Rabu, 08 Januari 2014

Sekilas Tentang Kota Melbourne



Sekilas Tentang Kota Melbourne

1. Geografi dan Sejarah
Melbourne adalah ibu kota negara bagian Victoria di Australia. Melbourne merupakan kota terpenting kedua dari segi bisnis dan kedua terbesar di Australia serta kota terbesar di Victoria. Pada bulan Juni, 2011, Melbourne memiliki populasi 4.1 juta jiwa. Penduduk Melbourne biasanya disebut sebagai 'Melburnian'. Motto Melbourne adalah "Vires acquirit eundo" yang berarti "Kita bertambah kuat sejalan dengan kemajuan kita.
Melbourne terletak di dekat teluk besar alam, yaitu 'Port Philip Bay'. Pusatnya berada di muara sungai Yarra, dengan kawasan pinggiran di sekitar teluk ke arah timur dan barat. Ada 30 kotamadya di Melbourne, termasuk Melbourne City Council yang merupakan  daerah kecil terdiri dari kota dalam dan distrik bisnis terpenting.
Melbourne dirikan pada tahun 1835, setelah 47 tahun kolonisasi Inggris di Australia, dan merupakan ibu kota Australia tahun 1901-1927. Namanya diberikan oleh Gubernor NSW Sir Richard Bourke untuk menghormati mantan perdana menteri Inggris, William Lamb, yang Viscount Melbourne kedua. Melbourne dideklarasi sebagai kota oleh Ratu Britannia Raya Victoria pada tahun 1847, dan menjadi ibu kota jajahan Victoria pada tahun 1851. Pada masa 'Victorian gold rush' tahun 1850-an, Melbourne menjadi kota paling besar dan kaya di seluruh dunia.
Melbourne sering disebutkan sebagai ibukota budaya dan olahraga Australia. Pada tahun 1906, 'The Return of the Kelly Gang', film fitur pertama di dunia, diproduksi di Melbourne. Melbourne juga merupakan pusat Australian rules football, televisi, tarian, dan musik Australia.
Melbourne sudah empat kali mendapatkan predikat "The World's Most Liveable Cities" (kota paling nyaman untuk ditinggali) dari The Economist, yaitu pada 2002 dan 2004. Pada tahun 2011 dan 2012, Melbourne mendapatkan tingkat pertama dari The World's Most Liveable Cities. Daerah metropolis Melbourne juga memiliki jaringan trem listrik terbesar di dunia. Bandar udara utama untuk Melbourne adalah Bandar Udara Internasional Melbourne. Bandar Udara Avalon, yang terletak di daerah barat Melbourne, sedang dikembang sebagai bandar udara kedua.
Melbourne terletak di bagian tenggara benua Australia dan terletak di sekitar Port Phillip. Daerah pinggiran Melbourne berkembang mengikuti Yarra River ke arah Yarra dan Dandenong Ranges sedangkan di bagian selatan, perkembangannya terbagi ke dua arah disebabkan lokasi Melbourne sendiri. Ke arah barat terdapat Geelong yang terletak di Bellarine Peninsula sedangkan ke arah timur terdapat Frankston berbagai kota yang terletak di pinggir pantai seperti Rye dan Sorrento. Ujung Bellarine dan Mornington Peninsula hanya dipisahkan sebuah selat kecil dan di antara kedua tanjung ini tersedia layanan penyeberangan.

2. Penduduk, Olah raga dan Transport
Penduduk Melbourne umumnya adalah turunan dari pendatang dari Britania Raya, khususnya Inggris dan Irlandia yang sudah menetap sejak lama. Namun sejak puluhan dekade terakhir Melbourne mengalami peningkatan dalam jumlah pendatang. Tiga kelompok pendatang terbesar adalah dari Yunani, Italia dan Vietnam. Selain itu, ada pula komunitas Tionghoa yang cukup besar di kota ini.
Melbourne dikenal sebagai kota yang gila olahraga. Olahraga yang populer di Melbourne termasuk rugbi, kriket, tenis, sepak bola dan bola basket, namun yang paling populer adalah Australian Football atau yang akrab dipanggil footy oleh warga Melbourne. Olahraga footy memang identik dengan kota ini dan negara bagian Victoria secara umumnya; lebih dari setengah tim-tim yang bermain di AFL (Liga Australian Football) berasal dari Melbourne. Menyebut football di Melbourne berarti merujuk kepada olahraga ini, berbeda dari Sydney atau Canberra, di mana kata tersebut merujuk kepada rugbi.
Melbourne banyak menyelenggarakan kejuaraan olahraga internasional setiap tahunnya, mulai dari Formula 1, Australia Terbuka (tenis), Melbourne Cup (kejuaraan pacuan kuda handicap paling bergengsi di dunia) hingga pertandingan kriket pada bulan Desember yang terkenal. Pada tahun 2003, Melbourne merupakan salah satu kota yang menjadi tempat penyelenggaraan Piala Dunia Rugbi. Pada tahun 2006, Melbourne akan menyelenggarakan Pesta Olahraga Persemakmuran. Sebelumnya, kota ini pernah menyelenggarakan Olimpiade pada tahun 1956.
Setiap tahunnya kota ini menyelenggarakan beberapa festival yang cukup terkenal, di antaranya Festival Komedi Internasional Melbourne dan Festival Film Internasional Melbourne. Selain itu, Melbourne juga telah melahirkan beberapa artis ternama seperti AC/DC dan Kylie Minogue.
Kebanyakan warga Melbourne tergantung pada mobil sebagai mode transportasi utama, khususnya di kawasan luar yang memiliki kebanyakan mobil. Automobil pribadi semakin popular sejak abad ke-20, mengakibatkan pengembangan luas ke suluruh daerah metropolis Melbourne. Dewasa ini, Melbourne memiliki sistem jalan dan motorway yang luas, digunakan ooleh mobil pribadi, taksi, bis dan truk. Jalan raya terbesar ikut Eastern Freeway, Monash Freeway, West Gate Freeway, termasuk jembatan West Gate, dan Metropolitan Ring Road. Dua motorway, yaitu EastLink dan CityLink memungut tol.
Untuk ke kota lain di Australia dengan kendaraan, Melbourne memiliki jaringan jalan bebas hambatan yang sangat memadai. Antara Melbourne dan Sydney dapat melalui Hume Highway yang juga melalui kota lain seperti Goulburn dan Yass. Untuk ke Adelaide, tersedia Princes Highway.
Transportasi umum di Melbourne dilayani oleh kereta api, trem, dan bus. Layanan ini sudah terintegrasi dalam jaringan bernama PTV sehingga satu karcis Myki dapat digunakan untuk ketiga layanan tersebut. Stasiun utama kereta api Melbourne adalah Flinders St., dan kerata api antarnegara berangkat dari Stasiun Southern Cross. Jalur kereta api pertama dibangun antara kota Melbourne dan Sandhurst pada tahun 1853. Masa ini, jaringan daerah metropolis ikut 200 stasiun dan 16 jalur yang memusatkan di 'City Loop', bagian jalur bawah tanah yang mengelilingi pusat kota. Dari stasiun Southern Cross, ada jalur langsung ke kota Sydney dan Adelaide, serta Geelong, Ballarat, Bendigo, Bairnsdale dan Seymour dengan V/Line.
Melbourne juga memiliki jaringan trem listrik terbesar di dunia, dan satu-satunya di Australia yang terdiri dari beberapa jalur. Pada tahun 2010-11, ada 182.7 juta perjalan naik trem, sepanjang 250km ban, 28 jalur dan 1773 halte trem. Kebanyakan jaringan terletak di median atau tengah jalan, tapi ada bagian kecil yang memiliki jalur khusus. Trem Melbourne dianggap artifakt budaya yang daya tarik ikonis. Di lingkar kota, ada jalur trem gratis yang pakai kereta pusaka.

Mampir Lagi Ke Melbourne



Mampir Lagi Ke Melbourne

1. Bagai dalam mimpi
            Kami semua ikut boarding. Aku lihat juga ada pesawat lain yang rutenya menuju Darwin, Perth, Brisbane, Melbourne dan Sydney. Enam bulan lalu aku terbang dari Jakarta menuju Sydney dan kalau sekarang dari Bali menuju Melbourne dan baru ke Sydney.
Pesawat Garuda akhirnya meninggalkan langit pulau Bali selepas senja. Tidak banyak yang dapat aku kerjakan dalam pesawat, lebih enak tidur. Aku segera memejamkan mata meski telinga tidak seratur persen tertidur. Sekali- sekali aku membuka mata buat mencolek- colek monitor game di punggung kursi depan. Pramugari sudah mulai mengedarkan snack dan minuman.
Aku sengaja menahan selera, seolah-olah jadi malas buat minum juice sunripe, karena aku juga males sering sering pergi ke toilet. Suhu dingin ruang pesawat sudah mulai menusuk tulang dan untung aku membawa jaket, kalau tidak tentu aka bakal diterjang kedinginan.  Aku kapok dengan pengalaman enam bulan lalu, aku lupa bawa jaket dan aku jadi merasa sengsara.
Aku sempat terlelap, walau tidak lama namun lumayan untuk menyegarkan tenaga. Sehingga merasa fresh lagi. Pramugari mendorong kereta buat menyajikan makan dan mungkin ini buat sarapan, meski belum masuk waktu pagi. Aku juga merasa lapar dan hampir tidak sabar buat menunggu giliran sarapan. Kami tidak merasa ragu atas kehalalan makanan. Itulah enaknya kalau kita terbang dengan pesawat Garuda dan para awaknya juga orang Indonesia yang sangat mengerti betapa pentingnya menyajikan makanan halal buat penumpang beragama Islam.
Segera setelah sarapan kamipun disuguhi formulir yang musti kami isi. Formulir ini adalah dokumen yang harus diserahkan ke immigrasi nanti. Namun kami tidak perlu repot- repot karena Mas Rachman, sebagai tour leader, sudah menyediakan dan sekaligus mengisikan formulir buat kami. Kami tinggal lagi membubuhkan tanda tangan saja.
Aku memperkirakan masih tengah malam untuk ukuran waktu di Indonesia. Namun kami terbang menyonsong arah Timur sehingga siang datang lebih cepat. Ya waktu subuh sudah datang. Aku duduk disamping Nurhadi. Aku segera melakukan tayamum- menempelkan telapak tangan ke debu pada dinding bangku dan menyapukannya pada wajah dan kedua belah tangan. Itu sudah cukup buat isyarat untuk sholat subuh. Aku segera sholat subuh dan tidak peduli pada petugas yang lalu lalang dan juga bule- biule yang melihatku lewat sudut matanya. Di sebelahku, Nurhadi, juga melakukan sholat subuh.
Wah ada perasaan lega dan plong setelah sholat. Cahaya pagi menusuk lewat jendela. Beda waktu Melbourne dan Bali hanya 2 jam saja. Ya setelah terbang semalaman suntuk akhirnya pesawat telah berada di langit Melbourne. Aku melihat bumi Melbourne yang sangat datar. Tidak ada pegunungan kecuali hanya bukit bukit rendah saja.

2. Pemeriksaan Khusus
“Kota Melbourne memang sepi tetapi terlihat rapi”.
Kami turunan dalam rombongan dan semua menuju immigrasi. Aku sudah merasa familir dengan tempat ini karena 6 bulan juga lewat di sini. Wah petugas meminta kami berbaris dalam rombongan khusus dari penumpang lain. Tidak apa..apa, tentu saja kami patuhi peraturan mereka.
Kami sekarang dalam pemeriksa. Kami semua ada 16 orang- 10 orang para guru dan 6 orang dari kementrian. Semua berdiri dibelakang tas dan bagasi masing- masing. Berarti kami dalam pemeriksaan khusus. Setelah semuaberdiri, kemudian seorang petugas wanita menarik seekor anjing gede dan anjing tersebut mengendus kami dan juga setiap tas dan bagasi kami. Aku khawatir kalau kalau anjing tersebut salah cium- jangan jangan kulit beraroma narkotika atau bararoma bumbu ayam. Mana tahu anjingnya sedang lapar dan aku bisa diperlakukan jadi ribet.
Tiba tiba anjing mengendus tas tentengan milik Ibnu Hajar dan setelah itu anjing itu duduk, seolah olah memberi tahu bahwa tas Ibnu Hajar musti dicurigai. Betul tas tersebut dipisahkan dan termasuk Ibnu Hajar harus ke luar dari barisan. Ia diminta untuk membongkar semua isi tasnya. Semua tidak yang mencurigakan kecuali hanya ada sisa sisa abon daging sapi yang sempat terbawa dalam tas.
“Ohhh, Ibnu Hajar bawa abon tadi. “ Tasnya sudah steril dan Ibnu Hajar terlihat jadi lega dan bebas dari rasa tegang lagi. Kami selanjutnya bergerak ke proses pemeriksaan selanjutnya.  Setelah selesai memperoleh cap pada buku passport. Kami terus bergerak hingga kami melihat tulisan “Welcome in Melbourne Airport”.
Bandar Udara Internasional Melbourne, juga dikenal sebagai Bandar Udara Tullamarine[1], adalah badnara utama yang melayani kota Melbourne dan bandara tersibuk kedua di Australia. Bandara ini dibuka pada tahun 1970 untuk menggantikan Bandar Udara Essendon di dekatnya. Bandar Udara Melbourne adalah satu-satunya bandara internasional dari empat bandara yang melayani wilayah metropolitan Melbourne. Bandara ini berada di 23 kilometer (14 mil) dari pusat kota Melbourne. Bandara ini berada di dalam kota Tullamarine.
Rute penerbangan Melbourne—Sydney merupakan rute penerbangan yang paling banyak mengangkut penumpang keempat di dunia dan yang tersibuk kedua di wilayah Asia Pasifik. Bandara ini memiliki penerbangan langsung menuju 33 detinasi di seluruh negara bagian dan teritori di Australia ditambah dengan sejumlah destinasi di Oseania, Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Melbourne merupakan destinasi paling populer di antara lima bandara di tujuh ibukota negara bagian Australia. Melbourne menjadi hub utama bagi Qantas dan Virgin Australia, sedangkan Jetstar Airways dan Tiger Airways Australia menggunakan bandara ini sebagai basis utama. Melbourne merupakan bandara tersibuk untuk kargo ekspor internasional, dan bandara kedua tersibuk untuk impor internasional. Untuk penerbangan dmestik, Melbourne menjadi kantor pusat bagi Australian air Express dan Toll Priority dan menangani lebih banyak kargo domestik dibandingkan bandara lain di negaranya. Bandara ini memiliki empat terminal: Satu terminal internasional, dua terminal domestik, dan satu terminal domestik bertarif rendah.
Nama kota Tullamarine berasal dari bahasa aborogin. Aborigin sendiri adalah salah satu suku asli Australia dan berasal dari Polynesia. Kata lain dari Aborigine adalah juga Bushmen atau orang rimba. Kami segera masuk bis wisata dan kami disambut oleh pengemudi berwajah China, namanya Michael.
Segera Michael mengemudi mobil dan mengantarkan kami buat berwisata. Bis meluncur meninggalkan Bandara Tullamarine melalui jalan toll yang sangat bagus. Aku melihat semua sisi jalan toll di sini diberi pagar. Itu berguna buat mengurangi kebisingan agar penduduk yang bermukim dibalik jalan toll tidak terganggu oleh suara bising dari kendaraan yang lalu lalang.   



[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Melbourne

Menuju Pulau Bali



Menuju Pulau Bali

1. Cek out Dari Kalibata
            Jam 10.00 pagi inisaatnya kami harus cekout dari hotel Kaisar yang berlokasi di daerah Kalibata ini.tidurku semalaman sangat nyenyak dan ini membuatku merasa sangat bugar. Di bawah bis wisata sudah menunggu kami, kami semua menyeret bagasi. Bis segera menuju terminal keberangkatan internasional di Bandara Sukarno Hatta.
            “Oh, aku berjumpa dengan Niman lagi. Niman adalah officer tour travel yang bekerja untuk melayani orang yang bakal terbang ke luar negeri”.
            Niman sudah menunggu kami dan juga memandu kami ke dalam terminal. Kami masih punya waktu selama 3 jam untuk free- duty, maksudnya untuk kegiatan bebas di bandara sebelum boarding ke dalam pesawat. Kami sengaja melakukan shopping minuman dan makanan ringan saja. Kemudian kami juga sholat, ya jamak zuhur dan ashar.
            Pada mulanya kami mau membawa laptop ke Melbourne. Setelah difikir bahwa itu akan membuat hand carry jadi bertambah. Kami yakin laptop juga bakal tidak terpakai. Wah lebih baik ditip saja pada Niman. Dan Niman akan menyimpan semua laptop ini di kantornya.     
            Kami masih punya waktu satu atau duajam lagi. Pemandu kami, Mas Rahman segera datang. Aku sengaja duduk beberapa meter dari grup untuk menikmati satu cangkir kopi panas. Ya masih terasa panas sehingga susah buat aku minum. Wow sudah ada panggilan buat menuju ruang boarding- minumanku masih banyak. Ya aku tinggalkan saja, karena betul betul panas. Biasanya aku tidak terbiasa membuat makanan dan minuman bersisa, mubazir makana tidak direstui oleh agama Islam. Aku segera menyusul grup ke ruangan boarding.
            Ada beberapa tiket pesawat yang kami terima dari Niman tadi yaitu tiket buat Jakarta –Bali, Bali- Melbourne, Melbourne- Sydney dan Sydney- Jakarna. Mas Rahman kembali mengingatkan agar kami nanti tidak salah beri pada pegawai penerbangan nanti.   
            Aku sngat merasakan bahwa andaikata aku tidak punya kegiatan maka menunggu adalah sesuatu yang terasa lama dan membosankan. Aku sudah terbiasa untuk membaca dan menulis, jadi no problem, hingga jadwal  boarding menuju Denpasar segera datang.
            Aku tahu bahwa Denpasar atau Bali adalah salah satu pulau di Indonesia. Namun sebagai pulau internasional. Namun proses pergi ke sana sekarang ibarat proses pergi ke luar negeri, ya sedikit rumit disbanding pergi ke kota lain. Dalam pesawat yang aku naiki jumlah wajah penumpang yang berwajah Indonesialebih sedikit dari yang berwajah asing. Ini juga menjadi alasan bagiku bahwa pulau Bali adalah pulau internasional. Apalagi saat kami terbang sekarang juga sedang berlangsung ajang seleksi “Miss World”, maka seleksi atau prosedur boarding jadi lebih dicurigai- ya dengan alasan keselamatan dan keamanan pesawat dan pulau Bali.   

2. Jakarta dan Bali
            Seumur-umur aku belum belum pernah pergi keBali. Kadang- kadang kalau turis dan juga-juga teman luar negeriku bertanya “have you ever been in Bali ?”. Aku tidak bisa menjawab sudah apa belu, aku merasa malu karena sebagai orang Indonesia aku belum sempat ke Bali, maka untuk merespon mereka aku cuma tersenyum, atau terpaksa berdusta- meski itu tidak bagus. Jadi transit di Bali kali ini adalah merupakan kunjunganku yang pertama ke Denpasar/ Bali.
            Terbang Jakarta dan Bali jaraknya hanya 1,5 jam. Aku berangkat dengan pesawat Garuda dan aku merasakan adanya pelayanan yang sangat bagus. Kali ini juga ada gerakan cinta membaca secara tidak langsung dari pada penerbagan sebelumnya. Tidak hanya dengan pesawat ini, engan pesawat kelas ekonomi juga demikian.
Kemaren saat aku terbang dengan Lion Air dari Padang ke Jakarta, kami- semua penumpang- disuguhi sebuah tabloid. Sehingga banyak orang dalam pesawat terlihat membaca. Sekarang penerbangan dari Jakarta ke Denpasar kami juga disuguhi beberapa pilihan surat kabaroleh flight attendant pesawat Garuda buat dibaca. Penumpang boleh membawanya secara gratis.
Biasanya membaca dalam pesawat seolah-olah hanya budaya orang Barat.namun sekarang itu sudah budaya/ kebiasaan orang kita. Orang kita juga sudah membaca dalam pesawat. Ini adalah kebijakan manajemen penerbangan untuk membuat penumpang tidak bengong dalam pesawat- mereka musti punya kegiatan, seperti membaca, dan sekaligus untuk memantapkan SDM penumpang melalui membaca koran dan tabloid.
Aku sendiri menikmati beberapa artikel yang tersaji dalam majalah “Garuda Indonesia Colours”. Ada beberapa opini dan juga catatan yang bisa aku peroleh. Colourberbincang dengan Martha Tilaar mengenai kesuksesannya sebagai seorang beauty-preneur dan juga tentang komitmennya terhadap lingkunga. Pernyataanya adalah bahwa:
- Ia punya mimpi besar untuk mempercantik wanita Indonesia.
- Kekayaan alam dan budaya Indonesia sangat indah dan bervariasi.
- Kita perlu mencintai alam dan budaya Indonesia. Jangan kita ikut-ikutan latah tidak menyukai produk Indonesia. Kalau produk kita tidak berkualitas maka kita jangan hanya pintar mencela. Yang kita harapkan adalah agar ikut berkontribusi untuk meningkatkan kualitasnya- paling kurang ikut sumbang saran positif.
- Dalam menjalankan bisnis, Martha juga sering jatuh bangun. Namun ia mencari strategi untuk bangkit lagi.  
- Martha meraih gelar Doktor kehormatan (Honoraris Causa) dalam bidang fashion and artistry dari World University Tuscon, Amerika Serikat 1984. Ia juga melakukan banyak riset dan ia ingin mengubah cara pandang banyak orang ke arah positif melalui motivasinya. Walau iaorang kampung namun ia bisa juga untuk go international.  Mimpi Martha sudah tercapai, tapi iabelum puas, ia tetap ingin memperdayakan wanita Indonesia.    
Martha mengidolakan R.A Kartini dan juga Cut Nyak Dien. Tentu saja ia bisa mengidolakan kedua tokoh sejarah ini setelah membaca biografi mereka. Pengalaman kedua tokoh ini ikut memotivasi potensinya.
Martha sukses dalam karir juga sukses sebagai ibu. Ia punya 4 orang anak dan ia telah menjadi model ideal bagi anak-anaknya. Ia berprinsip bahwa ia hidup sebagai orang timur, maka ia harus hidup sederhana, menunjukan rasa hormat pada orang tua dan kepada siapa saja.

3. Bali Sebagai Pulau Internasional
            Sebagaimana yang telah aku katakana bahwa Bali adalah sebuah pulau internasional. Saat pesawat mendarat di Bandara Ngurah Rai, aku mendengan turis berbicara dalam berbagai bahasa- bahasa negara mereka masing- masing.
            Parawisata pulau Bali sudah level internasional. Tentu saja manajemen wisatanya bagus sekali sehingga semua Propinsi di Tanah Air harusbelajar ke sini. Begitu memasuki terminal, kita dapat menemui berbagai brosur tentang tawaran berwisata.  Dari peta terlihat setiap jengkal geografi Bali adalah tempat objek wisata. Itu berarti bahwa setiap jengkal geografi Bali adalah bisnis yang bisa menyerap banyak tenaga kerja. Maka di saat mencari kerja itu sulit maka menata daerah dan mengaktifkan dunia atau industry wisata akan bisa mengurangi indeks pengangguran.
            Tampaknya bahwa parawisata di pulau ini tidak semata-mata dikelola oleh pemerintah, namun hampir semuanya diserahkan ke pihak swasta. Ada ratusan malah mungkin ribuan grup pemilik industry wisata di sini. Fungsi pemerintah hanya sebagai koordinator. Semuanya tumbuh dan mengiasi grup mereka dan pada akhirnya membentuk kecantikan pada pulau Bali.
            Orang orang asing sangat banyak yang bermukim di pulau ini. Dan tentu saja banyak teman dan keluarga mereka yang ingin datang- buat berlibur- dari negara mereka. Aku perhatikan saat keluar dari terminal bandara, warga Indonesia dan warga asing membaur satu sama lain dalam menyambut family dan kenalan mereka.
            Kami terus melangkah menuju ke terminal transit. Bule-bule, warga Australia, terlihat sudah sangat familiar dengan Bali. Tentu saja mereka lebih familiar dibandingkan dengan grup kami. Bagi kita pergi berlibur ke pulau ini masih termasuk sangat sulit dan juga mahal.              Kami masih punya waktu, sekitar dua atau tiga jam, sebelum terbang- menunggu buat boarding lagi menuju Melbourne.
            “Wah kesempatan ini kami manfaatkan buat rileks, buat duty free dan juga cuci mata. Namun yang paling penting kami perlu mencari praying room buat sholat. Akhirnya kami menemukan tempat sholat pada ujung sebuah gang. Di sini kami melakukan sholat jamak buat sholat magrib dan isya. Ada rasa tenang dalam praying room kecil ini, ukurannya mungkin sekitar 4 kali 4 meter”.
            Usai sholat kami belum mau keluar-pergi ke tempat lain. Kami menghabiskan sisa waktu dan bercanda sehangat canda anak anak kecil. Teman- temanku yang pada umumnya berlogat Jawa berbagi cerita, kadang mereka bercanda dalam bahasa kampungnya. Aku mengerti namun aku tidak bisa ngobrol bahasa mereka. Sekali sekali mereka tertawa terbahak- bahak memecah kesunyian di senja itu. Bule bule yang datang buat mampir ke toilet juga menoleh memperhatikan kami. Kami semuanya adalah 10 orang dan juga berasal dari 10 propinsi yang juga berbeda.
            Akhirnya kami memutuskan untuk meninggalkan praying room. Aku melemparkan pandangan ke toko-toko buku dan juga toko kerajinan. Namun seleraku buat membeli buku muncul. Ingin rasanya aku membeli lusinan buku, tetapi tidak mungkin untuk menambah bagasi. Niat buat beli aku batalkan, mungkin nanti bila sudah balik lagi ke Indonesia maka aku akan bali banyak buku.
            Aku merasa senang memperhatikan prilaku bule-bule dan interaksi mereka satu sama lain. Ternyata mereka juga suka punya anak sebagaimana halnya orang- orang kita. Beberapa keluarga bule Australia baru saja pulang berlibur dari Bali atau mungkin dari bagian Indonesia lainnya. Bukan dimana- dimana saja anak-anak selalu mudah jadi rewel.dan aku lihat bahwa beberapa keluarga usia muda asal Australia sangat sabar dalam menenangkan balita mereka yang lagi rewel- mungkin karena mengantuk atau karena kelelahan.
            Mereka- ayah dan ibu- berbagi peran dan juga berbagi waktu dalam mengasuh anak dan dalam menenangkan anak. Berbagi waktu untuk menggendongnya. Agar balita mereka tidak terlalu bosan rewel dalam perjalanan, maka mereka telah menyiapkan kebutuhan balita seperti perangkat makan dan minuman ringan, alat alat elektronik buat hiburan dan juga alat tulis dan juga buku- buku cerita. Aku tidak pernah mendengan orang muda itu menghardik dan mengeluh pada balita mereka. Kesimpulan aku lihat bahwa mereka betul betul siap buat menjadi orang tua dan mereka tentu selalu membaca buku tentang parenting.

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...