Memahami
Proses Kerja Pikiran Kita
Meskipun
memiliki ayah, ibu dan saudara kandung kadang-kadang seseorang merasa sebagai
anak yang kurang beruntung. Faktor penyebabnya bisa jadi kurang memperoleh
cukup perhatian dan sentuhan di masa kecil. Akibatnya dia mengalamami krisis
harga diri yang rendah. Itu terjadi karena merasa berbeda dari teman-temannya.
Yang mana teman-temannya terlihat berkecukupan dan dia sendiri tidak seperti.
Teman-temannya punya banyak pengalaman dan dia tidak. Dari segi orangtua, bisa
jadi mereka kurang memahami bagaimana menumbuhkan anak menjadi orang yang punya
harga diri, percaya diri, pengalaman berganda, pengalaman bersosial dan
berprestasi, dll.
Pengalaman hidup
adakalanya memberi berkah. Sebagaimana yang saya alami yang secara kebetulan
saat duduk dibangku SD dan SMP saya sempat berlangganan majalah anak-anak-
majalah Kawanku- yang saat itu kontennya sarat dengan motivasi dan pengalaman
tentang orang-orang sukses dan juga remaja-remaja sukses. Salah satu orang yang
mengispirasi saya adalah Leila Chudori Budiman- yaitu redaktur majalah tersebut
(majalah Kawanku), karena tulisannya yang bercerita bagaimana menjadi seorang
penulis dan apa manfaatnya. Pendek kata saya terinspirasi dan juga berlatih
menulis setelah itu.
Secara teratur
dan juga sedikit memaksa diri saya belajar menulis. Wah pada mulanya memang
susah buat menulis, saya sering kehabisa bahan namun saya selalu berlatih dan
juga belajar dari buku biografi para penulis lainnya, seperti Ernest Hemingway,
Buya Hamka, La Rose, Zakiah Daradjat, dll, hingga saya merasakan ada progress dalam menulis. Saya berlatih
menulis dari usia muda dan setelah bertahun-tahun baru saya- alhamdulillah-
bisa menulis di koran-koran. Beberapa tahun setelah itu tujuh judul buku saya
bisa terbit secara nasional.
Namun
pengalaman-pengalaman masa kecil juga jauh dari pengalaman bahagia yang membuat
saya merasa gugup, minder, mudah cemas, pada saat tertentu juga sempat muncul
ke permukaan. Rasa minder dan kurang berharga terbentuk oleh cara kita berpikir
dan itu semua muncul dari pengalaman berpikir kita. Saya belajar untuk
mengatasi rasa rendah diri dan memperbaiki cara berpikir dengan cara bisa
memiliki prestasi.
Saya beruntung
bisa menemukan sebuah buku bagus- buku international
best seller- yang ditulis oleh Dr. Ibrahim Elfiky dengan judul “Terapi berpikir
Positif- Biarkan Mukjizat dalam diri anda melesat agar hidup lebih sukses dan
lebih bahagia. Saya merasakan ibarah memperoleh hadiah yang sangat hebat dan
makanan yang bergizi dan menyehatkan. Maka isi buku tersebut saya nikmati- saya
cerna- dengan lahapnya.
Dr. Ibrahim
Elfiky adalah direktur utama beberapa hotel bintang lima di Montreal, Kanada.
Disamping itu ia sangat aktif menulis dan juga menjadi trainer dalam pengembangan sumber daya manusia. Dia sendiri
menggunakana tiga bahasa dunia yaitu bahasa Inggris, Prancis dan Arab.
Orang-orang mengatakan bahwa dia adalah seorang motivator terkemuka di dunia, seorang ayah yang hangat dan ia
percaya pada apa yang ia ucapkan sehingga ia mampu menembus akal dan hati kita.
Dari buku yang dia tulis- Terapi Berpikir Positif- Biarkan Mukjizat Dalam Diri
Anda Melesat Agar Hidup Lebih Sukses Dan Lebih Bahagia- saya akan memaparkan
opini-opininya, yaitu tentang: Kemuliaan manusia terletak pada pikirannya,
Kekuatan Pikiran Kita, Pikiran Membuat Arsip Memori Dalam Akal, dan Pikiran
membentuk pribadi kita.
1). Kemuliaan
manusia terletak pada pikirannya.
Pikiran kita
adalah alat ukur yang kita gunakan dalam memilih sesuatu- yang lebih baik,
lebih menjamin masa depan dan keluarga. Melalui berpikir kita bisa menentukan
pilihan kita. Proses berpikirlah yang membedakan kita berbeda dari makhluk lain
yaitu binatang, tumbuhan dan benda mati. Dengan berpikir kita bisa membedakan
mana yang bermanfaat dan yang tidak, yang halal dan yang haram dan yang positif
dan yang negatif.
Pikiran pulalah
yang jadi pendorong atas perbuatan kita dan dampaknya. Pikiran juga menentukan
kondisi jiwa, kepribadian dan rasa percaya diri kita. ketika kita merasa lapar
dan dihadapan kita tersaji tiga macam makanan, yaitu: masakan restoran, masakan
rumah, dan masakan busuk. Maka tidak seorang pun yang akan memasukan ke dalam
mulutnya “masakan busuk” tersebut, dan dia sangat suka untuk menikmati makanan
rumah atau masakan restoran.
Orang tahu bahwa
mengkonsumsi masakan yang busuk akan berdmpak negatif bagi kesehatan tubuh.
Otak manusia juga butuh infomasi dan opini dan ini bisa kita umpamakan. Kalau
kita tidak suka memasukan makanan busuk ke dalam perut, maka tentu jangan pula
memasukan informasi dan opini busuk (opini buruk) ke dalam pemikiran kita,
karena informasi dan opini yang buruk juga akan berdampak negatif pada pribadi
kita.
2). Kekuatan
Pikiran Kita
Pikiran kita
bisa menjadi kuat atau jadi lemah. Faktor penentu kekuatan pikiran kita
bersumber dari orangtua, keluarga, masyarakat, sekolah, teman, media masa dan
diri kita sendiri. Faktor-faktor tersebut memberi kekuatan yang luar biasa pada
proses berpikir kita dan menjadi referensi bagi akal yang akan kita gunakan
setiap hari kelak.
a). Orangtua
Bahwa proses
berpikir kita pertama kali kita peroleh dari orangtua. Kita menyaksikan
orangtua dan kita menirunya. Dari orangtua kita belajar berbahasa, tentang
ekspresi wajah, tentang gerakan tubuh, perilaku, norma, keyakinan agama,
prinsip dan tentang nilai kehidupan.
Orangtua juga menjadi referensi utama kita untuk berinteraksi dengan diri
sendiri dan dengan dunia luar.
b). Keluarga
Setelah
orangtua, pikiran kita dipengaruhi oleh keluarga, yaitu saudara laki-laki,
saudara perempuan, kakek, nenek, paman, bibi dan sepupu kita yang lain. Akal
kita bisa menangkap informasi yang baru dan menggabungkannya dengan informasi
yang sudah ada, selanjutnya akan berguna sebagai referensi sosial bagi kita.
c). Masyarakat
Orang lain atau
masyarakat juga ikut menambah referensi bagi pengalaman sosial kita. Mereka
adalah seperti tetangga, tukang ojek, pedagang asongan, sopir bis dan semua
orang yang tinggal dilingkungan kita.
d). Sekolah
Orang-orang yang
ada di sekolah seperti guru-guru, kepala sekolah, teman-teman, penjaga sekolah.
Ucapan, perilaku dan sikap mereka juga memberi pengaruh bagi kita dan
selanjutnya berguna sebagai referenso sosial bagi kita.
e). Teman
Teman merupakan
orang yang penting setelah anggota keluarga kita. Maka figur teman juga ikut
memberi pengaruh dan kekuatan bagi pikiran kita. bersama teman kita bisa
mewujudkan aktualisasi kita yang pertama. Dari teman kita akan belajar tentang
prilaku positif dan negatif- seperti menonton, merokok, minum alkohol, bolos
dari sekolah, dll.
f). Media Masa
Televisi yang
kita tonton selama berjam-jam, video dan film yang kita nikmati- konten dan
tokoh pemerannya ikut mempengaruhi pemikiran kita. Pengaruh positif dan
negatif- seperti kekerasan, persahabatan, kesholehan, kemandirian, kesombongan,
dll, juga akan mempengaruhi kita.
g). Kita Sendiri
Akhirnya kita
menambahkan sikap baru yang positif atau yang negatif. Akal kita menggabungkan
sikap baru dengan data-data atau pengalaman yang pernah kita peroleh
sebelumnya. Hingga pikiran kita menjadi kuat atau lemah, positif atau negatif.
Pikiran bisa
jadi penyebab gangguan kejiwaan atau fisik. Pikiran bahagia membuat kita
bahagia, pikiran sengsara membuat kita sengsara, pikiran takut membuat kita
takut dan pikiran berani membuat kita berani. Pikiran juga bisa membuat kita
jadi manusia terbaik atau teladan. Pikiran bisa membuat kita jadi orang yang
berprestasi atau merasa gagal. Semua tergantung pada kita, yaitu bagaimana kita
merencanakan tujuan dan kemudian merealisasikannya. Yaitu kalau kita ingin
sukses maka mari kita pelajari bagaimana strategi untuk bisa jadi orang sukses
dan berpikir seperti orang sukses.
3). Pikiran
Membuat Arsip Memori Dalam Akal
Ketika lahir,
kita adalah manusia yang baru dan manusia yang bersih. Data-data dalam otak
kita masih jernih dan polos karena kita belum mengerti tentang makna dan bahasa
apapun dan juga kita tidak mengerti apa yang terjadi di sekitar kita. Orang tua
kita mulai mengajak kita berkomunikasi dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh
(gestur) secara berulang-ulang hingga akhirnya kita mengerti dan juga bisa
mengucapkan kata-kata.
Seiring waktu,
kita tumbuh, bisa duduk, merangkak dan berjalan. Kita tumbuh lebih besar. Kita
melakukan eksplorasi dalam usia bayi, usia balita, usia anak-anak dan
seterusnya- hingga kita memilki pengetahuan sederhana tentang sesuatu yang
terjadi di sekitar kita. Kita makin aktif melakukan eksplorasi karena orangtua
kita memberi kondisi dan memberi rangsangan pengalaman bagi kita. Jadinya
suasana hati kita megalami aneka bentuk perasaan dari pengalaman tersebut,
yaitu seperti:
- Pengalaman
kasih sayang.
- Pengalaman
toleransi.
- Pengalaman
ceria.
- Pengalaman
takut.
- Pengalaman
cemas.
- Pengalaman
putus asa.
- Pengalaman
persatuan.
- Pengalaman
kehilagan.
- Pengalaman
harga diri.
- Pengalaman
percaya diri.
- Pengalaman
kepemilikan.
- Pengalaman
kegagalan.
- Pengalaman
keberhasilan.
- Pengalaman
kebahagiaan.
- Pengalaman
kesabaran.
- Pengalaman
tentang agama,
- Pengalaman
dll.
Jadi dalam akal
kita akan terdapat banyak pengalaman dan semua pengalaman tadi ada file atau
arsipnya. Maka akan ada file tentang: kasih sayang, toleransi, ceria, rasa
takut, cemas, putus asa, persatuan, kehilagan, harga diri, percaya diri,
kepemilikan, kegagalan, keberhasilan, kebahagiaan, kesabaran, tentang agama, dll.
Begitu banyak file-file pengalaman maka- ibarat pemograman komputer- akal juga
menyatukan file- file yang sejenis menjadi folder atau gabungan file. Maka
terbentuk pulalah gabungan file menjadi folder dalam memori kita, yaitu seperti
folder:
- Lemah.
- Sukses.
- Cemas
- Marah.
- Sabar.
- Malang.
- Bahagia.
- Cinta, dll.
Kemudian dalam
menjalani kehidupan melalui eksplorasi, kita mengalami kegagalan baru, maka
folder masa lalu tetang kegagalan juga terbuka dan file-file yang berhubungan
tentang pengalaman gagal juga saling berhubungan. Folder tentang pengalaman
gagal juga berhubungan dengan folder tentang suasana hati yang lain seperti
folder tentang cemas, takut, bahagia, khawatir, dll. Ini semua membentuk
pemikiran dan respon kita yang baru. Demikianlah bagaimana semua pengalaman
kita terarsip/tersimpan engan rapi dalam file dan folder pada memori kita.
4). Pikiran
membentuk pribadi kita.
Sejak kecil
semua orang bereksplorasi dan mengalami banyak pengalaman. Sebagaimana yang
telah dijelaskan di atas bahwa dari bentuk-bentuk ribuan pengalaman maka
bertebaran pulalah arsip atau file-file pengalaman dalam pikiran kita.
Selanjutnya dari file- file pengalaman yang sejenis terkumpul menjadi folder-
folder, yang topik atau jenisnya juga sama. Ini adalah deskripsi tentang kerja
akal dalam membentuk pola pikiran.
Selanjutnya
pikiran-pikiran tadi akan membentuk pribadi kita sendiri. Pribadi kita
terbentuk dari gabungan beberapa bentuk fitur lainnya, seperti:
intelektualitas, fisik, perasaan, sikap, manusia positif atau negatif, citra
diri, harga diri, rasa percaya diri, kondisi jiwa, kondisi kesehatan, dll.
Terlebih dahulu ini ditentukan oleh mindset
kita sendiri.
Apa itu mindset ? Dalam pergaulan kita sering
mendengar seseorang mengatakan “ketika bangun bagi saya sering merasa lelah,
agar merasa segar saya minum segelas teh jahe”. Orang lain berkata, “Saya
merasa konsentrasi kalau belajar pakai musik”. Dan yang lain lagi berkata,
“Saya terbiasa menunda-nunda pekerjaan”. Kalimat- kalimat yang diucapkan
tersebut terlontar dari mulut seseorang dan secara berulang-ulang, tanpa
disadari akhirnya membentuk mindset atau pola- pikiran. Jadi mindset adalah pola pikiran.
Dalam setiap
aspek kehidupan dan prilaku kita selalu ada mindset.
Kita punya mindset tentang tidur, mindset tentang bergaul dengan orang
lain. Kita juga punya mindset tentang
makandan menyantap makanan, mindset tentang
bekerja dan belajar, dll.
Mindset atau pola
pikiran itu sendiri ada yang berbentuk positif atau negatif. Selanjutnya mindset kita juga berpengaruh pada
keadaan intelektualitas, fisik, perasaan, sikap, manusia positif atau negatif,
citra diri, harga diri, rasa percaya diri, kondisi jiwa, kondisi kesehatan,
dll.
a). Pikiran
mempengaruhi intelektualitas.
Bila kita berpikir
positif terhadap pekerjaan, teman, dan pekerjaan maka akal kita akan
mengesampingkan (melupakan) hal-hal negatif yang ada pada pekerjaan, teman, dan
pekerjaan kita. Dengan begitu akal bisa berkonsentrasi pada kualitas pikiran
(kualitas intelektualitas) kita. Kemudian akal memperkuat pikiran itu dengan
informasi sejenis yang tersimpan dalam file/ folder pada memori kita.
b). Pikiran
mempengaruhi fisik.
Setiap kata yang
diucapkan orang kepada kita, akan kita pikirkan. Bila perkataan itu baik atau
buruk- negatif atau positif, memberi semangat atau menghancurkan harga diri
akan mempengaruhi pikiran kita dan selanjutnya berdampak pada fisik kita.
Ucapan positif membuat pikiran kita senang dan fisik kita jadi bersemangat-
kita tersenyum. Sebaliknya kalimat negatif, mempengaruhi pikiran kita dan kita
menjadi jengkel dan fisik menghindar dari dia.
c). Pikiran
mempengaruhi perasaan.
Pikiran memang
mempengaruhi perasaan dan bahwa pikiran adalah ciptaan manusia. Sebenarnya
orang lain atau dunia luar tidak bisa mempengaruhi kita, kecuali bila kita
mengizinkan pikiran/ perasaan kita jadi terganggu. Perasaan tidak akan bisa
berubah begitu saja. Untuk bisa berubah maka kita harus mengubah pikiran dan
konsentrasi kita.
Memang bahwa
setiap pengalaman mempengaruhi perasaan kita sesuai yang ada dalam benak kita
dan dalam memori kita. untuk selanjutnya perasaan tak ubahnya bahan bakar bagi
manusia, perasaan positif membuat kita lebih bersemangat dan termotivasi, dan
persaan negatif bisa menghancurkan semangat dan motivasi kita. jadi kalau kita
benar-benar ingin mengubah kehidupan menjadi lebih baik maka kita harus sealu
memelihara pikiran positif untuk mendapatkan perasaan yang positif.
d). Pikiran
mempengaruhi sikap.
Sikap kita
sering terjadi karena kebiasaan dan pengaruh dari luar. Kita tidak boleh
melakukan generalisasi bahwa seseorang sebagai sosok yang negatif, temanku itu
payah, dosen itu killer. Sebab yang
kita vonis adalah buka sikap manusianya. Pikiran seseorang akhirnya membentuk
sikapnya dan sikap itu ada yang berbentuk:
- Sikap memusuhi atau menyerang.
- Sikap taat dan
menerima
- Sikap tegas
dan percaya diri.
e). Pikiran
membentuk kita jadi orang positif atau negatif.
Pikiran
mempengaruhi akal membuat kita berkonsentrasi pada suatu makna. Perasaan adalah
bahan bakar bagi sikap yang digunakan orang dalam menggerakan tubuh-
mengekspresikan wajah, gestur dan dan cara berbicara. Semua itu mendatangkan
hasil yang kita wujudkan yaitu positif atau negatif.
Pikiran memiliki
kekuatan yang membuat seorang murid bersemangat- ia belajar lebih serius hingga
menggapai prestasi. Pikiran juga memiliki kekuatan sebaliknya, yaitu membuat
seorang murid tidak suka pada pelajaran dan pada guru- ia tidak punya semangat
hingga gagal meraih prestasi.
Dalam kehidupan
rumah tangga atau kehidupan sosial, satu pikiran negatif bisa menyebabkan
perpisahan dan perceraian. Sebaliknya pikiran positif bisa membuat suami-istri
atau orang yang berteman merasa berbahagia. Sebesar apa pun kekayaan dn seluas
apa pun relasi seseorang, kebahagiaan dan kesengsaraan tetap ditentukan oleh
pikiran. Jadi pikiran apapun yang kita masukan ke dalam akal akan berubah
menjadi perhatian, perasaan, sikap dan hasil yang serupa. Maka kalau kita bisa
mengubah pikiran- kehidupan kita inshaAllah juga akan berubah.
f). Pikiran
mempegaruhi cita diri
Citra diri
adalah gambaran diri ideal yang diharapkan. Cita diri dikategorikan sebagai
penyebab mengapa seseorang ingin mengubah bentuk diri, misal orang gemuk ingin
jadi langsing, orang pendek ingin tinggi, orang kuper ingin menjadi lincah.
Citra diri juga menjadi faktor utama bagi keberhasilan dan kebahagiaan,
kegagalan dan kesengsaraan- apalagi kalau mereka kurang bisa menerima keberadaan
diri mereka.
Faktor yang
mempengaruhi citra diri antara lain media informasi. Di layar televisi terlihat
orang cantik, ganteng, pintar, populer- maka penonton yang lemah kepribadiannya
ingin pula segera mengubah bentuk diri mereka.
g). Pikiran mempengaruhi
harga diri
Penghargaan
terhadap diri sendiri adalah perasaan seseorang terhadap diriny, pendapat
tetang dirinya dan kepuasan pada dirinya. Penghargaan terhadap diri meliputi:
menerima diri sendiri, merasa diri penting dan mencintai diri sendiri.
Penghargaan
terhadap diri sendiri kadang-kala menjadi penyebab utama kesengsaraan. Sebab
penghargaan terhadap diri sendiri berhubungan dengan perasaan: “Apakah dia
menerima dan menghargai diri sendiri atau tidak”. Perasaan kurag menghargai
diri sendiri terbentuk dari pengalaman masa lalu, yaitu:
“Seseorang di
masa lalu kurang merasakan cinta dan kasih dari orang-orang di sekitarnya.
Ketika merasa tidak dicintai maka ia akan kehilangan keseimbangan mental.
Selanjutnya ia mencari pengganti cinta yang hilang itu. Sangat mungkin ia lari
ke narkoba atau memilih prilaku negatif seperti gila menonton, gila merokok,
menghindari kontak dengan orang lain, atau tidur berjam-jam ”.
Orang yang
merasa tidak dicintai/ tidak diterima akan merasa kesepian dan merasa terbuang.
Kondisi seperti mengakibatkan gangguan psikologi sehingga ia tidak percaya
diri- baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.
h). Pikiran
mempengaruhi rasa percaya diri
Percaya diri
adalah berbuat dengan penuh keyakinan. Rasa percaya diri adalah kekuatan yang
mendorong seseorang untuk maju dan berkembang serta selalu memperbaiki diri.
Tanpa rasa percaya diri, seseorang akan hidup di bawah bayang-bayang orang
lain. Dia tidak berani melakukan perubahan sekecil apa pun untuk keluar dari
kebiasaan. Jika seorang siswa yang telah belajar dengan penuh semangat dan
sungguh-sungguh namun saat menghadapi ujian ia selalu memikirkan kegagalan
akhirnya mempengaruhi rasa percaya dirinya hingga prestasi belajarnya rendah.
Pikiran positif
akan membangun rasa percaya diri yang positif, dampaknya kita akan berbuat, berpikir
dan berbicara dengan positif. Pikiran negatif juga akan membangun rasa percaya
diri yang juga negatif. Jadi pikiran sangat berbahaya karena pikiran bisa
menjadi penyebab kegagalan dan juga menjadi pendukung keberhasilan. Pikiran
adalah sumber dari percaya diri kita.
i). Pikiran
mempengaruhi kondisi jiwa
Cukup banyak
orang mengalami gangguan jiwa dan juga sakit jiwa. Itu berawal dari bentuk
pikiran yang juga terganggu. Pikiran terganggu karena rasa cemas, takut
menghadapi masa depan atau sesuatu yang tidak jelas. Rasa gelisah dan frustasi
juga mengganggu pikiran dan menggangu ketenangan jiwa. Meski kita punya banyak
harta namun kalau pikiran terganggu maka jiwa terasa tidak tenang. Gangguan
jiwa bisa mengganggu tanpa memandang usia dan status. Orang kaya, orang miskin,
orang cantik, orang biasa-biasa, pemuka agama, mahasiswa, orang berusia tua
atau remaja, semua bisa terganggu jiwa.
j). Pikiran
mempengaruhi kondisi kesehatan.
Pikiran juga
mempengaruhi kondisi kesehatan. Apa yang dipikirkan oleh jiwa berpengaruh pada
seluruh anggota tubuh- terlihat pada ekspresi wajah, gerak tubuh, detak
jantung, suhu tubuh, proses bernafas dan tekanan darah yang ikut mengganggu
fungsi hati, ginjal, limpa, lambung, paru-paru, dll. Jadi dialog negatif dengan
jiwa bisa menyebabkan serangan jantung, pusing, tekanan darah tinggi,
melemahnya sistem saraf, mlebarnya kekebalan tubuh, hingga kanker. Pikiran
negatif bisa membuat degup jantung kencang, tekanan darah meninggi, napas
semakin epat, tubuh gementar, merasa tercekik, berkeringat dingin, dan
berbicara terbata-bata.
Itulah paparan
tentang proses kerja pikiran kita. Ada seseorang mengatakan bahwa dirinya gugup
dan penyebabnya adalah orang lain. Sebetulnya bukan orang lain penyebabnya
melainkan data atau pengalaman negatif yang tersimpan di akal bawah sadarnya.
Ketika sejak kecil seseorang terbiasa gugup ketika menghadapi suasana tertentu,
dalam kondisi yang sama, maka akal bawah sadarnya akan terbuka.
Jika seseorang ingin
perubahan maka ubahlah file dan isi folder pengalaman terdahulu. Caranya cari
proble di masa lalu, kemudian cari penyebabnya dan kemudian kita cari
kemungkinan-kemungkinan buat solusi. Selanjutnya kita pahami dengan pikiran,
kalau ada penyebab yang membuat kita terluka maka kita maafkan oknum
penyebabnya. Demikian demikian inshaAllah ada perobahan melalui alur pikiran
kita. Jika perubahan sudah kita lakukan maka perubahan akan terlihat dari luar.
Jadi jika kita menghendaki perubahan dalam hidup, maka lihatlah diri sendiri.
inshaAllah kita akan menemukan solusi yang kita butuhkan.