Kisah
Dahsyat Guru Berprestasi Selangit
22 Mei 2013
Judul: Kisah Dahsyat Guru
Berprestasi Selangit
Penulis: Marjohan, M.Pd
Penerbit: Diva press (Anggota IKAPI)
Cetakan: Pertama, April 2013
Tebal: 187 halaman
ISBN: 978-602-255-117-1
Menjadi Guru Berprestasi
Selangit
dakwatuna.com - Peran guru dalam pendidikan suatu bangsa sangat penting
sekali. Tanpa guru kita tidak bisa mendapatkan melakukan apa-apa baik itu
perkara dunia maupun akhirat dan pada akhirnya manusia diliputi oleh kebodohan.
Setiap kebodohan akan menghasilkan kehancuran.
Terkait pentingnya peran guru dalam
kehidupan bangsa yaitu suatu ketika kota Hiroshima dan Nagasaki dihancurkan
oleh sekutu dengan bom atom yang diperintah oleh Presiden Amerika Harry S.
Truman yaitu pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Pada pristiwa tersebut banyak
korban yang berjatuhan yaitu di Kota Hiroshima sebanyak 140.000 jiwa dan di
kota Nagasaki sebanyak 80.000 jiwa. Namun dalam hal ini pemerintah Jepang lebih
memperhatikan tentang berapa banyak jumlah guru yang meninggal pada waktu itu
daripada yang lainnya. Karena menurutnya guru adalah modal penggerak
kemajuan suatu bangsa.
Adapun di Indonesia peranan guru
juga sangat diperhatikan. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya
tunjangan-tunjangan yang disediakan pemerintah baik itu tunjangan fungsional
maupun sertfikasi. Hal itu berguna untuk kesejahteraan para guru dan untuk
memotivasi mereka agar lebih profesional menjadi seorang guru.
Untuk mengetahui sejauh mana
keprofesionalan dan untuk menjaring guru yang terbaik pemerintah juga
mengadakan seleksi guru dan tenaga kependidikan berprestasi tingkat nasional.
Menang dalam seleksi guru berprestasi tingkat nasional akan memberi rasa puas,
kebahagiaan, dan percaya diri yang sangat tinggi. Hal inilah yang dialami oleh
Marjohan, M.pd guru SMA berprestasi tingkat nasional di kantor Kemendikbud
September 2012.
Dalam hal ini Marjohan, M.pd ingin
berbagi kepada kita bagaimana cara memperoleh prestasi tingkat nasional yang
dituangkan dalam bukunya yang berjudul Kisah Dahsyat Guru BerprestasiSelangit. Buku ini berisi tentang pengalaman hidup, pemikiran penulis, dan
beberapa testimoni dari penulis kepada media masa. (hal. 9-182)
Sebelum menjadi guru berprestasi
tingkat nasional tentunya Dia juga mengikuti seleksi guru berprestasi mulai
dari tingkat Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi di Sumatera Barat.
Hasilnya dialah yang ditetapkan jadi yang terbaik. (hal. 35-36)
Ada beberapa hal yang menjadikan Dia
menjadi guru yang berprestasi yaitu selain sebagai guru Dia juga menjadi
seorang penulis, menguasai bahasa Inggris, Prancis, Arab dan Spanyol, dan
dia juga aktif di bidang sosial dan kemanusiaan. Menurutnya seorang guru
harus memiliki kepintaran berganda. Guru yang menguasai bidang studi, seni
berkomonikasi, bahasa asing dan terampil dalam menulis. (hlm. 37-42).
Ada tiga bentuk penilaian dalam
seleksi guru berprestasi mulai tingkat kecamatan hingga tingkat nasional, yaitu
tes tertulis (tentang kepribadian, wawasan dan empat kompentensi guru),
persentasi karya ilmiah, serta penilaian portofolio. Kelebihan persentasi
karya ilmiah Marjohan pada waktu itu adalah ditulis dalam bahasa Inggris
dicampur bahasa Prancis. Selain itu juga faktor kebaikan lingkungan, do’a
dan restu famili, teman dan anak didik dan rahmat Tuhan adalah menjadi kunci
utama dalam kesuksesan. (hal. 96)
Di dalam buku ini juga ditulis
tentang pemikirannya bahwa pentingnya memotivasi diri sendiri agar menjadi
lebih baik. Karena motivasi adalah awal segala-galanya. Dan apabila seseorang
itu lemah motivasi maka menjadi pertanda buruk serta berdampak negatif terhadap
kemajuan diri dimasa depan. Motivasi itu didapat dari membaca dari
biografi-biografi orang hebat diantaranya dalam hal pendidikan yaitu Ki Hajar
Dewantara dan dalam hal menulis dia termotivasi untuk menuliskan ide-ide guna
mencerahkan hati dan pikiran orang-orang sekitar kita. Selain itu menurutnya
bahwa prestasi besar membutuhkan karakter yang hebat seperti memiliki tekat
baja, visi dalam berkarya, berkarakter tekun dan tabah, selalau berpikir
positif. (hal. 147-158)
Buku ini sangat cocok bagi para pendidik
atau guru yang ingin mengetahui bagaimana cara menjadi guru yang berprestasi
sampai tingkat nasional dan untuk mengetahui bagaimana cara menjadi guru
teladan sehingga disukai oleh peserta didik tanpa dengan kekerasan atau
paksaan.
Selamat membaca….
Resensi oleh : Muhammad Fahru Zaini
(Pengajar di SD IT Tarbiatul Aulad,
tinggal di Barabai, Kalimantan)