Rabu, 06 Desember 2017

Kebiasaan Yang Membuat Seseorang Jadi Hebat



 Kebiasaan Yang Membuat Seseorang Jadi Hebat

Kemampuan Awal Kita Adalah Menangis
            Saat lahir ke dunia semua orang memiliki kemampuan yang sama yaitu “crying- menangis”. Ibarat perlombaan lari, kita sama-sama memulainya pada garis start atau “titik nol”. Namun setelah 5 tahun setelah itu mulai terlihat perbedaan. Setelah 10 tahun, perbedaan kualitas hidup kita terlihat lebih jelas dan setelah 20 atau 30 tahun perbedaan- perbedaan tersebut sudah semakin melebar.
Siapa yang merawat dan dan membesarkan kita, bagaimana mereka memperlakukan kita, juga pengalaman yang kita lalui semuanya “membentuk siapa kita”. Dengan demikian mengapa ada orang yang berkualitas sangat hebat, ada biasa-biasa saja, ada yang tertinggal dan malah ada orang yang selalu dilupakan.
            Memang hidup ini dimulai dari titik nol, dengan hal yang sama, kemampuan awal yang sama. Orang awam membiarkan hidupnya mengalir, namun orang yang pro pada kemajuan mereka merancang masa depan mereka.
Ya kita harus merancang masa depan kita. Kita harus mendesain A Life Plan. Sebuah rencana tentang apa yang akan kita lakukan, rencana tersebut akan membantu kita. Kita perlu menentukan tujuan dan melakukan perubahan demi perubahan. Umumnya rencana hidup seseorang dirancang atas tujuan-tujuan kecil untuk mencapai tujuan jangka panjang atau tujuan yang lebih besar (Jessica A. Jonikas dan Judith A. Cook, 2004).

Beberapa Langkah Untuk Menjadi Hebat
            Perjalanan hiduplah yang membuat kita jadi saling berbeda satu sama lainnya. Buku Tom Corley (2016) dengan judul “16 Rich Habits: Your Autopilot Mode Can Make You Wealthy or Poor” tentu bisa menginspirasi kita. Bahwa Kecerdasan, bakat dan pesona itulah yang membuat seseorang jadi hebat, tetapi ini belum seberapa. Namun yang membuat seseorang saling berbeda yaitu “good habit and bad habit”, dan jurang pemisah antara “rich habits and poverty habits” sangat mengejutkan.

Dari 16 kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang kaya (orang sukses), 6 kebiasaan yang baik diantaranya adalah : “a) Membaca setiap hari, b) Tidak banyak menghabiskan waktu dengan internet dan gadgets, c) Menghindari kebiasaan menunda waktu, d) Talk less and listen more, e) Menghindari toxic people, dan f) Milikilah seorang mentor (penasehat pribadi)”. Pembahasan poin-poin tadi adalah sebagai berikut:
1)- Membaca setiap hari
Membaca harus menjadi kebutuhan utama kita karena aktivitas ini begitu penting. Kalau kita ingin menjadi orang sukses maka kita harus membaca yang banyak tentang informasi. Karena itu semua akan meningkatkan ilmu pengetahuan kita. Jika mau sukses dalam bidang bisnis, maka kita perlu membaca tentang bisnis. Kebiasaan seperti ini akan membuat kita lebih bernilai di mata teman-teman, pelanggan atau klien. Di antara orang-orang sukses, 88% masih menyempatkan diri buat membaca. Paling kurang mereka masih meluangkan waktu selama 30 menit atau lebih buat membaca setiap hari.
Begitu pentingnya membaca sehingga meluangkan waktu buat menciptakan “reading time”. Mereka tidak asal membaca saja. Maka ada beberapa buku yang mereka prioritaskan buat dibaca. Khususnya buku-buku “autobiography, educational career, personal development, biography of succsess people, peristiwa-peristiwa terbaru, sejarah dan hiburan”.Dari variasi bacaan tadi maka Tom Corley (2016) memaparkan tentang proporsinya, yaitu sebagai berikut:
- Sebanyak 94% dari mereka membaca tentang current event atau peristiwa terkini. Bacaan jenis ini sangat penting agar mereka tidak ketinggalan informasi.
- Sebanyak 79% dari mereka membaca tentang educational career atau tentang topik yang berhubugan dengan karir yang dipilih.
- Sebanyak 63% dari mereka kalau tidak sempat membaca buku maka mereka mendengar audio book. Jadi saat mereka bosan membaca buku teks, maka mereka mendengar audio book. Dengan demikian telinga mereka tidak harus disodori dengan jutaan megabyte fitur lagu-lagu pop melulu. Namun lagu-lagu tersebut tetap signifikan sebagai selingan.
- Sebanyak 58% dari mereka membaca biografi tentang orang-orang sukses. Dengan membaca biografi mereka bisa memperoleh cermin hidup tentang proses tumbuh-kembang seseorang dalam kehidupannya.
- Sebanyak  51% dari mereka membaca tentang sejarah. Sejarah yang dibaca bisa jadi tentang perkembang suatu domain, seperti perdagangan, sosial, wisata, bisnis, olahraga, dll.
- Dan sebanyak 11% dari mereka membaca hal-hal yang berhubungan dengan hiburan, ya tentang profil seorang atlit, bintang film, figur publik, dll.
Alasan  mengapa orang-orang yang sukses masih membaca adalah agar selalu meningkatkan kualitas SDM mereka. Kebiasaan inilah yang membedakan mereka dari orang yang kurang sukses. Dengan meningkatkan pengetahuan akan membuat mereka mampu melihat lebih banyak kesempatan, yang mana mereka terjemahkan- wujudkan- ke dalam bentuk keuntungan (finansial). 
Ada juga orang yang tergolong sudah sukses, namun malas dalam membaca dan pada akhirnya kesuksesan mereka jadi redup. Sementara bagi yang selalu membaca, dapat memperbarui pengetahuan dan wawasannya, maka kesuksesan serta karir mereka selalu bertahan dan malah cenderung meningkat.
Siapa yang tidak mengenal para ideolog seperti Karl Marx, Stalin, Hitler, Mao, Khomeini, Hasan al-Banna, Gandhi? Siapa yang tidak mengenal para negarawan seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Tan Malaka, Gus Dur, Obama? Siapa yang tidak mengenal aktivis seperti Malcolm X, Che Guevara, Fidel Castro? Siapa yang tidak mengenal sang inovator tenar Steve Jobs? Siapa yang tidak mengenal budayawan sekaliber Ajip Rosdi? Mereka jadi orang besar karena membaca (Suherman, 2012).
2)- Tidak banyak menghabiskan waktu dengan internet dan gadgets.
Menggunakan internet buat tujuan menambah wawasan dan memperluas jaringan adalah sangat tepat. Internet merupakan media komunikasi yang menyuguhkan bervariasi fitur seperti Facebook, Twitter, Instagram, Friendster, dll. Itu semua merupakan fitur untuk tujuan medsos alias media sosial. Melalui aplikasi android orang juga bisa menggunakan jenis medsos yang lain seperti Whatsup, BBM, Skype, Line, dll. Jadi sudah demikian banyak variasi media sosial yang disuguhkan buat pengguna internet/ android.
Dewasa ini pengenalan gadget sebagai teknologi moderen  telah mengambil perhatian masyarakat secara global. Ketergantungan orang pada teknologi gadget sudah begitu tinggi. Tingkat ketergantungan ini telah menimbulkan “ketagihan atau kecanduan”. Orang-orang muda merupakan kelompok yang sangat rentan atas ketagihan ini. Ketagihan ini telah menimbulkan pengaruh negatif, yang berhubungan dengan kesehatan mental (keharmonisan pergaulan, penyebab timbulnya perselingkuhan) dan juga merupakan faktor penyebab perubahan gaya hidup. Dibalik itu, tentu keberadaan gadget juga memberikan dampak positif, seperti bertambahnya interaksi sosial, meningkatnya acces informasi, dan memudahkan kehidupan melalui applikasi beberapa fitur yang terdapat pada gadget itu sendiri (Jyoti Ranjan Muduli, 2014).
Jumlah medsos yang berlimpah dapat diibaratkan dengan jenis hidangan yang tersaji di atas meja makan. Apa semuanya harus dikonsumsi? Paling kurang hanya satu atau dua saja. Orang yang menyantap semua jenis sajian yang berkalori tinggi sepanjang waktu akan berefek diserang oleh penyakit stroke, diabetes, dan gangguan pencernaan.
Hal yang sama juga bisa diibaratkan dengan orang yang mengkonsumsi semua fitur medsos. Juga akan menimbulkan banyak masalah- utamanya kehabisan waktu, hingga menjadi orang yang anti sosial. Medsos yang dipakai seperlunya tentu bisa punya manfaat yang optimal. Bagaimana penggunaan mendsos yang tidak terkontrol?
Saya sempat menjadi salah seorang yang juga cenderung mengkonsumsi banyak fitur medsos. Ya saya pernah tergila-gila menggunakan fitur Twitter, Facebook, BBM, Line, WA, dll. Memang saya bisa punya banyak koneksi ke seluruh nusantara hingga ke negara lain. Bagaimana efeknya ? Apakah saya jadi produktif?
Saya bisa menjadi orang ngetop, namun ngetop secara fatamorgana- ngetop yang penuh kepalsuan. Namun produktivitas menulis saya telah mendekati titik nol. Dan tidak satupun artikel saya terbit pada koran-koran dalam rentang 3 tahun.
Tahun 1990-an  saya belum mengenal internet, apalagi android, karena benda ini belum ditemukan. Saat itu saya sangat produktif. Setiap kali saya punya kelebihan waktu, maka saya menulis dan menghasilkan sejumlah artikel. Saya hanya mengetik menggunakan mesik ketik bermerek olympus dan menggunakan tipe-ex kertas untuk mengkoreksi kesalahan. Terasa lebih sulit, namun saya bisa jadi dalam menulis.
Tom Corley (2016) mengatakan bahwa sungguh cukup banyak waktu yang sangat berharga telah hilang gara-gara kita terbiasa parkir (duduk berlama-lama) di depan layar laptop. Bahwa 2/3 dari populasi orang-orang sukses hanya menonton TV sekitar satu jam saja per-hari. Kemudian hampir 63% dari mereka menggunakan waktu kurang dari satu jam untuk internet. Itupun mereka gunakan untuk tujuan pekerjaan.
Benar bahwa orang-orang sukses menggunakan waktu lowong mereka buat hal-hal yang lebih effektif, yang berguna untuk pengembangan diri, memperluas networking- jaringan pekerjaan- menjadi volunteering, juga buat melakukan kerja samping atau untuk bisnis yang lain. Waktu lowong juga mereka manfaatkan buat keluarga dan orang banyak.
Sebaliknya bagaimana dengan remaja sekarang? Cukup banyak yang hanyut dengan gadget, mereka telah menjadi generasi merunduk- bola mata mereka hanya fokus membaca fitur pada layar android. Melepaskan diri dari ikatan emosi dengan orang-orang terdekat- di sekitar mereka. Mereka merespon dan beramah tamah pada banyak orang di dunia medsos (media sosial)- cyber. Hingga mereka terlihat tidak punya kesibukan, kadang lupa dengan  pelajaran, pekerjaan dan keakraban dengan sesama.  
3)- Menghindari kebiasaan menunda waktu.
Avoid procrastnation- hindari kebiasaan menunda waktu, menunda pekerjaan baik lainnya. Kalau ada pekerjaan atau tugas maka segeralah untuk diselesaikan. Tuhan (Allah swat) juga memberi nasehat pada kita (hamba-Nya) bahwa apabila kita sudah menyelesaikan suatu pekerjaan maka kita tetap bekerja serius dan melakukan pekerjaan lainnya (Al Quran surat 94:7). 
Orang-orang sukses sangat memahami bahwa menunda pekerjaan akan membuat kualitas diri juga jadi menurun, berdampak dalam menimbulkan ketidak-puasan pada orang lain. Juga mempengaruhi kepercayaan klien (pelanggan) serta menghancurkan hubungan non bisnis. Tom Corley (2016) memaparkan 5 strategi yang akan membantu kita untuk meninggalkan kebiasaan suka menunda-nunda waktu, antara lain seperti:
- Ciptakan agenda harian (daftar kegiatan harian) kemudian targetkan bahwa
   70% akan bisa rampung setiap hari.
- Prioritaskan agar kita bisa menyelesaikan 5 agenda setiap hari.
- Tuliskan dateline atau batas waktu atas target kerja yang kita rencanakan
- Miliki sejumlah teman yang cukup akuntabilitas, yang teruji kemampuan
   dan keterampilan mereka. Berkomunikasilah dengan mereka setiap hati
   dalam rangka mencapai target kerja, juga saling memotivasi satu sama lain.
- Tuliskan kata “do it now !!!- aku akan segera mengerjakannya !!!”. Maka
   betul-betul segera kita kerjakan dan selesaikan.  
4)- Talk less and listen more.
Pada suatu hari saya mengikuti sebuah seminar di gedung audiotorium IAIN Batusangkar dengan pembicaranya Dr Louis Down dari Amerika Serikat. Dalam waktu istirahat saya mendekatinya dan mencoba untuk mengajak dia buat ngobrol. Saya mengajukan beberapa pertanyaan.
Saya berpikir bahwa ia akan merespon dengan begitu bersemangat. Ternyata dalam ngobrol tersebut ia lebih memilih menjadi pendengar yang aktif. Dia sedikit berbicara dan banyak tersenyum.
Itu tidak hanya terjadi pada Dr Louis Down saja. Pada lain kesempatan saya juga sempat ngobrol dengan beberapa guru internasional- yang diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat sebagai tenaga educational volunteering-yaitu John Duke, Marry Cameroun, Katty dan Barbara-semua dari Australia- ternyata mereka juga ngomong sedikit dan banyak mendengar.
Talk less and listen more adalah ciri-ciri orang terkemuka atau orang-orang yang sukses”.

5)- Menghindari toxic people.
Toxic people yang berarti “manusia racun”. Wah ini sebuah istilah yang cukup sarkasme. Toxic people adalah orang-orang yang punya kebiasaan meracuni pemikiran orang. Yaitu seseorang yang dari ucapannya atau pengaruhnya bisa membuat orang jadi bertengkar, jadi putus asa, jadi pecah belah-pokoknya kepribadiannya selalu mengganggu atau meracuni orang lain.
Penelitian terbaru di Jerman menunjukkan betapa seriusnya keberadaan toxic people. Keberadaan mereka bisa menyebabkan tumbuhnya emosi negatif yang kuat pada lingkungan sosial. Mereka bisa menyebabkan stress yang banyak dan keresahan pada orang-orang sekitar. Itulah alasan mengapa orang toxic harus dihindari (Travis Bradberry, 2015).
Memang kita harus bergaul dengan banyak orang. Malahan salah satu badan PBB-Unesco- meluncurkan 4 pillar pendidikan untuk warga dunia, menjadi tujuan belajar abad ke 21, yaitu bahwa setiap orang harus dapat belajar untuk 4 hal (Indra Djati Sidi, 2001), yaitu seperti:
-Learning to be, yaitu bagaimana seseorang bisa menjadi dirinya sendiri dan
   juga bisa jadi mandiri.  
- Learning to do, yaitu bagaimana seseorang melakukan penyelesaian masalah
   (problem solving).
- Learning to know or learning to think, yaitu bagaimana seseorang bisa memiliki
   kemampuan berpikir kreatif (creative thingking).
- Learning to live together, yaitu bagaimana seseorang bisa hidup
   berdampingan dengan orang lain yang berbeda dalam pemikiran dan
   budaya. Inilah bentuk dari hidup secara toleran tersebut. 
Kita musti bisa bertoleran dengan banyak orang yang berbeda kepercayaan, karakter dan pemikiran. Namun kita sangat dianjurkan untuk selalu menghindari toxic people. Perlu untuk diketahui bahwa 86% dari orang sukses selalu berhubungan baik degan orang sukses lain dan mereka menghindari bergaul dengan toxic people- orang yang pribadinya tidak begitu positif.


6)- Kita harus memiliki seorang mentor (penasehat pribadi).
Mentor berarti seorang guru khusus, seseorang yang bisa meng-update, melatih kita hingga mengarahkan jalan hidup kita. Maka banyak orang sukses, 93%, memiliki mentor yang berhubungan dengan kesuksesan mereka. Tentu mentor yang kita miliki boleh saja banyak dan tidak harus satu orang.
Para mentor secara aktif dan secara teratur berpartisipasi  dalam pertumbuhan kualitas pribadi kita. Mentor yang baik akan selalu bersedia meminjamkan tangannya kepada kita. Dia biasanya memberi kita arahan tentang apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita hindari.
Itulah 6 kebiasaan positif yang kita sadur dari 16 kebiasaan positif yang dipaparkan oleh Tom Corley. 6 Kebiasaan positif tersebut adalah: 1)- Membaca setiap hari, 2)- Tidak banyak menghabiskan waktu dengan internet dan gadgets, 3)- Menghindari kebiasaan menunda waktu. 4)- Talk less and listen more, 5)- Menghindari toxic peopl, dan 6)- Kita harus memiliki seorang mentor (penasehat pribadi). Hal-hal positif kalau menjadi kebiasaan, selanjutnya akan mengkristal menjadi karakter kita, yaitu karakter positif.

Kebiasaan Yang Membuat Seseorang Jadi Hebat



 Kebiasaan Yang Membuat Seseorang Jadi Hebat

Kemampuan Awal Kita Adalah Menangis
            Saat lahir ke dunia semua orang memiliki kemampuan yang sama yaitu “crying- menangis”. Ibarat perlombaan lari, kita sama-sama memulainya pada garis start atau “titik nol”. Namun setelah 5 tahun setelah itu mulai terlihat perbedaan. Setelah 10 tahun, perbedaan kualitas hidup kita terlihat lebih jelas dan setelah 20 atau 30 tahun perbedaan- perbedaan tersebut sudah semakin melebar.
Siapa yang merawat dan dan membesarkan kita, bagaimana mereka memperlakukan kita, juga pengalaman yang kita lalui semuanya “membentuk siapa kita”. Dengan demikian mengapa ada orang yang berkualitas sangat hebat, ada biasa-biasa saja, ada yang tertinggal dan malah ada orang yang selalu dilupakan.
            Memang hidup ini dimulai dari titik nol, dengan hal yang sama, kemampuan awal yang sama. Orang awam membiarkan hidupnya mengalir, namun orang yang pro pada kemajuan mereka merancang masa depan mereka.
Ya kita harus merancang masa depan kita. Kita harus mendesain A Life Plan. Sebuah rencana tentang apa yang akan kita lakukan, rencana tersebut akan membantu kita. Kita perlu menentukan tujuan dan melakukan perubahan demi perubahan. Umumnya rencana hidup seseorang dirancang atas tujuan-tujuan kecil untuk mencapai tujuan jangka panjang atau tujuan yang lebih besar (Jessica A. Jonikas dan Judith A. Cook, 2004).

Beberapa Langkah Untuk Menjadi Hebat
            Perjalanan hiduplah yang membuat kita jadi saling berbeda satu sama lainnya. Buku Tom Corley (2016) dengan judul “16 Rich Habits: Your Autopilot Mode Can Make You Wealthy or Poor” tentu bisa menginspirasi kita. Bahwa Kecerdasan, bakat dan pesona itulah yang membuat seseorang jadi hebat, tetapi ini belum seberapa. Namun yang membuat seseorang saling berbeda yaitu “good habit and bad habit”, dan jurang pemisah antara “rich habits and poverty habits” sangat mengejutkan.

Dari 16 kebiasaan yang dilakukan oleh orang-orang kaya (orang sukses), 6 kebiasaan yang baik diantaranya adalah : “a) Membaca setiap hari, b) Tidak banyak menghabiskan waktu dengan internet dan gadgets, c) Menghindari kebiasaan menunda waktu, d) Talk less and listen more, e) Menghindari toxic people, dan f) Milikilah seorang mentor (penasehat pribadi)”. Pembahasan poin-poin tadi adalah sebagai berikut:
1)- Membaca setiap hari
Membaca harus menjadi kebutuhan utama kita karena aktivitas ini begitu penting. Kalau kita ingin menjadi orang sukses maka kita harus membaca yang banyak tentang informasi. Karena itu semua akan meningkatkan ilmu pengetahuan kita. Jika mau sukses dalam bidang bisnis, maka kita perlu membaca tentang bisnis. Kebiasaan seperti ini akan membuat kita lebih bernilai di mata teman-teman, pelanggan atau klien. Di antara orang-orang sukses, 88% masih menyempatkan diri buat membaca. Paling kurang mereka masih meluangkan waktu selama 30 menit atau lebih buat membaca setiap hari.
Begitu pentingnya membaca sehingga meluangkan waktu buat menciptakan “reading time”. Mereka tidak asal membaca saja. Maka ada beberapa buku yang mereka prioritaskan buat dibaca. Khususnya buku-buku “autobiography, educational career, personal development, biography of succsess people, peristiwa-peristiwa terbaru, sejarah dan hiburan”.Dari variasi bacaan tadi maka Tom Corley (2016) memaparkan tentang proporsinya, yaitu sebagai berikut:
- Sebanyak 94% dari mereka membaca tentang current event atau peristiwa terkini. Bacaan jenis ini sangat penting agar mereka tidak ketinggalan informasi.
- Sebanyak 79% dari mereka membaca tentang educational career atau tentang topik yang berhubugan dengan karir yang dipilih.
- Sebanyak 63% dari mereka kalau tidak sempat membaca buku maka mereka mendengar audio book. Jadi saat mereka bosan membaca buku teks, maka mereka mendengar audio book. Dengan demikian telinga mereka tidak harus disodori dengan jutaan megabyte fitur lagu-lagu pop melulu. Namun lagu-lagu tersebut tetap signifikan sebagai selingan.
- Sebanyak 58% dari mereka membaca biografi tentang orang-orang sukses. Dengan membaca biografi mereka bisa memperoleh cermin hidup tentang proses tumbuh-kembang seseorang dalam kehidupannya.
- Sebanyak  51% dari mereka membaca tentang sejarah. Sejarah yang dibaca bisa jadi tentang perkembang suatu domain, seperti perdagangan, sosial, wisata, bisnis, olahraga, dll.
- Dan sebanyak 11% dari mereka membaca hal-hal yang berhubungan dengan hiburan, ya tentang profil seorang atlit, bintang film, figur publik, dll.
Alasan  mengapa orang-orang yang sukses masih membaca adalah agar selalu meningkatkan kualitas SDM mereka. Kebiasaan inilah yang membedakan mereka dari orang yang kurang sukses. Dengan meningkatkan pengetahuan akan membuat mereka mampu melihat lebih banyak kesempatan, yang mana mereka terjemahkan- wujudkan- ke dalam bentuk keuntungan (finansial). 
Ada juga orang yang tergolong sudah sukses, namun malas dalam membaca dan pada akhirnya kesuksesan mereka jadi redup. Sementara bagi yang selalu membaca, dapat memperbarui pengetahuan dan wawasannya, maka kesuksesan serta karir mereka selalu bertahan dan malah cenderung meningkat.
Siapa yang tidak mengenal para ideolog seperti Karl Marx, Stalin, Hitler, Mao, Khomeini, Hasan al-Banna, Gandhi? Siapa yang tidak mengenal para negarawan seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Tan Malaka, Gus Dur, Obama? Siapa yang tidak mengenal aktivis seperti Malcolm X, Che Guevara, Fidel Castro? Siapa yang tidak mengenal sang inovator tenar Steve Jobs? Siapa yang tidak mengenal budayawan sekaliber Ajip Rosdi? Mereka jadi orang besar karena membaca (Suherman, 2012).
2)- Tidak banyak menghabiskan waktu dengan internet dan gadgets.
Menggunakan internet buat tujuan menambah wawasan dan memperluas jaringan adalah sangat tepat. Internet merupakan media komunikasi yang menyuguhkan bervariasi fitur seperti Facebook, Twitter, Instagram, Friendster, dll. Itu semua merupakan fitur untuk tujuan medsos alias media sosial. Melalui aplikasi android orang juga bisa menggunakan jenis medsos yang lain seperti Whatsup, BBM, Skype, Line, dll. Jadi sudah demikian banyak variasi media sosial yang disuguhkan buat pengguna internet/ android.
Dewasa ini pengenalan gadget sebagai teknologi moderen  telah mengambil perhatian masyarakat secara global. Ketergantungan orang pada teknologi gadget sudah begitu tinggi. Tingkat ketergantungan ini telah menimbulkan “ketagihan atau kecanduan”. Orang-orang muda merupakan kelompok yang sangat rentan atas ketagihan ini. Ketagihan ini telah menimbulkan pengaruh negatif, yang berhubungan dengan kesehatan mental (keharmonisan pergaulan, penyebab timbulnya perselingkuhan) dan juga merupakan faktor penyebab perubahan gaya hidup. Dibalik itu, tentu keberadaan gadget juga memberikan dampak positif, seperti bertambahnya interaksi sosial, meningkatnya acces informasi, dan memudahkan kehidupan melalui applikasi beberapa fitur yang terdapat pada gadget itu sendiri (Jyoti Ranjan Muduli, 2014).
Jumlah medsos yang berlimpah dapat diibaratkan dengan jenis hidangan yang tersaji di atas meja makan. Apa semuanya harus dikonsumsi? Paling kurang hanya satu atau dua saja. Orang yang menyantap semua jenis sajian yang berkalori tinggi sepanjang waktu akan berefek diserang oleh penyakit stroke, diabetes, dan gangguan pencernaan.
Hal yang sama juga bisa diibaratkan dengan orang yang mengkonsumsi semua fitur medsos. Juga akan menimbulkan banyak masalah- utamanya kehabisan waktu, hingga menjadi orang yang anti sosial. Medsos yang dipakai seperlunya tentu bisa punya manfaat yang optimal. Bagaimana penggunaan mendsos yang tidak terkontrol?
Saya sempat menjadi salah seorang yang juga cenderung mengkonsumsi banyak fitur medsos. Ya saya pernah tergila-gila menggunakan fitur Twitter, Facebook, BBM, Line, WA, dll. Memang saya bisa punya banyak koneksi ke seluruh nusantara hingga ke negara lain. Bagaimana efeknya ? Apakah saya jadi produktif?
Saya bisa menjadi orang ngetop, namun ngetop secara fatamorgana- ngetop yang penuh kepalsuan. Namun produktivitas menulis saya telah mendekati titik nol. Dan tidak satupun artikel saya terbit pada koran-koran dalam rentang 3 tahun.
Tahun 1990-an  saya belum mengenal internet, apalagi android, karena benda ini belum ditemukan. Saat itu saya sangat produktif. Setiap kali saya punya kelebihan waktu, maka saya menulis dan menghasilkan sejumlah artikel. Saya hanya mengetik menggunakan mesik ketik bermerek olympus dan menggunakan tipe-ex kertas untuk mengkoreksi kesalahan. Terasa lebih sulit, namun saya bisa jadi dalam menulis.
Tom Corley (2016) mengatakan bahwa sungguh cukup banyak waktu yang sangat berharga telah hilang gara-gara kita terbiasa parkir (duduk berlama-lama) di depan layar laptop. Bahwa 2/3 dari populasi orang-orang sukses hanya menonton TV sekitar satu jam saja per-hari. Kemudian hampir 63% dari mereka menggunakan waktu kurang dari satu jam untuk internet. Itupun mereka gunakan untuk tujuan pekerjaan.
Benar bahwa orang-orang sukses menggunakan waktu lowong mereka buat hal-hal yang lebih effektif, yang berguna untuk pengembangan diri, memperluas networking- jaringan pekerjaan- menjadi volunteering, juga buat melakukan kerja samping atau untuk bisnis yang lain. Waktu lowong juga mereka manfaatkan buat keluarga dan orang banyak.
Sebaliknya bagaimana dengan remaja sekarang? Cukup banyak yang hanyut dengan gadget, mereka telah menjadi generasi merunduk- bola mata mereka hanya fokus membaca fitur pada layar android. Melepaskan diri dari ikatan emosi dengan orang-orang terdekat- di sekitar mereka. Mereka merespon dan beramah tamah pada banyak orang di dunia medsos (media sosial)- cyber. Hingga mereka terlihat tidak punya kesibukan, kadang lupa dengan  pelajaran, pekerjaan dan keakraban dengan sesama.  
3)- Menghindari kebiasaan menunda waktu.
Avoid procrastnation- hindari kebiasaan menunda waktu, menunda pekerjaan baik lainnya. Kalau ada pekerjaan atau tugas maka segeralah untuk diselesaikan. Tuhan (Allah swat) juga memberi nasehat pada kita (hamba-Nya) bahwa apabila kita sudah menyelesaikan suatu pekerjaan maka kita tetap bekerja serius dan melakukan pekerjaan lainnya (Al Quran surat 94:7). 
Orang-orang sukses sangat memahami bahwa menunda pekerjaan akan membuat kualitas diri juga jadi menurun, berdampak dalam menimbulkan ketidak-puasan pada orang lain. Juga mempengaruhi kepercayaan klien (pelanggan) serta menghancurkan hubungan non bisnis. Tom Corley (2016) memaparkan 5 strategi yang akan membantu kita untuk meninggalkan kebiasaan suka menunda-nunda waktu, antara lain seperti:
- Ciptakan agenda harian (daftar kegiatan harian) kemudian targetkan bahwa
   70% akan bisa rampung setiap hari.
- Prioritaskan agar kita bisa menyelesaikan 5 agenda setiap hari.
- Tuliskan dateline atau batas waktu atas target kerja yang kita rencanakan
- Miliki sejumlah teman yang cukup akuntabilitas, yang teruji kemampuan
   dan keterampilan mereka. Berkomunikasilah dengan mereka setiap hati
   dalam rangka mencapai target kerja, juga saling memotivasi satu sama lain.
- Tuliskan kata “do it now !!!- aku akan segera mengerjakannya !!!”. Maka
   betul-betul segera kita kerjakan dan selesaikan.  
4)- Talk less and listen more.
Pada suatu hari saya mengikuti sebuah seminar di gedung audiotorium IAIN Batusangkar dengan pembicaranya Dr Louis Down dari Amerika Serikat. Dalam waktu istirahat saya mendekatinya dan mencoba untuk mengajak dia buat ngobrol. Saya mengajukan beberapa pertanyaan.
Saya berpikir bahwa ia akan merespon dengan begitu bersemangat. Ternyata dalam ngobrol tersebut ia lebih memilih menjadi pendengar yang aktif. Dia sedikit berbicara dan banyak tersenyum.
Itu tidak hanya terjadi pada Dr Louis Down saja. Pada lain kesempatan saya juga sempat ngobrol dengan beberapa guru internasional- yang diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat sebagai tenaga educational volunteering-yaitu John Duke, Marry Cameroun, Katty dan Barbara-semua dari Australia- ternyata mereka juga ngomong sedikit dan banyak mendengar.
Talk less and listen more adalah ciri-ciri orang terkemuka atau orang-orang yang sukses”.

5)- Menghindari toxic people.
Toxic people yang berarti “manusia racun”. Wah ini sebuah istilah yang cukup sarkasme. Toxic people adalah orang-orang yang punya kebiasaan meracuni pemikiran orang. Yaitu seseorang yang dari ucapannya atau pengaruhnya bisa membuat orang jadi bertengkar, jadi putus asa, jadi pecah belah-pokoknya kepribadiannya selalu mengganggu atau meracuni orang lain.
Penelitian terbaru di Jerman menunjukkan betapa seriusnya keberadaan toxic people. Keberadaan mereka bisa menyebabkan tumbuhnya emosi negatif yang kuat pada lingkungan sosial. Mereka bisa menyebabkan stress yang banyak dan keresahan pada orang-orang sekitar. Itulah alasan mengapa orang toxic harus dihindari (Travis Bradberry, 2015).
Memang kita harus bergaul dengan banyak orang. Malahan salah satu badan PBB-Unesco- meluncurkan 4 pillar pendidikan untuk warga dunia, menjadi tujuan belajar abad ke 21, yaitu bahwa setiap orang harus dapat belajar untuk 4 hal (Indra Djati Sidi, 2001), yaitu seperti:
-Learning to be, yaitu bagaimana seseorang bisa menjadi dirinya sendiri dan
   juga bisa jadi mandiri.  
- Learning to do, yaitu bagaimana seseorang melakukan penyelesaian masalah
   (problem solving).
- Learning to know or learning to think, yaitu bagaimana seseorang bisa memiliki
   kemampuan berpikir kreatif (creative thingking).
- Learning to live together, yaitu bagaimana seseorang bisa hidup
   berdampingan dengan orang lain yang berbeda dalam pemikiran dan
   budaya. Inilah bentuk dari hidup secara toleran tersebut. 
Kita musti bisa bertoleran dengan banyak orang yang berbeda kepercayaan, karakter dan pemikiran. Namun kita sangat dianjurkan untuk selalu menghindari toxic people. Perlu untuk diketahui bahwa 86% dari orang sukses selalu berhubungan baik degan orang sukses lain dan mereka menghindari bergaul dengan toxic people- orang yang pribadinya tidak begitu positif.


6)- Kita harus memiliki seorang mentor (penasehat pribadi).
Mentor berarti seorang guru khusus, seseorang yang bisa meng-update, melatih kita hingga mengarahkan jalan hidup kita. Maka banyak orang sukses, 93%, memiliki mentor yang berhubungan dengan kesuksesan mereka. Tentu mentor yang kita miliki boleh saja banyak dan tidak harus satu orang.
Para mentor secara aktif dan secara teratur berpartisipasi  dalam pertumbuhan kualitas pribadi kita. Mentor yang baik akan selalu bersedia meminjamkan tangannya kepada kita. Dia biasanya memberi kita arahan tentang apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita hindari.
Itulah 6 kebiasaan positif yang kita sadur dari 16 kebiasaan positif yang dipaparkan oleh Tom Corley. 6 Kebiasaan positif tersebut adalah: 1)- Membaca setiap hari, 2)- Tidak banyak menghabiskan waktu dengan internet dan gadgets, 3)- Menghindari kebiasaan menunda waktu. 4)- Talk less and listen more, 5)- Menghindari toxic peopl, dan 6)- Kita harus memiliki seorang mentor (penasehat pribadi). Hal-hal positif kalau menjadi kebiasaan, selanjutnya akan mengkristal menjadi karakter kita, yaitu karakter positif.

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...