Selasa, 15 Mei 2018

PENGALAMAN TERBAIK IMPLEMENTASI “HOTS MELALUI QUESTIONING THROUGH QUESTION CHART” DALAM PEMBELAJARAN READING COMPREHENSION


Pengalaman Terbaik IMPLEMENTASI “HOTS melalui Questioning Through Question Chart” dalam Pembelajaran Reading Comprehension



Disajikan Pada
Lomba Penulisan Best Practice Guru
Dalam Tugas Pembelajaran di Sekolah


Oleh
Drs. Marjohan, M.Pd
NIP. 196503221989031004
Guru Matapelajaran Bahasa Inggeris
SMAN 3 Batusangkar- Kab. Tanah Datar





BIDANG PEMBINAAN SMA
DINAS PENDIDIKAN PROPINSI SUMATERA BARAT

TAHUN 2018


Lembaran Pengesahan


   Naskah Laporan Pengalaman Terbaik (Best Practice) ini
Judul   :  Pengalaman Terbaik Implementasi “HOTS melalui Questioning Through
                Question Chart” Dalam Pembelajaran Reading Comprehension
Penulis :  Drs. Marjohan, M.Pd
Jabatan            :  Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggeris
                SMA Negeri 3 Batusangkar
                Kabupaten Tanah Datar
                Provinsi Sumatera Barat
            Benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.


Mengetahui:
Kepala SMAN 3 Batusangkar                                                 Penulis



(Diwarman, S.Pd,. M.Si)                                                 (Drs. Marjohan, M.Pd)
NIP. 196411111989031007                                           NIP.196503221989031004


KATA PENGANTAR

Bahasa Inggeris adalah salah satu matapelajaran yang harus diajarkan sejak dari bangku SLTP hingga perguruan tinggi, malah ada yang mengajarkannya sejak bangku sekolah dasar. Kualitas pengajaran Bahasa Inggeris selali dievalusi setiap tahun. Pada beberapa daerah dan juga beberapa sekolah telah memberikan hasil yang sinifikan dan sangat baik. Begitu pula untuk di SMAN 3 Batusangkar, tempat penulis bertugas.
Secara umum bahwa tujuan belajar adalah agar para siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa yang sedang dipelajari, misalnya dalam Bahasa Unggeris. Adalah fenomena bahwa cukup banyak siswa yang telah belajar keras dan memiliki skor yang tinggi. Namun dalam kenyataan mereka belum mampu untuk menggunakannya secara aktif, hanya baru sebatas teori. Ini juga dialami oleh siswa penulis sendiri Namun penulis selalu mencari solusinya, dan ditulis kedalam bentuk Best Practice atau Pengalaman Terbaik yang pernah dilakukan.
Best Practice ini berjudul: Pengalaman Terbaik Implementasi HOTS melalui Questioning Through Question Chart  Dalam Pembelajaran Reading Comprehension. Sekaligus Best Practice disajikan pada lomba penulisan Best Practice Guru  Dalam Tugas Pembelajaran di Sekolah, yang diselenggarakan oleh Bidang Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Propinsi Sumatra Barat.
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Diwarman, S.Pd,.M.Si, sebagai Kepala Sekolah, yang selalu memberi dorongan bagi penulis. Juga ucapan terimakasih pada teman-teman majlis guru, dan teristimewa istri dan dua orang anak penulis.
Tidak ada gading yang tidak retak. Best Practice tentu saja masih punya kelemahan, maka saran dari pembaca ditunggu pada email: marjohanusman@yahoo.com. Moga-moga Best Practice ini bermanfaat.
                          
                                                                               Batusangkar, April, 2018
                                                                               Marjohan, M.Pd


Daftar Isi

Lembaran Pengesahan.....i                                                                                         
Kata Pengantar....ii
Daftar Isi.......iii
A. Latar Belakang..............1
B. Masalah.................3
C. Cara Penyelesaian Masalah.........4
1) Guru Perlu Melakukan Refleksi.....4
2) Persiapan dan Implementasi...............6
D. Simpulan dan Rekomendasi....8
1) Simpulan.....8
2) Rekomendasi....8
E. Pelajaran Yang Diperoleh................9
1). Intisari Pengalaman Terbaik......9
2) Tingkat Pertanyaan HOTS.....10
F. Daftar Pustaka.....11
Biografi Penulis.....12
Lampiran-lampiran....14


Pengalaman Terbaik Implementasi HOTS melalui Questioning Through Question Chart  Dalam Pembelajaran Reading Comprehension
Oleh Drs. Marjohan, M.Pd
SMAN 3 Batusangkar- Kab. Tanah Datar
A. Latar Belakang
Propinsi Sumatera Barat memperoleh peringkat HDI-human Development Index (BPS Indonesia 2010) pada posisi 9 dari 34 propinsi di Indonesia. Ini adalah posisi yang cukup bagus.  Peningkatan dan perbaikan pada sektor pendidikan telah memberikan dampak positif untuk masyarakat di daerah ini. Pemerintah daerah kotamadya/kabupaten dan para stakeholder di bidang pendidikan selalu memikirkan terobosan, misalnya dengan mendirikan sekolah model atau sekolah pelayanan keunggulan. Ini juga terjadi untuk Kabupaten Tanah Datar, dimana daerah ini mendirikan sekolah pelayanan keunggulan, yaitu SMA Negeri 3 Batusangkar (lihat lampiran 1, gedung SMAN 3 Batusangkar).
Sekolah ini didirikan di akhir tahun 2004. Sekolah ini dirancang sebagai pioneering school oleh Pemerintah Kabupaten Tanah Datar. Sekolah ini bebas rayon, semua lulusan SLTP (SMP dan MTs) yang memenuhi persyaratan boleh mendaftar ke sekolah ini. Persyaratan rekruitmen ke sekolah ini adalah mengikuti test tertulis (Matematika, IPA, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggeris) dan juga sejumlah wawancara, termasuk wawancara dalam Bahasa Inggeris. Tentu saja calon siswa yang memenuhi kuota yang ditetapkan oleh sekolah ini.
Data yang diperoleh dari kantor TU SMAN 3 Batusangkar menunjukan bahwa skor rata-rata UN Bahasa Inggeris siswa SLTP yang tercatat menjadi siswa baru SMAN 3 Batusangkar tahun akademik 2016/2017 adalah 8, 15. Ini berarti bahwa input Bahasa Inggeris mereka cukup bagus. Namun walau skor Bahasa Inggeris UN mereka cukup tinggi, ini belum lagi mencerminkan kemampuan berbahasa Inggeris aktif mereka. Soal ujian UN Bahasa Inggeris hanya terfokus pada kemampuan reading comprehension siswa, dan belum mengukur kemampuan  speaking, writing dan listening mereka. Jadi belum mencerminkan kemampuan Bahasa Inggeris mereka secara total.
Dari observasi dan wawancara penulis dengan masyarakat sekitar dan para orangtua diketahui bahwa mereka yakin siswa SMAN 3 Batusangkar sudah memiliki kemampuan berbahasa Inggeris. Namun ketika penulis (sebagai guru Bahasa Inggeris di sekolah ini) mengundang teman-orang asing (tourist)- ke sekolah ini dan berharap para siswa bisa berkomunikasi- bertukar pikiran- satu sama lain dengan orang asing tersebut. Dalam keyataannya para siswa terlihat canggung dan kurang mampu berkomunikasi secara aktif. Mereka terlihat malu, ragu-ragu dan tidak puya rasa percaya diri (lampiran 2, mengundang orang asing ke sekolah). 
Selain itu, di perpustakaan sekolah ini juga tersedia English authentic materials seperti novel, buku-buku cerita dan majalah berbahasa Inggeris. Tetapi terlihat para siswa tidak antusias untuk membacanya. Di sini muncul assumsi penulis bahwa para siswa punya problem dengan membaca pemahaman Bahasa Inggeris. Ini mungkin dampak negatif dari keterampilan berfikir mereka yang masih tingkat rendah atau Lower Order Thinking Skills (LOTS). Dengan kata lain ini sebagai dampak pembelajaran yang jauh dari penerapan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS).
HOTS musti diimplementasikan dalam pengajaran Bahasa Inggeris. HOTS sebagaimana dijelaskan oleh Thomas dan Thorne (2009) yaitu sebagai keterampilan berfikir yang melebihi dari sekedar menghafal fakta-fakta dan konsep. HOTS memerlukan para siswa untuk berbuat sesuatu tentang fakta sosial  atau fakta alam. Para siswa seharusnya mampu memahami, menganalisa, mengelompokan, memanipulasi, menciptakan cara-cara baru yang kreatif, dan menerapkannya dalam menemukan solusi atas masalah baru.
Guru Bahasa Inggeris juga harus kenal dengan strategi belajar bahasa Inggeris yang mampu meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi para siswa. Berikut ini adalah beberapa strategi pengajaran yang mampu meningkatkan HOTS para siswa, yaitu seperti: Encourage Questioning, Connect Concepts, Teach Students to Infer, Use Graphic Organizers, Teach Problem-Solving Strategies, Encourage Creative Thinking, Use Mind Movies, Teach Students to Elaborate Their Answers, Teach QARs (Question-Answer-Relationships), and Questioning Through Question Chart (Abeera P. Rehmat, 2015).

B. Masalah
Permasalahan siswa SMAN 3 Batusangkar yang berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggeris dapat digambarkan seperti tabel di bawah:
Tabel.1: Permasalahan Siswa SMAN 3 dengan
            Kemampuan Berkomunikasi dalam Bahasa Inggeris.
Input
Fenomena
Faktor Penyebab
- Calon siswa diseleksi
  dengan baik.

-UN Bahasa Inggeris
 SLTP bagus, 8.15
- Kurang percaya diri
  dalam berkomunkasi
  berbahasa Inggeris.

- Tidak tertarik dengan
   materi authentic
   berbahasa Inggeris
- Pembelajaran banyak
  bernuansa LOTS.

- Rendah motivasi
  berkomunikasi
- Kurang berani dalam
  Berekspresi
Tabel.1 di atas menunjukan tentang problem siswa SMAN 3 Batusangkar yang mana mereka kurang percaya diri dalam berkomunkasi berbahasa Inggeris, tidak tertarik dengan materi authentic berbahasa Inggeris. Faktor penyebabnya adalah pembelajaran banyak bernuansa LOTS, rendahnya  motivasi berkomunikasi dalam bahasa Inggeris dan kurang berani dalam berekspresi. Padahal sekolah ini punya input yang bagus, yaitu calon siswa diseleksi dengan baik dan UN Bahasa Inggeris SLTP mereka juga cukup bagus, 8.15.
Lower Order Thinking Skills (LOTS) atau keterampilan berfikir tingkat redah hanya membuat siswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan faktual, jawabannya hanya satu. Biasanya jawaban tersebut berupa sesuatu yang dapat ditemukan langsung di buku atau hapalan, seperti pertanyaan “Siapa? Kapan? Dimana?”  
Agar siswa bisa menjadi berani dan mampu mengekspresikan pikiran, maka digunakan Higher Order Thingking Skills- HOTS. Kemampuan HOTS akan membuat siswa mampu menyampaikan gagasan secara argumentatif, logis, dan percaya diri, baik secara lisan, tulisan dan action (tindakan). Kata kunci pertanyaan untuk HOTS adalah seperti “mengapa, bagaimana caranya, berikan alasan, dengan cara apa, harus bertindak bagaimana, seandainya, dan lain-lain”.


C. Cara Penyelesaian Masalah
1) Guru Perlu Melakukan Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah maju (lihat lampiran 3, proses PBM di Sekolah maju) yang sudah mampu menghasilkan siswa yang unggul pada umumnya menerapkan pendekatan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Proses berfikir sebagaimana digambarkan oleh Dewey (1933), bahwa berfikir adalah rangkaian peristiwa berurutan. Proses produktif ini bergerak dari refleksi ke penyelidikan, kemudian ke proses pemikiran kritis yang, pada gilirannya, mengarah pada kesimpulan. Berpikir tidak terjadi secara spontan tetapi harus "dibangkitkan”  melalui problem dan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan.
Penulis menyadari bahwa siswa penulis yang sedang menuntut ilmu di SMAN 3 Batusangkar, seperti diyakini oleh masyarakat Kab. Tanah Datar sebagai sekolah unggul dan siswanya juga unggul. Untuk bahasa Inggeris mereka juga dianggap jago. Ternyata hanya jago dalam menguasai teori yang sebatas dipelajari dalam kelas. Mereka secara umum belum mampu membuktikan “jagonya” secara applikasi, misalnya berkomunikasi langsung dalam bahasa Inggeris dengan percaya diri dan berani.
Sebagai guru, penulis tidak boleh apatis, menutup diri, atau cepat merasa puas dengan skor Bahasa Inggeris siswa yang tertera pada kertas atau atas prestasi yang hanya diraih oleh segelintir siswa. Maka penulis selalu membuka diri, melakukan refleksi dan menemukan solusi. Penulis membaca banyak referensi dari pserpustakaan, membeli buku dan juga dari cyber.
Di dunia ini ada 11 negara yang terbaik sistem sekolahnya, yaitu Jepang, Barbados, Selandi Baru, Estonia, Irlandia, Qatar, Belanda, Singapura, Belgia, Swiss dan Findlandia. Rahasia negara tersebut mengapa sistem pendidikan negara mereka terbaik, adalah karena literasi, sains, dan matematiknya terbaik. Kemudian sekolah menciptakan tradisi pembelajaran seumur hidup dan proses pembelajaran yang unggul- yaitu kreatif, inovasi dan memberi pelayan unggul, dan tentu saja pembalajaran juga bernuansa HOTS (Oscar William Grut, 2016 ).
            Pendidikan Indonesia secara umum, dan lembaga pendidikan di sekitar kita secara khusus, juga akan bisa menciptakan para siswa yang berkualitas, memiliki tingkat pemikiran yang tajam. Tentu saja kalau para guru dan stakeholder pendidik fokus pada peningkatan literasi, sains dan matematika, kemudian membudayakan belajar seumur hidup. Tidak selalu terfokus pada pembelajaran berbasis LOTS (lihat lampiran 4, pertanyaan yang pro pada HOTS). Malahan juga membiasakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan Higher Order Thinking Skills-HOTS.
Ada beberapa strategi atau model pembelajaran yang bisa kita terapkan dalam mengimplementsi HOTS (lihat lampiran 5, suasana kelas berbasis LOTS), salah satunya PBM dengan strategi questioning through qustion list, sebuah strategi belajar dengan implementasi keterampilan berfikir tingkat tinggi. Pertanyaan-pertanyaan dalam PBM juga harus menggugah berfikir tingkat tinggi para siswa. Pertanyaan yang mungkin diterapkan untuk strategi ini adalah “how, what is the way...,give your reason, what is your idea about..., what is your action if you see..., if you were the figure what will you do?, why..., etc, etc”(lihat lampiran 4, pertanyaan yang pro pada HOTS).
Setelah melakukan refleksi atas masalah pembelajaran berbahasa Inggeris maka penulis menemukan cara penyelesaian masalahnya. Ini dapat diungkapkan ke dalam tabel berikut:
Tabel.2: Cara Penyelesaian Masalah Pembelajaran Bahasa Inggeris
Problem
Solusi
Hasil yang di harapkan
- Kurang percaya diri
  dalam berkomunkasi
  berbahasa Inggeris.

- Tidak tertarik dengan
   materi authentic
   berbahasa Inggeris
- Pemberian strategi
  mengajar dengan
  pendekatan HOTS.

- Memberi motivasi
- Memberi bimbingan
   khusus lainnya.
Siswa punya argumen, lebih terampil dalam berkomunikasi. Siswa penulis menjadi lebih aktif dan mampu memecahkan masalah
            Dari tabel.2 di atas diketahui bahwa problem siswa SMAN 3 Batusangkar dan pembelajaran Bahasa Inggeris yaitu kurang percaya diri dalam berkomunkasi  berbahasa Inggeris, tidak tertarik dengan materi authentic berbahasa Inggeris. Solusi yang bisa diberikan adalah seperti pemberian strategi mengajar dengan pendekatan HOTS, memberi motivasi dan memberi bimbingan khusus lainnya. Kemudian hasil yang diharapkan adalah siswa punya argumen, lebih terampil dalam berkomunikasi. Siswa penulis menjadi lebih aktif dan mampu memecahkan masalah.
Berdasarkan paparan di atas maka penulis bermaksud untuk menulis Best Practice yang lebih spesifik untuk kemampuan membaca, dengan judul “Pengalaman Terbaik Implementasi HOTS melalui Questioning Through Question Chart Dalam Pembelajaran Reading Comprehension.

2) Persiapan dan Implementasi
            Aktifitas pembelajaran untuk meningkatkan HOTS siswa melaui Questioning Through Question Chart untuk keterampilan membaca memerlukan tahap persiapan dan implementasi. Yaitu sebagai berikut:
a) Persiapan:

1.
Mempersiapkan satu paket petunjuk reading comprehension.

-
Membagi siswa atas beberapa kelompok, satu kelompok untuk sekitar 4-5 siswa yang kemampuan membaca mereka sama tinggi/berimbang.
2.
. Mengumpulkan 5-7 copy (buku) dari satu jenis reading text bahasa Inggeris.

-
Memastikan bahwa setiap siswa sudah memiliki masing-masing copy reading text.
3.
Menciptakan berbagai macam pertanyaan untuk pra-membaca (pre-reading)

-
Siswa harus dapat memperkirakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan melihat cover depan dari buku bahasa Inggeris

-
Contoh pertanyaan adalah seperti, what do you think the story will be about? Or who do you think the main characters of  the story are? 

-
Tuliskan setiap pertanyaan pada kartu petunjuk yang terpisah
4.
Membuat bagan pertanyaan.

-
Judul bagan ini bisa  seperti“I Wonder…” dan the headings-nya, “Who, What, Where, When Why, and How” harus muncul di bagian atas halaman
5.
Kumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh siswa.

-
Misalnya, kertas tempelan, pensil, papan tulis mini, dan spidol yang bisa dihapus tintanya.
b). Penerapan:
1.
Ajukan pertanyaan pre-reading

-
Mintalah siswa menggunakan text cover buku yang mereka miliki sebagai petunjuk dan tulis tanggapan mereka pada papan tulis (bisa jadi pada papan tulis mini).
2.
Undanglah siswa untuk berbagi dan menilai respon-respon mereka.
3.
Perkenalkan bagan pertanyaan.

-
Tarik perhatian siswa untuk berbagai kategori pertanyaan dan berikan contoh pertanyaan untuk setiap kategori.
4.
Undanglah siswa untuk mulai membaca beberapa halaman pertama dari cerita secara mandiri dan ajukan pertanyaan-pertanyaan ketika mereka membaca.

-
Mintalah siswa menulis setiap pertanyaan pada kertas tempel yang terpisah dan kemudian tempelkan kertas tempel di bawah judul yang sesuai pada bagan pertanyaan.

-
Misalnya, pertanyaan yang mengandung frase “what…” harus ditempelkan di bawah judul “what”.
5.
Minta siswa berhenti membaca setelah mereka semua membaca beberapa halaman pertama dari cerita dan undang mereka untuk berbagi beberapa pertanyaan yang mereka hasilkan.
6.
Mintalah siswa melanjutkan membaca cerita secara mandiri dan dorong mereka untuk menjawab pertanyaan yang dihasilkan.

-
Undanglah siswa untuk mengeluarkan kertas tempel dan tuliskan jawaban di bawah pertanyaan atau tulis jawabannya pada kertas tempel yang terpisah dan tempelkan pada pertanyaan yang sesuai pada bagan.
7.
Gilirkan sambil siswa menyelesaikan kegiatan dan minta setiap siswa untuk berbagi dan menilai respon-respon mereka.
            Pengalaman pembelajaran melalui strategi di atas, bahwa para siswa terlihat lebih aktif, mereka duduk dalam kelompok masing-masing.       Pembelajaran dengan strategi ini membuat para siswa lebih dinamis, tidak kaku dan malu. Jadinya strategi HOTS tersebut memang membuat siswa aktif.

D. Simpulan dan Rekomendasi
1) Simpulan
Secara umum, keterampilan berfikir terdiri atas empat tingkat, yaitu:  menghafal (recall thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan kreatif (creative thinking) (Krulik & Rudnick, 1999). Dua tingkat berfikir terakhir inilah (berfikir kritis  dan berfikir kreatif)  yang disebut sebagai keterampilan berfikir tingkat tinggi  atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang harus dikembangkan dalam pembelajaran Bahasa Inggeris. Penulis menerapkan strategi “Questioning Through Question Chart”.
            Kesimpulan dari pengalaman terbaik (best practice) yang penulis implementasikan dengan judul: implementasi Questioning Through Question Chart dalam pembelajaran reading comprehension telah memberikan dampak yang cukup significant dalam meningkatkan percaya diri dan keberanian siswa, kemudian keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS) dalam membaca juga terlihat meningkat. Penulis sering menyuguhkan teks reading yang cukup panjang (3 halaman) dan mereka jarang terdengar mengeluh “wah teksnya terlalu panjang, pak!!!” Mereka malah menikmati isi bacaan teks sambil belajar dengan gembira.

2) Rekomendasi
            Best practice yang penulis susun ini sangat layak dan mendapat perhatian dari rekan-rekan guru Bahasa Inggeris. Penulis memberi rekomendasi agar strategi “Questioning Through Question Chart” bisa diterapkan dalam PBM Bahasa Inggeris, apakah untuk speaking atau reading. Ini berguna agar para siswa bisa memiliki HOTS.
Sebenarnya selain strategi Questioning Through Question Chart ada strategi-strategi lain yang juga bisa meningkatkan HOTS siswa seperti Instructional Communications, Scaffolding, Learning and Thinking Strategies, Direct Instruction, dll. Berharap kalau siswa telah memiliki HOTS yang baik maka mereka akan punya argumen, lebih terampil dalam berkomunikasi. punya percaya diri, dan menyukai bahasa Inggeris seutuhnya.  

E. Pelajaran Yang Diperoleh (Lesson Learned)
1). Intisari Pengalaman Terbaik
            Tentu saja ada pembelajaran yang diperoleh. Strategi Questioning Through Question Chart untuk kemampuan membaca pemahaman berdampak pada peningkatan HOTS siswa. Ini seperti digambarkan dalam tabel.3 di bawah:
Tabel.3: Intisari Pengalaman Terbaik Guru
Permasalahan terindefikasi
Kegiatan nyata yang telah dilakukan dan dinyatakan sebagai pengalaman terbaik
Hasil kegiatan berupa Best Practice
Siswa yang menjadi peserta didik SMAN 3 Batusangkar, telah diseleksi dengan baik, skor UN Bahasa Inggris mereka juga cuup tinggi, 8.15 namun sebagai fenomena mereka terlihat takut, malu dan kurang percaya diri dalam  menggunakan bahasa Inggeris termasuk membaca authentic English materials yang ada di perpustakaan
Guru menerapkan strategi pembelajaran Questioning Through Question Chart untuk reading comprehension.

Juga lebih sering mengimplementasikan pertanyaan yang bersifat HOTS seperti “Based on your readings, what can you conclude about ________ ? What was the author's point of view? Solve a logic puzzle”
Percaya diri siswa meningkat, pertanyaan dan jawaban yang dibuat siswa lebih mendalam.

Keaktifan dan partisipasi belajar mereka lebih terlihat
Dalam tabel.3 di atas terlihat intisari pengalaman terbaik penulis (sebagai guru di SMAN 3 Batusangkar). Dalam tabel terlihat permasalahan terindefikasi, kemudian Kegiatan nyata yang telah dilakukan dan dinyatakan sebagai pengalaman terbaik dan selanjutnya Hasil kegiatan berupa Best Practice.
Belajar dengan strategi bisa membuat siswa memiliki keterampilan berfikir tingkat tinggi akan membetuk  SDM siswa yang terampil dan berkualitas. Higher-Order Thinking Skills (HOTS) merujuk pada ketrampilan berpikir kritis, kemampuan menyusun strategi dan pemecahan masalah. Adapaun keterampilan berpikir kritis termasuk kemampuan untuk berpikir kreatif, membuat keputusan, memecahkan masalah, menganalisa, dan meng-enterpretasikan.
Pembelajaran di kelas yang berorientasi HOTS merupakan sarana untuk mengembangkan keterampilan kognitif, sehingga siswa tidak hanya diajari apa yang harus dipikirkan (what), melainkan mengapa dan bagaimana berpikir (why and how). Pengajaran dengan pendekatan HOTS tidak dapat dikembangkan terpisah dengan mata pelajaran melainkan dengan mengintegrasikannya dalam pengajaran materi yang disampaikan melalui proses pembelajaran.

2) Tingkat Pertanyaan HOTS
            Pelajaran lainnya yang bisa diperoleh adalah juga tetang HOTS- Higher Order Thinking Skills. Salah satu untuk meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa tentu saja dengan meningkat frekuensi penggunaan pertanyaan berkategori HOTS. Menurut taxonomi Bloom (lihat lampiran 6, taxonomy Bloom), Pertanyaan kategori HOTS adalah pada level analisis, sistesis dan level evaluasi (Suyadi, 2013).
a) Pertanyaan analisis, siswa diminta berpikir kritis untuk mengidentifikasi masalah, membuktikan dan menarik kesimpulan. Biasanya, pertanyaan ini diawali dengan kalimat tanya mengapa.
b) Pertanyaan sintesis, pertanyaan yang membutuhkan jawaban berdasarkan pemikiran mendalam, gagasan tersebut berupa prediksi, ramalan atau model sederhana. Contoh frase pertanyaan untuk ini: “Apa yang akan terjadi jika...?, Bagaimana meningkatkan...?”
c) Pertanyaan evaluasi, pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan cara menilai atau berpendapat sesuai dengan pandangan masing-masing. Contoh frase pertanyaan untuk ini: “Menurut pendapat anda, mana yang....?, Apa yang anda ketahui tentang....?”.
Itulah paparan best practice yang penulis miliki. Moga-moga pengalaman terbaik ini (best practice) juga akan menjadi pengalaman terbaik rekan-rekan guru yang lain. Tentu saja best practice masih punya kekurangan dan selalu butuh perbaikan.

F. Daftar Pustaka
Abeera P. Rehmat (2015). Engineering the Path to Higher-Order Thinking in
            Elementary Education: A Problem-Based Learning Approach for STEM
            Integration. Las Vegas: University of Nevada- UNLV
            (https://pdfs.semanticscholar.org/)

 

Dewey, J. (1933). How we think: A restatement of the relation of reflective

thinking to the educative process. Boston: D. C. Heath and Company.

 

Krulik & Rudnick, (1999). Innovative Tasks To Improve Critical And Creative

Thinking Skills. Dalam Developing Mathematical Reasoning in Grade K-12. Stiff. L.V dan Curcio FR ED. 1999 Yearbook NCTM, Reston, Virginia (http://repository.upi.edu/7814/6/d_mat_0707026_bibliography.pdf)

 

Oscar William Grut (2016 ). The 11 best school systems in the world. London:

Independent (https://www.independent.co.uk/news/education/11-best  

school-systems-in-the-world-a7425391.html).

 

Suyadi. (2013). Strategi Pemebelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

 

Thomas, A. dan Thorne, G., (2009). How to Increase Higher Order Thinking:

 http://www.cdl.org/articles/how-to-increase-high-orderthinking.



Biografi Penulis

Marjohan, M.Pd, Guru SMA Negeri 3 Batusangkar,  Program Pelayanan Keunggulan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Dia mengikuti seleksi tenaga kependidikan dan tercatat sebagai peraih “Peringkat 1 Guru Berprestasi Tingkat Nasional 2012” dan penerima penghargaan Satyalencana Pendidikan dari Presiden RI. Ia menulis berbagai judul artikel yang diterbitkan pada  koran Singgalang, Serambi Pos, Haluan dan Sripo (Sriwijaya Post).
             Pernah menulis pada jurnal Spelelogie (Perancis). Dia sempat  menjadi seorang pemandu wisata (West Sumatra Tourism Guide). Dia telah melakukan kunjungan pendidikan ke Australia, Singapura dan Malaysia, Thailand dan dan perjalanan ibadah  ke Arab Saudi. Marjohan telah  menulis  dan menerbitkan sejumlah buku dengan judul:
            - School Healing- Menyembuhkan Problem Sekolah (Pustaka Insan
              Madani, Yogyakarta, 2009).
            - Generasi Masa Depan- Memaksimalkan Potensi Diri Melalui
              Pendidikan (Bahtera Buku, Yogyakarta , 2010).
            - Tuntutlah Ilmu Hingga ke Negeri Prancis (Diva Press,
              Yogyakarta, 2012).
            - Akhirnya Kutaklukan Kampus Jerman (Diva Press, Yogyakarta, 
               2012).
            - Budaya Alam Minangkabau (Citra Pustaka,Solo,  2012).
            - Pengalaman Meraih Guru Berprestasi Selangit  (Diva Press,
              Yogyakarta, 2013).
            - Berguru Di Negeri Jepang (Diva Press, Yogyakarta , 2013).
            - Melbourne Memang Dahsyat (Diva Press, Yogyakarta , 2013).
            Marjohan  menikah dengan Emi Surya, dan memiliki dua orang anak- Muhammad Fachrul Anshar dan Nadhila Azzahra. Ia juga tertarik dengan travelling dan tulisan-tulisan serta foto-foto kegiatan Marjohan yang lain dapat diakses pada Blogger
http://penulisbatusangkar.blogspot.com, dan ia dapat dihubungi melalui email: marjohanusman@yahoo.com.


Selasa, 20 Maret 2018

Sukses Edukasi Findlandia Sebagai Cermin Akademik Bagi Indonesia


https://www.express.co.uk/life-style/top10facts/740124/Top-ten-facts-Finland-trivia-Finnish-Independence-Day

Sukses Edukasi Findlandia Sebagai Cermin Akademik Bagi Indonesia
Oleh: Marjohan, M.Pd (Guru SMAN 3 Batusangkar)

Lynnell Hancock menulis tentang mengapa pendidikan Findlandia bisa sukses. Dia menceritakan sebuah peristiwa kecil pada hari-hari terakhir di semester kedua di Sekolah Komprehensif Kirkukjarvi (Kirkukjarvi Comprehensive School) di Espoo, sebuah kota kecil di pinggiran  kota Helsinki. Seorang guru, Kari Louhivuori, memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda menurut standar pendidikan Finlandia. Yang mana salah seorang muridnya di SD yang telah lama putus sekolah di ajak lagi untuk datang ke sekolah. Hatinya terpanggil untuk melayani siswa yang kurang beruntung tersebut dan dengan tulus memberi bimbingan belajar secara khusus.
Siswa tersebut bisa diberi julukan (label) sebagai anak yang pemalas. Namun tentu saja kita tidak boleh mencela anak yang punya masalah dalam belajar sebagai anak yang pemalas. Maka apa yang di lakukan oleh Kari Louhivuori merupakan karakter ideal dan ketulusan seorang guru. Dia selalu tergugah untuk mendidik, membimbing dan menemani sang siswa untuk bisa tumbuh secara wajar dan berkembang kualitas pribadinya. Karakter positif begini ternyata dilakukan oleh banyak guru Findlandia hingga berkontribusi dalam meningkatkan pendidikan negara ini.  
Di tahun 1980-an, saya (penulis) belum banyak mendengar tentang Findlandia sebagai negara yang unggul dalam bidang pendidikan. Saat itu negara yang menonjol dalam bidang edukasi adalah seperti Perancis, Inggris, Jepang, Amerika, Kanada, dan beberapa negara lain. Sementara Findlandia lebih terkesan sebagai sebuah negara kecil, dekat kutub utara yang pasti selalu memiliki suhu yang dingin. Namun sekarang negara ini telah menjadi sebuah negara yang sangat terkemuka dalam bidang pendidikan di dunia.  
Kualitas akademik Finlandia telah jauh meningkat, terutama dalam kemampuan membaca, matematika dan literasi sains. Ini terjadi karena para guru dipercaya untuk melakukan apa pun untuk mengubah kehidupan generasi mudanya. Kalau begitu bagaima strategi sukses negara ini dalam meningkat kemampuan literasi membaca para siswa mereka?
Pirjo Sinko  yang bekerja pada Badan Pendidikan Nasional Findlandia (Finnish National Board of Education) memaparkan tentang faktor-faktor utama mengapa skor reading literacy Findlandia begitu bagus. Masyarakat Findlandia sangat mendukung aktivitas membaca, jadinya sekolah dan guru tidak sendirian.
Perpustakaan Findlandia memiliki sistem perpustakaan terbaik di dunia. Perpustakaan merupakan lembaga kebudayaan yang paling disukai oleh masyarakat, warga merasa dekat dengan Perpustakaan. Ibarat kedekatan hati orang Islam dengan mesjid, atau pemeluk agama lain dengan rumah ibadah mereka. Karena itu jumlah buku-buku yang dipinjam dari perpustakaan umum dan juga jumlah buku-buku baru buat anak-anak dan para remaja begitu tinggi. Kaum wanita sendiri merupakan pembaca buku yang sangat antusias dan mereka begitu memahami pentingnya membaca buku.
Umumnya rumahtangga Findlandia berlangganan, paling kurang, satu koran. Nah bagaimana dengan rumahtangga di negara kita ? Jelas bahwa kita belum punya budaya dan rasa butuh untuk berlangganan koran. Kemudian bahwa program TV asing tidak didubbing dengan bahasa melainkan menggunakan subtitles. Ini berguna dalam meningkatkan rutinitas membaca anak-anak.
Di Findlandia, bahwa selalu ada kegiatan menceritakan kisah-kisah menjelang tidur (bed-time stories) buat anak-anak. Kegiatan ini sangat penting hadir dalam keluarga. Dengan demikian warga Findlandia sangat menilai tinggi pada aktivitas membaca dan sekaligus dalam mencintai bahasa nasional. Beginilah cara-cara mereka dalam membuat literatur tersebut selalu hidup.
Bahwa menjadi guru di negara Findlandia merupakan profesi yang sangat diminati oleh banyak warga negara. Para siswa dan mahasiswa terbaik banyak yang memutuskan untuk menjadi guru. Sehingga sekarang banyak guru yang berbuat ekstra untuk kemajuan pendidikan. Mereka bekerja sebagai guru bukan karena ingin dipantau dan dinilai oleh kepala sekolah dan supervisor pendidikan. Kebaikan dan keikhlasan yang mereka lakukan di luar agenda resmi mengajar sudah dilakukan oleh banyak orang.
Bagaimana gambaran tentang pendidikan di Findlandia? Kesempatan yang sama- tanpa memandang gender, status sosio ekonomi, bahasa, agama, budaya, dan domisili- diberikan untuk semua orang dalam memperoleh pendidikan. Sekolah yang terdekat adalah sekolah yang terbaik bagi seorang anak, jadi warga Findlandia tidak mengenal istilah sekolah elit atau sekolah berlabel unggul.
Prinsip pendidikan Findlandia bahwa setiap sekolah memiliki wilayah geografisnya sendiri, tidak ada sekolah elit, tidak ada sekolah swasta. Pendidikan dasar bersifat komprehensif dan tidak ada pilih-pilih sekolah. Tidak ada ujian nasional (ini bisa jadi terwujud karena Findlandia adalah negara kecil dengan populasi yang juga kecil).
Menjadi guru adalah profesi impian bagi kaum muda, terutama anak perempuan yang mana punya prestasi lebih baik di sekolah daripada anak laki-laki. Namun status profesi guru juga dipandang cukup tinggi, sebagaimana profesi dokter dan pengacara.
Pendidikan Findlandia agaknya sangat bercorak inklusif, bukan eksklusif, maksudnya tidak pilih-pilih murid. Anak-anak difabel (siswa cacat) dengan prosedur mudah diterima sebagai siswa. Begitu pula dengan anak-anak para immigran, sebagaimana Eropa telah menjadi destinasi immigrasi banyak bangsa di dunia. Maka anak-anak para immigran dari Somalia, Iraq, Russia, Bangladesh, Estonia and Ethiopia juga bisa dijumpai di sekolah Findlandia.
Tentu saja anak-anak immigran merupakan siswa yang punya problem dengan keuangan. Namun walau mereka kurang mampu dalam hal finansial dan lemah SDM-nya, pelayanan guru-guru tetap profesional dan berkualitas sebagaimana mereka mendidik warga negara Findlandia secara umum.   
Sebagai contoh, bahwa Louhivuori yang berprofesi sebagai guru mendapatkan Besart Kabashi yang berusia 13, anak pengungsi dari Kosovo. Tidak seperti anak-anak lain, bahwa siswa ini punya kendala dalam belajar, sehingga Louhivuori memberi perhatian khusus yang sangat tulus. Dia membawa Besart Kabashi ke kantornya dan memberi bimbingan ekstra dan mempersilahkan Besart Kabashi membolak-balik buku-buku milik Louhivuori dengan rasa aman hingga minat literasi Besart Kabashi tumbuh dan berkembang. Akhirnya dia mampu menaklukan (membaca) banyak literatur secara aktif dan mandiri. Membaca secara aktif dan mandiri merupakan budaya belajar anak-anak di negara maju. Dan ini menjadi rahasia mengapa para siswa Findlandia sangat menonjol dalam bidang pendidikan.
Beberapa belas tahun kemudian Besart Kabashi telah tumbuh dewasa dan telah memiliki usaha sendiri. Ia membuka usaha bengkel resmi mobil dan sebuah usaha lain. Dia menyempatkan waktu untuk mengunjungi Louhivuori yang telah menjadi mentor terbaik dalam kehidupannya.
Kisah Louhivuori dan Besart Kabashi, gurunya, bukanlah sebuah cerita dongeng, namun kisah nyata dan juga mungkin dilakoni oleh banyak guru-guru lain. Kisah-kisah sukses dan kebaikan hubungan guru dan murid, tanpa pilih-pilih latar belakang mereka, telah menjadi fenomena positif bagi kemajuan pendidikan Findlandia.
Lynnell Hancock menambahkan bahwa kisah Louhivuori dan Besart Kabashi, yaitu kisah kebaikan dan ketulusan dalam mendidik tidak hanya terjadi pada mereka dan di sekolah mereka, namun juga terjadi pada 62.000  guru Finlandia di 3.500 sekolah. Mengapa bisa terjadi ?
Karena yang direkrut menjadi guru adalah 10 persen dari lulusan terbaik dan kemudian melanjutkan pendidikan ke level master dalam bidang pendidikan. Rata-rata ukuran sekolah kecil-kecil dan populasi siswa di kelas juga relatif kecil, sehingga memungkinkan bagi setiap guru buat mengenal dan memahami setiap anak didik mereka.   
Tentu saja dalam mengajar para guru menerapkan bervariasi metode dan model pembelajaran. Jika satu metode gagal, maka sang guru berkonsultasi dengan rekan kerja untuk mencoba metode yang lain. Mereka tampaknya menikmati tantangan. Hampir 30 persen anak-anak Finlandia menerima semacam bantuan khusus selama sembilan tahun, yaitu dari kelas satu hingga kelas sembilan.
Selama bertahun-tahun banyak negara, termasuk Indonesia, terinspirasi dengan kemajuan Amerika. Apalagi negara ini dipandang sebagai negara adidaya, yang mana kuat peranan ekonomi, militer, media massa dan pendidikannya. Bahwa Amerika Serikat memperkenalkan persaingan pasar ke sekolah umum. Dalam beberapa tahun terakhir, sekelompok pemodal Wall Street telah menempatkan uang di balik  sektor  pendidikan. Kemudian uang sudah menjadi standar ukuran dalam test dan dalam mengukur kualitas seorang guru, akhirnya muncul semboyan “money is everything”.
Sementara hal begini tidak terjadi dalam pendidikan Findlandia.  Timo Heikkinen, seorang pendidik Findlandia mengatakan bahwa “If you only measure the statistics (money), you miss the human aspect.” Tidak ada tes standar yang diamanatkan di Finlandia, selain satu ujian di akhir tahun terakhir  di sekolah menengah. Tidak ada rangking, tidak ada perbandingan atau persaingan antara siswa. Tidak ada persaingan  antar sekolah atau daerah. Setiap sekolah memiliki tujuan nasional yang sama. Hasilnya adalah bahwa anak Finlandia memiliki kesempatan untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang sama tidak peduli apakah dia tinggal di desa atau kota universitas. Perbedaan antara siswa terlemah dan terkuat adalah yang terkecil di dunia.
Meskipun peringkat pendidikan Findlandia menempati posisi terbaik di dunia, namun untuk mendapatkan posisi terbaik menurut score Pisa bukanlah menjadi tujuan utama pendidikan negara ini. Di sekolah anak-anak lebih antusias untuk merayakan kemenangan tim hockey mereka, bukan merayakan peringkat score Pisa yang tinggi. Sebagaimana dikatakan oleh Pasi Sahlberg bahwa sekolah mempersiapkan anak untuk belajar bagaimana belajar, bukan bagaimana cara memperoleh skor test yang tinggi.  
Praktek pembelajaran di sana bukan sekedar mencari muka- seperti mengejar skor yang tinggi atau malah mencari target-target yang semu semata. Jadinya iklim belajar jauh dari rekayasa, kebosanan dan tekanan atau stress. Suasana belajar yang menonjol adalah suasana rileks, nyaman, satau dan antusias, ramah tamah dan sangan bebas dari tekanan.
Praktek pembelajaran di sekolah perlu selalu memberikan suasana nyaman dan menyenangkan, bukan suasana yang menegangkan dan membosankan. Makanya pada hari-hari tertentu, misanya saat merayakan May Day (? ), para guru mendekorasi penampilannya hingga terlihat menyenangkan. Maija Rintola, salah seorang guru sekolah dasar, sengaja memakai jalinan benang warna-warni menutupi rambut tembaganya seperti wig yang dicat. Guru-guru lain juga memakai kostum yang memikat perhatian siswa. Dan para siswa juga memakai assesori yang lucu-lucu.
Apakah kita masih terobsesi semata-mata hanya oleh kemajuan pendidikan Amerika Serikat? Namun beberapa negara seperti Findlandia, Korea Selatan, Hongkong dan Singapura lebih mengungguli Amerika Serikat ditinjau dari kemampuan reading-litercynya.
Amerika Serikat adalah negara dengan populasi penduduk termasuk kategori terbesar di dunia. Mengelola pendidikan dengan populasi penduduk yang cukup besar bukanlah masalah yang mudah. Sejauh ini, menurut penilaian PISA bahwa kategori SDM siswa negara ini masih tergolong bagus. Sementara SDM pendidikan Findlandia telah menjadi rujukan pendidikan terbaik di dunia. Jadinya kita masih perlu mengadopsi model kedua pendidikan negara tersebut.

Catatan:
1). Lynnell Hancock (2011). Why Are Findland’s Schools Successful? Helsinki: Smithsonian

2). Pirjo Sinko (2012). Main factors behind the good PISA reading results in Finland.

Kamis, 25 Januari 2018

Live the life Picture

Saya, anak saya Fachrul dan Nadhila, Istri- Emi Surya

Saat memandu siswa saya ke Bukittinggi dan saya take a picture on the road to Sianok Canyon

Saya dan guru SMAN 3 Batusangkar berjumpa dengan alumni SMAN 3 Batusangkar di Bandung

Saya dan 3 orang teman yang ikut menulis naskah buku di Kementrian Pendidikan di Jakarta

Selasa, 23 Januari 2018

Membangun Kualitas Pribadi

Membangun Kualitas Pribadi

Pikiran Membuat Arsip Memori Dalam Akal
Sesuatu gejala yang terlihat pada tubuh kita sebetulnya mengatakan apa dan bagaimana dalam fikira kita. seseorang yang terdiam secara tiba-tiba saat berdebat bisa jadi menunjukan dia tidak setuju, dia lagi berfikir, atau lagi bingung, dll. Benar bahwa tubuh kita bisa mengatakan tentang fikiran kita, dan fikiran kita juga bisa menggambarkan tentang perasaan dan fikiran itu sendiri lewat kalimat yang kemudian kita ekspresikan (Deb Shapiro, 2008).
Bahwa tubuh atau diri kita ibarat sebuah mobil, dan pikiran kita  sebagai driver atau pengendalinya. Semua bentuk pikiran kita akan memebentuk kualitas diri kita. kualitas diri ini kita sebut juga dengan “kualitas pribadi”. Kualitas pikiran kita sendiri terbentuk dari pengalaman kita sejak dini, saat kita masih bayi.
Ketika lahir, kita adalah manusia yang baru dan manusia yang bersih. Data-data dalam otak kita masih jernih dan polos karena kita belum mengerti tentang makna dan bahasa apapun dan juga kita tidak mengerti apa yang terjadi di sekitar kita. Orangtua kita mulai mengajak kita berkomunikasi dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh (gestur) secara berulang-ulang hingga akhirnya kita mengerti dan juga bisa mengucapkan kata-kata.
Seiring dengan berjalannya  waktu, kita tumbuh, bisa duduk, merangkak dan berjalan. Kita tumbuh lebih besar. Kita melakukan eksplorasi dalam usia bayi, usia balita, usia anak-anak dan seterusnya-hingga kita memilki pengetahuan sederhana tentang sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Kita makin aktif melakukan eksplorasi karena orangtua kita memberi kondisi dan memberi rangsangan pengalaman bagi kita. Jadinya suasana hati kita megalami aneka bentuk perasaan dari pengalaman tersebut, yaitu seperti:
- Pengalaman kasih sayang.
- Pengalaman toleransi.
- Pengalaman ceria.
- Pengalaman takut.
- Pengalaman cemas.
- Pengalaman putus asa.
- Pengalaman persatuan.
- Pengalaman kehilagan.
- Pengalaman harga diri.
- Pengalaman percaya diri.
- Pengalaman kepemilikan.
- Pengalaman kegagalan.
- Pengalaman keberhasilan.
- Pengalaman kebahagiaan.
- Pengalaman kesabaran.
- Pengalaman tentang agama,
- Pengalaman dll.
Otak kita jauh lebih kuat dan lebih baik dari komputer apapun di dunia ini. Karena otak mampu menyimpan dan mengingat kembali sejumlah besar informasi- informasi yang disimpannya. Memori otak membantu kita dalam mengelola kehidupan ini (Dominic O’Brien (2005).
Akal yang terdapat dalam memori kita menyimpan sangat banyak pengalaman dan semua pengalaman tadi ada file atau arsipnya. Maka akan juga ada sangat banyak file, ibarat kerja komputer, akan terdapat sejumlah key word atau kata kunci seperti: kasih sayang, toleransi, ceria, rasa takut, cemas, putus asa, persatuan, kehilagan, harga diri, percaya diri, kepemilikan, kegagalan, keberhasilan, kebahagiaan, kesabaran, tentang agama, dll.
Begitu banyaknya file-file pengalaman- ibarat pemograman komputer- maka akal juga menyatukan file- file yang sejenis menjadi folder atau gabungan file. Maka terbentuk pulalah gabungan file menjadi folder dalam memori kita, yaitu seperti folder:
- Lemah.
- Sukses.
- Cemas
- Marah.
- Sabar.
- Malang.
- Bahagia.
- Cinta, dll.
Kemudian dalam menjalani kehidupan melalui eksplorasi, kita mengalami kegagalan baru, maka folder masa lalu tetang kegagalan juga terbuka dan file-file yang berhubungan tentang pengalaman gagal juga saling berhubungan. Folder tentang pengalaman gagal juga berhubungan dengan folder tentang suasana hati yang lain seperti folder tentang cemas, takut, bahagia, khawatir, dll. Ini semua membentuk pemikiran dan respon kita yang baru. Demikianlah bagaimana semua pengalaman kita terarsip (tersimpan) dengan rapi dalam file dan folder pada memori kita.

Pikiran membentuk pribadi kita.
            Bagaimana keadaan kita atau siapa kita tergantung dari cara kita memandang diri sendiri, dan cara kita mendeskripsikan diri kita. Apakah kita orang yang punya harga diri, orang yang percaya diri, orang yang berguna bagi orang lain, dll, semua tergantung pada pikiran kita atas diri sendiri. Seseorang akan merasa penting atau merasa sebagai orang yang tidak penting, lagi-lagi, itu semua tergantung pada bentuk pikiran kita terhadap pribadi kita sendiri (Bonnie D. Singer, 1999).
Sejak kecil semua orang bereksplorasi dan mengalami banyak pengalaman. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa dari bentuk-bentuk ribuan pengalaman maka bertebaran pulalah arsip atau file-file pengalaman dalam pikiran kita. Selanjutnya dari file- file pengalaman yang sejenis terkumpul menjadi folder- folder, yang topik atau jenisnya juga sama. Ini adalah deskripsi tentang kerja akal dalam membentuk pola pikiran. 
Selanjutnya pikiran-pikiran tadi akan membentuk pribadi kita sendiri. Pribadi kita terbentuk dari gabungan beberapa bentuk fitur lainnya, seperti: intelektualitas, fisik, perasaan, sikap, manusia positif atau negatif, citra diri, harga diri, rasa percaya diri, kondisi jiwa, kondisi kesehatan, dll. Terlebih dahulu ini ditentukan oleh mindset kita sendiri.
Apa itu mindset? Dalam pergaulan kita sering mendengar seseorang mengatakan “ketika bangun bagi saya sering merasa lelah, agar merasa segar saya minum segelas teh jahe”. Orang lain berkata, “Saya merasa konsentrasi kalau belajar pakai musik”. Dan yang lain lagi berkata, “Saya terbiasa menunda-nunda pekerjaan”. Kalimat- kalimat yang diucapkan tersebut terlontar dari mulut seseorang dan secara berulang-ulang, tanpa disadari akhirnya membentuk mindset  atau pola- pikiran. Jadi mindset adalah pola pikiran.
Dalam setiap aspek kehidupan dan prilaku kita selalu ada mindset. Kita punya mindset tentang tidur, mindset tentang bergaul dengan orang lain. Demikian juga mindset tentang makan dan menyantap makanan, mindset tentang bekerja dan belajar, dll.
Mindset atau pola pikiran itu sendiri ada yang berbentuk positif atau negatif. Selanjutnya mindset kita juga berpengaruh pada keadaan intelektualitas, fisik, perasaan, sikap, manusia positif atau negatif, citra diri, harga diri, rasa percaya diri, kondisi jiwa, kondisi kesehatan, dll. Paparan tentang fikiran berikut merupakan intisari dari buku yang berjudul “Terapi Berfikir Positif- Biarkan Mukjizat Dalam Diri Anda Melesat Agar Hidup Lebih Sukses Dan Lebih Bahagia” yang ditulis oleh Ibrahim Elfiky (2011). 
a). Pikiran mempengaruhi intelektualitas
Bila kita berpikir positif terhadap pekerjaan, teman, dan pekerjaan maka akal kita akan mengesampingkan (melupakan) hal-hal negatif yang ada pada pekerjaan, teman, dan pekerjaan kita. Dengan begitu akal bisa berkonsentrasi pada kualitas pikiran (kualitas intelektualitas) kita. Kemudian akal memperkuat pikiran itu dengan informasi sejenis yang tersimpan dalam file/ folder pada memori kita.
b). Pikiran mempengaruhi fisik
Setiap kata yang diucapkan orang kepada kita, akan kita pikirkan. Bila perkataan itu baik atau buruk- negatif atau positif, memberi semangat atau menghancurkan harga diri akan mempengaruhi pikiran kita dan selanjutnya berdampak pada fisik kita. Ucapan positif membuat pikiran kita senang dan fisik kita jadi bersemangat- kita tersenyum. Sebaliknya kalimat negatif, mempengaruhi pikiran kita dan kita menjadi jengkel dan fisik menghindar dari dia.
c). Pikiran mempengaruhi perasaan
Pikiran memang mempengaruhi perasaan dan bahwa pikiran adalah ciptaan manusia. Sebenarnya orang lain atau dunia luar tidak bisa mempengaruhi kita, kecuali bila kita mengizinkan pikiran/ perasaan kita jadi terganggu. Perasaan tidak akan bisa berubah begitu saja. Untuk bisa berubah maka kita harus mengubah pikiran dan konsentrasi kita terlebih dahulu.
Memang bahwa setiap pengalaman mempengaruhi perasaan kita sesuai yang ada dalam benak kita dan dalam memori kita. untuk selanjutnya perasaan tak ubahnya bahan bakar bagi manusia, perasaan positif membuat kita lebih bersemangat dan termotivasi, dan persaan negatif bisa menghancurkan semangat dan motivasi kita. jadi kalau kita benar-benar ingin mengubah kehidupan menjadi lebih baik maka kita harus sealu memelihara pikiran positif untuk mendapatkan perasaan yang positif.
d). Pikiran mempengaruhi sikap
Sikap kita sering terjadi karena kebiasaan dan pengaruh dari luar. Kita tidak boleh melakukan generalisasi bahwa seseorang sebagai sosok yang negatif, temanku itu payah, dosen itu killer. Sebab yang kita vonis adalah buka sikap manusianya. Pikiran seseorang akhirnya membentuk sikapnya dan sikap itu ada yang berbentuk:
-  Sikap memusuhi atau menyerang.
- Sikap taat dan menerima
- Sikap tegas dan percaya diri.    
e). Pikiran membentuk kita jadi orang positif atau negatif
Pikiran mempengaruhi akal membuat kita berkonsentrasi pada suatu makna. Perasaan adalah bahan bakar bagi sikap yang digunakan orang dalam menggerakan tubuh- mengekspresikan wajah, gestur dan dan cara berbicara. Semua itu mendatangkan hasil yang kita wujudkan yaitu positif atau negatif.
Pikiran memiliki kekuatan yang membuat seorang murid bersemangat-ia belajar lebih serius hingga menggapai prestasi. Pikiran juga memiliki kekuatan sebaliknya, yaitu membuat seorang murid tidak suka pada pelajaran dan pada guru- ia tidak punya semangat hingga gagal meraih prestasi.
Dalam kehidupan rumah tangga atau kehidupan sosial, satu pikiran negatif bisa menyebabkan perpisahan dan perceraian. Sebaliknya pikiran positif bisa membuat suami-istri atau orang yang berteman merasa berbahagia. Sebesar apa pun kekayaan dn seluas apa pun relasi seseorang, kebahagiaan dan kesengsaraan tetap ditentukan oleh pikiran. Jadi pikiran apapun yang kita masukan ke dalam akal akan berubah menjadi perhatian, perasaan, sikap dan hasil yang serupa. Maka kalau kita bisa mengubah pikiran- kehidupan kita inshaAllah juga akan berubah.
f). Pikiran mempegaruhi cita diri
Citra diri adalah gambaran diri ideal yang diharapkan. Citra diri (self image) dikategorikan sebagai penyebab mengapa seseorang ingin mengubah bentuk diri, misal orang gemuk ingin jadi langsing, orang pendek ingin tinggi, orang kuper ingin menjadi lincah. Citra diri juga menjadi faktor utama bagi keberhasilan dan kebahagiaan, kegagalan dan kesengsaraan- apalagi kalau mereka kurang bisa menerima keberadaan diri mereka
Faktor yang mempengaruhi citra diri antara lain media informasi. Di layar televisi terlihat orang cantik, ganteng, pintar, populer- maka penonton yang lemah kepribadiannya ingin pula segera mengubah bentuk diri mereka.
g). Pikiran mempengaruhi harga diri
Penghargaan terhadap diri sendiri adalah perasaan seseorang terhadap diriny, pendapat tetang dirinya dan kepuasan pada dirinya. Penghargaan terhadap diri meliputi: menerima diri sendiri, merasa diri penting dan mencintai diri sendiri.
Penghargaan terhadap diri sendiri kadang-kala menjadi penyebab utama kesengsaraan. Sebab penghargaan terhadap diri sendiri berhubungan dengan perasaan: “Apakah dia menerima dan menghargai diri sendiri atau tidak”. Perasaan kurag menghargai diri sendiri terbentuk dari pengalaman masa lalu, yaitu:
“Seseorang yang di masa lalu kurang merasakan cinta dan kasih dari orang-orang di sekitarnya, ketika merasa tidak dicintai maka ia akan kehilangan keseimbangan mental. Selanjutnya ia akan mencari pengganti cinta yang hilang itu. Sangat mungkin ia lari ke narkoba atau memilih prilaku negatif seperti gila menonton, gila merokok, menghindari kontak dengan orang lain, atau tidur berjam-jam ”.
Orang yang merasa tidak dicintai atau tidak diterima akan merasa kesepian dan merasa terbuang. Kondisi seperti mengakibatkan gangguan psikologi sehingga ia tidak percaya diri- baik pada diri sendiri maupun pada orang lain.  
h). Pikiran mempengaruhi rasa percaya diri
Percaya diri adalah berbuat dengan penuh keyakinan. Rasa percaya diri adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk maju dan berkembang serta selalu memperbaiki diri. Tanpa rasa percaya diri, seseorang akan hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Dia tidak berani melakukan perubahan sekecil apa pun untuk keluar dari kebiasaan. Jika seorang siswa yang telah belajar dengan penuh semangat dan sungguh-sungguh namun saat menghadapi ujian ia selalu memikirkan kegagalan akhirnya mempengaruhi rasa percaya dirinya hingga prestasi belajarnya rendah.
Pikiran positif akan membangun rasa percaya diri yang positif, dampaknya kita akan berbuat, berpikir dan berbicara dengan positif. Pikiran negatif juga akan membangun rasa percaya diri yang juga negatif. Jadi pikiran sangat berbahaya karena pikiran bisa menjadi penyebab kegagalan dan juga menjadi pendukung keberhasilan. Pikiran adalah sumber dari percaya diri kita.
i). Pikiran mempengaruhi kondisi jiwa
Cukup banyak orang mengalami gangguan jiwa dan juga sakit jiwa. Itu berawal dari bentuk pikiran yang juga terganggu. Pikiran terganggu karena rasa cemas, takut menghadapi masa depan atau sesuatu yang tidak jelas. Rasa gelisah dan frustasi juga mengganggu pikiran dan menggangu ketenangan jiwa. Meski kita punya banyak harta namun kalau pikiran terganggu maka jiwa terasa tidak tenang. Gangguan jiwa bisa mengganggu tanpa memandang usia dan status. Orang kaya, orang miskin, orang cantik, orang biasa-biasa, pemuka agama, mahasiswa, orang berusia tua atau remaja, semua bisa terganggu jiwa.
j). Pikiran mempengaruhi kondisi kesehatan
Pikiran juga mempengaruhi kondisi kesehatan. Apa yang dipikirkan oleh jiwa berpengaruh pada seluruh anggota tubuh- terlihat pada ekspresi wajah, gerak tubuh, detak jantung, suhu tubuh, proses bernafas dan tekanan darah yang ikut mengganggu fungsi hati, ginjal, limpa, lambung, paru-paru, dll. Jadi dialog negatif dengan jiwa bisa menyebabkan serangan jantung, pusing, tekanan darah tinggi, melemahnya sistem saraf, mlebarnya kekebalan tubuh, hingga kanker. Pikiran negatif bisa membuat degup jantung kencang, tekanan darah meninggi, napas semakin cepat, tubuh gementar, merasa tercekik, berkeringat dingin, dan berbicara terbata-bata.
Jadi dari sejumlah pengalaman yang kita temui, lewati dan kita lakukan sejak kecil (dari bayi) hingga sekarang, semuanya akan tersimpan dalam memori. Pikiran membuat arsip memori dalam akal dan selanjutnya membentuk pribadi kita. Kualitas pribadi kita ditentukan oleh kondisi intelektualitas dan sikap kita. Pikiran kita membentuk diri kita secara langsung seperti bagaimana cita diri, harga diri dan rasa percaya diri. Kemudian, apakah kita sebagai orang yang berkarakter positif atau negatif. Selanjutnya pikiran mempengaruhi kondisi, fisik, perasaan,  jiwa dan kesehatan kita (Ibrahim Elfiky, 2011).

Menjadi Pribadi Magnet
Dalam hidup kita berhubungan dengan banyak orang. Kualitas pribadi mereka juga beragam, mulai dari orang yang kualitas pribadinya biasa- biasa saja hingga orang dengan kualitas pribadi yang penuh pesona. Seseorang yang punya kualitas diri penuh pesona, dia ibarat punya magnet dalam dirinya. Orang-orang selalu ingin mendatanginya- mengunjungi dan mendekat padanya. Jadinya dia bisa disebut “orang berkepribadian magnet-atau magnetic personality”. Menjadi orang dengan pribadi magnetic seharusnya juga menjadi pilihan hidup kita.
Memang dalam hidup ini terdapat banyak pilihan. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Tom Corley (2016) mengatakan bahwa kecerdasan, bakat dan ketampanan/ kecantikan adalah anugerah dari Tuhan. Kalau kita pisahkan antara orang-orang sukses dengan orang-orang yang kurang beruntung, maka ini terjadi karena pilihan hidup dan juga kebisan- kebiasan yang berulang kali mereka lakukan. Perbedaan kebiasaan yang kita lakukan akan tejadi setiap detik, menit, hari, dll dan sepanjang waktu hingga ini semua membentuk wajah kita.
            Ya tubuh kita ini adalah kendaraan dan dan ego atau pikiran kita adalah auto driver atau autp pilotnya. Kemana arahnya...ya kita yang menentukan. Setiap kebiasaan akan tersimpan dalam memori kita- dalam otak kita. Jadi otak kita selalu teribat dalam setiap keputusan yang kita lakukan sepanjang hari. Tentu saja kebiasaan itu yang berbentuk baik atau buruk.
            Tom Corley (2016) menghabiskan  waktu selama bertahun-tahun untuk mempelajari tentang kebiasaan orang-orang yang hidup di negara kaya dan juga di negara miskin. Ia melakukan riset- mengajukan pertanyaan pada responden yang hidup di kedua jenis negara ini. Ia kemudian menganalisa. Akhirnya ia memperoleh kesimpulan tentang kebiasaan orang orang dari kedua kelompok negara tersebut. Ia kemudian menulis petunjuk-petunjuk yang berguna dalam menuntun seseorang yang ingin menjadi orang yang sukses.
            Ada beberapa kebiasaan positif yang dilakukan oleh orang orang kaya/ sukses. Saya memilih beberapa prinsip hidup positif mereka. Poin-poin ini kalau kita miliki inshaAllah akan mampu membentuk pribadi kita menjadi Magnetic Personality, di antaranya sebagai poin-poin berikut:
            - Hidup sedang sedang saja.
            - Mengontrol emosi.
            - Membangun hubungan yang berkualitas
            - Selalu senang beraktivitas.
            - Memiliki tujuan hidup
            - Tidak suka menyerah.
            - Membentengi diri dari pikiran-pikiran negatif.
            - Mengurangi kebiasaan yang jelek
            - Mengenal target target utama.            
1) Hidup sesuai dengan kemampuan.
Live within your means atau hiduplah sesuai dengan jangkauan/kemampuan. Fenomena tiap kali lebaran, banyak orang pada pulang- mudik lebaran. Semenjak infrastruktur- jalur transportasi darat- semakin membaik, banyak yang memutuskan pulang kampung membawa mobil, khusus untuk perhubungan Sumatra dan Jawa.
Kita akan melihat banyak orang berpenampilan serba mewah. Mengendarai mobil bagus, pakaian mahal dan assesories berlapis intan berlian. Kalau sebatas jumpa di jalanan, kita tentu tidak tahu siapa dan bagaimana mereka, apakah mereka telah hidup sesuai dengan standard atau posisi pribadi mereka. 
Usut punya usut, ternyata ada yang pulang kampung mengendarai mobil rental. Mereka bergaya dengan perhiasan yang membalut jari-jari, lengan dan leher dengan logam imitasi yang menyerupai emas 24 karat. Berbelanja dengan gaya hidup yang tidak sesuai dengan income, akhirnya dililit oleh hutang. Problem hidup timbul karena mereka hidup “do not live within your means- hidup/ berpenampilan tidak sesuai dengan jangkauan ekonomi atau keberadaanya.
“Mereka hidup hidup denga norak dan berlebihan. Namun orang sukses yang sejati selalu mengaplikasikan living  within their means.”
Orang-orang sukses sejati- tentu punya kualitas pribadi yang unggul- sering menghindari hidup yang norak dan berlebihan. Mereka punya kebiasaan positif, punya prinsip hidup. Misal untuk finansial, mampu menghemat income sampai 20% perbulan, buat persiapan masa depannya.
Kalau mereka punya income 100%, maka mereka lebih teliti untuk menganggarkan memenuhi kehidupan, seperti: 25% akan digunakan buat keperluan biaya perawatan rumah, 15% untuk keperluan makan. Membatasi anggaran buat tujuan hiburan. Ada orang yang menghabiskan anggaran (income) hanya untuk menonton, main golf, dan berlibur.
Untuk perawatan kendaraan juga 5%. Mereka tidak suka berfoya-foya, malah mereka menggunakan kendaraan hingga betul-betul usang. Mereka memilih menghemat uang untuk tujuan jangka panjang. Mereka juga menghindari kebiasaan berhutang, apalagi sampai mengakumulasi (menumpuk) hutang yang banyak. Mereka tetap melakukan banyak aktivitas untuk mendapatkan tambahan income, yang mana sangat berguna buat ditabung untuk persiapan di hari tua (di masa depan). 
2) Mengontrol emosi.
Ada seorang pemimin pada sebuah instansi. Kinerjanya cukup bagus karena ia punya visi dan juga mengerti cara mewujudkan misinya. Namun sayang ia adalah seorang pemimpin yang sangat emosional. Kalau marah dia tidak hanya “angry-marah” tetapi malah cenderung emosi besar dalam level “fury atau naik pitam”. Dalam keadaan marah besar, wajah, telinga dan matanya menjadi merah dan orang-orang di sekitar satu persatu jadi menghindar. Jadinya banyak orang terdekatnya an juga anak buahnya jadi kehilangan simpati padanya. Akhirnya, ia ibarat pohon kayu yang tinggi yang jadi kering, lapuk, dan tumbang. Benar saja, ia tidak lama bertahan di intansi tersebut akhirnya ia keluar, tersingkir, semua orang terlihat senang dan ia menjadi pemimpin yang selalu dilupakan.
Jadi tidak setiap buah pikiran harus segera diungkapkan ke mulut kita, juga tidak setiap emosi harus kita ekspresikan. Sebab bila kita asal ngomong saja. Kita ngomong hanya berdasarkan buah pikiran yang dangkal maka setelah itu kita akan beresiko untuk melukai perasaan orang. Dalam hidup, ada orang punya mulut longgar. Ngomong seenak hatinya saja. Namun, sebaliknya, bahwa 94% dari orang orang sukses lebih suka memfilter emosi mereka terlebih dahulu. Karena orang yang nggak bisa megontrol emosi, mereka akan beresiko dalam merusak hubungan di tempat kerja dan juga dalam keluarganya.  
Maka kalau ada hal-hal yang terlihat kurang beres, maka berharap kita jangan buru-buru untuk ngomong. Idealnya tenangkan dulu pikiran dan setelah itu temukan waktu yang tepat buat mengungkapkan pikiran dengan lebih objektif. Dari pada kita buru-buru mengumbar emosi. Dengan cara tenang kita akan mampu membangun rasa percaya diri kita.
3) Membangun hubungan yang berkualitas
Membangun hubungan kerja yang berharga sangat berguna buat pelanggan atau klien. Lebih lanjut kita juga perlu buat mengembangkan hubungan yang lebih pribadi dengan orang-orang yang akan mendukung ide dan program yang kita punya.
4) Selalu senang beraktivitas
Orang-orang yang kurang sukses itu karena mereka terbiasa menolak tanggung jawab. Menolak tanggung jawab itu adalah syndromnya mereka. “Wah yang ini bukan tanggung jawab saya dan yang itu bukan urusan saya !!!”
Akhirnya sebagai konsekuensi atas syndrom ini, atasan mereka enggan memberi orang-orang pemalas ini tanggang jawab dan kepercayaan. Kadang- kadang  ada kegiatan (tanggung jawab)  maka akan ada upah atau uang lemburnya. Jadi orang yang suka menolak tanggung jawab rezekinya bisa berkurang. Sementara orang sukses karena sering ikhlas dan senang dengan tanggung jawab, maka rezekinya bertambah dan bertambah selalu.  
5) Memiliki tujuan hidup
Buatlah target dan tujuan hidup. Namun jangan banyak berharap, jadi kita harus “set goal and have no wishes”.Sesungguh yang suka banyak berharap itu hanyalah anak kecil pada orang tuanya. Orangtua yang bijaksana tidak akan memenuhi semua harapan sang anak. Kecuali harapan yang sangat relevan dan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan primer dan sekundernya.
Orang orang yang hanya pandai berharap- ibarat pandai bermimpi di siang bolong. Apalagi kalau malas berusaha maka dia akan sangat mudah dilanda oleh rasa frustasi dan kekecewaan. Untuk positifnya, buatlah target dan berusaha untuk mencapainya. Karena 70% dari orang sukses adalah mereka yang gemar berbuat. Paling kurang mereka memiliki satu tujuan atau target dalam satu waktu. Kemudian mereka melangkah buat mewujudkannya.  
6) Tidak suka menyerah- don’t give up
Jangan pernah kenal kenal dengan kata merah. Don’t give up ! Orang-orang yang sukses adalah mereka yang tidak mengenal dngan kata menyerah. . mereka tetap memiliki prinsip hidup yaitu “selalu fokus, sabar dan selalu tabah”. Andai kata ada kendala maka mereka tidak akan langsung menyerah- berhenti untuk mencapai tujuan. Pada dinding memori mereka telah terpajang ungkapan “don’t give up”.
7) Membentengi diri dari pikiran-pikiran negatif
Sering terjadi orang lebih suka melihat kekurangan diri sendiri. Atau seperti ungkapan bahwa “rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita miliki”.
“Wah saya ingin jadi hebat, jadi pintar, jadi sukses, namun saya tidak punya waktu dan tidak punya kesempatan”.
Ungkapan seperti di atas sangat tidak bagus. Maka dinasehati agar “set aside the self-limiting belief holding you back- bentengilah diri dari barbagai pikiran negatif”. Buanglah jauh-jauh pemikiran bahwa diri kita tidak berdaya, diri kita tidak mampu, dan diri kita punya keterbatasan untuk menjadi orang yang terbaik.
Di dunia Barat orang-orang yang suka pesimis dan juga kurang percaya diri akan berkata:  “Poor people can’t become rich, rich people have good luck and poor people have bad luck. I am not smart, I can not do anything right. I fail at everything I try”. Ya marilah kita berhenti untuk berkata dan berpikir seperti kalimat di atas, karena 4 dari 5 orang sukses menghubungkan kesuksesan dan mewujudkan kesuksesan tersebut karena bentuk keyakinan positif yang mereka miliki.
“Saya juga bisa berbuat sebagaimana orang lain berbuat. Saya juga bisa maju sebagaimana orang lain bisa maju”. Maka kita perlu mengganti keyakinan atas konsep diri yang negatif menjadi konsep yang positif atas kemampuan diri sendiri.
8) Mengurangi kebiasaan yang jelek
Eliminate “bad luck” from our vocabulary, kepintaran seseorang juga bisa diukur dari jumlah kosakata yang mereka miliki. Dalam mempelajari bahasa asing, seseorang musti punya target penguasaan kosakata. Apa berada pada tingkat beginner, intermediate atau advance. Untuk ukuran, apakah level kosakatanya 3000, 5000, 10000 atau malah lebih. Namun dalam kehidupan ini cobalah miliki kosakata sebanyak mungkin, tetapi eliminir (hapus) kosakata “bad luck atau saya lagi tidak beruntung” dari galeri memori kita.  
Rasa tidak beruntung atau perasaan sial terbentuk dari kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang. Kebiasaan buruk  yang berkumpul dalam memori akhirnya akan menjadi badai atas pikiran kita sendiri hingga berdampak pada gangguan kesehatan kita, seperti darah tinggi, stroke, stress dan deprssi. Juga bisa menggangu pada keluarga pekerjaan, perkawinan hingga juga bisa menghancurkan prestasi atau bisnis yang telah kita bangun. 
9) Mengenal target target utama.              
Terakhir, bahwa kita perlu mengenal tujuan hidup yang utama. Juga kebiasaan orang sukses dalam hidup, mereka memiliki tujuan utama. Ini merupakan kebiasaan yang sangat penting. Orang yang lagi bergiat untuk menggapai mimpinya berarti mereka lagi melangkah menuju tujuan dan target utama kehidupannya.

Jadi itulah beberapa kebiasaan positif yang dimiliki oleh para orang sukses, dan mereka lakukan secara berulang-ulang hingga mereka bisa memiliki magnetic personality. Pribahasa mengatakan bahwa “alam terbentang jadikan guru”. Maka beberapa poin pengalaman yang telah saya paparkan di atas sangat layak buat kita adopsi dalam melangkah agar kita bisa menjadi orang dengan pribadi magnetik.

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...