Rabu, 14 Juni 2017

Membangun Pengalaman Sambil Menuntut Ilmu



Membangun Pengalaman Sambil Menuntut Ilmu

            Mau tahu tentang populasi pelajar di Indonesia ? Fasli Jalal (2010) menjelaskan tentang pelajar Indonesia, untuk SD ada sekitar 26 juta orang, SMP 7,5 juta orang, SMA 5 juta orang dan populasi mahasiswa Perguruan Tinggi sekitar 3 juta orang. Proporsi populasi pelajar tersebut dari SD hingga Perguruan Tinggi menyerupai bangunan piramida. Itu berarti bahwa tidak semua anak SD yang melanjutkan pendidikan ke SMP, tidak semua anak SMP yang melanjutkan pendidikan ke SMA dan tidak semua anak SMA yang kuliah ke Perguruan Tinggi, juga tidak semua lulusan Perguruan Tinggi yang memperoleh pekerjaan.
            Luas wilayah Indonesia bisa menutupi geografi Eropa, juga georafi wilayah Amerika Serikat dan wilayah benua Australia. Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa ada 26 juta orang pelajar SD dan berarti ada 4,3 juta siswa pertingkat. Namun hanya 2,6 juta orang yang melanjutkan ke SMP dan 1,7 juta pada pergi kemana ? Begitu juga siswa saat di SMP jumlahnya 2,6 juta menciut populasi menjadi 2 juta orang saat berada di SMA. Mengapa ini terjadi dan mengapa angka drop-out termasuk tinggi di negara kita ? Tentu ada banyak penyebabnya, salah satunya karena rendahnya minat dan motivasi belajar siswa. 
            Rendahnya minat dan motivasi belajar ini terjadi karena anak didik cukup lemah dalam penguasaan materi pelajaran. Utamanya dalam kemampuan membaca. M.Nuh (2011) memaparkan tentang Scope PISA (Program For International Assessment) For Reading Literacy tahun 2009. Dikatakan bahwa dimana posisi Indonesia untuk kategori membaca dari 69 negara yang bergabung.
            Ada 60 negara yang skor membaca literasinya lebih baik dari Indonesia dan ada 8 negara yang mutu membaca literasinya dibawah posisi Indonesia. Berarti posisi reading literacy Indonesia berada pada posisi 61 di antara negara anggota PISA. Dengan demikian secara tidak langsung telah menggambarkan bahwa kualitas kemampuan membaca anak-anak Indonesia, terutama untuk tingkat pendidikan dasar (SD) sangat rendah di dunia.
Faktor penyebab adalah lemahnya dalam pemahaman reading literacy mereka hingga mereka tidak merasakan kepuasan dalam menuntut ilmu pengetahuan hingga mereka hengkang setelah tamat SD. Karena tidak merasakan indahnya atau puasnya menuntut ilmu membuat banyak SMP tidak melanjutkan pendidikan ke SMA, begitu pula tidak bayak pula yang melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Banyak faktor yang membuat anak-anak mengalami putus sekolah. Selain faktor internal- faktor yang berasal dari dalam diri dan juga dari lingkungan mereka yaitu dari rumah mereka. Juga dicetuskan oleh faktor yang ada di sekolah itu sendiri.
Tiga hal yang membuat skor reading Indonesia menurut Scope PISA rendah, pada banyak sekolah di Indonesia terjadi:
- Poor learning condition (kondisi belajar yang rendah kualitasnya)
- Low teacher ability (kemampuan mengajar guru yang rendah)
- Unmotivated environment for learning (lingkungan belajar yang kurang memotivasi
  anak didik).
Seharusnya kita di Indonesia perlu belajar dan meniru pengalaman terbaik (best practice) beberapa negara tetangga dalam praktek pengajaran sehingga score reading literacy mereka sangat baik. Dari negara-negara yang terbaik score membacanya maka 3 negara yaitu Singapura, Australia dan Selandia Baru. Ke tiga negara ini dalah tetangga Indonesia. Pada hal pribahasa internasional mengatakan:
Good neighbour makes good friend- tetangga yang baik menjadi sahabat yag baik”.
Dengan demikian jumlah mahasiswa yang berjumlah 3 juta orang diasumsikan adalah sebagai pembaca yang bagus score reading-nya. Mereka adalah orang yang menyukai membaca hingga mampu menyelesaikan program perkuliahan mereka. Namun setelah mereka diwisuda menjadi seorang sarjana, mereka menjadi pelamar kerja dan pencari kerja. Bagaimana strategi mereka merebut karir- karir yang ada ?
Ada ratusan jumlah perguruan tinggi di Indonesia yang total semua mahasiswanya sekitar 3 juta orang. Mereka diasumsikan adalah sebagai embaca yang baik hingga mampu menyelesaikan program kuliah. Diasumsikan bahwa perguruan tinggi seperti UI, UNJ, ITB, UNPAD, UNDIP, UGM, ITS, UNIBRAW memiliki kualitas sebaik perguruan tinggi yang ada di Australia.
Cukup banyak tamatan universitas dari perguruan tinggi tersebut. Mereka ingin bekerja di sektor pemerintahan atau di sektor pertahanan. Stelah itu juga ada alumni perguruan tinggi yang ingin berkompetisi untuk bisa masuk BUMN – atau perusahaan sangat besar di Australia.
Umumya orang masih meyakini bahwa mereka yang memperoleh nilai atau IPK yang tinggi merupakan kriteria utama untuk bisa memenangkan pekerjaan. Apalagi kalau saat jadi mahasiswa dan mampu memperoleh nilai cum-laude. Dengan demikian mereka yakin bahwa dunia kerja/ perusahaan akan segera menyambutnya. Namun fenomena begini tidak ada lagi. Sejak dari sekarang kita rekomendasi pada siswa dan mahasiswa bahwa dunia kerja/ perusahaan juga punya strategi sendiri untuk menilai- menseleksi para pelamar yang punya kualitas untuk menumbuh-kembangkan perusahaan mereka.
Seorang lulusan universitas degan IPK cum-laude, namun kemampuan sosialnya biasa-biasa saja akan tidak bisa lolos dalam rekruitmen dibandingkan dengan lulusan yang memiliki skor standard namun memiliki nilai sosial (soft skill) yang lebih seperti kemampuan dalam bidang  kepemimpinan, keterampilan dalam berkomunikasi, pemecahan masalah dan mampu dalam pelayanan pelanggan, merupakan lulusan universitas atau pelamar pekerjaan yang lebih diminati oleh dunia perusahaan. Ruth Callaghan (2015) menjelaskan bahwa untuk bisa lolos dalam rekruitmen maka ada 3 hal yang perlu diketahui dan dimiliki oleh para pelamar kerja yaitu: cultural fit, experience dan vocal graduates.
Cultural fit atau kesesuaian dengan budaya perusahaan. Dalam menseleksi para pelamar yang sesuai dengan kultur perusahaan maka para pelamar diseleksi melalui proses yang cukup komplek yang meliputi tahap sebagai berikut:
- Telephone interviewing (wawancara lewat telepon).
-  Video interviewing (wawancara lewat video).
- Aptitude test (test kecakapan)
- Profile personality (wawancara tentang profil pribadi)
- Group discussion (kemampuan diskusi kelompok)
- Presentation (kemampuan presentasi)
            Melalui 6 tahapan seleksi ini akan ditelusuri potensi- potensi yang dimiliki para pelamar atas: kemampuan leadership mereka, karakter mereka untuk mampu bertanggungjawab dan bekerja sama, dan kemudian apakah mereka mampu melaksanakan peran-peran yang diberikan serta mampu memberi kontribusi pada perusahaan. 
            Experience atau pengalaman. Maka disarankan kepada para pelamar yang kelak akan memasuki dunia kerja agar tahu bahwa dunia pekerjaan selalu mencari calon pelamar yang punya pengalaman yang luas. Maka calon pelamar jangan hanya terfokus pada urusan-urusan akademik semata dan kurang peduli dalam pengembangan potensi yang lain.
            Dunia perusahaan juga ingin tahu tentang alasan calon pelamar dan bagaimana bentuk motivasi mereka. Juga apa alasan mereka ingin bergabung dengan perusahaan. Selanjutnya apakah saat menjadi mahasiswa mereka punya pengalaman yang lain seperti:
            - Ekskul dalam bidang olahraga
            - Ekskul dalam bidang musik
            - Kegiatan volunteering dan juga bidang yang lain
            Karena semua catatan pengalaman tentang ekskul juga akan diperhitungkan dalam rekruitmen oleh perusahaan. Perusahaan sangat tetarik dengan pelamar yang berpenampilan happy dan punya pengalaman yang berimbang yaitu:
            - Extracuricular activities (kegiatan ekstrakurikuler)
            - Achievement motivation to join with the firms (motivasi berperstasi untuk bergabung
             dengan firma).
            - Work experiences (pengalaman kerja)
            - Problem solving (kemampuan memecahkan masalah) 
            Tim assessmen perusahan akan mengakses (menilai) poin-poin di atas melalui dokumen otentik dan wawancara dan sekaligus team assessment/ perekrut tenaga kerja juga memperhatikan beberapa hal tentang:
            - Action oriented (berorientasi pada tindakan)
            - Willing to speak (kesediaan untuk berbicara)
            - Willing to brainstorming (kesediaan untuk brainstorming)
            - Willing to have opinion (kesediaan untuk punya opini sendiri).
            Dan tentu para pelamar juga harus mencaritahu tentang apa dan bagaimana profil perusahaan yang juga sedang diincar agar bisa memiliki perasaan yang mantap kelak.
            Vocal graduate maksudnya adalah opini-opini yang berkaitan dengan calon pelamar. Ada beberapa poin/ item yang perlu diperhatikan oleh pelamar untuk menjadi pelamar yang ideal. Hal- hal ini akan terpantau saat melalui wawancara, yaitu: para pelamar opini perlu memiliki opini sendiri, latarbelakang yang harus bervariasi, bagaimana titik pandang yang baru.
            Kemudian juga ada beberapa kompetensi yang tidak bisa ditawar-tawar, yaitu seperti kemampuan mendemonstrasikan kecerdasan dalam bekerja, dan kemampuan dalam berkomunikasi, yang meliputi assessment secara online atas kompetensi numerical, logika dan beralasan secara verbal, juga angket tentang kepribadian dan wawancara tentang kepribadian.
            Jadi perlu direkomendasi kepada para mahasiswa untuk membangun pengalaman sambil menuntut ilmu, membangun pengalaman sambil kuliah, dan juga mereka diharapkan untuk melibatkan diri dalam kegiatan di luar kampus. Mahasiswa yang kelak menjadi calon pelamar pekerjaan, mereka akan memiliki daya tarik untuk memilki pengalaman dalam bidang ekskul yang luas, pernah berpergian ke luar negeri, pernah mengikuti pertukaran pelajar atar negara dan pernah ikut kegiatan volunteering.

Prinsip Hidup Yang Positif Untuk Menciptakan Magnetic Personality



Prinsip Hidup Yang Positif Untuk Menciptakan Magnetic Personality

            Diri kita ibarat sebuah mobil, perlu dikendalikan. Pikiran kita merupakan driver atau pengendalinya. Semua bentuk pikiran kita akan memebentuk kualitas kepribadian kita. Dalam hidup ini kita dapat menemukan orang- orang yang kualitas pribadinya biasa- biasa saja hingga orang dengan kualitas pribadi yang penuh pesona. Orang yang punya kualitas diri penuh pesona ibarat punya magnet dalam dirinya, kita semua selalu ingin mendekat padanya, jadinya dia adalah orang dengan magnetic personality. Menjadi orang dengan pribadi magnetic adalah pilihan hidup.
            Memang dalam hidup ini terdapat banyak pilihan. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Tom Corley menulis sebuah artikel dengan judul: 16 Rich Habit: Your Auotopilot Can Make You Wealthy or Poor.
            Ia mengatakan bahwa kecerdasan, bakat dan ketampanan/ kecantikan adalah anugerah dari Tuhan. Kalau kita pisahkan antara orang-orang sukses dengan orang-orang yang kurang beruntung, maka ini terjadi karena pilihan hidup dan juga kebisan- kebiasan yang berulang kali mereka lakukan. Perbedaan kebiasaan yang kita lakukan akan tejadi setiap detik, menit, hari, dll dan sepanjang waktu hingga ini semua membentuk wajah kita.
            Ya tubuh kita ini adalah kendaraan dan dan ego atau pikiran kita adalah auto driver atau autp pilotnya. Kemana arahnya...ya kita yang menentukan. Setiap kebiasaan akan tersimpan dalam memori kita- dalam otak kita. Jadi otak kita selalu teribat dalam setiap keputusan yang kita lakukan sepanjang hari. Tentu saja kebiasaan itu yang berbentuk baik atau buruk.
            Tom Corley menghabiskan  waktu selama bertahun-tahun untuk mempelajari tentang kebiasaan orang-orang yang hidup di negara kaya dan juga di negara miskin. Ia melakukan riset- mengajukan pertanyaan pada responden yang hidup di kedua jenis negara ini. Ia kemudian menganalisa. Akhirnya ia memperoleh kesimpulan tentang kebiasaan orang orang dari kedua kelompok negara tersebut. Ia kemudian menulis petunjuk-petunjuk yang berguna dalam menuntun seseorang yang ingin menjadi orang yang sukses.
            Ada beberapa kebiasaan positif yang dilakukan oleh orang orang kaya/ sukses. Saya memilih beberapa prinsip hidup positif mereka. Poin-poin ini kalau kita miliki inshaAllah akam mampu membentuk pribadi kita menjadi Magnetic Personality, di antaranya sebagai poin-poin berikut:
            - Hidup sedang sedang saja.
            - Mengontrol emosi.
            - Membangun hubungan yang berkualitas
            - Selalu senang beraktivitas.
            - Memiliki tujuan hidup
            - Tidak suka menyerah.
            - Membentengi diri dari pikiran-pikiran negatif.
            - Mengurangi kebiasaan yang jelek
            - Mengenal target target utama.            
1) Hidup sedang sedang saja.
Live within your means atau hiduplah sedang-sedang saja. Dalam gambaran saya bahwa semua orang kaya dan sukses itu akan merefleksikan kemewahan dan kesenangan dalam semua domain kehidupan. Penampilannya akan terlihat lebih berkelas dibandingkan orang-orang secara umum. Namun ternyata tidak.
Seseorang yang pernah saya jumpai tergolong relatif sukses. Sebelumnya ia tinggal dan menuntut ilmu di Eropa, dan ia memperoleh pendidikan master di Inggris. Saat ia mengunjungi neneknya di Sumatra orang tidak mengira kalau ia orang berkelas dunia, karena penampilannya tidak jauh beda dengan orang-orang yang hidup di Sumatra. Maksudnya ia dan istrinya betul-betul living within their mean- hidup dan berpenampilan biasa-biasa saja”.
Mereka berpenampilan sederhana, berbusana seperti orang-orang kebanyakan. Istrinya juga tampil sederhana, tidak seperti toko perhiasan berjalan. Perkatanyaan efektif, tidak asal ngomong dan senyumnya lebih banyak serta ia lebih aktif dalam mendengar.
Memang orang-orang sukses- punya kualitas pribadi yang bagus- sering menghindari hidup yang norak dan berlebihan. Mereka juga punya kebiasaan dalam menghemat income sampai 20 % perbulan untuk masa depannya. Kalau mereka punya income 100 %, maka mereka lebih teliti untuk menganggarkan memenuhi kehidupan, seperti:
- Maka 25 % akan digunakan buat keperluan biaya perawatan rumah.
- kemudia 15 % untuk keperluan makan.
- Membatasi anggaran buat tujuan hiburan. Ada orang yang menghabiskan
   anggaran/ income hanya untuk menonton, main golf, dan berlibur. Maka orang
   sukses untuk tujuan berlibur dan hiburan, mereka hanya menyisihkan anggaran 5  
   % pertahun.
- Untuk perawatan kendaraan juga 5 %. Mereka tidak suka berfoya-foya, malah
  mereka menggunakan kendaraan hingga betul-betul usang. Mereka memilih
  menghemat uang untuk tujuan jangka panjang.
- Mereka juga menghindari kebiasaan berhutang, apalagi sampai mengakumulasi
  (menumpuk) hutang yang banyak.
- Mereka tetap melakukan banyak aktivitas untuk mendapatkan tambahan income,
  yang mana sangat berguna buat ditabung untuk persiapan di hari tua (di masa
  depan). 
2) Mengontrol emosi.
Ada seorang pemimin pada sebuah instansi. Kinerjanya cukup bagus karena ia punya visi dan juga mengerti cara mewujudkan misinya. Namun sayang ia adalah seorang pemimpin yang sangat emosional. Kalau marah dia tidak hanya “angry (marah” tetapi malah cenderung emosi besar dalam level “fury atau naik pitam”. Dalam keadaan marah besar, wajah, telinga dan matanya menjadi merah dan orang=orang di sekitar satu persatu jadi menghindar. Jadinya banyak orang terdekatnya an juga anak buahnya jadi kehilangan simpati padanya. Akhirnya, ia ibarat pohon kayu yang tinggi yang jadi kering, lapuk, dan tumbang. Benar saja, ia tidak lama bertahan di intansi tersebut akhirnya ia keluar, tersingkir, semua orang terlihat senang dan ia menjadi pemimpin yang selalu dilupakan.
Jadi tidak setiap buah pikiran harus segera diungkapkan ke mulut kita, juga tidak setiap emosi harus kita ekspresikan. Sebab bila kita asal ngomong saja. Kita ngomong hanya berdasarkan buah pikiran yang dangkal maka setelah itu kita akan beresiko untuk melukai perasaan orang. Dalam hidup, ada orang punya mulut longgar. Ngomong seenak hatinya saja. Namun, sebaliknya, bahwa 94 % dari orang orang sukses lebih suka memfilter emosi mereka terlebih dahulu. Karena orang yang nggak bisa megontrol emosi, mereka akan beresiko dalam merusak hubungan di tempat kerja dan juga dalam keluarganya.  
Maka kalau ada hal-hal yang terlihat kurang beres, maka berharap kita jangan buru-buru untuk ngomong. Idealnya tenangkan dulu pikiran dan setelah itu temukan waktu yang tepat buat mengungkapkan pikiran dengan lebih objektif. Dari pada kita buru-buru mengumbar emosi. Dengan cara tenang kita akan mampu membangun rasa percaya diri kita.
3) Membangun hubungan yang berkualitas
Membangun hubungan kerja yang berharga sangat berguna buat pelanggan atau klien. Lebih lanjut kita juga perlu buat mengembangkan hubungan yang lebih pribadi dengan orang-orang yang akan mendukung ide dan program yang kita punya.
4) Selalu senang beraktivitas.
Orang- orang yang kurang sukses itu karena mereka terbiasa menolak tanggung jawab. Menolak tanggung jawab itu adalah syndromnya mereka. “Wah yang ini bukan tanggung jawab saya dan yang itu bukan urusan saya !!!”
Akhirnya sebagai konsekuensi atas syndrom ini, atasan mereka enggan memberi orang-orang pemalas ini tanggang jawab dan kepercayaan. Kadang- kadang  ada kegiatan/ tanggung jawab maka akan ada upah atau uang lemburnya. Jadi orang yang suka menolak tanggung jawab rezekinya bisa berkurang. Sementara orang sukses karena sering ikhlas dan senang dengan tanggung jawab, maka rezekinya bertambah dan bertambah selalu.  
5) Memiliki tujuan hidup
Buatlah target dan tujuan hidup. Namun jangan banyak berharap, jadi kita harus “set goal and have no wishes”.Sesungguh yang suka banyak berharap itu hanyalah anak kecil pada orang tuanya. Orang tua yang bijaksana tidak akan memenuhi semua harapan sang anak. Kecuali harapan yang sangat relevan dan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan primer dan sekundernya.
Orang orang yang hanya pandai berharap- ibarat pandai bermimpi di siang bolong. Apalagi kalau malas berusaha maka dia akan sangat mudah dilanda oleh rasa frustasi dan kekecewaan. Untuk positifnya, buatlah target dan berusaha untuk mencapainya. Karena 70 % dari orang sukses adalah mereka yang gemar berbuat. Paling kurang mereka memiliki satu tujuan atau target dalam satu waktu. Kemudian mereka melangkah buat mewujudkannya.  
6) Tidak suka menyerah- don’t give up.
Jangan pernah kenal kenal dengan kata merah. Don’t give up ! Orang-orang yang sukses adalah mereka yang tidak mengenal dngan kata menyerah. . mereka tetap memiliki prinsip hidup yaitu “selalu fokus, sabar dan selalu tabah”. Andai kata ada kendala maka mereka tidak akan langsung menyerah- berhenti untuk mencapai tujuan. Pada dinding memori mereka telah terpajang ungkapan “don’t give up”.
7) Membentengi diri dari pikiran-pikiran negatif
Sering terjadi orang lebih suka melihat kekurangan diri sendiri. Atau seperti ungkapan bahwa “rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita miliki”.
“Wah saya ingin jadi hebat, jadi pintar, jadi sukses, namun saya tidak punya waktu dan tidak punya kesempatan”.
Ungkapan seperti di atas sangat tidak bagus. Maka dinasehati agar “set aside the self-limiting belief holding you back- bentengilah diri dari barbagai pikiran negatif”. Buanglah jauh-jauh pemikiran bahwa diri kita tidak berdaya, diri kita tidak mampu, dan diri kita punya keterbatasan untuk menjadi orang yang terbaik.
Di dunia Barat orang-orang yang suka pesimis dan juga kurang percaya diri akan berkata:  Poor people can’t become rich, rich people have good luck and poor people have bad luck. I am not smart, I can not do anything right. I fail at everything I try”. Ya marilah kita berhenti untuk berkata dan berpikir seperti kalimat di atas, karena 4 dari 5 orang sukses menghubungkan kesuksesan dan mewujudkan kesuksesan tersebut karena bentuk keyakinan positif yang mereka miliki.
“Saya juga bisa berbuat sebagaimana orang lain berbuat. Saya juga bisa maju sebagaimana orang lain bisa maju”. Maka kita perlu mengganti keyakinan atas konsep diri yang negatif menjadi konsep yang positif atas kemampuan diri sendiri.

8) Mengurangi kebiasaan yang jelek (Eliminate “bad luck” from our vocabulary)
Kepintaran seseorang juga bisa diukur dari jumlah kosakata yang mereka miliki. Dalam mempelajari bahasa asing, seseorang musti punya target penguasaan kosakata. Apa berada pada tingkat beginner, intermediate atau advance. Untuk ukuran, apakah level kosakatanya 3000, 5000, 10000 atau malah lebih. Namun dalam kehidupan ini cobalah miliki kosakata sebanyak mungkin, tetapi eliminir (hapus) kosakata “bad luck atau saya lagi tidak beruntung” dari galeri memori kita.  
Rasa tidak beruntung atau perasaan sial terbentuk dari kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang. Kebiasaan buruk  yang berkumpul dalam memori akhirnya akan menjadi badai atas pikiran kita sendiri hingga berdampak pada gangguan kesehatan kita, seperti darah tinggi, stroke, stress dan deprssi. Juga bisa menggangu pada keluarga pekerjaan, perkawinan hingga juga bisa menghancurkan prestasi atau bisnis yang telah kita bangun. 
9) Mengenal target target utama.
Terakhir, bahwa kita perlu mengenal tujuan hidup yang utama. Juga kebiasaan orang sukses dalam hidup, mereka memiliki tujuan utama. Ini merupakan kebiasaan yang sangat penting. Orang yang lagi bergiat untuk menggapai mimpinya berarti mereka lagi melangkah menuju tujuan dan target utama kehidupannya.
Jadi itulah beberapa kebiasaan positif yang dimiliki oleh para orang sukses, dan mereka lakukan secara berulang-ulang hingga mereka bisa memiliki magnetic personality. Pribahasa mengatakan bahwa “alam terbentang jadikan guru”. Maka beberapa poin pengalaman yang telah saya paparkan di atas sangat layak buat kita adopsi dalam melangkah untuk menuju orang dengan magnetic personality. 

Buatlah Dirimu Tampak “Attraktif” Agar Sukses Segera Datang



Buatlah Dirimu Tampak “Attraktif” Agar Sukses Segera Datang

            Keinginan untuk meraih sukses sudah menjadi kebutuhan banyak orang, mulai dari yang berusia muda hingga berusia dewasa. Demikian juga di kalangan pelajar, terutama bagi yang sudah duduk di kelas 12- atau kelas akhir- tingkat SMA/MA, maka mereka mendaftarkan diri pada bimbel (bimbingan belajar). Buat apa ?
            Mereka mengatakan agar mereka bisa sukses- jebol di perguruan tinggi favorit di pulau Jawa atau pada jurusan- jurusan favorit di perguruan tinggi negeri yang terkemuka di Indonesia. Jadinya begitu banyak anak- anak muda yang berjibaku dalam belajar hingga bisa memperoleh kejuaraan dalam suatu perlombaan, prestasi akademik, hingga lulus dengan nilai yang gemilang. Namun apakah mereka betul- betul bisa meraih sukses 5 tahun atau 10 tahun setelah itu ?  
            Saya tiba-tiba menjadi lebih sadar akan makna mencari sukses setelah saya membaca sebuah artikel, yang ditulis oleh Melisa Stanger, dengan judul “Attractive people are simply more successful”, bahwa orang- orang yang terlihat attraktif (lebih menarik) akan lebih mudah untuk meraih sukses. Dia mengatakan bahwa orang- orang yang terlihat attraktif akan lebih cepat buat mendapatkan pekerjaan dan memperoleh bayaran yang lebih tinggi. 
            Mereka juga memperoleh promosi lebih cepat dan mereka juga dibayar lebih banyak dari pada orang-orang yang bekerja pada bidang yang sama, namun penampilannya kalah attraktif. Dengan demikian betapa penting menjadi orang-orang yang penampilannya terlihat attraktif, karena mereka yang terlihat attraktif akan mampu memperoleh nafkah sedikit lebih baik dari pada orang-orang yang penampilannya biasa-biasa saja.
            Daniel Hamermesh, seorang profesor ilmu ekonomi dari Universitas Texas- Amerika Serikat, juga meyakini tentang fenomena bahwa orang yang terlihat attraktif akan bisa menjadi lebih sukses. Ia menulis tentang fenomena ini menjadi sebuah buku yang berjudul “Beauty pays: why attractive people are more successful”.
            Kemudian, Melisa Stanger juga mengatakan bahwa ada sejumlah penelitian yang mempelajari tentang konsep kecantikan/ ketampanan sebagai sebuah faktor dalam meraih kesuksesan seseorang secara berkali-kali. Terbukti bahwa orang- orang yang cantik memang cenderung mampu membawa lebih banyak uang ke dalam perusahaan dimana mereka bekerja. Sehingga mereka terlihat sebagai karyawan yang sangat bernilai dan sebagai orang yang bekerja lebih keras.
            Dalam pengalaman lain bahwa para salesmen yang beroperasi- menjajakan dagangan- secara door to door ternyata para salesmen yang penampilannya lebih attraktif akan mampu menjual dagangan lebih laris kepada pelanggan mereka. Karena pelanggan mereka memang lebih suka untuk berhubungan dengan orang-orang yang memiliki wajah yang good looking.
            Dario Maestripiene, seorang professor neurobiology dari Universitas Chicago, mengatakan bahwa orang- orang yang memiliki penampilan “good looking” atau attraktiv memang memiliki daya tarik sehingga banyak orang yang tertarik untuk berinteraksi dengannya. Mereka senang menghabiskan banyak waktu untuk ngobrol dan melakukan kebersamaaan dan juga. Banyak orang yang juga senang untuk membeli produk dari mereka yang memiliki wajah good looking tersebut, sehingga perusahaan juga akan membayarkan upah dengan bonus yang lebih tinggi pada mereka.
            Daniel Hamermesh mengatakan bahwa faktor good looking tidak hanya faktor utama pembentuk daya tarik tersebut. Namun juga ditentukan oleh faktor karakter- karakter positif yang mereka miliki- seperti keberanian, sopan santun, ramah tamah, dll.        Jadi bukan suatu hal yang sia-sia kalau banyak orang sangat peduli dengan penampilan. Menghabiskan dana ekstra buat perawatan tubuh, hingga mereka bisa tampil lebih attraktiv.
            Kecantikan dan ketampanan dapat memantulkan rasa percaya diri seseorang. Memang rasa percaya diri tersebut terlihat pada prilaku, sehingga mereka yang memiliki penampilan good looking dan rasa percaya diri akan mampu menghargai diri mereka (self esteem) yang lebih tinggi. Mereka menjadi orang yang disenangi dan cenderung lebih mudah diterima oleh banyak kalangan.
            Riset tentang efek faktor kecantikan/ketampanan juga pernah dilakukan di Universitas Rice dan Universitas Houston. Mereka membatasi studi tentang bagaimana penampilan wajah mempengaruhi keungguan seseorang dalam melakukan wawancara.ditemukan bahwa orang-orang yang wajahnya kurang terawat- bernoda, jerawatan, ada goresan luka dan komedo- ini semua bisa mempengaruhi kualitas wawancara dan penurunan kuaitas rasa percaya diri. Ada kesan bahwa mereka kehilangan daya tarik, sehingga banyak informasi penting yang ada pada mereka yang kurang tergali.
            Juan Madesa, professor dari Universitas Houston, mengatakan bahwa semakin sering pewawancara memperhatikan noda-noda pada wajah maka semakin sedikit dia mengingat tentang konten (isi) dari topik yang dibahas selama wawancara berlangsung. Akhirnya kualitas materi wawancara juga ikut jadi menurun.
            Sehubungan dengan uraian di atas tentang kesuksesan dalam belajar, bekerja, dan faktor noda pada wajah yang merusak daya tarik penampilan. Saya juga teringat pada pengalaman sendiri. Bahwa ada teman masa remaja saya yang sangat rajin dan disiplin dalam belajar sehingga setiap dia ujian, dia mampu meraih nilai ujian yang lebih tinggi. Dalam ujian harian, ujian tengah semester, dan ujian kenaikan kelas, dia juga mampu meraih angka- angka yang fantastis. Sehingga pada rapornya tertera nilai- nilai yang mengagumkan. Bagaimana reaksi teman- teman kepadanya ?
            Sebagian merasa kagum pada kemampuan akademik dan merasa biasa-biasa saja, apalagi melihat performance-nya yang juga sedikit kaku, kurang ramah, kurang suka berkomunikasi sehingga banyak orang yang kurang tertarik buat ngobrol dengannya. Juga dia sendiri juga kurang peduli dengan penampilannya. Dia membiarkan wajahnya kurang terawat sehingga membuat lawan jenis juga malas banyak ngobrol dengannya atau ngobrol hanya sebatas basa-basi saja.
            Sehubungan dengan judul tulisan ini, bahwa orang-orang yang memiliki attraktif akan lebih sukses. Daya tarik atau attraktif sangat dipengaruhi oleh faktor good looking- wajah yang tampan atau wajah yang cantik. Namun itu semua merupakan anugerah dari Tuhan (Allah Swt).
            Daniel Hamermesh juga menambahkan bahwa bagi mereka yang memiliki faktor wajah yang kurang beruntung, tentu akan juga bisa membuat keberuntungan yang lebih. Mereka masih memiliki tempat- tempat untuk mewujudkan kesuksesan.
            “Jangan mencari pekerjaan dimana faktor wajah menjadi penentu keberhasilan. Maka jangan putuskan untuk menjadi pembawa acara di TV, namun bisa bekerja sebagai penyiar radio. Jangan menjadi aktor film, namun carilah tempat pekerjaan yang anda senangi dimana wajah bukan sebagai faktor penentu yang utama,” demikian nasehat Daniel Hamermesh.
            Apa daya tarik (attraktif) semata- mata hanya terfokus pada faktor good looking ? Saya pernah membaca artikel tentang Sri Owen, seorang perempuan yang berasal dari Sumatra Barat. Dia memperoleh pendidikan bahasa Inggris dan kemudian bekerja sebagai penyiar radio BBC London. Sri berkenalan dengan seorang pemuda Inggris yang punya nama Owen.
            Owen adalah pemuda Inggris yang tinggi dan tampan dan Owen adalah wanita Asia (asal Sumatra Barat/ Indonesia) yang wajahnya  biasa- biasa saja. Namun kecantikan yang dimiliki oleh Sri bukan semata-mata ditentukan oleh faktor good looking. Pribadi Sri yang menarik, wawasannya yang luas dan daya tarik dari dalam diri Sri membuatnya punya punya pesona tersendiri di mata Owen. Akhirnya Owen memutuskan untuk menikah dengan Sri dan setelah menikah nama Sri lebih akrab disapa dengan “Sri Owen”. Hingga sekarang mereka masih menetap di Inggris dengan bahagia dan mereka berdua mengembangkan usaha dalam bidang kuliner Indonesia.
            Jadi bagaimana implikasi dari judul artikel ini ? Bahwa orang dengan penampilan yang attraktif akan lebih mudah buat meraih sukses. Namun kualitas kepribadian juga menjadi penentu dari daya tarik lainnya. Mereka yang memiliki pribadi yang menarik juga akan lebih cepat buat sukses.
            Wajah yang hanya sekedar good looking- cantik atau ganteng- saja belum bisa memberikan jaminan bahwa dia punya daya tarik bagi orang lain. Kecuali kecantikan atau ketampanannya didukung oleh faktor yang lain seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan beradaptasi, kemampuan bergaul, mengambil keputusan, kemampuan bersimpati dan kemampuan sosial lainnya.
            Sejak dahulu banyak orang sangat yakin bahwa untuk sukses sangat ditentukan oleh faktor kompetensi. Maka ramailah orang berusaha untuk menjadi lebih cerdas dalam bidang akademik. Dan mereka bisa memproleh kesuksesan, namun sebagian kesuksesan tersebut hanya berjalan di tempat. Agar sukses bisa lebih ditingkatkan maka- seperti yang saya paparkan pada bagian atas artikel ini-  maka milikilah daya tarik (attraktif) pada pribadi kita. Mari perhatikan penampilan diri, rawatlah wajah kita, rambut dan cara berbusana kita yang lebih elegan. Kemudian miliki pula kecantikan yang terpancar dari dalam diri yang terbentuk karena nilai karakter kita.
            Juga taatlah pada Allah Swt, karena Dia lah yang membolak balikan hati kita dan yang mampu memberi kesejukan dan ketenangan pada hati kita. Peliharalah hubungan baik dengan sesama dan jadilah pendengar yang baik yang mampu bersimpati. Kemampuan berkomunikasi dan bersosial juga sangat menentukan. Moga- moga kesuksesan segera berpihak kepada kita.

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...