Bagaimana
strategi pengembangan diri menjadi guru ideal ?
Guru
ideal yang diinginkan oleh siswa adalah guru yang bisa menjalin hubungan baik
dengan muridnya. Guru yang bisa menjalin hubungan baik dengan muridnya akan
mengerti bagaimana menghadapi murid-muridnya. Guru tersebut mengetahui metode
apa yang tepat untuk mengajar muridnya. Berbagai metode pengajaran telah
dijelaskan oleh para ahli dan guru tinggal mengaplikasikannya sesuai dengan
kondisi murid.
Dalam
melaksanakan tugas ini guru disamping menguasai materi yang akan diajarkan,
dituntut pula memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis
mengajar, juga dituntut untuk selalu mencari gagasan-gagasan baru (inovasi),
dengan tujuan penyempurnaan kegiatan belajar mengajar, yang akan menentukan
keberhasilan pendidikan.
Sesuatu
yang sangat didambakan insan pendidikan khususnya guru adalah menjadi guru
ideal dan inovatif yang imbasnya yang positif bagi peserta didik. Berikut
langkah-langkah menjadi guru yang ideal dan inovatif (sebagaimana ditulis oleh
Mohammad Rusdi dalam bloggernya, http://ibnurus.blogspot.co.id ) :
1.
Menguasai materi pelajaran secara mendalam.
Seorang
guru dituntut memiliki kemampuan menguasai pelajaran yang diampu secara
mendalam. Hal ini bertujuan untuk “Membangun kepercayaan diri seorang guru.
Agar siswa mendapatkan ilmu sesuai tujuan lembaga dan individu. Dan agar siswa
memiliki daya kompetitif yang tinggi”.
2.
Komunikatif.
Unsur
komunikasi sangat penting dilakukan guru sebagai bentuk pendekatan psikologis
kepada peserta didik. Aspek acceptability menjadikan kelancaran kegiatan
belajar mengajar di kelas, sehingga mendorong terciptanya suasana yang nyaman
dan kondusif dalam proses pembelajaran.
3.
Wawasan luas.
Dalam
mensikapi perkembangan dewasa ini yang serba cepat dan pesat, guru sudah
semestinya selalu mengikuti informasi yang mendunia dan up to date. Sehinga hal yang disampaikan menjadi menarik dan
penasaran serta tidak membosankan. Dengan demikian guru dapat memberikan
jawaban yang memuaskan baik hubungannya dengan akademis maupun non akademis.
4.
Dialogis.
Guru
dapat mengembangkan interaksi 3 berbagai arah dalam proses pembelajaran. Dalam
konteks pendidikan dewasa ini, pembelajaran berpusat pada anak (student Centered) bukan lagi berpusat
pada guru (teacher Centered). Dengan
demikian mampu melatih anak menjadi kritis, analitis, responsif dan progresif.
5.
Menggabungkan teori dan praktik.
Kemampuan
ini diperlukan guru untuk lebih mengkongkritkan materi dari yang semula
bersifat verbal. Anak menjadi terlatih menerapkan ilmu yang sedang
dipelajarinya. Di samping itu juga siswa dapat mengembangkan materi di luar
pembelajaran (penelitian) dan ebih melekatkan pemahaman materi secara mendalam.
6.
Bertahap.
Guru
mampu menyampaikan materi secara hirarki dari yang mudah ke sulit dan dari yang
sederhana ke yang kompleks. Guru perlu menyampaikan materi secara kronologis
dan unity (terpadu), tidak meloncat-loncat dan terpencar-pencar.
7.
Berbagai variasi pendekatan.
Guru
perlu menggunakan berbagai variasi pendekatan. Hal ini berperan penting untuk
menciptakan suasana belajar yang menarik , sehingga tidak membosankan. Di sisi
lain dengan pendekatan yang berbeda-beda dapat memberikan tantangan baru bagi
siswa. Di samping itu dapat memompa motivasi siswa dan mengembangkan inisiasi
yang lebih baik.
8.
Tidak memalingkan Materi Pelajaran.
Satu
hal yang perlu diingat bahwa guru tidak memalingkan materi pelajaran.
Pembelajaran dilakukan fokus pada materi ajar yang sedang di bahas.
penjelasan-penjelasan yang disampaikan mengalir kepada tujuan pembelajaran.
(Tidak melebar ke mana-mana). Jika keluar dari materi, harus yang berkaitan
dengan hal yang sedang dibahas. Guru tidak perlu menceritakan pengalaman
pribadinya yang tidak ada kaitannya dengan materi.
9.
Tidak terlalu menekan dan memaksa
Dalam
dunia pendidikan dewasa ini, guru hendaknya menyelami kondisi siswa secara
psikologis untuk memberikan kegiatan sesuai dengan kompetensinya agar enjoyable (nyaman). Idealisme guru harus
ditunjang dengan kearifan, kebijaksanaan, dan kecerdasan dalam membangkitkan
semangat belajar anak. Guru tidak sekedar memaksa siswa didik untuk mengerjakan
tugas yang sedemikian sulit, mengikuti semua apa yang diarahkan. Guru perlu
memberikan gambaran apa yang diberikan kepada siswa. Siswa diminta merenungkan,
tidak ditekan harus begini, harus begitu dan sebagainya. Guru harus mampu
mengatur ritme untuk mempertahankan energi dan stamina.
10.
Santai tapi Serius
Sekedar
pengalaman di lapangan, banyak kita jumpai guru yang dalam proses pembelajaran
bersikap santai. Sebaliknya banyak pula guru yang justru bersikap serius selama
90 menit dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu memberikan
humor dan joke yang mendidik dan menggugah semangat, memberikan motivasi dan
inspirasi. Mengajar dengan santai, di sela-sela penyampaian materi yang
intensif menyelipkan humor segar agar tidak terkuras energinya.
Sekali
lagi dikatakan bahwa menjadi guru yang ideal dan inovatif adalah sebuah
tuntutan yang tak bisa dielakan. Masa depan bangsa ini ditentukan oleh
kader-kader muda bangsa, sedangkan penanggung jawab utama masa depan mereka
berada di pundak guru. Sebab guru yang langsung berinteraksi dengan peserta
didik dalam membentuk kepriadian, memberikan pemahaman, mengembangkan imajinasi
dan cita-cita, membangkitkan semangat dan menggerakan kekuatan mereka.
Dari
sosok seorang gurulah, para siswa membayangkan masa depannya, mencanangkan
sebuah impian hidupnya, dan melihat jauh ke angkasa, terbang setinggi langit
laksana anak panah yang lepas dari busurnya. Agaknya strategi atau langkah-
langkah menjadi guru yang ideal bisa disederhanakan yaitu seperti:
1.
Menguasai materi pelajaran secara mendalam.
Menguasai
materi pelajaran adalah syarat utama menjadi guru ideal. Seorang guru harus
mengajar materi sesuai dengan keahliannya. Guru yang ideal adalah guru yang
mengajar materi pelajaran yang menjadi bidang, bakat, dan spesialisasinya. Bila
guru tidak memiliki bidang sesuai keahliannya maka murid bisa menjadi korban.
Saat ini tantangan dunia global semakin dinamis, kompetitif dan akseleratif
menuntut guru menyesuaikan diri dengan pembaharuan-pembaharuan yang ada,
meningkatkan pendalaman materi dan mampu membuat teori-teori baru yang
progresif.
2.
Mempunyai wawasan luas.
Seorang
guru harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang
terjadi di belahan dunia, sehingga cakrawala pemikirannya menjadi luas,
mendunia dan up to date. Selalu ada
hal baru yang disampaikan seorang guru akan menjadi salah satu daya tarik murid
yang bisa menggugah semangatnya mengikuti pelajaran. Para siswa juga akan
merekam penjelasan gurunya dengan baik. Namun pemikiran guru yang luas
sebaiknya memiliki hubungan dengan materi yang diajarkan.
3.
Komunikatif.
Seorang
guru penting berkomunikasi dengan anak didiknya, seperti menyapa mereka dan
menanyakan bagaimana kondisinya. Guru yang suka menyapa dan memperhatikan
kondisi muridnya lebih diterima anak didiknya. Ketika guru bertanya kepada anak
didiknya, mereka merasa diperhatikan sehingga guru dianggap bagian darinya.
Komunikasi guru tersebut sangat penting sebagai pendekatan psikologis kepada
anak didiknya. Aspek penerimaan seorang guru menjadi faktor penting bagi
kelancaran kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
4.
Dialogis
Tugas
seorang guru tidak hanya mengajar, tapi juga menggali potensi terbesar anak
didiknya. Tugas ini sulit terlaksana kalau dalam mengajar seorang guru hanya
mengandalkan metode ceramah, sekedar memberikan materi an sich, tanpa ada ruang
dialog. Metode dialog interaktif melibatkan dua atau tiga arah, misalnya murid
bertanya, guru menanggapi, lalu ditanggapi lagi oleh siswa lain. Dalam metode
dialog interaktif guru tidak boleh merasa paling benar, pintar, dan paling tahu
segala masalah.
5.
Menggabungkan teori dan praktik
Bila
dalam pembelajaran anak didik hanya dijejali dengan teori tanpa ada praktik,
maka mereka akan mudah jenuh. Praktik sangat diperlukan sebagai media
menurunkan, mengendapkan, dan melekatkan pemahaman materi pada otak anak didik.
Praktik bisa berupa turun langsung ke lapangan atau ke laboratorium. Dengan
praktik, ilmu dapat berkembang dengan pesat dan anak didik terlatih untuk
menerapkan ilmu yang dipelajari. Praktik menjadi suatu keharusan pada semua
materi, khususnya materi yang membutuhkan aplikasi sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them