Pernikahan
Generasi Muda
1)
Masa Berpacaran
Menikah tentu
juga sesuatu yang mereka dambakan. Bila sudah menikah seperti orang kebanyakan
mereka juga ingin punya keturunan. Anak mereka rata- rata satu atau dua orang,
atau juga ada tanpa punya anak. Sebelum menuju ke jenjang pernikahan tentu ada
beberapa tahap yang dilakukan oleh sepasan pemuda- pemudi Jepang. Tahap- tahap
tersebut adalah seperti[1]:
a) Moment kokuhaku (penembakan)- di
Jepang moment nembak cewek namanya Kokuhaku, biasanya sebelum menyatakan cinta,
seorang cowo bakal ngajak temen ceweknya buat jalan rame-rame bareng- bareng
teman- teman lain. Nah waktu dalam perjalanan pulang dari jalan-jalan itulah,
si cowok bakal nembak cewek yang disukainya.
b) Tidak bilang cinta, Cuma bilang suka- pasangan
yang sedang berpacaran di Jepang tidak pernah mengatakan Aishiteru (cinta) ke pasangannya. Mereka Cuma
bilang Daisuki (suka banget) ke pasangannya. Hal ini karena ungkapan aishiteru
hanya diungkapkan pria kepada wanita jika mereka sudah memutuskan akan
melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
c) First date di Restaurant mewah- nah,
ketika baru saja menjadi pasangan, cowok Jepang akan mengajak pacarnya untuk
kencan pertama di sebuah Restaurant mewah. Kalo kencan- kencan selanjutnya
tentu saja boleh, misal dalam bentuk
jalan- jalan ke mall atau nonton bareng.
d) Tidak menjemput pasangan- tradisi
antar jemput pasangan di Jepang dengan di Indonesia berbeda. Karena di Jepang sebagian besar penduduknya
menggunakan kereta sebagai sebagai sarana transportasi, maka pasangan pacaran
lebih banyak bertemu di stasiun daripada menjemput ke rumah pasangannya. Begitu
juga waktu pulang “ngedate”, cowok tidak akan mengantar ceweknya untuk sampai
ke rumah, mereka akan berpisah di stasiun. Ketika suda sampai di rumah
masing-masing, maka si cowok akan kirim sms pada ceweknya untuk memastikan
bahwa ceweknya sudah sampai di rumah
dengan keadaan selamat.
e) Tidak ada istilah traktir- di Jepang
tidak ada tradisi cewek makan dibayar oleh cowonkya. Habis makan ya bayar
sendiri- sendiri. Jadi paket hemat kalo pacaran seperti ini ?
f) Tidak Memperkenalkan pada Orang Tua Kecuali
Telah Memutuskan untuk
Menikah- di
Jepang, mengenalkan pasangan ke orang tua ga akan dilakukan sampe benar- benar serius dan memutuskan untuk menikah.
2)
Pernikahan
Meskipun Jepang dikenal
sebagai negeri yang berteknologi canggih dengan masyarakat yang sangat modern,
orang Jepang tetap mempunyai kesadaran untuk berkeluarga serta tetap taat pada
adat istiadat warisan leluhur. Saat ini
di Jepang, terdapat dua tata cara pernikahan yaitu, tata cara pernikahan modern
yang dilangsungkan di gereja dengan sistem agama Kristen dan tata cara
pernikahan tradisional yang dilangsungkan di kuil dengan sistem Budha atau Shinto.
Masyarakat Jepang
sendiri saat ini lebih tertarik pada upacara pernikahan dengan cara yang
Modern, yaitu menikah dengan cara agama Kristen di gereja meski keduanya tidak
beragama Kristen, tapi yang menikahkan
keduanya tetap pendeta. Banyak diantara mereka yang tertarik dengan tata cara
ini karena ingin memakai gaun pengantin berwarna putih yang indah serta
disaksikan oleh keluarga, teman dan kerabat dekat.
Orang Jepang memang
menyukai berbagai perayaan serta trend, buktinya perayaan pernikahan yang paling
diminati oleh setiap pasangan yang akan menikah saat ini berupa upacara
pernikahan di atas kapal pesiar. Pengucapan janji nikah dihadapan kapten kapal
serta disaksikan oleh keluarga, teman dan kerabat ini memakan biaya hanya
sekitar ¥ 6.000.000 dengan mempelai
wanita yang mengenakan gaun pengantin
ala barat serta sang pria yang mengenakan busana ibarat kapten kapal.
Pernikahan tradisional
Jepang[2] sendiri saat ini masih ada yang melakukan
khususnya mereka yang tinggal di pelosok pedesaan, dimana penduduknya masih
memegang teguh adat istiadat warisan nenek moyang yang sudah dilakukan secara
turun temurun. Seperti juga yang terjadi di belahan dunia lainnya saat ini jarang
pasangan Jepang yang menikah pada usia muda, karena setelah menamatkan
pendidikan mereka mulai memikirkan karir setelah itu baru pernikahan.
Usia menikah untuk pria
rata-rata di atas 28 tahun, sedangkan wanita di atas usia 26 tahun dan
kebanyakan dari mereka akan menikah ketika usia sudah menginjak sebuah
kemapanan. Uniknya para wanita Jepang rata-rata menginginkan pria-pria yang
sudah memenuhi syarat 3T untuk dijadikan pendamping, yaitu Tinggi badan, Tinggi
pendidikan, dan Tinggi pendapatan.
Kemudian bagi mereka yang terlalu disibukkan oleh
pekerjaan hingga sempat sejenak melupakan soal jodoh, tentu kesulitan untuk
mencari pasangan pendamping. Untuk itu apabila usia mereka sudah cukup mapan
untuk menikah, mereka akan mencari jodoh lewat acara-acara perkenalan yang sering diadakan di negara
yang terletak di sebelah timur Asia. Biasanya, jika si pria merasa tertarik
dengan seorang wanita, ia akan meminta untuk menjadi temannya. Selanjutnya bila
ada kecocokan diantara keduanya dapat dilanjutkan kejenjang pernikahan.
Sebelum upacara
pernikahan dilangsungkan, sang pria meminta izin kepada ayah kekasih. Apabila
orang tua dari pihak wanita sudah menyetujui, maka segera dicarikan hari baik.
sebab di Jepang ada kalender yang menerangkan mana hari baik dan mana hari
buruk.
Untuk suatu acara
penting seperti pernikahan, hari baik sangat mempengaruhi. Sehingga umumnya
bulan-bulan yang sering dipakai orang untuk menikah adalah bulan Juni, atau
pada musim semi dan musim gugur. Hari yang ditentukan pun tiba, keduanya
terlihat anggun mengenakan busana tradisional adat jepang. Sang mempelai wanita
terlihat cantik dengan Kimono putihnya, yang berarti suci, disebut juga
Shiromuku. Rambut mempelai wanita disanggul dan dihiasi dengan bermacam-macam
perhiasan, lalu ditutup dengan Tsuno Kakushi atau kerudung. Sedangkan mempelai
pria terlihat gagah dalam balutan Hakama hitam, yaitu busana tradisional adat
Jepang untuk pria.
Kedua mempelai diantar
keluarga, teman dan kerabat bersama sama pergi ke kuil yaitu Kuil Meiji Jingu
lalu melaksanakan upacara ritual pernikahan tradisional agama Shinto. Setelah
seluruh keluarga, teman, dan kerabat berkumpul, kedua pengantin berdiri
ditengah tengah diiringi dengan lagu tradisional kiyari. Pendeta kemudian
melaporkan kepada dewa, bahwa kedua pasangan ini akan menikah lalu berdoa untuk
para orang-orang tua yang sudah meninggal.
Pengantin pria membaca
sumpah perkawinan kepada pengantin wanita, Lalu kedua pengantin minum anggur
sebanyak tiga kali kemudian diulang lagi tiga kali. Di hadapan Dewa kedua
pengantin mengucapkan janji nikah, disaksikan keluarga, teman dan kerabat,
segera setelah itu dilanjutkan dengan resepsi. Pada acara ini, kedua pengantin
sudah berganti busana, yaitu busana ala barat. Tersedia juga minuman khas sake
yang menandakan keluarga mereka bersatu serta hidangan untuk para tamu, dengan
posisi tamu kehormatan biasanya diisi oleh pimpinan tempat pengantin pria
bekerja..
E.
Kuliner Buat Keluarga
Orang Jepang
menyukai sayur, sayur yang mereka konsumsi sama dengan sayuran yang kita
konsumsi di Sumatra, seperti: kol, wortel, selada…dengan nama khusus dalam
bahasa Jepang. Banyak makan sayur sangat
banyak manfaatnya, seperti pencernaan lancer dan kebutuhan vitamin dan
mineral tubuh terpenuhi. Sayur mereka terlihat bening saja.
Ciri khas makanan
Jepang umumnya bahwa bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian
(sayuran dankacang-kacangan), dan makanan laut. Bumbu
berupa dashi yang dibuat dari konbu, ikan danshiitake,
ditambah miso dan shōyu… Berbeda dengan masakan negara-negara
lain, makanan Jepang sama sekali tidak menggunakan bumbu berupa rempah-rempah
dari biji-bijian (merica) atau penyedap yanng mengandung biji
(seperti cabai) yang harus ditumbuk atau dihaluskan. Masakan Jepang juga
tidak menggunakan bumbu yang berbau tajam seperti bawang putih…
Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan. Penyedap
biasanya berupa sayur-sayuran beraroma harum yang dipotong-potong halus atau
diparut. Masakan Jepang umumnya rendah lemak, tapi mengandung kadar garam yang
tinggi.
“Orang Jepang paling
suka makanan laut,, kenapa..?? yak arena
makanan laut itu sangat sehat loh… apalagi kalau di jepang hidangan makanan
lautnya rata- rata dihidangkan setengah
matang,, jadi pasti makanan nya masih segar-segar.”
Kuliner mereka tidak
banyak mengandung minyak. Orang Jepang tidak menyukai makanan berminyak. Kata
seorang temanku bahwa bahwa makanan yang sering mengandung minyak membuat kita
mudah sakit- seperti gangguan jantung dan juga empedu.
Orang
Jepang doyan makan ikan, kepiting dan udang. Manfaat banyak makan ikan
menyehatkan badan. Makanan sehat khas Jepang[3] memang terkenal dengan sesuatu yang baru,
kreatif, unik, dan bahkan aneh. Sebagai contoh, makanan khas Jepang yang amat
terkenal adalah Sushi. Selain rasanya yang unik dan segar karena diolah
seminimal mungkin, sushi termasuk makanan sehat. Jika berbicara soal makanan
tersehat di dunia, masakan Jepang-lah yang berada di posisi atas.
Kebiasaan makan di
Jepang dipuji akan singkatnya dan kesederhaannya. Tak cuma itu masakan Jepang
sehat karena selalu berkaitan dengan alam. Makanan sushi yang dimasak sangat
sedikit sehingga mempertahankan sebagian besar nutrisinya. Bahan-bahan makanan
yang digunakan pun juga sangat sehat, dan tidak diolah berlebihan. Bahan-bahan
itu seperti kedelai, rumput laut, dan berbagai macam jenis ikan membuat sushi
dinobatkan sebagai salah satu masakan sehat di seluruh dunia.
Sebab bagi kita yang
terbiasa mengolah makanan, pasti sudah tahu kalau memasak dengan waktu
berlebihan menghilangkan nutrisi yang terkandung dalam makanan. Lebih
jelasnya, dari percakapan dengan teman tentang masakanan Jepang membuat aku
bisa tahu tentang sejumlah alasan masakan Jepang dianggap paling sehat.
a) Makanan ala Jepang menyehatkan Jantung, karena seafood atau makanan laut
adalah sumber utama protein dalam masakan Jepang. Ikan laut memiliki kandungan
omega-3 yang amat tinggi. Itulah sebabnya, makanan Jepang membuat jantung sehat
dibanding masakan lain di seluruh dunia.
b) Makanan direbus, ya bahwa masakan
Jepang terdiri dari makanan rebus atau yang direbus. Kita pastinya jarang
menemukan makanan yang digoreng atau direndam rempah-rempah dalam masakan
Jepang.
c) Kedelai, bahwa kedelai yang digunakan
dalam masakan Jepang tidak diproses berlebihan, dan karena itu sangatlah sehat.
d) Sangat sedikit garam, bahwa makanan
Jepang sehat karena kandungan sodiumnya relatif rendah. Masyarakat Jepang makan
banyak makanan laut yang memiliki natrium alami, kandungan garam dalam
makanannya pun berkurang.
e) Ubi, bahwa karbohidrat dalam makanan
Jepang tersedia di ubi jalar. Ubi adalah karbohidrat kompleks yang memberi
energi dan nutrisi.
f) Makanan Jepang kaya antioksidan, bahwa ikan
dan sayuran memiliki antioksidan tinggi dalam keadaan mentah. Dan karena Jepang
memasak dengan cara minimal, maka ia pun mendapatkan hasil yang maksimal dari
antioksidan yang terkandung di dalamnya.
g) Rumput laut, bahwa masakan Jepang
selain sehat, termasuk masakan paling langka di dunia. Pasalnya, rumput laut
digunakan sebagai bahannya. Ada banyak manfaat kesehatan dari rumput laut.
Mulai dari kaya mineral laut hingga nol kalori. Sehingga makanan ini sempurna
untuk menemani program diet kita.