Rabu, 08 Januari 2014

Menuju Pulau Bali



Menuju Pulau Bali

1. Cek out Dari Kalibata
            Jam 10.00 pagi inisaatnya kami harus cekout dari hotel Kaisar yang berlokasi di daerah Kalibata ini.tidurku semalaman sangat nyenyak dan ini membuatku merasa sangat bugar. Di bawah bis wisata sudah menunggu kami, kami semua menyeret bagasi. Bis segera menuju terminal keberangkatan internasional di Bandara Sukarno Hatta.
            “Oh, aku berjumpa dengan Niman lagi. Niman adalah officer tour travel yang bekerja untuk melayani orang yang bakal terbang ke luar negeri”.
            Niman sudah menunggu kami dan juga memandu kami ke dalam terminal. Kami masih punya waktu selama 3 jam untuk free- duty, maksudnya untuk kegiatan bebas di bandara sebelum boarding ke dalam pesawat. Kami sengaja melakukan shopping minuman dan makanan ringan saja. Kemudian kami juga sholat, ya jamak zuhur dan ashar.
            Pada mulanya kami mau membawa laptop ke Melbourne. Setelah difikir bahwa itu akan membuat hand carry jadi bertambah. Kami yakin laptop juga bakal tidak terpakai. Wah lebih baik ditip saja pada Niman. Dan Niman akan menyimpan semua laptop ini di kantornya.     
            Kami masih punya waktu satu atau duajam lagi. Pemandu kami, Mas Rahman segera datang. Aku sengaja duduk beberapa meter dari grup untuk menikmati satu cangkir kopi panas. Ya masih terasa panas sehingga susah buat aku minum. Wow sudah ada panggilan buat menuju ruang boarding- minumanku masih banyak. Ya aku tinggalkan saja, karena betul betul panas. Biasanya aku tidak terbiasa membuat makanan dan minuman bersisa, mubazir makana tidak direstui oleh agama Islam. Aku segera menyusul grup ke ruangan boarding.
            Ada beberapa tiket pesawat yang kami terima dari Niman tadi yaitu tiket buat Jakarta –Bali, Bali- Melbourne, Melbourne- Sydney dan Sydney- Jakarna. Mas Rahman kembali mengingatkan agar kami nanti tidak salah beri pada pegawai penerbangan nanti.   
            Aku sngat merasakan bahwa andaikata aku tidak punya kegiatan maka menunggu adalah sesuatu yang terasa lama dan membosankan. Aku sudah terbiasa untuk membaca dan menulis, jadi no problem, hingga jadwal  boarding menuju Denpasar segera datang.
            Aku tahu bahwa Denpasar atau Bali adalah salah satu pulau di Indonesia. Namun sebagai pulau internasional. Namun proses pergi ke sana sekarang ibarat proses pergi ke luar negeri, ya sedikit rumit disbanding pergi ke kota lain. Dalam pesawat yang aku naiki jumlah wajah penumpang yang berwajah Indonesialebih sedikit dari yang berwajah asing. Ini juga menjadi alasan bagiku bahwa pulau Bali adalah pulau internasional. Apalagi saat kami terbang sekarang juga sedang berlangsung ajang seleksi “Miss World”, maka seleksi atau prosedur boarding jadi lebih dicurigai- ya dengan alasan keselamatan dan keamanan pesawat dan pulau Bali.   

2. Jakarta dan Bali
            Seumur-umur aku belum belum pernah pergi keBali. Kadang- kadang kalau turis dan juga-juga teman luar negeriku bertanya “have you ever been in Bali ?”. Aku tidak bisa menjawab sudah apa belu, aku merasa malu karena sebagai orang Indonesia aku belum sempat ke Bali, maka untuk merespon mereka aku cuma tersenyum, atau terpaksa berdusta- meski itu tidak bagus. Jadi transit di Bali kali ini adalah merupakan kunjunganku yang pertama ke Denpasar/ Bali.
            Terbang Jakarta dan Bali jaraknya hanya 1,5 jam. Aku berangkat dengan pesawat Garuda dan aku merasakan adanya pelayanan yang sangat bagus. Kali ini juga ada gerakan cinta membaca secara tidak langsung dari pada penerbagan sebelumnya. Tidak hanya dengan pesawat ini, engan pesawat kelas ekonomi juga demikian.
Kemaren saat aku terbang dengan Lion Air dari Padang ke Jakarta, kami- semua penumpang- disuguhi sebuah tabloid. Sehingga banyak orang dalam pesawat terlihat membaca. Sekarang penerbangan dari Jakarta ke Denpasar kami juga disuguhi beberapa pilihan surat kabaroleh flight attendant pesawat Garuda buat dibaca. Penumpang boleh membawanya secara gratis.
Biasanya membaca dalam pesawat seolah-olah hanya budaya orang Barat.namun sekarang itu sudah budaya/ kebiasaan orang kita. Orang kita juga sudah membaca dalam pesawat. Ini adalah kebijakan manajemen penerbangan untuk membuat penumpang tidak bengong dalam pesawat- mereka musti punya kegiatan, seperti membaca, dan sekaligus untuk memantapkan SDM penumpang melalui membaca koran dan tabloid.
Aku sendiri menikmati beberapa artikel yang tersaji dalam majalah “Garuda Indonesia Colours”. Ada beberapa opini dan juga catatan yang bisa aku peroleh. Colourberbincang dengan Martha Tilaar mengenai kesuksesannya sebagai seorang beauty-preneur dan juga tentang komitmennya terhadap lingkunga. Pernyataanya adalah bahwa:
- Ia punya mimpi besar untuk mempercantik wanita Indonesia.
- Kekayaan alam dan budaya Indonesia sangat indah dan bervariasi.
- Kita perlu mencintai alam dan budaya Indonesia. Jangan kita ikut-ikutan latah tidak menyukai produk Indonesia. Kalau produk kita tidak berkualitas maka kita jangan hanya pintar mencela. Yang kita harapkan adalah agar ikut berkontribusi untuk meningkatkan kualitasnya- paling kurang ikut sumbang saran positif.
- Dalam menjalankan bisnis, Martha juga sering jatuh bangun. Namun ia mencari strategi untuk bangkit lagi.  
- Martha meraih gelar Doktor kehormatan (Honoraris Causa) dalam bidang fashion and artistry dari World University Tuscon, Amerika Serikat 1984. Ia juga melakukan banyak riset dan ia ingin mengubah cara pandang banyak orang ke arah positif melalui motivasinya. Walau iaorang kampung namun ia bisa juga untuk go international.  Mimpi Martha sudah tercapai, tapi iabelum puas, ia tetap ingin memperdayakan wanita Indonesia.    
Martha mengidolakan R.A Kartini dan juga Cut Nyak Dien. Tentu saja ia bisa mengidolakan kedua tokoh sejarah ini setelah membaca biografi mereka. Pengalaman kedua tokoh ini ikut memotivasi potensinya.
Martha sukses dalam karir juga sukses sebagai ibu. Ia punya 4 orang anak dan ia telah menjadi model ideal bagi anak-anaknya. Ia berprinsip bahwa ia hidup sebagai orang timur, maka ia harus hidup sederhana, menunjukan rasa hormat pada orang tua dan kepada siapa saja.

3. Bali Sebagai Pulau Internasional
            Sebagaimana yang telah aku katakana bahwa Bali adalah sebuah pulau internasional. Saat pesawat mendarat di Bandara Ngurah Rai, aku mendengan turis berbicara dalam berbagai bahasa- bahasa negara mereka masing- masing.
            Parawisata pulau Bali sudah level internasional. Tentu saja manajemen wisatanya bagus sekali sehingga semua Propinsi di Tanah Air harusbelajar ke sini. Begitu memasuki terminal, kita dapat menemui berbagai brosur tentang tawaran berwisata.  Dari peta terlihat setiap jengkal geografi Bali adalah tempat objek wisata. Itu berarti bahwa setiap jengkal geografi Bali adalah bisnis yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Maka di saat mencari kerja itu sulit maka menata daerah dan mengaktifkan dunia atau industry wisata akan bisa mengurangi indeks pengangguran.
            Tampaknya bahwa parawisata di pulau ini tidak semata-mata dikelola oleh pemerintah, namun hampir semuanya diserahkan ke pihak swasta. Ada ratusan malah mungkin ribuan grup pemilik industry wisata di sini. Fungsi pemerintah hanya sebagai koordinator. Semuanya tumbuh dan mengiasi grup mereka dan pada akhirnya membentuk kecantikan pada pulau Bali.
            Orang orang asing sangat banyak yang bermukim di pulau ini. Dan tentu saja banyak teman dan keluarga mereka yang ingin datang- buat berlibur- dari negara mereka. Aku perhatikan saat keluar dari terminal bandara, warga Indonesia dan warga asing membaur satu sama lain dalam menyambut family dan kenalan mereka.
            Kami terus melangkah menuju ke terminal transit. Bule-bule, warga Australia, terlihat sudah sangat familiar dengan Bali. Tentu saja mereka lebih familiar dibandingkan dengan grup kami. Bagi kita pergi berlibur ke pulau ini masih termasuk sangat sulit dan juga mahal.              Kami masih punya waktu, sekitar dua atau tiga jam, sebelum terbang- menunggu buat boarding lagi menuju Melbourne.
            “Wah kesempatan ini kami manfaatkan buat rileks, buat duty free dan juga cuci mata. Namun yang paling penting kami perlu mencari praying room buat sholat. Akhirnya kami menemukan tempat sholat pada ujung sebuah gang. Di sini kami melakukan sholat jamak buat sholat magrib dan isya. Ada rasa tenang dalam praying room kecil ini, ukurannya mungkin sekitar 4 kali 4 meter”.
            Usai sholat kami belum mau keluar-pergi ke tempat lain. Kami menghabiskan sisa waktu dan bercanda sehangat canda anak anak kecil. Teman- temanku yang pada umumnya berlogat Jawa berbagi cerita, kadang mereka bercanda dalam bahasa kampungnya. Aku mengerti namun aku tidak bisa ngobrol bahasa mereka. Sekali sekali mereka tertawa terbahak- bahak memecah kesunyian di senja itu. Bule bule yang datang buat mampir ke toilet juga menoleh memperhatikan kami. Kami semuanya adalah 10 orang dan juga berasal dari 10 propinsi yang juga berbeda.
            Akhirnya kami memutuskan untuk meninggalkan praying room. Aku melemparkan pandangan ke toko-toko buku dan juga toko kerajinan. Namun seleraku buat membeli buku muncul. Ingin rasanya aku membeli lusinan buku, tetapi tidak mungkin untuk menambah bagasi. Niat buat beli aku batalkan, mungkin nanti bila sudah balik lagi ke Indonesia maka aku akan bali banyak buku.
            Aku merasa senang memperhatikan prilaku bule-bule dan interaksi mereka satu sama lain. Ternyata mereka juga suka punya anak sebagaimana halnya orang- orang kita. Beberapa keluarga bule Australia baru saja pulang berlibur dari Bali atau mungkin dari bagian Indonesia lainnya. Bukan dimana- dimana saja anak-anak selalu mudah jadi rewel.dan aku lihat bahwa beberapa keluarga usia muda asal Australia sangat sabar dalam menenangkan balita mereka yang lagi rewel- mungkin karena mengantuk atau karena kelelahan.
            Mereka- ayah dan ibu- berbagi peran dan juga berbagi waktu dalam mengasuh anak dan dalam menenangkan anak. Berbagi waktu untuk menggendongnya. Agar balita mereka tidak terlalu bosan rewel dalam perjalanan, maka mereka telah menyiapkan kebutuhan balita seperti perangkat makan dan minuman ringan, alat alat elektronik buat hiburan dan juga alat tulis dan juga buku- buku cerita. Aku tidak pernah mendengan orang muda itu menghardik dan mengeluh pada balita mereka. Kesimpulan aku lihat bahwa mereka betul betul siap buat menjadi orang tua dan mereka tentu selalu membaca buku tentang parenting.

Coaching



Coaching

1. Bimbingan Tekhnis
            Sudah menjadi kegiatan rutin apabali ada sesuatu kegiatan yang baru dan asing maka selalu diberi pelatihan atau pengarahan. Kegiatan ini mungkin namanya bimtek atau bimbingan tekhnis. Nama lainnya adalah coaching.
            Malam ini seharusnya ibu Maria (Maria Widiani) yang bekerja sebagai Kapala Subdit PTK SMA, Dit.P2TK Dikmen harus hadir, karena beliau berhalangan maka posisi dalam coachning diisi oleh ibu Nani (Nani Parhanah) yang bekerja sebagai Kasi Perencanaan dan Kualifikasi, Subdit PTK SMA, dan juga di pandu oleh ibu Aat, Mas Hadi dan Mas Rahman.
            Ibu Aat menjelaskan tentang serba serbi pergi ke Australia. Memang saat MoU program ini harga dollar masih stabil dan sekarang saat kami mau berangkat maka harga dollar sangat melambung maka ini tentu ikut mengganggu pada keuangan kami, paling kurang pada jumlah uang saku yang bakal kami terima.
            Karena iklim Indonesia berbeda dengan Australia maka tentu akan berdampak pada kesehatan kami. Untuk itu kami perlu menjaga kesehatan dan juga mengontrol selera. Susah mengontrol selera akan berdampak padakesehatan. Aku sendiri selama di Australia akan lebih banyak mengkonsumsi sayuran dan banyak buah-buahan.  
            Kami di-request bahwa kalau boleh pergi ke sana jangan hanya sekedar lihat sana lihat sini- sekedar cuci mata saja. Yang diharapkan adalah agar kami musti proaktif untuk menggali barbagai keunggulan program pendi dikan di Australia. Yang mungkin bisa kami tanya adalah tentang pengelolaan sekolah yang meliputi rekruitmen sekolah, pengelolaan sekolah, pengelolaan perpustakaan dan labor, juga tentang kesejahteraan guru dan juga tata usaha (administrasi).
            Berdasarkan pengalaman dari ibu Nani bahwa staff administrasi di Australia lebih baik kwalitasnya dari staff administrasi di negara kita. Demikian juga dengan kualitas guru dan kepala sekolah. Ya semua tergantung pada rekruitmen dan komitmen pengambil kebijakan. Kemudian bahwa di sekolah tentu ada supervisor, kalau di Indonesia supervisor direkrut dari guru, sementara kalau di Australia kemungkinan juga berasal dari masyarakat.
            Kami juga akan mencari tahu tentang kegiatan ekstra-kurikuler di sekolah sana. kalau di sekolah di negeri China kegiatan ekskul memperoleh perhatian yang sangat lebih. Demi kegiatan ekskul di sekolah dibangun stadion, ada juga kolam renangnya, dilengkapi dengan fasilitas olah raga yang sangat lengkap. Pantaslah negeri China bisa melahirkan banyak atlit berkelas dunia.
            Kalau fenomena siswa kita-pulang sekolah pintarnya cuma pergi bimbel (ini juga bagus), namun kalau di China anak anak pulang sekolah bakal datang lagi dan juga ada yang diantar oleh orang tua untuk bisa ikut ekskul yang pelatihan dapat dikatakan level internasional.   

2. Petunjuk Travel
            Perjalanan kami ke Australia bakal dipandu oleh tour travel. Guide kami bernama Mas Rahman (Rachmansyah Syariat). Ia menjelaskan serba serbi dan peraturan immigrasi dan tour ke Australia. Beberapa harapan adalah sebagai berikut:
- Para peserta dimohon agar siap berkumpul ditempat yang telah ditentukan diatas tepat pada waktunya.
- Para peserta diminta untuk selalu tepat waktu dan mengantri dengan tertib. Mata uang yang dianjurkan adalah AUD ( Australian Dollar ) & USD yang dapat Anda tukarkan dengan mudah di kasir hotel. Jangan menukar dengan orang yang tak dikenal untuk menghindari memperoleh uang palsu.
- tentang bagasi dan hand carry, yaitu bagasi harus mempunyai kunci dan roda, Jangan tinggalkan bagasi untuk menghindarkan kehilangan dan penyeludupan narkoba yang bisa diselipkan di bagasi atau tas yang ditinggalkan oleh pemiliknya, berat bagasi cuma-cuma maskimum 20 kg per orang.
- Menurut peraturan Airlines- International Flight- bahwa 1 orang hanya diizinkan membawa 1 hand carry dengan ukuran 55 cm x  36 cm x 20 cm dengan berat maksimum hand carry 7 kg. Barang-barang runcing seperti pisau, gunting, jarum, gunting kuku, baterai, shaver, sikat gigi elektronik dll harus disimpan didalam bagasi, tidak boleh ditas atau handcarry.
- untuk keamanan, dianjurkan untuk selalu menyimpan paspor, ticket, uang yang berlebihan dan perhiasan didalam safery box. Jangan meninggalkan tas yang berisi barang-barang tersebut didalam kamar tanpa safety box, di kursi lobby hotel dan di kursi restaurant di hotel (biasanya saat makan pagi atau malam), didalam bus, didalam restaurant dll. Supir, tour leader dan guide tidak bertanggung jawab atas kehilangan yang terjadi.
- Pada saat acara bebas, untuk pergi ke tempat shopping atau liburan, sebaiknya minta petunjuk dari tour guide atau pihak hotel untuk ke tempat dan jalan yang aman. Bila berada di Australia maka kami selalu menyeberang di Zebra Cross atau lampu penyeberangan. Apabila ada kunci double lock kamar, jangan lupa untuk selalu menggunakan kunci double lock kamar pada saat tidur malam hari.
            Untuk kenyaman kami selama tinggal di hotel Australia, Mas Rahman juga menjelaskan tentang peraturan tinggal di hotel. Untuk itu kami jua harus tahu infonya, yaiu:
- Kebanyakan hotel mempunyai fasilitas “PAY MOVIE” yang tertera di remote control TV yang berarti apabila salah tekan tombol tersebut, maka tagihan akan langsung dikenakan pada Anda. Pay Movie adalah film-film tontonan di layar TV yang harus dibayar, diantaranya ada film-film khusus untuk orang dewasa. Untuk menghindari anak salah tekan, mohon hubungi tour leader kami atau reception hotel untuk penjelasan yang lebih terperinci.
- Jangan mengeringkan pakaian yang dicuci diatas kap lampu, karena hotel akan mengenakan biaya yang cukup tinggi apabila kap lampu tersebut berbercak atau rusak.
- Pada saat menyalakan air kran dikamar mandi atau pada saat mandi, mohon diperhatikan agar air tidak keluar dari kamar mandi dan membasahi karpet, karena hotel akan mengenakan biaya yang cukup tinggi apabila hal ini terjadi.
- Air kran di hotel ada yang boleh dan tidak boleh diminum langsung. Tour leader kami akan memberitahukan informasi dalam hal ini.
- Barang-barang milik hotel seperti handuk, vas bunga, asbak, gelas/cangkir, MAP dsb tidak diperkenankan untuk diambil. Apabila Anda ingin memilikinya sebagai souvenir, dapat menghubungi tour leader kami atau hotel reception untuk membelinya.
- Jangan membuat keributan di lobby, koridor atau kamar hotel. Kemudian bahwa jtempat masak air panas, teh, kopi dan gula adalah fasilitas gratis tetapi minuman lainnya (air aqua, soft drink, alcohol) dan makanan ringan yang ada dikamar akan dikenakan biaya kecuali ada tulisan “With Compliment”. Kami juga dilarang membawa senjata api dan obat-obatan terlarang / narkoba.
Tour travel juga memberi kami informasi tentang beberapa tanggung jawab diluar kemampuannya. Info ini tentu harus kami ingat selalu. Infonya adalah sebagai berikut:
- Bila terjadi sesuatu diluar kemampuan kami, REIRA TOUR, AIRLINE & Para Tour      Operator berhak merubah tanggal keberangkatan , hotel, transportasi, acara dan lain – lain tanpa pemberitahuan terlebih dahulu demi kelancaran acara tour.
- Para Tour Operator tidak bertanggungjawab atas segala keterlambatan gangguan bencana alam (force majeure) serta hal-hal diluar kemampuan kami. Perubahan, penambahan reservation atau kegagalan termasuk tiket pesawat, hotel, visa dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab peserta tour.
- Anda diharapkan selalu berhati – hati selama mengikuti tour dan tidak meletakkan barang-barang penting seperti passport, tiket pesawat dan uang di sembarang tempat untuk menghindari Pencurian Misalnya : di dalam Bus, restaurant, Hotel, dll. Driver, Tour Operation & Tour Leader serta REIRA Tour sebagai penyelenggara tidak dapat dituntut apabila terjadi kehilangan.
Dan sebagai catan bagi kami bahwa salah satu yang perlu diperhatikan ketika berkunjung ke Australia adalah aturan 'custom' yang lumayan ketat. Barang-barang seperti bahan makanan segar dan produk turunan susu tidak boleh dibawa masuk negara ini. Catatan terakhir bahwa kalau di negeri kita (Indonesia) kalau berangkat dengan grup maka bis wisata terbiasa menunggu kita. Kalau di Australia bis wisata mengantarkan kita ke destinasi- di sana kita didrop (diturunkan) dan setelah itu bakal dijemput sesuai dengan waktu yang dijanjikan- jadi di Australia kitalah yang nunggu bis.

3.One night in Hotel
            Tidurku dua hari ini kurang nyenyak. Apalagi semalaman tidur di tempat di tempat kakak. Aku kurang bisa beradaptasi dalam mengusir nyamuk, mungkinaku tidur tanpa lotion anti nyamuk, sehingga banyaknyamuk mengganggu tidurku. Sekarang aku bakal mengganti tidur- tidurku yang kurang berkualitas.
            Tiap kali nginap di hotelbagiku bisa berfungsi buat mengganti kekurangan tidur.sebagai aku ungkapkan tadi bahwa malam kemaren aku hampir tidak bisa tidur. Banyak perumahan rakyat golongan ekonomi bawah yang lingkungan mereka dikelilingi oleh system drainase yang jelek, dimana jentik-jentik nyamuk sangat cepat berkembang biak dan selanjutnyaakan menularkan malaria dan juga penyakit demam berdarah.     Kita berharap agar masyarakat, pemerintah dan juga grup sosial yang peduli pada kesehatan lingkungan untuk bisa memprakarsai perbaikan system drainase yang lebih sehat.
            Aku menyempatkan diri buat menikmati buah-buahan segar, seperti apel dan jeruk- yang sengaja aku persiapkan dari Sumatera. Dan juga sengaja buat aku konsumsi selama traveling di Australia. Aku berbagi buah segar dengan Ibnu Hajar- temanku satu hotel dan juga bakal sama- sama berangkat menuju Australia. Dia adalah juga guru berprestasi yang berasal dari Makasar.
Mengkonsumsi buah-buahan segar sangat bagus untuk kesehatan tubuh, terutama kesehatan pencernaan.
            Kami di Batusangkar punya kebiasaan, sebelum tidur mengkonsumsi buah segar dalam bentuk jus. Aku biasanya amat rajin bikin jusbuat seluruh anggota keluarga. Bahan dasarnya jus buatanku adalah: sayatan papaya, alpukat, sedikit gula dan juga diberi sedikit susu. Kebiasaan mengkonsumsi jus buah segar bikin keluarga menjadi sehat dan bugar dan kami jarang menderita sakit.
            Bila ada waktu, aku juga bikit jus tomat. Jus itu sangat bagus buat menambah butir-butir darah merah. Satu lagi khasiat yang kita rasakan bahwakalau minum jus cukup banyak sebelum tidur maka ini akan membuat tidur kitasangat lelap- sangat nyenyak.
            Keberangkatan kami menuju Australia sudah menghitung jam saja. Semalaman kami sudah menerima dokumen keberangkatan, yaitu satu set dompet dokumen yang berisi visa kunjungan, passport dan juga daftar itenary selama di Australia. 

Tidak Berjumpa Kakak Hampir 30 Tahun



Tidak Berjumpa Kakak Hampir 30 Tahun

1. Menuju Pondok Kopi
            Meskipun tadi ada sedikit keributan dalam pesawat, Alhamdulillah pesawat kami mendarat dengan selamat di bandara Sukarno Hatta. Aku memastikan bahwa pesawat sudah benar benar berhenti maka baruaku aktifkan power phone cellku. Sebetulnya aku juga agak sering mematikan phone cell itu bertujuan untuk menghebat daya- ya agar aku nanti bisa menelpon.
            Aku mengikuti anjuran kakak agar naik bis Damri saja menuju terminal Rawamangun dan kakakku-Uda Syam sedang menunggu aku di sana sekarang. Aku menyeret bagasiku ke luar dan menuju pelintasan bis Damri. Aku juga ikut berdiri dipinggi jalan, aku membaca jurusan yang dituju bis Damri. Dan tidak beberapa lama aku melihat tulisan bis Damri “jurusan Rawamangun”. Aku juga ikut antrian masuk kedalam mobil yang nyaman ini.
            “Ya armada Damri memang sejuk. Lagian kita tidak bosan maka kita bisa mengaktifkan WiFi dan inta password Bis Damri. WiFi akan terasa sangat membantu saat bis berhenti di persimpangan jalan dengan masa tunggu traficlight cyang cukup lama. Saat bis Damri menunggu dalam kemacetan hampir seperempat jam, aku bisa mengupload banyak foto dan menulis pada status FB dan juga twitter”.
            Aku tidak mau tidur tiduran, meski ruangan bis terasa sejuk dan nyaman. Aku melepaskan pemandangan ke luar. Melihat sisi kiri dan kanan, Jakarta memang kota yang cantik. Pantasan orang selalu ingin datang kekota ini. Setelah hampir meninggalkan toll dari bandara aku melihat patung Sukarno dan Hatta. Patungnya cukup megah. Tingginya mungki setinggi patung Merlion di Singapura. Namun karena ia dibangun di sisi jalan toll,sehingga tidak bisa dijadikan sebagai objek wisata- tempat atau titik buat dikunjungi.
            Sekali- sekali UdaSyam (kakak ku) selalu menelpon dan juga mengirim SMS, ya untuk mengetahui keberadaanku. Aku yakin bahwa tentu aku telah menyusahkannya. Apalagi aku sendiri tadi meprediksi aku bakal sampai di sini sekitar jam 13.00 siang, dalam kenyataan sekarang sudah pukul 19.00 malam dan aku masih dalam bis.       
            Ini adalah pengalaman ke duaku naik bis Damri dari bandara Sukarno Hatta. Tahun lalu aku naik Damri dari bandara menuju Bogor, ya dalam rangka HGN- Hari Guru Nasional, dan aku Alhamdulillah diundang buat memperoleh penghargaan dari Presiden RI yang bertempat di Audiotorium Sentul Bogor. Aku sudah bersiap siap mau turun, karena aku sudah membaca nama daerah Rawamangun. Beberapa menit lag ibis ini akan berhenti di terminal Rawamangun dan aku sendiri juga turun di terminal.
            Suasana malam sudah terasa, apalagi beda waktu dengan kampungku adalah satu jam. Bis Damri berbelon dan lajunyamenjadi pelan hingga berhenti di samping kiri gerbang terminal. Aku antri buat turun dan setelah agak sepi aku juga turun dan menyeret bagasiku ke tempat bangku dimana penumpang menunggu.
            Aku tadi mengirim SMS memberitakan bahwa aku sudah sampai dan sekarang aku telpon. Sekali sekali terputus. Kami saling mendengar namun kadang kadang kurang mengerti apa yang kami maksud dalam telepon. Penyebabnya adalah logat bahasa ku yang kurang familiar di telinga Uda Syam dan kekuatan pendengaran Uda Syam yang sudah mulai terganggu.
            Aku selalu mengatakan “halo….halo…halo”. dan Uda Syam juga sibuk menjawab dengan bahasa respon yang kurang nyampung denganku. Aku penasaran tentang di mana posisi uda Syam kini. Terminal Rawamangun sangat dibandingkan dengan terminal mobil yang ada di Padang. Aku akhirnya menoleh ke arah kiri. Hanya kira kira 10 meter saja. Aku melihat seorang pria, terlihat sudah tua, sibuk menelpon dan ngobrol.. memanggil manggil, dan suaranya masuk ke phonecell ku.
            Ondeh….ikonyo mah…..(Astaga ini dia)”. Gerundelanku dalam bahasa Minang. Aku segera mendengar pada pria tua itu. Aku memastikan bahwa iaadalah kakak ku “Uda Syam”.
            Uda….syam, uda syam…..kok awak lah tibo (Uda Syam ini saya sudah datang”. Kataku.
            Ondeh mandeh…uda lah panek maliek liek waang dari tadi. Uda di siko sajo nyoh dari dari tadi (Ya ampun, saya sudah lama mencari cari kamu dan saya hanya di sini saja sejak tadi”. 
            Kami langsung berpelukan dan saling mendekapkan pipi. Rasa persaudaraan kami saling melebur. Aku merangkul kakakku yang masih berpakaian agak kumal disbanding pakaianku yang serba baru, ya pakaian yang aku siapkan buat menuju ke Melbourne esok sore. Uda kemudian menyambar bagasiku dan aku juga demikian.Kami melangkah ke arah luar buat mencari taxi.Kami mendapati taxi dan membuat semua bagsasi. Taxi kemudian melaju menuju Kampung Pisangan, Kelurahan Penggilingan di Kecamatan Cakung- Jakarta Timur. Aku mendengar keterangan bahwa kami berhenti di daerah Pondok Kopi sebelum jembatan layang.   

2. Tiga Puluh Tahun Tidak Berjumpa
            Aku tidak berjumpa dengan Uda Syam hampir 30 tahun lamanya. Terakhir kami berjumpa saat aku sekolah di SMA di Payakumbuh. Saat itu ia masing sangat muda, dengan rambut ikal dan hitam. Sekarang saat kami berjumpa aku hampir lupa dengannya, rambutrnya yang hitam sudah berubah putih, yang ia miliki hanya semangat untuk melawan keganasan hidup di Jakarta.
            Ya seperi yang pernah aku ungkapkan dalam bukuku “Kisah dahsyat guru berprestasi selangit” bahwa kami berasal dari sepasang orang tua, yang mana perkawinan mereka penuh dengan liku- liku problem. Ayahku menikah dalam usia remaja dan selama hidupnya ia pernah menikah dengan 3 orang perempuan. Semua perkawinannya berakhir dengan tidak bahagia.
            Terus terang ayahku tidak pernah mengerti bagaimana dengan perkawinan dan bagaimana pula dengan parenting- menjadi orang tua. Ayahku menikah dalam usia remaja dan tentu saja kurang mengerti dengan konsep perkawinan dan itu adalah lazim terjadi dalam masyarakat saat itu.   
            Dari perkawinan pertama, mereka memperoleh 2 orang anak. Gara-gara bertengkar dalam perjalanan dengan kereta api di Kayutanam saat menuju Padang Panjang, ayahku langsung minggat dan meninggalkan bayi dan balitanya begitu saja. Aku yakin saat itu mereka bertengkar hebat. Itulah saat itu mana ada bimbingan tentang perkawinan dan juga tentang parenting. Ayahku juga kurang mnengerti bagaimana menjadi suami dan menjadi ayah yang ideal bagi keluarga mereka.
            Kemudiam ayahku segera menemui seorang perempuan baru dan menikah lagi. Dari pernikahan yang kedua ini ayah punya satu anak. Lagi lagi terjadi goncanngsan perkawinan dan juga perkawinan mereka segera berakhir. Aku yakin penyebabnya bahwa istrinya mengharapkan tanggung jawab ayahku sebagai seorang ayah dan suami.        
            Bukan tujuan untuk membuka aib atau rahasia perkawinan orang tuaku, hanya sekedar mendeskribsikan perkawinan mereka dan juga banyak orang satu zaman dengan mereka yang perkawinan mereka cukup rapuh. Tentang ayah dan ibuku, masa lalu perkawinan mereka ya sepuluh- sebelas- maksudnya tidak jauh beda.
            Ibuku juga pernah menikah dengan 3 laki- laki dalam hidupnya. Semua pernikahannya juga berakhir dengan unhappy ending. Aku berharap agar pembaca bisa memperoleh pembelajaran dari perkawinannya. Dan betapa penting kalau kita bisa merawat perkawinan ini.
            Uda Syam adalah kakak tiriku. Ia lahir dari perkawinan ibu yang kedua dengan seorang prajurit tentara. Saat ia masih berusia balita ibu bercerai dengan ayahnya dan menikah dengan laki-laki lain, yaitu adalah ayahku sendiri.
            Perceraian ibu dengan suaminya yang ke dua terjadi karena suaminya pergi jauh cukup lama. Pak Marah (gelarnya) bertugas sebagai prajurit tentara pergi berjuang ke daerah Jamji buat menjaga keamanan di zaman pergolakan itu. Tiba tiba datang laki laki ke kampung ibuku dan singkap waktu mereka saling berbagi rasa simpati dan saling jatuh cinta. Bara cintamereka tercium oleh Pak Marah dan ia memutuskan pulang. Gossip yang ia dengar adalah sebuah kenyataan. Ia memberi ibu surat cerai.
            Ibuku sangat sedih dicerai oleh suaminya, namun sedihnya juga disambut gembira karena panah cinta oleh lelaki baru dalam hidupnya. Mereka menikah dan lelaki ini adalah ayahku. Nasib baik perkawinan ayah dan ibu menjadi membaik saat aku lahir, karena ayah berubah baik dari status pengangguran atau buruh serabutan menjadi seorang prajurit polisi.
Ya benar bahwa ayah saat itu adalah seorang prajrit polisi. Saat kami masih kecil- kecil kami hijrah ke kota Payakumbuh. Ayah bertugas sebagai polisi di sana, sementara Uda Syam tidak mau ikut maka ia dititip saja dengan nenek di Lubuk Alung. Aku tahu bahwa tentu masa kecil Uda Syam tidak begitu bahagia- tidak punya ayah dan juga tidak ada ibu. Pendidikan Uda Syam tentu juga tidak bagus, ia hanya sekolah di SD..ya sekedar bisa membaca abjad dan tahu sedikit berhitung. Itupun dia tidak tamat dari bangku SD.
Saat merasa cukup kuat, ya berumur remaja, maka Uda Syam memutuskan buat mengubah nasib yaitu merantau ke kota metropolitan Jakarta. Saat itu aku baru lepas dari bangku SMP dan masuk ke SMAN 1 Payakumbuh. Saat itulah terkhir kali aku berjumpa dengan Uda Syam- saat ia mau pamit pada kami. Ia meratau dengan bermodal dengkul dan keberanian yang membara.
Apakah uda Syam bekerja sebagai buruh pabrik ada sebagai PNS kecil di Jakarta? Wah itu adalah sebuah mimpi. Uda Syam  hanyak bekerja sebagai keamanan- penjaga tumpukan barang pedagang kaki lima pada malam hari. Bila malam datang maka pedagang kaki lima kembali membungkus barang- barang mereka dan ditumpuk. Mereka mempercayakan keamanan barang barang tersebut pada kakakku.
Maka itulah kerja kakakku selama belasan tahun tidur di emperan sambil menjaga keamanan tumpukan barang pedagang kaki lima. Aku amat sedih mendengar realita, namu apa yang hendak dikata …ya itulah realita dan kemampuannya untuk menyambung hidup.
“Hidup harus berjuang. Kerja seperti itu lebih mulia dari pada jadi pengemis, penganggur apalagi menjadi pengganggu orang”.   

3. Bermalam Di Samping Rel Kereta Api
            Aku memutuskan bermalam di rumah Uda Syam, di perumahan milik warga pendatang yang mayoritas berasal dari Sumatra. Rumahnya cukup sempir, ya maklum rumah di Jakarta. Jaraknya hanya beerapa meter saja dari pinggiran rel kereta api. Aku harus bisa membaur dan juga bisa beradaptasi dengan cara hidup mereka.
            Aku sangat mengagumi kakakku. Meskipun hanya berbekal pengalaman hidup yang diperoleh secara alami dan keberanian, ia mampu bertahan hidup. Ia sekarang sudah punya rumah- tempat bernaung dari hujan dan panas bersama istri dan dua anaknya. Ke dua anaknya juga tahu diri, pagi pagi pergi sekolah di SMK dan nanti sore hingga malam mereka membantu ayahnya berdagang di kaki lima.
            “Malam ini aku sengaja menginap di rumah kakak.ia tinggal di daerah Cakung dengan para tetangga yang sama tingkatan ekonomi mereka dan mungkin juga sama kualitas pendidikan mereka. Aku perhatikan bahwa warga di sini bisa memiliki rumah sangat kecil walau sangat sederhana. Mereka gembira karena bisa menyekolahkan anak. Itu mereka anggap sudah sangat bagus”.
            Sebagai pendidik, aku perhatikan bahwa banyak anak- anak di sini yang kekurangan tidur. Televisi menyala hampir sepanjang hari dan televisi baru bisa dimatikan jam 11 malam. Maka umumnya anak- anak tidur jam 11 malam. Jadi mereka kekurangan tidur, sementara esok pagi harus bangun pagi pagi dan tentu mereka pergi sekolah dengan mata yang mengantuk. Kalau belajar dengan mata mengantuk mana pelajaran bisamengerti.
            Belajar dengan kondisi mata mengantuk telah menjadi salah satu penyebab kualitas mereka terganggu. Kemudian hidup yang juga kurang peduli dengan waktu juga membuat mayoritas warga juga tidak teratur dalam sholat, malah banyak warga yang sholatnya bolong bolong. Demikian pula dengan membaca. Keberadaan surat kabar dan majalah di kompleks ini adalah sesuatu yang amat sulit buat ditemui. Ini berarti bahwa mereka tidak begitu peduli dengan membaca.
            Aku sempat jalan- jalan ke depan rumah tetangga. Mataku tertuju pada sampah- sampah yang bertebaran di sana-sini. Membersihkan sampah dari bumi terasa amat sulit untuk dilakukan.Wah kita butuh keajaiban agar ada pendidik dan stakeholder yang peduli dan mampu mengubah kualitas kebersihan bumi ini.     
            Aku tidak bisa tidur nyenyak karena perbedaan suhu. Aku terbiasa tinggal di kota kecil di daerah pegunungan- Batusangkar- dengan iklim sejuk dan berangin. Meski aku sudah tidur disamping kipas angin, namun nyamuk- nayamuk kota Jakarta cukup aggresif mencari cari kulit kaki ku. Akuperhatikan tadi sore bahwa drainase sekeliling banyak yang terbuka dan milyaran jentik jentik nyamuk dalam beberapa hari akan berubah menjadi nyamuk dewasa dan siap untuk menebarkan penyakit malaria atau DBD. Warga sekitar perlu menambah ilmu terutama yang berkaitan tentang cara hidup lebih sehat.
            Rumah tempat aku menginap malam ini nama lainnya adalah “rumah bedeng’ yaitu perumahan sederhana yang sempit. Ya semuaorang dalam komunitas di daerah ini hidup dalam rumah bedeng dan seolah- olah saling berdesakan. Profil perumahan bedeng- sebagai perumahan bagi masyarakat ekonomi kelas bawah- jumlahnya di kota Jakarta sangat banyak. Tentu saja kualitas SDM mereka ikut menetukan kualitas SDM kota Jakarta secara makro. Andaikata kota Jakarta termasuk kota yang ber-SDM rendah di dunia, maka merekalah penyebabnya.
Aku juga yakin bahwa orang tua di daerah ini belumbisa memberi model pada anak- anak mereka. Umumnya mereka adalah orang tua dengan tingkat pendidikan yang masih rendah, paling tinggi cuma tamatan SLTA. Dan tamatan SLTA buat ukuran zaman sekarang bisa dipandang sebagai tingkat pendidikan wajib belajar saja. Tentu saja tingkat ekonomi dan kesadaran hidup sehat masyarakat juga rendah.
“Pagi pagi sebagian pria terlihat sudah bengong- tidak tahu kerjaan- kecuali mereka cuma nongkrong dan menghisap rokok kretek. Ini merupakan profil hidup orang orang berpendidikan rendah.”
Tentu saja orang –orang dewasa di sini juga kurang kenal dengan parenting- atau bagaimana menjadi orang tua yang ideal. Karena mereka buta dengan wawasan mendidik, maka cara mendidik anak mereka terapkan lewat meniru cara dan perlakuan generasi sebelumnya.  Kalau orang tua mereka mendidik dengan cara yang salah maka mereka akan mengulang cara yang salah tersebut. Pintar mereka mendidik hanya baru sebatas mampu “menyuruh dan melarang”.
Sekali seperti yang aku lihat bahwa penduduk di sini- juga penduduk yang tinggal di perumahan bedeng- kurang peduli dalam mengelola waktu buat keluarga atau disiplin waktu. Mereka tidak begitu menghiraukan kapan anak harus belajar,kapan harus bangun, kapan harus pulang sekolah, dll. Ya rata- rata anak kekurangan tidur, hanya mengikuti pola tidur orang dewasa.
Mereka adalah juga masyarakat yang sekedar aktif secaraverbal- cuma tahu ngobrol tentang hal- hal yang ringan atau menonton TV dari pagi hingga malam. Pola hidup sehat juga kurang mereka kenal.  Aku perhatikan bahwa jarang komunitas di sini yang mengkonsumsi sayur dan buah- buahan segar. Karena mereka harus hidup berhemat.  
Pastilah warga di sini juga cukup rentan terkena wabah penyakit. Karena hampir semua kaum pria adalah perokok berat. Aku juga memperhatikan bahwa anak anak di sini kurang punya ruang buat bermain. Di sana sini anak anak kecil hanyaduduk bengong dan merengek karena penuh rasa bosan.
Tentu saja membaca buku buku dan majalah berkualitas adalah sesuatu yang langka bagi mereka. Bagi remaja- untuk mengatasi rasa sepi dan kebosanan- makamereka mencari tempat nongkrong. Di sana merekasaling bercandadan saling meledek. Saling meledek yang bisa membuat sakit hati bisa berbuntut pada perkelahiandan jugatawuran massal. Ya seperti itulah rutinitas kehidupan mereka

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...