Beberapa
Kebiasaan Yang Membuat Orang Jadi Hebat
Semua
orang saat lahir ke dunia, semua memiliki kemampuan yang sama yaitu “crying- menangis”. Ibarat perlombaan
lari, mereka sama-sama memulai pada garis start
atau “titik nol”. Namun setelah 5 tahun mulai terlihat perbedaan. Setelah 10
tahun perbedaan kualitas hidup terlihat jelas dan setelah 20 atau 30 tahun
perbedaan- perbedaan tersebut sudah semakin melebar. Latar belakang siapa yang
merawat dan mendidik mereka dan pengalaman serta perlakuan yang mereka peroleh
sangat menentukan siapa dan bagaimana
mereka jadinya. Hingga mengapa ada orang yang kualitasnya biasa-biasa
saja, ada yang tertinggal dan dilupakan, dan malah ada pula yang menjadi orang
yang sangat super.
Perjalanan
hidup membuat kita jadi saling berbeda evolusi pertumbuhan dan perkembangan
kita. tentang hal ini saya jadi terinspirasi dengan tulisan Tom Corley dengan
judul “16 Rich Habits: Your Autopilot
Mode Can Make You Wealthy or Poor”. Namun saya akan mengulas hanya 6
kebiasaan saja, yaitu kebiasaan yang bisa membuat seseorang bisa jadi kaya.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah seperti: a) Membaca setiap hari, b) Tidak banyak
menghabiskan waktu dengan internet dan gadgets, c) Menghindari kebiasaan
menunda waktu, d) Talk less and listen
more, e) Menghindari toxic people,
dan f) Milikilah seorang mentor
(penasehat pribadi). Pembahasannya adalah sebagai berikut:
1)- Membaca
setiap hari
Membaca harus
menjadi kebutuhan utama karena membaca sangat penting, mungkin sudah menjadi
kebutuhan primer. Kalau kita ingin menjadi orang sukses maka kita harus membaca
yang banyak tentang informasi. Itu semua akan meningkatkan ilmu pengetahuan
kita. Kalau mau sukses dalam bidang bisnis, maka kita perlu membaca tentang
bisnis dan bidang lain. Dengan cara begini akan membuat kita lebih bernilai di
mata teman-teman, pelanggan atau klien. Di antara orang-orang sukses, 88 persen
masih menyempatkan diri buat membaca. Paling kurang mereka masih meluangkan
waktu selama 30 menit atau lebih buat membaca setiap hari.
Begitu
pentingnya membaca sehingga meluangkan waktu buat menciptakan “reading time”. Mereka tidak asal membaca
saja. Maka ada beberapa buku yang mereka prioritaskan buat dibaca. Khususnya
buku-buku “autobiography, educational
career, personal development, biography of succsess people,
peristiwa-peristiwa terbaru, sejarah dan hiburan”.Dari variasi bacaan tadi maka
Tom Corley memaparkan tentang proporsinya, yaitu sebagai berikut:
- Sebanyak 94 % dari
mereka membaca tentang current event
atau peristiwa terkini. Bacaan jenis sangat penting agar tidak ketinggalan
informasi.
- Sebanyak 79 % dari
mereka membaca tentang educational career atau tentang topik yang berhubugan
dengan karir yang dipilih.
- Sebanyak 63 % dari
mereka kalau tidak sempat membaca buku maka mereka mendengar audio book. Jadi saat kita bosan membaca
teks, kita bisa mendengar audio book, dan tidak harus telinga kita disodori dengan
jutaan megabyte fitur lagu-lagu
melulu. Namun lagu-lagu tersebut tetap signifikan sebagai selingan.
- Sebanyak 58 % dari
mereka membaca biografi tentang orang-orang sukses. Dengan membaca biografi
kita bisa memperoleh cermin hidup tentang proses tumbuh-kembang dalam kehidupan
mereka.
- Sebanyak 51 % dari mereka membaca tentang sejarah.
Sejarah yang dibaca bisa jadi tentang perkembang suatu domain, seperti
perdagangan, sosial, wisata, bisnis, olahraga, dll.
- Dan sebanyak 11
% dari mereka membaca hal-hal yang berhubungan dengan hiburan, ya tentang
profil seorang atlit, bintang film, figur publik, dll.
Alasan mengapa orang-orang yang sukses masih membaca
adalah agar selalu meningkatkan kualitas diri. Kebiasaan inilah yang membedakan
mereka- membuat mereka menang dalam kompetisi dalam hidup. Dengan meningkatkan
pengetahuan akan membuat mereka mampu melihat lebih banyak kesempatan, yang
mana mereka terjemahkan- wujudkan- ke dalam bentuk keuntungan
(finansial).,
Ada juga orang
yang tergolong sudah sukses, namun malas dalam membaca. Yang selalu gemar
membaca- memperbarui pengetahuan dan wawasan- kesuksesan serta karir mereka
selalu bertahan dan malah cenderung meningkat. Sementara bagi mereka yang
enggan buat menambah pengetahuan biasanya karirnya pelan-pelan merosot.
2)- Tidak banyak
menghabiskan waktu dengan internet dan gadgets.
Menggunakan
internet buat tujuan menambah wawasan dan memperluas jaringan adalah sangat
tepat. Internet merupakan media komunikasi yang menyuguhkan bervariasi fitur seperti
Facebook, Twitter, Instagram, Friendster, dll. Itu semua merupakan fitur untuk
tujuan medsos alias media sosial. Melalui aplikasi androit orang juga bisa
mengguakan jenis medsos yang lain seperti Whatsup, BBM, Skype, Line, dll. Jadi
sudah demikian banyak variasi media sosial yang disuguhkan buat pengguna
internet/ androit.
Jumlah medsos
yang berlimpah dapat diibaratkan dengan jenis hidangan yang tersaji di atas
meja makan. Apa semuanya harus dikonsumsi, paling hanya satu atau dua saja.
Orang yang menyantap semua jenis sajian yang berkalori tinggi sepanjang waktu
akan berefek diserang oleh penyakit stroke, diabetes, gangguan pencernaan. Hal
yang sama adalah orang yang mengkonsumsi semua fitur medsos juga akan
menimbulkan banyak masalah- utamanya kehabisan waktu, hingga menjadi orag yang
anti sosial. Medsos yang dipakai ala kadarnya tentu bisa punya manfaat yang
optimal. Bagaimana penggunaan mendsos yang tidak terkontrol ?
Saya sempat
menjadi salah seorang yang juga cenderung mengkonsumsi banyak fitur medsos. Ya
saya pernah tergila-gila menggunakan fitur Twitter, Facebook, BBM, Line, WA,
dll. Memang saya bisa punya banyak koneksi ke seluruh nusantara hingga ke
negara lain. Bagaimana efeknya, apakah saya jadi produktif ? Saya hanya menjadi
ngetop secara fatamorgana- ngetop yang penuh kepalsuan. Namun produktivitas
saya telah mendekati titik nol. Dan tidak satupun artikel saya terbit pada
koran-koran dalam rentang 3 tahun.
Tahun
1990-an saya belum mengenal internet,
apalagi androit, karena benda ini belum ditemukan. Saat itu saya sangat
produktif. Setiap kali saya punya kelebihan waktu, maka saya mampu menghasilkan
banyak artikel. Saya hanya mengetik menggunakan mesik ketik bermerek olympus
dan menggunakan tipe-ex kertas untuk mengkoreksi kesalahan. Terasa lebih sulit,
namun saya amat produktif dalam menghasilkan tulisan.
Saya mengirim
semua tulisan ke koran-koran. Dan setelah itu tulisan saya pada bermunculan.
Efek dari memiliki banyak tulisan, saya juga bisa mengkompilasinya menjadi
tujuah buah judul buku yang telah diterbitkan dan buku-buku tersebut saya
jumpai di beberapa toko buku (maaf, namun saya belum bisa dikatakan hebat).
Saya jatuh cinta
dengan medsos yang bayak. Memang saya merasakan manfaatnya, punya banyak teman.
Efek negatif yang saya peroleh adalah bahwa saya kekurangan waktu buat berkarya
dan melakukan hal-hal positif. Ada sekitar 3 tahun saya jadi vakum untuk
menulis secara produktif. Dan saya juga kehilangan waktu untuk melayani
kepentingan keluarga. Jadinya kemudian, saya “memutuskan untuk membuat jarak
dengan medsos” dan akan berkarya seproduktif pada saat-sat sebelumnya. Saya
tidak mengajak orang untuk memusuhi medsos, namun juga menginginkan mereka agar
menggunakannya dengan bijak. Orang sukses tidak banyak menggunakan internet dan
juga androit- kecuali hanya untuk keperluan yang sangat penting.
Tom Corley
mengatakan bahwa sungguh cukup banyak waktu yang sangat berharga telah hilang
gara-gara kita terbiasa parkir (duduk berlama-lama) di depan layar laptop.
Bahwa 2/3 dari populasi orang-orang sukses hanya menonton TV hanya kurang dari
satu jam setiap hari. Kemudian hampir 63 % dari mereka menggunakan waktu kurang
dari satu jam untuk internet. Itupun mereka gunakan untuk tujuan pekerjaan.
Memang
orang-orang sukses menggunakan waktu lowong mereka buat hal-hal yang lebih
effektif, yaitu untuk pengembangan diri, memperluas networking- jaringan pekerjaan- menjadi volunteering, buat melakukan kerja samping atau untuk bisnis yang
lain. Atau untuk mencapai tujuan positif lain yang bermanfaat bagi diri,
keluarga dan orang banyak. Namun bagaimana dengan generasi sekarang, dimana
yang banyak terlihat adalah generasi merunduk- bola mata mereka hanya fokus
membaca fitur pada layar androit.
Mata mereka
melotot pada gadget dan melepaskan diri dari ikatan emosi dengan orang-orang
terdekat di sekitar mereka. Mereka merespon dan beramah tamah pada banyak orang
yang menstimulus di dunia medsos (media sosial)- cyber. Hingga mereka terlihat begitu sibuk dan menjadi kurang
produktif untuk menekuni pelajaran, pekerjaan dan keakraban dengan sesama.
3)- Menghindari
kebiasaan menunda waktu.
Avoid procrastnation-
hindari kebiasaan menunda waktu, menunda pekerjaan baik lainnya. Kalau ada
pekerjaan atau tugas maka segeralah untuk diselesaikan. Tuhan (Allah swat) juga
memberi nasehat pada kita (hamba-Nya)- lihat Al Quran surat 94:7- bahwa apabila
kita sudah menyelesaikan suatu pekerjaan maka kita tetap bekerja serius dan melakukan
pekerjaan lainnya.
Orang-orang
sukses sangat memahami bahwa menunda pekerjaan akan membuat kualitas diri juga
jadi menurun, berdampak menimbulkan ketidak-puasan pada orang lain. Juga
mempengaruhi kepercayaan klien/ pelanggan dan juga menghancurkan hubungan non
bisnis. Tom Corley memaparkan 5 strategi yang akan membantu kita untuk
meninggalkan kebiasaan suka menunda-nunda waktu, yaitu:
- Ciptakan
agenda harian (daftar kegiatan harian) kemudian targetkan bahwa 70 %
akan bisa rampung tiap hari.
- Prioritaskan
agar kita bisa menyelesaikan 5 agenda setiap hari.
- Tuliskan dateline atau batas waktu atas target
kerja yang kita rencanakan
- Miliki
sejumlah teman yang cukup akuntabilitas, yang teruji kemampuan dan keterampilan
mereka dan berkomunikasilah dengan mereka setiap hati dalam rangka mencapai
target kerja, juga saling memotivasi satu sama lain.
- Tuliskan kata
“do it now !!!- aku akan segera
mengerjakannya !!!”. Maka betul-betul segera kita kerjakan dan selesaikan.
4)- Talk less and listen more.
Pada suatu hari
saya mengikuti sebuah seminar di gedung audiotorium IAIN Batusangkar dengan
pembicaranya Dr Louis Down dari Amerika Serikat. Dalam waktu istirahat saya
mendekatinya dan mencoba untuk mengajak dia buat ngobrol. Saya mengajukan
beberapa pertanyaan. Saya berpikir bahwa ia akan merespon dengan begitu
bersemangat. Ternyata dalam ngobrol tersebut ia lebih memilih menjadi pendengar
yang aktif. Dia sedikit berbicara dan banyak tersenyum. Itu tidak hanya terjadi
pada Dr Louis Down saja. Pada lain kesempatan saya juga sempat ngobrol dengan
beberapa guru internasional- yang diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Sumatera Barat sebagai tenaga educational
volunteering- seperti John Duke, Marry Cameroun, Katty- semua dari
Australia- mereka ternyata juga ngomong sedikit dan banyak mendengar. Talk less and listen more adalah
ciri-ciri orang terkemuka atau orang-orang yang sukses.
5)- Menghindari toxic people.
Toxic people
yang berarti “manusia racun”. Wah ini sebuah istilah yang cukup sarkasme yang
ditulis oleh Tom Corley. Toxic people
adalah orang-orang yang punya kebiasaan meracuni pemikiran orang. Yaitu
seseorang yang dari ucapannya atau pengaruhnya bisa orang jadi bertengkar, jadi
putus asa, jadi pecah belah- pokoknya kepribadiannya selalu mengganggu orang
lain.
Memang kita
harus bergaul dengan banyak orang. Apalagi salah satu badan PBB-Unesco- juga
merekomendasi bahwa tujuan belajar abad ke 21 adalah untuk bisa: learning to be, learning to do, learning to
know and learning to live together”. Kita musti bisa bertoleran dengan
banyak orang yang berbeda kepercayaan, karakter dan pemikiran. Namun kita
sangat dianjurkan untuk selalu menghindari toxic
people. Perlu untuk diketahui bahwa 86 % dari orang sukses selalu
berhubungan baik degan orang sukses lain dan mereka menghindari bergaul dengan toxic people- orang yang pribadinya
tidak begitu positif.
6)- Kita harus
memiliki seorang mentor (penasehat
pribadi).
Mentor berarti seorang
guru khusus, seseorang yang bisa meng-update, melatih kita hingga mengarahkan
jalan hidup kita. Maka banyak orang sukses, 93 %, memiliki mentor yang berhubungan dengan kesuksesan mereka. Tentu mentor yang kita miliki boleh saja
banyak dan tidak harus satu orang.
Para mentor secara aktif dan secara teratur
berpartisipasi dalam pertumbuhan
kualitas pribadi kita. Mentor yang
baik akan selalu bersedia meminjamkan tangannya kepada kita. Dia biasanya
memberi kita arahan tentang apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita
hindari- some do’s and some don’t in our
life.
6.
Percepatan Belajar Dalam Merespon Perubahan Yang Juga Cepat
Dalam
bahasa Inggris, ada kata yag termasuk high
frequency- yaitu kata-kata yang sering dipakai dan kata low frequency- yaitu kata- kata yang
jarang dipakai dalam berkomunikasi. Sekarang cukup banyak kata-kata yag dulu
sering dipakai banyak orang dalam berkomunikasi, namun sekarang sudah amat
jarang didengar dan telah menjadi kata low
frequency.
Anda
masih kenal dengan kata-kata “perangko dan filateli” ? Tentu saja ini sudah
menjadi sebuah kata yang asing di telinga anak-anak muda sekarang. Filateli
adalah hobby seseorang dalam mengkoleksi perangko. Sekarang banyak benda-benda
yang tidak dikenal lagi karena sudah tergerus oleh zaman. Yaitu seperti benda-
benda “telegram, telegraf, kartu pos, warkat pos. Piringan hitam, mesin ketik,
type-ex kertas, kertas stensilan”, ini juga sudah asing di telinga generasi
muda sekarang.
Tiga
puluh tahun lalu banyak remaja saat itu yang tidak sabaran buat menunggu
datangnya malam minggu. Karena mereka ingin menikmati hiburan lewat layar
tancap atau janjian di gedung bioskop. Namun sekarang layar tancap sudah jadi
masa lalu dan ribuan gedung bioskop yang jadi kosong dan dialih-fungsikan untuk
tujuan bisnis yang lain.
Perubahan
tetap terjadi sepanjang waktu. Dulu anak-anak sering curi-curi kesempatan agar
bisa menikmati permainan seperti “play
station, ninetendo, game block,
dll”. Sekaligus benda-benda tersebut menjadi musuh orangtua karena gara-gara
keasyikan bermainan, anak-anak jadi lupa dengan tugas rumah, PR dan tugas
sekolah lainnya. Game atau permainan tersebut juga ditinggalkan. Game online berada disimpang jalan karena
sekarang atas nama kasih sayang banyak orangtua memanjakan anak dengan
membelikan mereka android. Dan kini mereka dimanja dan disibukan oleh benda
yang mendidik dan sekaligus merusak anak tersebut.
Kita
memang sedang dilanda oleh perubahan. Dahulu perubahan terjadi secara
perlahan-lahan- secara evolusi. Kini perubahannya sudah sangat drastis atau
terjadi secara revolusioner. Ya bahwa kita dan banyak orang berada dalam arus
perubahan yang cepat. Apa yang musti kita lakukan untuk mengantisipasi ini
semua yang berdampak pada semua lini kehidupan kita.
Kunci
untuk menghadapi perubahan adalah dengan pendidikan atau pembelajaran, tepatnya
dengan percepatan pembelajaran atau accelerated
learning. Saya tertarik membaca buku accelerated
learning lagi. Ada dua buku yang pernah saya baca yaitu the accelerated learning handbook (Dave
Meier, 2002) dan accelerated learning for
21st century (Coline Rose dan Malcom.J.Nicholl, 2003).
Coline
Rose dan Malcom J Nicholl (2003:8-38) memaparkan tentang percepatan belajar
secara khusus. Dia menyatakan bahwa belajar harus dimulai sedini mungkin dan
tidak boleh berhenti sampai manusia meninggal dunia. Yang berkuasa di dunia
sekarang adalah orang yang punya pikiran. Pekerjaan yang bernilai sekarang
adalah pekerjaan yang memakai otak, punya skill
dan bakat di bidang apa saja. Orang yang berpendidikan rendah, lemah ekonominya
akan selalu tergantung pada orang lain.
Negara
dengan penduduk yang tidak berdaya akan menjadi pengangguran. Dan negara akan
rugi karena harus membayar dana sejahtera dan kesehatan. Kekayaan bangsa ada
pada kualitas otak penduduknya, yaitu: kreatif dan terampil. Untuk itu memang
diperlukan accelerated learning atau
cara belajar cepat untuk beradaptasi dengan perubahan.
Dahulu
perbedaan utama setiap orang adalah kaya dan miskin. Namun sekarang perbedaan
utama adalah antara orang yang kaya dengan pengetahuan dengan orang yang miskin
dengan pengetahuan. Pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi.
Pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi. Kemudian
kalau kita bertanya pada seseorang maka tidak relevan lagi bertanya:
“Ingin
jadi apa kalau kamu besar nanti ?” Tetapi kita seharusnya bertanya:
“Apa
yang dapat kamu kerjakan jika kamu besar nanti ?”
Untuk
menguasai perubahan demi perubahan yang terjadi secara drastis (revolusioner) dewasa ini adalah bahwa
kita musti menyadur cara belajar cepat atau accelerated
learning. Cara belajar ini sangat berguna bagi kita- yaitu untuk menyerap
dan memahami informasi dengan cepat. Bagaimana cara menerapkan cara belajar
tersebut ? Ya tentu ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu seperti:
-
Ubah ruang kelas dengan total.
-
Belajar melalui serangkaian aktivitas.
-
Belajar dengan menggunakan emosi.
-
Belajar dengan menggunakan musik dan dekorasi.
-
Proses belajar mengajar harus bebas dri tekanan.
Cara
belajar cepat juga bisa diadopsi di rumah, maka untuk itu orangtua harus
menyediakan kondisi rumah yang kaya dengan stimulas (rangsangan) dan bebas
stress untuk bisa membuat anak-anak tumbuh mandiri. Dalam menerapkan cara
belajar cepat maka guru dan orangtua dihimbau dalam mendidik dan menumbuhkan
nilai-nilai moral dengan melibatkan unsur emosi seperti adanya “suasana ruangan
yang ceria dan orang-orang yang terlihat bahagia”.
Selanjutnya
Coline Rose dan Malcom.J.Nicholl (2003:85-115) menjelaskan tentang metode cara
belajar cepat dengan teknik MASTER, yaitu singkatan dari: Motivation (apa gunanya belajar bagiku, agar termotivasi mereka
harus merasa tertarik lebih dahulu)- Acquire
(memperoleh informasi dengan semua indera)-
Search (eksplorasi subjek)- Trigger
(memicu memori)- Exihibit (apa yang
kita peroleh)- Reflect (bagaimana
kita belajar).
Dalam
buku “Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Prancis (Marjohan dan Ranti, 2012)” kita dapat
membaca bagaimana perjuangan Ranti Komala Dewi bisa maju dan berkembang. Yaitu karena
dia juga melakukan cara belajar cepat secara tidak langsung. Kelemahan yang dimilikinya dapat
menjadi kekuatannya. Pun, kekuatan Ranti dapat menjadi kelemahannya. Ungkapan
seperti itu bukanlah sesuatu yang terlahir dari kekosongan belaka, namun nyata
adanya dan tentu saja faktual. Paling tidak, kisah luar biasa yang dituangkan
dalam buku tersebut. Ini menjadi saksi sekaligus bukti akan kebenaran ungkapan
tersebut.
Di dalam buku tersebut kita dapat
menyimak kisah perjuangan seorang anak dusun nan sederhana dalam meraih
mimpinya untuk kuliah di Eropa. Bagaimana perjuangannya dalam mencari beasiswa.
Bagaimana hari-hari musim dingin Eropa telah menempanya menjadi sosok yang
tidak takut berjuang meraih mimpi. Kita bisa mengikuti pengalaman manis, getir,
haru, dan bahagia ketika Ranti dan teman-temannya tinggal di Prancis, ketika mereka
pontang-panting mencari kamar sewa, ketika mereka mengikuti kuliah perdana di
Sorbonne dengan keterampilan berbahasa Prancis yang nyaris nol, karena belajar
bahasa Perancis dengan accelerated
learning akhirnya ia mampu berbahasa Perancis. Belajar bahasa lebih mudah
dilakukan dalam konsep sebuah cerita.
Buku tersebut saya tulis berdasarkan
pengalaman langsung dari Ranti Komala Dewi. Lebih dari sekadar buku “kuliah
sambil jalan-jalan di Prancis”, buku ini merangkum pula segala pembelajaran
kehidupan yang berhasil disarikan oleh Ranti selama ia meniti tangga-tangga
menuju puncak pencapaian mimpinya. Banyak pula pengamatan-pengamatannya yang
bernas tentang orang-orang dan kebudayaan Prancis. Semuanya layak disimak dan
dijadikan pembelajaran kehidupan.
Saya juga mengekspose pengalaman
Doni Adinata dalam melakukan percepatan belajar, khusus selama kuliah di
Jerman, sebagaimana ditullis dalam buku “Akhirnya Kutaklukan Kampus Jerman”.
Kenapa Donni begitu istimewa? Sebenarnya, ada banyak alasan mengapa anak itu
begitu istimewa. Namun, saya hanya butuh satu istilah untuk menyebutnya
istimewa, yakni “luar biasa karena ia telah melakukan accelerated learning”.
Dibesarkan di keluarga broken
home sejak kecil dan di tengah himpitan ekonomi yang mendera, tak lantas
membuat Donni Adinata- pria yang saat ini berprofesi sebagai dosen di
Universitas Indonesia-menjadi pesimis. Justru, hal itu semakin memperkuat
tekadnya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Selepas menamatkan pendidikan SMA-nya di Padang Pariaman
(Propinsi Sumatera Barat), Donni Adinata memutuskan untuk belajar di Pulau
Jawa. Melalui jalur PMDK, akhirnya ia diterima di Universitas Diponegoro dan
lulus dengan predikat cum laude.
Belum puas dengan ijazah sarjana teknik yang diperolehnya,
ia kemudian mulai rajin berburu beasiswa ke luar negeri untuk mewujudkan
impiannya. Perjuangan keras dan berbagai kisah menarik pun mengiringi
perjalanan hidupnya saat ia diterima kuliah di University of Malaya di
Malaysia, dilanjutkan ke RWTH Aachen University di Jerman hingga meraih gelar
doktor. Belajar semua bahasa asing meliputi
aspek berbicara, menyimak (mendengar), membaca dan menulis. Dulu dia merasa
sulit belajar bahasa Inggris. Namun sekarang dia rasakan bahwa bahasa Inggris
tidak begitu sulit. Bahasa Jerman malah lebih sulit karena bahasa ini mempunyai
artikel, grammar yang berbeda dari bahasa Inggris dan tentu juga kosa katanya.
Belajar
Bahasa Jerman dengan cepat- dengan cara accelerated learning- ada tekniknya. Dia dulu pernah kuliah bahasa
inggris 2 tahun jadi sedikit banyak mengetahui bagaimana cara belajar bahasa.
Teorinya memang gampang diomongin tapi untuk prakteknya membutuhkan kemauan
yang kuat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar bahasa jerman
atau belajar bahasa asing secara umum adalah:
1).Membiasakan
diri untuk setiap hari mendengarkan bahasa tersebut. Dengan mendengarkan setiap
hari maka telinga kita akan terbiasa dengan kata-kata yang diucapkan penutur
asli. Memang paling bagus untuk belajar bahasa jerman adalah dengan homestay di salah satu kota di jerman,
tetapi mendengarkan radio setiap hari setidaknya akan mempercepat proses
belajar kita.
2). Menghapal
kosa-kata baru, menghapal dan memakai kosakata baru dalam kalimat setiap hari
harus dipaksakan kalau ingin kemampuan bahasa meningkat tajam. Kebiasaan
membaca juga akan menambah kosakata baru. Membaca koran dan majalah cukup
membantu. Untuk mendapatkannya sekarang sudah sangat gampang melalui internet.
3). Latihan bicara, belajar bahasa secara natural adalah
seperti bayi, dari belajar mendengar, mengerti dan lama-lama berbicara setelah
mengenal kata dan bisa merangkai kata. Belajar bahasa dari pasif kemudian
menjadi aktif. Saat ini aku sudah banyak mengerti saat mendengarkan radio dan
teman-teman berbicara walaupun belum total semuanya.
Dengan terus melatih diri perkembangan penguasaan bahasa akan
meningkat. Sayangnya belajar bahasa kedua bukan seperti belajar naek sepeda
yang kalau sudah bisa walaupun tidak dipakai lama tetap bisa lancar lagi
beberapa saat. Bahasa tidak demikian, harus terus menerus dipergunakan supaya
tidak lupa kecuali bahasa pertama kita tidak mungkin terlupa.
4). Berpikir langsung dalam bahasa yang kita pelajari.
Seharusnya kita tidak melakukan translating dari bahasa ibu kita ke bahasa
kedua kita. Kosakata dalam bahasa indonesia yang kita kuasai jauh lebih banyak
daripada kosakata bahasa kedua kita. Untuk itu kita akan kesulitan menemukan
padanan kata-kata bahasa indonesia ke bahasa kedua tersebut. Untuk itu
seharusnya berpikir langsung dalam bahasa kedua tersebut.
5). Pada saat menghapalkan dan latihan, perhatikan
pronounciation yang benar, karena sekali salah akan terbawa-bawa terus. Jadi
sebaiknya saat liat kamus cara bacanya harus dipelajari dan diingat. Kebetulan
pronounciation bahasa Jerman lebih mirip bahasa indonesia jadi tidak terlalu
masalah.
6). Belajar bahasa akan lebih baik dengan situasi
menyenangkan seperti menonton film, mendengarkan musik dan berbagai hal
menyenangkan lainya. Mendownload lagu beserta liriknya akan sangat membantu.
Urutan kata, Jerman mempunyai struktur yang lebih fleksibel dari Bahasa
Inggris, ini sering membingungkan pelajar pemula.
Dave Meier (2002: 23) menulis buku tentang accelerated learning secara umum. Ia
mengatakan bahwa pembelajaran dipercepat yaitu belajar adalah berkreasi bukan
mengonsumsi. Untuk accelerated learning
perlu keterlibatan total dalam pembelajaran. Belajar berpusat pada aktifitas
bukan berpusat pada presentasi. Belajar bukanlah sejenis olahraga untuk
ditonton tetapi menuntut peran serta semua pihak. Untuk accelerated learning perlu kegembiraan belajar dan ini penentu
utama kualitas dan kuantitas belajar. Kegembiraan bukan bearti menciptakan
suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan berarti bangkitnya minat dan semangat
kita.