Rabu, 02 September 2009

Buru-buru Ke Internet Untuk Tujuan Pendidikan atau Demoralized


Buru-buru Ke Internet Untuk Tujuan Pendidikan atau Demoralized
Oleh. Marjohan M.Pd
Guru SMA Negeri 3 Batusangkar

Zaman terus bergulir. Ahli sejarah memilah-milah zaman sesuai dengan fenomena alam dan sosial pada masa itu. Ada zaman batu, zaman perunggu, zaman pra sejarah dan lain-lain. Di tahun 1970-an, saat appolo baru saja diluncurkan ke luar angkasa oleh Amerika Serikat, maka orang menyebut tahun-tahun tersebut dengan zaman Apollo. Zaman appolo ternyata punya ciri khas pada gaya hidup anak muda (pada masa itu) seperti ngetrend memakai celana panjang dengan dasar kain /cut-brai/ dan celana gunting Spanyol dengan bagian bawah sangat longgar (kalau dibawa berjalan bias menyapu lantai), memakai kacamata dengan bingkai lebar (kacamata pantat botol) serta memakai rambut keriting- kribo, seperti sarang burung tampuo (tempua).


Zaman appolo pun berakhir, maka datang tahun 1980-an. Para orator dan orang banyak ngetrend pula menggunakan istilah zaman computer, Kalau orang yang pintar maka disebut berotak computer “wah dia cerdas sekali, punya otak computer”. Adalagi yang memberi refleksinya dengan zaman mutakhir, terserah kepada fenomena dan cara orang memandang. Dan sekarang, sejak tahun 2000-an banyak pula orang yang menyebutnya dengan zaman ICT (Information Communication Technology), zaman teknologi informasi dan komunikasi, atau zaman internet. Orang –orang yang menjadi actor dalam zaman internet ini tentu saja mereka yang familiar, tidak gagap teknologi, dengan internet. Mereka adalah anak-anak sekolah yang duduk di bangku sekolah- mungkin SD, SMP, SMA, SMK, MAN dan mahasiswa di Perguruan Tinggi. Demikian pula orang-orang yang berasal dari profesi lain.


Anak-anak sekolah pada dua puluh atau tiga puluh tahun yang lalu bila lonceng sekolah untuk pulang berdentang maka mereka buru-buru ingin pulang. Segera menemui orang tua dan menikmati makan siang serta menyantap singkong goreng. Sementara pelajar yang berusia remaja saat itu bila pulang sekolah, mungkin ada yang singgah di bioskop untuk mencek apa film dan siapa bintang film pada minggu itu.


Namun para pelajar di zaman internet sekarang tidak demikian , bila jam sekolah usai mereka buru-buru pergi ke warnet. Mereka tidak segera pulang walau orang tua selalu menunggu. Sebagian menelpon atau mengirim SMS (Short Message Service) “Mama, maaf ya, aku pulang telat karena pergi ke warnet untuk mencari tugas”, dan tentu saja orang tua memberi restu.. Namun sebagian masih ragu “mencari tugas sekolah kok ke internet, mengapa tidak ke perpustakaan ?” Minimnya koleksi bacaan, pustaka yang jarang di buka dan tidak sempurnanya manajemen perpustakaan telah membuat minat baca mereka yang sudah rendah menjadi makin rendah. Sementara internet sangat membantu, cukup pengguna mengetik kata kunci pada mesin google, maka akan muncul belasan atau ratusan jawaban atas tugas yang dicari. Tetapi tunggu dulu, bahwa tidak semua tulisan dan artikel yang diperoleh lewat internet dapat dipertanggungjawabkan dan berkualitas. Karena kadangkala anak kecil yang sudah mengerti cara membuat blogger juga dapat memposkan sebuah tulisan untuk tujuan iseng-iseng.
Memang sekarang internet sudah tidak asing lagi bagi banyak orang. Dimana-mana terutama di daerah perkotaan sudah banyak bermunculan usaha internet dengan nama cafenet, warnet (warung internet), cybernet, atau nama lain. Semua tempat ini adalah sarana untuk memperoleh informasi dan komunikasi yang hampir tidak mungkin lagi bisa dipisahkan dari kebutuhan pelajar yang telah mengenalnya. Bagi mereka mengunjungi internet lebih menarik dan menyenangkan daripada harus mencari buku-buku di perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum karena, sekali lagi, apa yang dicari di sana belum tentu ada.


Orang tua merasa bangga jika anak mereka mengenal dan telah bersahabat dengan internet- familiar dengan internet. Mereka tentu mengira bahwa pengetahuan anak akan berkembang pesat dengan masuknya internet ke dalam lingkungan pendidikan mereka.


Sejak jalur transportasi sudah begitu lancar dan mulus maka hampir tidak begitu luas lagi celah atau gap antara kota dan pedesaan. Industri komunikasi dalam bentuk warnet, cybernet dan café net dapat juga tumbuh di kedua tempat ini. Masyarakat yang punya landline phone (telepon rumah), beberapa unit computer dapat memasang speedy dalam ruang segi empat maka jadilah sebuah industri internet sebagai usaha kecil kecilan mengatasi pengangguran atau untuk penambah belanja membeli sembako (sembilan bahan pokok).


Seperti dikatakan pada bagian terdahulu bahwa fenomena di kalangan siswa sekarang, usai pulang sekolah mereka tidak mencari orang tua di rumah terlebih dahulu, tetapi mencari dimana ada warnet yang kosong. Masuk ke dalam dunia cyber adalah sebagai sarana alternative untuk rilek bagi mereka. Walau pada umumnya alasan anak kepada orang tua pergi ke warnet adalah untuk mencari tugas sekolah “namun kok sampai berjam-jam dan ada kecendrungan bahwa hampir tiap hari internet itu diserbu”.


Ternyata internet dengan daya tarik infotaiment (infomasi dan entertainment) atau edutaiment (edukasi dan entertainment) membuat anak mudah terpesona di depan layar computer tersebut. Pergilah ke warnet, tanyakan pada operator “apa saja fitur yang menarik bagi remaja atau para pelajar ?”. Umumnya aktivitas mereka di internet adalah mendowload lagu dan film (mungkin juga film porno), main game, chatting, saling berkirim surat dan SMS lewat face book atau myspace, bertukar foto lewat friendster, bertukar cerita dan berita lewat e-mail melalui yahoo, gmail, hotmail, plasa, telkom, atau bertukar album diary lewat blogger, wordpress dan multiply.


Ada perbedaan life skill antara generasi internet dengan generasi sebelumnya. Generasi sebelumnya, pulang sekolah banyak yang ikut terlibat dalam kegiatan alam dan kegiatan orang tua. Sehingga mereka banyak yang lebih pintar dalam mengurus rumah, lebih peka sosialnya dan trampil dalam menjelajah alam. Sementara generasi internet karena lebih akrab dengan alat-alat elektronika menjadi lebih mahir dalam urusan otak atik dan inilah efek positif dari internet. Tinggal lagi bagaimana mereka bsia menambah dan mengasah kepekaan pada sosial dan pada lingkungan.


Efek positif internet secara detail adalah sebagai sarana berkomunikasi dari satu lokasi ke lokasi yang lain di belahan bumi yang lain. Pengguna juga bisa mencari informasi tentang sekolah, universitas, institusi riset, museum, bank, perusahaan, bisnis, perorangan, stasiun TV ataupun radio. Pengguna internet akan kaya dengan informasi tentang sekolah, pelajaran, bisnis, dan pekerjaan. Kemudian (sekali lagi) mereka bisa melakukan chatting, reservasi tiket dan hotel, menjual barang atau jasa. Lewat internet mereka juga bisa melakukan tagihan telepon, asuransi, kartu kredit dan melakukan konferensi atau diskusi online.


Dihubungkan dengan judul artikel ini “Buru-buru ke internet untuk tujuan pendidikan atau demoralized (merusak moral) ?” Sebagaimana telah disinggung bahwa internet juga punya manfaat untuk pendidikan. Internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antar siswa, terutama bagi mereka yang berjauhan tempat tinggalnya. Namun internet juga berpotensi untuk proses demoralized- merusak moral. Itu berarti bahwa internet juga punya sisi negative.


Melalui internet seorang siswa bisa menelusuri aneka macam materi yang berpengaruh negative, misalnya pornografi, rasisme, kejahatan, kekerasan dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedofili dan pelecehan seksual. Barang –barang seperti Viagra (obat kuat untuk lelaki dewasa) alcohol dan narkoba banyak yang ditawarkan melalui internet. Bahkan melalui internet orang juga bisa melakukan penipuan dan pencurian.


Sekali lagi bahwa keberadaan warnet, cafenet dan cybernet berpotensi untuk mendatangkan gejala demoralized bagi pengguna yang sebagian besar adalah para siswa tingkat SMP, SMA, MAN dan SMK. Barangkali warnet bisa menjadi sepi kalau unit-unit computer cukup disusun berjejer di atas bangku atau meja tanpa diberi box sebagai penyekat/ pembatas berdinding tinggi antara satu pengguna dengan pengguna yang lain. Apakah hanya sekedar basa-basi saja kalau pemilik industri internet memasang penyekat berukuran rendah ? Namun tetap saja bisa menyembunyikan layar computer dari pandangan orang lain.


Penyalahgunaan internet tentu bisa menyebabkan gejala demoralized- pelunturan moral- siswa dan anak-anak kita. Maka orangtua, guru, pemerintah dan masyarakat perlu memberi tahu pemilik warnet, cafenet dan cybernet warning agar tidak memberi sekat pada setiap set computer.


Kemudian, karena internet juga bisa diakses lewat handphone yang mutakhir. Maka orang tua yang masih ingin punya anak bermoral mulia, untuk tidak memanjakan anak dan membelikan HP mahal yang punya fitur kamera dan pengakses internet. Sementara bagi rumah tangga/ famili yang menghubungkan unit computer dan laptop dengan speedy (pengakses internet) perlu untuk mengawasi penggunaan laptop dan computer tersebut untuk keluarga mereka..


Pencegahan pengaruh negative dapat dilakukan dengan menempatkan computer hanya di ruang keluarga , sebaiknya tidak di kamar anak. Orangtua harus terlibat dan menyediakan waktu dengan anak-anak pada saat mereka sedang online. Mereka perlu sebanyak mungkin mempelajari tentang komunitas online. Agaknya fitur media player (macro flah media) pada computer dan laptop tidak perlu untuk diinstall, karena anak bisa menikmati tontonan pornografi melalui saluran tube internet. Orang tua juga perlu mencari informasi dan mengenal software yang bisa untuk memblokir dan menyaring situs-situs tertentu. Sekali-sekali orang tua juga perlu mencek fitur history pada jendela internet. Bila ada situs yang tidak pantas untuk anak maka orang tua bisa melakukan klik tool, pilih dan klik internet options dan klik tombol clear history pada jendela internet option. Untuk penggunaan internet dengan tujuan pendidikan maka dianjurkan agar anak/ siswa dan orangtua juga guru untuk mengunjungi http://www.studentsoftheworld.info/, Melalui situs ini siswa dan guru dapat menambah teman dan komunikasi lain dengan komunitas internasional. Kemudian juga ada internet kids discussion pada http://www.kidlink.org/ . Ini merupakan situs internasional untuk membentuk dialog bagi anak-anak muda yang berusia sekitar 10 sampai 15 tahun. Pengunjung situs ini dapat mengirim e-mail kepada anak-anak di seluruh dunia dan bekerjasama pada proyek-proyek tertentu. Selanjutnya juga ada situs http://www.thinkquest.org/ yang merupakan situs kompetisi internet terbesar di dunia yang sangat berguna bagi siswa berumur 12 sampai 19 tahun. Bila ingin mengetahui perpustakan elektronik nagi usia mereka maka situs www.npac.syr.edu/textbook/kidweb cukup membantu mereka. Akhir kata harapan kepada guru dan orang tua agar tidak menjadi gatek (gagap teknologi) untuk bias mengenal teknologi ICT dan internet. Akhirnya kedua figure ini bias memahami dan menemani anak dengan keberadaan internet. Internet tidak mungkin disingkirkan dari kita dan dunia anak-anak karena benda elektronik ini cukup ampuh mempuat generasi kita menjadi cerdas, kaya informasi dan berkembang. Namun orang tua dan guru yang gagap internet dan siswa yang suka menyalahgunakan internet berpotensi membuat mereka menjadi generasi demoralized- generasi yang hancur akhlak mulianya. (Marjohan M.Pd, Guru SMA Negeri 3 Batusangkar).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...