Home Schooling Sebagai Alternatif
buat Sukses
Oleh:
Marjohan M.Pd
Guru
SMA Negeri 3 Batusangkar
Untuk bisa menjadi
cerdas setiap orang perlu belajar. Belajar itu penting dalam memperoleh ilmu
pengetahuan dan keterampilan. Ada dua jenis cara belajar yaitu belajar dengan
bimbingan dan belajar dengan kemampuan sendiri, tanpa bimbingan atau belajar
sendiri (Self Learning).
Sebetulnya self
learning telah dilaksanakan oleh setiap orang dalam kehidupannya. Saat usia
kecil, dengan gigih sebagai bentuk naluri kecerdasan ia berlatih untuk belajar
berjalan secara mandiri. Kelak setelah agak besar jugabelajar sendiri untuk
menyuap nasi, memasang pakaian, hingga belajar sepeda. Anak-anak yang diberi
kesempatan untuk belajar secara mandiri akan tumbuh menjadi lebih cerdas
melalui pribadi yang mandiri.
Konsep belajar mandiri
yang kerap kita lakukan baru sebatas menguasai keterampilan atau kecakapan
hidup harian seperti belajar bersepeda, belajar main layang-layang, belajar
berenang. Sementara kecakapan hidup yang lebih spesifik, sebagaimana yang
dilakukan oleh Titik Puspa yang menjadi penulis syair lagu dan penyanyi tanpa
melalui universitas. Gayatri (almarhumah) seorang siswa dari Ambon yang
menguasai 14 bahasa dunia, Haji Agus Salim, pahlawan nasional, yang menguasai 9
bahasa asing, politik dan ilmu sosial budaya tanpa pergi ke perguruan tinggi.
Self learning akhirnya
juga menjadi sebuah teori pembelajaran yaitu “automous learning”. Autonomous
learning adalah pembelajaran yang menitik beratkan pada aktivitas peserta
didik, baik secara individual maupun kelompok dengan memberikan otonomi yang
seluas-luasnya dalam memilih substansi yang akan dipelajari. Sinonim dari “self learning” adalah otodidak (autodidact).
Otodidak berasal dari
bahasa Yunani yaitu autodidaktos yang artinya belajar sendiri. Istilah self learning tentu saja istilah dalam
Bahasa Inggris, sementara istilah otodidak lebih kita kenal di Indonesia.
Banyak tokoh-tokoh hebat Indonesia, yang jadi hebat melalui otodidak. Orang
otodidak tidak membutuhkan figur seorang guru atau pembimbing untuk mempelajari
satu hal. Tanpa bantuan dari orang lain seseorang yang belajar secara otodidak
mampu mempelajari hal-hal dasar dari ilmu yang sedang mereka pelajari.
Orang yang sukses
karena otodidak dikagumi karena mereka mampu mempelajari sesuatu dengan baik
dan dibarengi oleh prakteknya, sebagian dari mereka mampu mengungguli kemampuan
orang yang belajar ilmu yang sama dengan cara dibimbing. Misal, seorang jago
music yang pintar karena otodidak dan jago musik karena belajar melalui kuliah.
Sang otodidak jago
dalam praktek, sementara yang jago lewat universitas hanya tahu dengan teori,
dan kualitas musiknya sering tidak begitu menarik. Bidang yang paling banyak
dihuni sama orang-orang otodidak ini adalah bidang seni, sastra, kerajinan
tangan, pokoknya bidang-bidang yang menghasilkan sebuah karya seperti bermusik
dan akting juga termasuk.
Sekarang istilah “home schooling” lebih dikenal luas dari
pada otodidak atau self learning.
Home schooling menurut Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki)
adalah metode pendidikan alternatif yang
dilakukan di rumah,
dibawah pengarahan orangtua atau tutor pendamping, dan tidak dilaksanakan di
tempat formal lainnya seperti di sekolah
negeri, sekolah swasta, atau di
institusi pendidikan lainnya dengan model kegiatan belajar terstruktur dan
kolektif.
Home-schooling
bukanlah lembaga pendidikan, bukan juga bimbingan belajar yang dilaksanakan di
sebuah lembaga. Tetapi home-schooling
adalah model pembelajaran di rumah dengan orang tua sebagai guru utama dan bisa
juga mendatangkan guru pendamping atau tutor untuk datang ke rumah. home-schooling juga bukan berarti
kegiatannya selalu dilaksanakan di rumah, siswa dapat belajar di alam bebas
baik di laboratorium, perpustakaan, museum, tempat wisata, dan lingkungan
sekitarnya. Tetapi inti dari home-schooling
tetap yaitu model pendidikan yang dilaksanakan di rumah dengan orang tua
sebagai guru utama.
Para orangtua memiliki
sejumlah alasan yang membuat mereka memilih model pendidikan home-schooling untuk anak-anak mereka.
Tiga alasan yang kebanyakan dipilih oleh orangtua di Amerika
Serikat adalah masalah mengenai lingkungan sekolah, untuk lebih
menekankan pengajaran agama atau moral, dan
ketidaksetujuan dengan pengajaran akademik di sekolah negeri atau sekolah
swasta.
Home-schooling
tidak hanya ditujukan buat anak- anak, malah juga bisa dilakukan oleh remaja
dan orang-orang dewasa. Atau dilakukan oleh seseorang sejak dari usia yang
sangat muda, terutama di masa lalu. Di masa lalu sekolah belum dianggap orang
sebagai satu-satunya opsi pendidikan untuk anak-anak. Di masa lalu sekolah
tidak wajib, orang tua masih sadar sepenuhnya bahwa bersekolah adalah pilihan,
bukan kewajiban. Orang tua masa lalu masih sadar bahwa belajar tidak harus di
sekolah karena mereka masih sadar dunia di luar tembok sekolah tidak selebar
daun kelor.
Zaman sekarang home-schooling dianggap sebagai
pendidikan alternatif yang tidak efektif, kurang sosialisasi, dan sebagainya.
Apakah betul tanpa sekolah, anak-anak tidak mungkin sukses? Sejarah membuktikan
bahwa tanpa memilih sekolah pun, jika orang tua memfokuskan memfasilitasi
pendidikan pada kelebihan anak-anaknya, sukses tidak akan berada jauh dari
anak-anak yang mempunyai hambatan belajar dan juga dari mereka yang tidak cocok
dengan pengkondisian di sekolah.
Banyaknya tokoh-tokoh
penting dunia yang bisa berhasil dalam hidupnya tanpa menjalani sekolah formal
juga memicu munculnya home-schooling.
Cukup banyak tokoh-tokoh dunia dari berbagai bidang seperti penulis, penemu,
fotografer, penyair, composer (penulis lagu) hingga Presiden belajar secara home-schooling atau otodidak untuk
bidang yang mereka minati. Jumlah mereka sangat bayak, beberapa di antaranya
adalah seperti:
1). Penulis yaitu Agatha Christie dan Laura
Ingalls. Agatha Christie (1890-1976), penulis novel dengan nuansa
detektif. Novelnya cukup laris sepanjang masa. Figure novelnya adalah Hercule
Poirot dan Miss Marple. Waktu kecil dia sangat pemalu sehingga ibunya
memutuskan mendidiknya sendiri di rumah meskipun kedua saudara kandungnya
disekolahkan di sekolah swasta. Keputusan ibunya tersebut terbukti tepat karena
anak pemalu itu tumbuh menjadi penulis yang terkenal melewati masa hidupnya.
Laura Ingalls Wilder
(1867-1957) adalah penulis bacaan anak dan guru dari Amerika. Penulis menonton
filmnya berdasarkan novelnys ysng berjudul “Little House on the Prairie”. Ia
tidak bersekolah sampai keluarganya menetap di Daerah Teritori Dakota- Amerika
Serikat. Ia sendiri menjadi guru sekolah ketika usianya baru 15 tahun. Buku-bukunya
yang menceritakan kehidupan sehari-hari keluarga pionir di masa itu sangat
terkenal hingga saat ini, membuktikan kesuksesan pendidikannya ber-home-schooling.
2). Penemu yaitu Alexander Graham Bell dan Thomas AlvaEdison. Alexander
Graham Bell (1847-1922, penemu dan pendidik dari Amerika kelahiran Skotlandia,
penemu telepon (1876) ). Ibunya mendedikasikan hidupnya untuk mendidiknya tanpa
sekolah sampai sang ibu kehilangan pendengaran. Ibunya mengilhami dia untuk
meneliti bunyi dan suara.
Thomas Alva Edison
(1847-1931, penemu bola lampu dari Amerika). Dianggap bodoh dan selalu melamun
oleh guru sekolahnya sehingga ibunya menarik dia keluar setelah hanya tiga
bulan. Pada masa kini Edison mungkin didiagnosis mengidap ADD (Attention
Deficit Disorder). Ibu Edison bukan jenius dan bisa dibayangkan bahwa sebentar
saja kecerdasannya telah terlampaui oleh anaknya. Namun kelebihan home-schooling adalah keluwesannya
sehingga Edison tumbuh menjadi penemu besar.
3). Fotografer yaitu Ansel Easton Adams
(1902-84) dari Amerika, pionir dalam penelitian teknologi dan teori. Belajarnya
hanya lewat homeschool dengan ayahnya setelah usia 12 tahun karena dia tidak
bisa diam dan pernah menghina gurunya. Didikan ayahnya tidak sia-sia karena ia
menjadi fotografer berbakat dan terkenal.
4) Penyair yaitu Robert Lee Frost
(1874-1963), seorang penulis puisi Amerika, karyanya A Boy’s Will- Suatu
Keinginan Anak Laki-Laki (1913). Ia tidak tertarik dengan sekolah dan
sampai-sampai selalu merasa sakit kalau
harus pergi ke sekolah. Untung dia belajar lewat home-schooling, tidak dipaksa sekolah. Kalau sekolah terus, mungkin
dia jadi ‘biasa-biasa saja’, tertekan jiwanya, dan dunia tidak bisa menikmati
puisi-puisinya.
5). Komposer yaitu Wolfgang Amadeus
Mozart. Seorang komposer Austria, penulis lebih dari 40 simfoni, hampir 30
konserto piano, lebih dari 20 string kwartet, dan 16 opera, termasuk opera
Perkawinan Figaro (1786), Don Giovanni (1787), Cosi fan tutte (1790), The Magic
Flute (1791). Bayangkan kalau Mozart masuk sekolah, dunia akan kehilangan
begitu banyak karya-karya musik brilian yang ditulisnya semasa kecil.
6). Presiden yaitu Woodrow Wilson,
presiden ke-28 AS (1913-21). Ia juga pelopor berdirinya PBB, penerima Nobel
perdamaian (1919). Ia belajar lewat home-schooling
dan diajar sendiri oleh ayahnya. Dia tidak bisa membaca sampai usia 12. Namun
ketika dewasa ia meneruskan pendidikannya di Universitas Princeton, dan
selanjutnya ia aktif dalam bidang politik hingga bisa menjadi Presiden.
Dewasa ini belajar
melalui jalur formal sudah diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Namun
kualitas pendidikan melalui pendidikan formal sering kurang kurang memberi dampak pada rasa
sukses. Juga melihat realita bahwa cukup banyak orang yang berkarir tidak sesuai
dengan ijazah kuliah yang ia peroleh. Ijazahnya adalah sebagai sarjana tekhnik
namun bekerja sebagai pegawai bank. Atau ijazahnya sebagai sarjana Hubungan
Internasional dan karirnya adalah dalam bidang kuliner.
Untuk mendukung
kesuksesan maka dianjurkan agar yang tertarik untuk melakukan home schooling,
misal dalam bidang olah raga, mungkin ingin menjadi atlit badminton, atlit
renang, atau atlit catur yang professional. Home-school
yang lain adalah mungkin ingin menjadi seorang penulis, seorang penceramah/
motivator, pemain music seperti biola, piano atau penggubah lagu. Karena home
schooling dalam bidang ini bisamembuat seseorang lebih cepat sukses dan
melengkapi kualitas pribadinya melalui pendidikan formal.
Siapa saja bisa
melakukan home schooling untuk meningkatkan kualitas diri atau sebagai
alternative belajar buat sukses. Maka mereka musti melakukannya dengan
sungguh-sungguh. Tip-tip agar sukses
untuk home-schooling meliputi
konsisten, target, pengumpulan materi/ buku-buku, manajemen waktu, uji coba/
latihan, dan membuat kelompok belajar.
1). Konsisten, yaitu
tingkat konsistensi yang tinggi. Ini sangat berpengaruh pada hasil pembelajaran
yang akan kita dapatkan.
2). Target, yaitu
sebelum belajar, alangkah baiknya kalau kita menentukan terlebih dahulu target
apa yang akan kita capai dan jadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk kita.
Dengan adanya target, pembelajaran maka insyaallah kita akan lebih terarah.
3) Pengumpulan materi
atau buku-buku, yaitu kita tentu membutuhkan bahan untuk home-schooling berupa buku-buku, kliping dari Koran dan majalah.
Atau malah mendownload beberapa e-book yang menurut kita bagus dari internet.
Setelah itu, kita focus untuk mempelajarinya. Misalnya pengalaman saya pribadi
dalam home schooling untuk belajar Bahasa Perancis dan dalam menulis artikel
dan buku-buku hingga bisa diterbitkan.
4). Manajemen waktu,
ini berguna untuk lebih mengorganisir dan mengoptimalkan pembelajaran, perlu
sekiranya dibuat jadwal belajar secara berkala dan jangan sampai proses
pembelajaran terputus begitu saja ditengah jalan.
5) Uji coba atau
latihan, tentu saja dalam belajar otodidak dalam home-schooling, kita memerlukan latihan-latihan. Dalam mendalami
bidang olah raga atau music kita juga butuh latihan yang sering dan porsi yang
besar. Tentunya kita tidak akan berhasil begitu saja dalam satu kali percobaan.
Kita tentu mengalami banyak sekali kegagalan, namun dari sanalah secara tidak
sadar ilmu Anda akan semakin bertambah.
6). Membuat kelompok
belajar, kalau boleh kita mencari teman-teman yang seide untuk saling belajar
bersama. Sebenarnya pembuatan kelompok belajar tidak begitu diharuskan, namun
tidak ada salahnya kita juga mengajak teman lain untuk juga meningkatkan
kualitas diri.
Home-schooling
sangat cocok dengan ajakan agama kita (agama Islam) agar kita senantiasa
belajara dalam hidup ini. Motivasi dalam afama kita yang berbunyi “tuntutlah
ilmu dari ayunan hingga sampai ke liang lahat”. Juga seruan Unesco- sebuah
badan pendidikan PBB agar warga dunia senantiasa melakukan prinsip “long life education atau belajar
sepanjang hidup”. Home schooling juga
akan berguna bagi kita sebagai alternatif untuk menuju sukses.