/DIY)
13. Pengawas SMA Berprestasi: Budihardjo (Dinas Pendidikan Semarang/Jateng)
14. Guuru SMK
Berprestasi: Ejon Sujana (SMKN 1 Cimahi/Jabar)
15. Kepala SMK Berprestasi: Ahmad Ishom (SMK Negeri 6 Semarang/Jateng)
16. Pengawas SMK Berprestasi: Riadi Nugroho (Dinas Pendidikan Pati/Jateng)
17. Tutor Paket C
Berprestasi: Alif Rokhana Mukhromah (UPTD SKB Kota
Salatiga/Jateng)
18. Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru SMALB: Endang Sri Lestari (SLB A
Yaketunis/DIY)
19. Lomba Guru Berdedikasi Pendidikan Menengah: Elmapida (SMA Mesuji
Timur/Lampung)
Hari itu terasa
amat indah dan menjelang maghrib kami semua naik mobil untuk menuju Hotel
Millenium. Habis makan malam masih ada ceramah atau kuliah umu yang
disampaikan Prof. Indrajati Sidi- dosen
senior ITB dan juga dari Dirjen Dikdasmen. Pencerahan itu setelah pengumuman
pemenang, dimana penulis memperoleh peringkat 1 guru berprestasi untuk kategori
guru SMA. Topik yang dibahas oleh Bapak Indrajati Sidi adalah seputar
profesionalisme.
Ia mengatakan
bahwa kalau orang tidak bisa dipegang profesionalismenya maka ia bukan orang
yang teladan. Hidup ini juga butuh proses, tidak mungkin seseorang bisa jadi
hebat secara tiba-tiba, pasti itu semua lewat proses yang panjang. Dia menambahkan bahwa secara makro negara
kita belum begitu maju pada pendidikan, namun secara mikro sudah banyak
orang-orang yang profesionalisme.
Kalau bangsa mau maju
maka diperlukan banyak para teladan atau
profesionalisme. Mereka semua harus menjadi panutan, acuan (reference), ditiru,
dikagumi dan dibanggakan. Seorang
teladan atau profesionalisme perlu menguasai substansi bidang profesinya,
bersikap jujur, pekerja keras, mempunyai cita-cita yang tinggi, punya target/
tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan dan menikmati goal setting (tujuan
hidup mereka). Profesionalisme adalah bagaimana kualitas sikap para anggota
suatu profesi serta bagaimana derajat pengetahuannya.
Profesional itu
terlihat dalam tindakan atau action. Segita dari profesionalime itu adalah
seperti:
- Profesionalisme value and profesional
commitmen- kommitmentnya adalah agar
terus
menerus belajar.
- Profesional skill and abilities- punya
kemampuan dalam mengatasi problem.
- Profesionalism knowledge and understanding-
memiliki kompetensi
profesionalisme.
Prof. Indra Jati Sidi juga mengatakan bahwa
orang yang teladan perlu menerapkan karakter hidup, yaitu sesuai antara
perkataan dan perbuatan. Seorang profesionalisme (teladan) –
sekali lagi- perlu menguasai profesi. Seorang guru yang profesionalisme ia
harus jago dalam mendidik. Ia tahu dengan substansi (bidang studi), tahu dengan
psikologi, tahu cara memotivasi diri dan anak didik, tahu cara menilai,
dll. Orang yang suka mencontek, korupsi,
dll, maka tak patut dikatakan sebagai orang yang profesionalisme.
Masalah bangsa kita yang lain adalah dari segi
kualitas dan kuantitas, untuk itu memang diperlukan para teladan. Kita para pendidik bertanggung jawab
dalam menyiapkan SDM bangsa ini.
“Prinsip dalam belajar dan berlatih bahwa- exercise
makes perfect- atau latihan membuat sesuatu bisa sempurna. Tidak ada sustu
kompetensi yang akan bisa diperoleh tanpa ada latihan. Karakter bagi para
profesionalisme – guru berprestasi adalah seperti:
- Berkarakter gembira, berenergi, antusias,
optimis, suka diajak kerja sama dan
bekerja
lebih lama.
- Rendah hati, yakni tidak sombong, mau
mendengar dan mau belajar.
- Selalu berfikir dan berfikir untuk
meningkatkan kemampuannya. Ia juga bersikap
proaktif,
manusiawi, pembelajar, pantang menyerah dan tidak mudah puas.
Dalam pertemuan/ kuliah itu juga dibahas
tentang trend kepemimpinan di dunia,
yaitu dalam bentuk participative leadership. Gaya kepemimpinan ini kurang ada di Timur Tengah. Lihat apa
sekarang yang terjadi- Suria, Mesir- yang mudah bergejolak. Pesannya bahwa profesionaliosme- para teladan- jangan
lari dari medan tempur. Guru- guru jangan lari dari profesi.
Carilah lingkungan atau tempat yang hebat
heterogennya atau hebat kebinekaanya. Contoh kekuatan ITB a adalah memiliki intake yang bagus- anak- anak hebat
se-Indonesia bergabung, dosen- dosen hebat juga bergabung. Musuh terbesar dalam
upaya peningkatan mutu sendiri adalah diri sendiri, yaitu tidak ada kemampuan
pada diri.
“Use your head and you will be teacher, guru
berkualitas akan menjadi lebih terhormat”.
Dunia memang juga telah berubah dari berbasis
SDA (Sumber Daya Alam) menjadi berbasis pada ilmun pengetahuan. Cara mencari
ekonomi berbeda, keterampilan juga berbeda dan cara belajar juga berbeda. Maka
pembelajaran harus mampu beradaptasi pada perubahan.