Kuliah Gratis ke Prancis
Penulis : Marjohan Usman dan Ranti Komala Dewi
Penerbit : Diva Press
Cetakan : I, Oktober 2012
Tebal : 254 Halaman
Peresensi : Masduri*)
Membaca judul buku di atas, saya langsung teringat hadis Nabi Muhammad tentang motiviasi belajar, yakni “Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”. Jika dalam hadis ini disebutkan tuntutlah ilmu walau ke Negeri Cina, sedangkan dalam buku tersebut tuntutlah ilmu sampai Negeri Prancis. Sebenarnya hadis Nabi tersebut merupakan bentuk motivasi bagi umat Islam agar ia senantiasa menuntut ilmu untuk kemajuan pradaban Islam dan dunia. Sebagian Ulama berpendapat, jika hadis itu sebenarnya hanya motivasi belajar kepada umat Islam agar ia meuntut ilmu walaupun ke tempat yang jauh.
Cina hanya ilustrasi tentang tempat yang jauh. Ada juga yang berpandangan, jika Cina waktu itu adalah negeri yang maju. Maka makna Cina bisa juga dipersonifikasikan sebagai negara yang maju. Dengan demikian, Islam sangat mendorong umatnya menuntut ilmu ke tempat yang jauh dan negara maju. Dorongan ini secara tidak langsung, mempertegas jika Nabi menginginkan umat Islam berperadaban tinggi, tidak jumut, dan tertutup dari modernitas.
Maka buku “Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Prancis” yang ditulis oleh Marjohan Usman dan Ranti Komala Dewi tersebut penting menjadi bacaan anak-anak muda sebagai motivasi diri agar terus menggelorakan semangatnya untuk menungut Ilmu. Buku tersebut berisi pengalaman langsung dari seorang anak desa dari pedalaman Padang Genting, Batu Sangkar, Sumatera Barat.
Anak tersebut tidak lain salah satu penulis dalam buku ini, yakni Ranti Komala Dewi. Anak perempuan dari pedalaman Sumatera Barat ini penting menjadi sosok yang diteladani para pelajar dan mahasiswa. Kesungguhannya dalam belajar telah mampu menembus batas-batas ketidak mungkinan yang mengekang dirinya. Meski seorang perempuan yang selama ini dianggap lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa, Dewi mampu membalik stereotip tersebut. Ia bisa kuliah ke Universitas Sorbonne Paris, Prancis.
Keberuntungan kuliah ke Prancis berawal saat ia mendaftarkan diri sebagai peserta beasiswa double degree S2 jurusan Pariwisata Universitas Udayana Bali. Perjuangannya untuk bisa kuliah di Bali terwujud, bahkan ia langsung mendapat jatah untuk bisa belajar di Prancis. Luar biasa bukan? Mendaftar satu kali, tapi berkesempatan kuliah di dua kampus dan juga mendapatkan dua gelar.
Satu hal yang membuatku excited dalam menjalani hari-hari kuliahku adalah program double degree ini masih mensyarakatkan kuliah lanjutan di Sarbonne atau Universitas Angers di Paris, Pramcis. Ah, Prancis. Sejak dulu aku memimpikan bisa pergi ke negeri yang sangat indah itu. Karena itu, selain sibuk kuliah aku juga menyempatkan diri untuk ikut kegiatan belajar di Alliance Prancaise untuk belajar bahasa Prancis. Program kuliah double degree yang merupakan kerja sama antara Universitas Udayana dan Pemerintah Prancis mensyaratkan mahasiswanya harus menguasai Bahasa Prancis dan ikut belajar Bahasa Prancis. Kemampuan ini sangat menentukan bisa tidaknya seorang mahasiswa melanjutkan studi ke Paris (hal 96).
Tentu, buku ini penting menjadi bacaan para pelajar dan mahasiswa sebagai motivasi diri untuk mendongkrak dirinya tetap menjaga semangat dan kerja keras dalam memperjuagkan mimpinya kuliah ke luar negeri. Kisah perjalanan dalam buku ini sangat mengharukan dan membuat semangat akan membeludak.
*)Masduri, Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Bidik Misi (AMBISI) dan Pustakawan Pesantren Mahasiswa (PesMa) IAIN Sunan Ampel Surabaya.
sungguh sangat beruntung kakak dewi bisa kuliah ke paris(prancis),aku sangat iri stelah membaca blog ini,
BalasHapussmoga aqu jga bisa ke negri yang di idamkan itu yaitu ke paris,
blognya sungguh sangat memberi inspirasi...
Moga moga satria wahyuni bisa ke sana
BalasHapus