PENGEMBANGAN
GURU IDEAL UNTUK MEREFORMASI
PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS
PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS
Pembahasan wacana tentang
pengembangan guru ideal untuk mereformasi proses pendidikan di kelas meliputi 4
tinjauan- sesuai dengan kisi- kisi term of reference (TOR)- dari seminar dengan
tema: Kita Bangkitkan Generasi Emas Aceh Melalui Pendidikan Yang Berintegritas.
Tinjauan tersebut antara lain tentang- kriteria guru ideal (totalitas
kompetensi guru), strategi pengembangan guru ideal, tujuan reformasi
pembelajaran untuk meraih cita- cita, dan langkah-langkah reformasi proses
pembelajaran.
A.
Kriteria Guru Ideal (totalitas kompetensi guru)
1)
Guru Ideal Versi Siswa
Kata “ideal” merupakan kata yang
tergolong kata high frequency- sering
diucapkan dalam kehidupan sosial. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
bahwa ideal berarti “sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau
diangan-angankan atau dikehendaki”. Maka guru ideal adalah guru yang
dikehendaki atau guru yang dicita- citakan.
Guru ideal merupakan sosok seorang
guru yang senantiasa menjadi dambaan para peserta didik, selalu memberikan
keteladanan dan menjadi panutan. Guru ideal ialah yang menguasai ilmu-ilmunya
dengan baik sehingga mampu dalam mengelola pembelajaran yang bermakna. Dia
disukai oleh anak didiknya karena dalam cara mengajarnya pun mudah untuk
dipahami dan sangat menarik. Bukan berarti bahwa guru ideal itu selalu perfect (sempurna), sebagai manusia dia
juga punya kekurangan, namun dia terbuka untuk menerima kritikan dari anak
didik dan siapa saja. Kritikan tersebut adalah umpan balik (feed back) baginya untuk menjadi maju.
Bila kita melakukan riset
kecil-kecil, sebagaimana yang dilakukan oleh seorang guru dan ditulisnya pada
blognya (http://panduanguru.com). Ia memberikan pertanyaan kepada
siswa-siswanya tentang bagaimana kriteria seorang guru yang ideal, maka jawaban
yang diperoleh bisa jadi merupakan guru ideal menurut versi siswa, yaitu sebagai
berikut:
-
Pengertian,
-
Ramah,
-
Baik hati,
-
Beriman,
-
Berwibawa,
-
Murah senyum,
-
Tidak suka marah-marah,
-
Tidak membanding-bandingkan antar siswa-siswi,
-
Tidak pilih kasih,
-
Cara mengajarnya menyenangkan,
-
Tegas,
-
Disiplin dalam mengajar, tapi tidak membuat siswa tegang,
-
Tidak terlambat masuk mengajar (tepat waktu),
-
Dapat memberikan materi-materi yg mudah diserap oleh muridnya,
-
Santai dalam mengajar siswa-siswi,
-
Humoris/lucu,
-
Kata-katanya halus, tidak menyinggung,
-
Sabar menghadapi murid yang nakal,
-
Selalu memberikan tugas agar siswa-siswi rajin belajar di rumah,
-
Punya perhatian pada siswa-siswinya,
-
Menerima curhat dari siswa-siswinya,
-
Tidak merokok saat mengajar,
-
Memberikan kompetensi dasar kepada siswa-siswi, agar siswa-siswi mempelajari
dan mengetahui materi yg akan dipelajari di
sekolah,
-
Menuntun siswa-siswi yg kurang dalam pelajaran,
-
Pintar,
-
Selalu memberikan arahan sesudah dan sebelum mengajar,
-
Mengajar tanpa kata lelah,
-
Senang jika murid bertanya,
-
Membuat siswa menjadi rukun.
Indikator-
ndikator sebagai guru ideal di atas merupakan guru ideal dalam versi siswa dan
tentu saja sangat cocok untuk pendapat secara umum. Data tersebut menunjukkan
bahwa siswa-siswi lebih mengedepankan aspek kepribadian (kompetensi kepribadian)
dibanding kemampuan intelegensinya (kompetensi profesional). Bobbi De Porter
dan Mark Reardon (2002: 21) dalam bukunya Quantum
Teaching, mengatakan bahwa bila seorang guru masuk kelas- mengajar- maka
ciptakanlah jembatan hati terlebih dahulu. Juga bahwa seorang siswa lebih
tertarik dengan guru yang baik dan bersahabat daripada guru yang cerdas/ pintar
namun berkarakter “pemarah dan kurang sabaran”. Tentu lebih menyenangkan kalau
guru mereka “ramah, baik, pintar, dan sangat menguasai profesi mereka”.
Jadinya
kriteria seorang “guru ideal yang pintar”- di mata siswa- hanya menempati urutan lebih bawah. Maka
adalah saat nya para guru bisa meningkatkan kecerdasan emosionalnya agar mereka
dapat menjadi guru ideal di hati siswa –
siswi nya, sehingga pada gilirannya tercipta suasana pembelajaran yg efektif,
aktif, kreatif dan menyenangkan tentunya.
Guru
yang ideal tentu saja guru yang difavoritkan oleh anak didiknya. Seorang guru ideal akan menjadi spesial dalam pandangan
siswa karena beberapa alasan, seperti:
- He (she) takes students’ hand, dia
membimbing tangan siswa.
- He (she) opens
students’ mind, dia
membuka fikiran siswa.
- He (she) touches
students’ heart, dia
menyentuh hati siswa.
2)
Guru Ideal Yang Inspiratif, Kreatif dan Inovatif
Setiap
orang tentu mempunyai kriteria masing- masing tentang bagaimana menjadi guru
yang ideal. Ada penulis (Jamal Ma’mur Asmani, 2013) yang telah menulis buku
tentang guru yang ideal, yang ditulisnya dalam buku yang berjudul: Tips Menjadi
Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif”, buah karya Jamal Ma’mur Asmani.
Dikatakan bahwa ada beberapa kriteria guru ideal:
a. Orang yang
mempunyai kompetensi tinggi dengan banyak membaca, menulis dan meneliti. Ia
adalah figure yang senang dengan pengembangan diri terus menerus, tidak merasa
cukup dengan apa yang dimiliki.
b. Mempunyai moral yang baik, bisa menjadi teladan,
dan member contoh perbuatan, tidak sekedar menyuruh dan berorasi.
c. Mempunyai skills yang memadai untuk
berkompetisi dengan elemen bangsa yang laindan sebagai sumber inspirasi dan
motivasi kepada anak didik.
d. Mempunyai kreativitas dan inovasi tinggi dalam mengajar
sehingga menarik dan memuaskan anak didik.
e. Mempunyai tanggung jawab sosial dengan ikut
berpartisipasi dalam menyelesaikan problem-problem sosial kemasyarakatan.
Guru ideal tidak lepas dari penilaian murid. Untuk itu
guru ideal harus berusaha menghindarkan diri dari hal-hal yang dibenci murid,
yaitu berpakaian kurang rapi, jarang masuk, pilih kasih (tidak adil), suka
member PR tanpa mengoreksi, berkata kasar, suka menyuruh, menghukum
semena-mena, cuek dalam dan luar kelas serta susah dimintai tolong. Berikut 10
langkah menjadi guru ideal dan inovatif :
1. Menguasai materi palajaran secara mendalam.
2. Mempunyai wawasan luas.
3. Komunikatif.
4. Dialogis.
5. Menggabungkan teori dan praktik.
6. Bertahap.
7. Mempunyai variasi pendekatan, seperti micro teaching, club discussion, small
groups dan student categories.
8. Tidak memalingkan materi pengajaran.
9. Tidak terlalu menekan dan memaksa.
10. Humoris tapi serius.
Sebenarnya kriteria guru ideal bisa menjadi banyak,
karena tiap orang akan mempunyai pendapat sendiri- sendiri tentang kriteria
guru yang ideal. Namun dari kriteria guru ideal yang telah dipaparkan di atas
maka dapat disederhanakan ke dalam tiga hal saja yaitu:
Pertama, seorang guru mesti berintegritas (berintegritas
maksudnya memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter
kuat). Ini penting untuk memberikan keteladanan kepada siswa.
Kedua, seorang guru harus mampu mengajar dengan baik
dan menyenangkan. Suasana
belajar yang meyenangkan bisa memaksimalkan potensi anak dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
Ketiga, seorang guru harus mampu membangun mimpi anak
didiknya. Supaya siswa punya
keinginan bermimpi setinggi-tingginya.
B.
Strategi Pengembangan Guru Ideal
1)
Sekolah Terbaik Memiliki Guru-Guru Ideal
Dewasa ini banyak orang tua di
seluruh dunia sangat peduli dengan keberadaan sekolah terbaik dan mereka selalu
termotivasi untuk menyekolahkan anak- anak mereka di sana. Suatu sekolah bisa
menjadi sekolah terbaik karena di sana terdapat banyak guru- guru ideal. Di
dunia dan maupun di Indonesia terdapat banyak sekolah dengan guru- guru ideal. Paling
kurang ada 10 sekolah terbaik di dunia, sehingga sekolah patut disebut sebagai
“Future High School atau SLTA buat
Masa Depan”. Sekolah- sekolah tersebut adalah seperti:
1. JFK International – di Swiss,
2. Branksome Hall – di Kanada,
3. Girls School – di Selandia Baru,
4. West Minister School – di Inggris,
5. Charterhouse – juga di Inggris,
6. UWCSEA VISI – di Singapura,
7. Woodstock School – di India,
8. Dulwich College Management International – atau DCMI,
di Inggris,
9. Canadian Academy – di JAPAN,
10. Grammar School – di Australia.
Tentu
juga ada sekolah- sekolah terbaik di negara kita- Indonesia. Paling kurang ada
10 sekolah atau SMA Unggulan se-Indonesia yang diidamkan oleh para orang tua. Sekolah
tersebut adalah:
1.
SMA Taruna Nusantara Magelang, terkenal dengan disiplinnya yang tinggi,
disiplin
semi-militer
gitu karena sekolah ini termasuk yang pertama kali pakai sistem
asrama.
2.
SMAN 8 Jakarta.
3.
SMAN 3 Bandung.
4.
MAN Insan Cendekia Tangerang, pendirinya adalah Prof. Dr. -Ing. B. J. Habibie.
5.
SMAN 3 Semarang.
6.
SMAN 1 Teladan Yogyakarta.
7.
SMAN 5 Surabaya.
8.
SMAN 4 Denpasar.
9.
SMAN Plus Riau, Ini bisa jadi bukti kalau anak daerah gak mesti kalah
dengan
anak yang
sekolah di kota besar.
10.
SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, ternyata sekolah unggulan tidak harus sekolah
negeri, ini
buktinya sekolah swasta juga bisa.
Setiap
daerah di Indonesia tentu memiliki sekolah yang sudah diyakini dan disepakati
oleh masyarakat sebagai sekolah terbaik. Semua sekolah terbaik bisa terjadi
karena di sana bertebaran para guru ideal. Dewasa ini banyak sekolah
berinisiatif untuk menciptakan guru ideal yang lebih banyak. Semua guru perlu
menumbuhkan diri mereka menjadi guru ideal dan mereka perlu tahu dengan
strategi menjadi guru-guru ideal.