Rabu, 02 Juli 2014

Aku Rapopo - Aku Porak Poranda- Karena Maniak Chatting



Shaping Your Mentality
Oleh: Marjohan, M.Pd
Guru SMAN 3 Batusangkar

            Penulis selalu terlambat dalam mengakses kata-kata gaul. Kata gaul “Ku Rapapopo” sering terdengar dari lantungan lagu seorang artis. Namun saat itu tidak ambil peduli. Namun melalui beranda sebuah akun  facebook, terbaca bahwa kepanjangan “AKu rapopo adalah Aku Jadi Porak Poranda”. Namun kemudian penulis cari korfirmasi pada seorang teman yang selalu update tentang bahasa gaul maka ternyata “AKu rapopo berarti Aku ngak Apa –Apa”. WAh tak masalah, bahwa penulis menggunakan  plesetan Kurapopo: Aku Porak Poranda Karena Chattingan.
            Mungkin orang orang yang seangkatan usianya dengan penulis bisa bersyukur, karena dalam tahun 1980-an hingga 1990-an kami tidak diserbu oleh zoom gadget. Saat itu belum ada HP, Smartphone, Black Berry, Tablet, dll. Pada saat itu semua remaja tumbuh sangat natural. Bagi yang punya cita-cita bisa mewujudkan diri dan tenggelam dalam laboratorium hingga Perpustakaan. Ibarat kepompong yang akhirnya menetas menjadi tokoh dalam dunia akademik.
            Namun terciptanya gadget, juga oleh cara revolusi berfikir ankatan kita saat itu. Hingga lahirlah gadget dalam bentuk HP, Smartphone, Black Berry, Tablet, dll. Generasi muda yang hidup dalam tahu 2000-an bisa memanfaatkan dan mereka pun telah menjadi generasi yang ekspresif- mengekspresikan diri melalui gadget.
            Gadget itu sekarang ibarat pisau bermata dua: bisa menyembuhkan dan bisa menyakitkan. Dengan kata lain bahwa gadget itu akan bermanfaat atau memberi mudarat tergantung pada orang yang menggenggamnya. AKu rapopo- aku porak poranda ? Mengapa bisa terjadi ? Porak poranda diri sendiri bisa terjadi oleh diri sendiri dan juga gara-gara orang lain.
            Pada mulanya gadget itu bentuk aslinya adalah “Hand Phone”. Manfaatnya hanya sebagai sarana berkomunikasi. Namun kemudian fitur HP berkembang sangat jauh hingga menjadi gadget yang bertebaran dalam genggaman banyak ABG dewasa ini.
            Warnet sekarang tidak seramai saat mula-mula berdiri. Karena kita sekarang nggak harus pergi ke warnet atau berselancar di internet melalui layar laptop dan layar computer yang berukuran gede. Cukup melalui gadget saja.
            Adalah rasa kesepian merupakan ciri khas manusia. Saat seorang remaja dilanda rasa sepi, maka sahabat terbaik untuk didekati adalah gadget. Maka mereka bertandang ke rumah banyak orang dalam dunia maya melalui pintu-pintu BBM, Facebook, Twitter, dll. Di sana terjadilah interaksi saling cari mencari dan saling sapa menyapa.
            Sebut saja Facebook, merupakan salah satu jejaring social yang diakses oleh jutaan para facebooker. Saat merasa sepi di akhir tahun, misalnya, salah seorang facebooker memperoleh add atau tambahan teman dari sebuah akun. Balik merespon dan ia segera cari tahu tentang “siapa sih manusia baik hati” yang telah mengajak dia buat temanan.
            Saling mengenal dan saling mencari identitas atau profilpun terjadi. Mumpung sekarang awal tahun maka apa salahnya aku ucapkan “Happy New Year” dengan bahasa yang santun dan penuh persahabatan.
            Bahasa dalam dunia maya tentu saja dalam bentuk bahasa tulisan, bukan bahasa tubuh/ bahasa langsung yang mana kualitas seseorang dapat terlihat dari mimic, gerak gerik dan nada/ intonasi bahasanya.
            “Wah respon dari seorang hebat nih. Baik hati, santun berbahasa dan punya segundang kebaikan”. Kalimat tersebut merupakan komitmen buat melanjutkan chatting. Tentu saja chatting perkenalan dalam kalimat yang standar masih terekspose pada beranda. Selanjut bila chatting lebih spesifik maka orang akan lari ke inbox FB, SMS dan juga mungkin BBM.
            Canda, tawa dan bahasa- bahasa persahabatan  terus tumbuh dan tumbuh melalui chatting yang lebih tersembunyi. Kita perhatikan bahwa seseorang facebooker yang pada mulanya aktif menulis pada beranda FB namun sekarang berandanya menjadi sepi dari update status. Kemungkin kalau ia tidak sibuk, sakit, mungkin hanya sibuk melayani segelintir teman-teman special.
            Orang orang yang menggenggam gadget sangat enak buat diperhatikan. Mereka yang selalu menggenggam gadget dan selalu sibuk membalas chat demi chat, pasti memiliki beberapa teman special dan sangat sibuk melayani chat demi chat yang penuh bunga-bunga. Apalagi chatting melalui Black Bery atau gadget smartphone  sendiri misalnya terasa fitur abjat/ hurufnya lebih menarik: kaya dengan bunga dan lambang sweetheart.
            Begitu ping atau miscall pagi hari melalui BBM maka akan tersepon dengan sapaan yang kalimatnya penuh bunga dan lambang sweet heart. Cukup menarik dan sangat membius hati. Chatting antara beberapa teman special tentu menggunakan bahasa yang santun, lembut dan kadang kadang juga dengan diperkaya dengan beberapa penggalan kata yang memanjakan dan saling memuji.
            “Apa kabar pagi ini baby…..boboknya gimana semalam, lantas tugasnya sudah selesai…kalau nggak biar dedek bantu ?”. Amboi bahasa nan elok bisa mengaduk aduk hati dan fikiran. Pada hal dalam dunia nyata si pengguna gadget belum tentu sebaik dan seramah itu.
            Para ABG adalah masa-masa penuh dilanda rasa sepi dan ingin selalu mencari cari tambatan hati. Fikiran dan hati berkata- kata, menjelang tidur dan sepanjang waktu selalu berfikir dan memuji-muji.
            “Kok dia baik sekali, selalu kasih aku perhatian dan pujian dan mungkin dia adalah angel buatku”. Mengelamun dan mengelamun membuat ABG malas untuk bergerak, malah bikin peer, malas buat mengurus diri, pengennya berbaring atau rileks terus sambil memencetkan puluhan hingga ratusan kata-kata simpati/ kata kata persahabatan setiap hari. Paling kurang sekedar bertanya:
            “Lagi ngapa sekarang dedek…kalau babang lagi ingat kamu ?”. Wah kata-kata dan canda yang demikian membuat listrik cinta dalam hati makin menggelora. Maka terjadilah selalu interaksi chatting berbunga satu sama lain. Wah nggak tahan rasanya menahan kerinduan dan rayuan chatting yang berbunga-bunga ini.
            Gadis sekarang beda dengan gadis zaman dulu. Gadis zaman dulu melalui budaya dan sopan santun diajar untuk menahan dan menyimpan isi hati. Gadis zaman sekarang melalui gadget dan bahasa tersirat telah mampu merangkai kata-kata berhomon pada dambaan hati:
            “Babang bisa temani aku buat beli kado….bisa temani aku buat ke toko buku….bisa temani aku buat ke KFC sambil merayakan ulang tahunku ?”
Wah berbahaya nih, pasti pingin jumpa lebih serius. Sebenarnya kedua belah pihak saling belum percaya diri buat berjumpa. Dia pasti lebih keren penampilannya dan aku nggak, foto profilku memang terlihat keren namun itu adalah hasil editan, tampak asli aku biasa- biasa saja, namun kata teman bahwa aku tetap cakep. Tapi buat saat ini aku belum siap mental buat jumpa dengan si dia dan aku harus merespon dengan cara yang lebih halus.
            “Wah babang nggak bisa datang karena tugas kuliah  sangat banyak, maaf ya..” Kata kata santun  tetap perlu untuk menstabilkan hati meskipun keberatan, apalagi dalam bentuk penolakan.
            Chatting berlanjut dan saling mempelajari profil berjalan terus. Apalagi bila sudah saling menelpon, saling bertukar suara melalui video rcord atau saling ngobrol melalu skype. Keakraban menggunung dan rasa monopoli/ rasa memiliki pun tumbuh:
“Dia adalah miliku, tinggal selangkah lagi dia akan bersemayam dalam hatiku”. Namun rasa cemburu mulai tumbuh, apalagi setelah melihat respond dan komen melalui wall facebook dari para teman- teman lain dan juga kata “like”yang selalu membuat dia lebih popular dan seolah olah dimiliki oleh banyak orang, muncul rasa cemburu. Chatting berlanjut terus setiap jam, kalau perlu setiap detik.
Namanya hidup dalam dunia maya nggak masalah dia memiliki ribuan teman dan kita  butuh kepastian, apakah dia milik kita  dan cinta pada kita. Wah baiknya kita tanyalagi:
“Babang… aku kasih waktu, buat menjawab kalimatku, gimana perasaan babang pada ku..?”
“Dedek orangnya baik, pinter, jago dan selalu kasih babang perhatian”.
Ya ampun respon yang selalu tidak tepat sasaran. Jawaban ini selalu dalam bentu PHP: pemberian harapan palsu. Dalam pergaulan di dunia nyata dapat dikatakan bahwa babang telah berkata gombal namun tetap enak untuk berteman. Kalau di dunia nyata dan langsung membuat wanita terbuai maka si babang dapat diberi sebutan: Don Juan atau Play Boy. Tapi dalam kehidupan sehari hari dia tetap baik dan santun Cuma tidak tegas dalam merespon ya atau tidak.
“Wah…. Natasha biasanya pinter, selalu memperoleh juara. Namun mengapa sekarang a rapornya banyak remedial dan peer banyak nggak selesai. Pada hal ia selalu duduk di meja belajar”.
Orang tua cemas dan berfikir kalau- kalau anaknya sakit dan bermasalah dengan teman. Saat Natasha (bukan nama sebenarnya) ke luar dengan wajah tidak bersemangat, ayah dan ibu melacak meja belajarnya dan dalam tumpukan buku peer yang nggak pernah selesai dijumpai tablet Samsung dengan Fitur BBM. Setelah di baca selama berjam- jam kalimat demi kalimat chatting diketahui bahwa Natasha telah mambuk cinta, melalui cinta yang digantung atau pemberia harapan palsu oleh sahabat nya yang ganteng dan keren, namun nggak pernah berjumpa. Mumpung masih ada waktu buat memperbaiki prestasi akademik maka BBM dan semua fasilitas chatting dan termasuk nomor HP si Babang di delete.
Nggak mudah bagi orang yang sudah mabuk- hatinya terlambug dan terbuai buat menetralkan suasana hati. Kalau mereka telah chattingan selama 6 bulan, maka juga butuh waktu 6 bulan untuk menormalkan suasana hati dan fikiran. Rasa cinta sudah tertambat dan menggunung namun dipaksa untuk diakhiri.
“Aku hancur, lemes, hilang semangat, hati dan fikiran jadi sakit. Nggak gampang untuk membuat hati dan fikiran menjadi stabil. Sekali sekali melalui SMS tersembunyi terkirim juga pesan agar pahamilan hati dan fikirannya”. AKu rapopo- kini pribadiku telah hancur berantakan dan aku juga berusaha untuk tetap AKu rapopo- aku nggak apa apa.              

Senin, 30 Juni 2014

FaceBook dan BBM: Buat Persahabatan, Jatuh Cinta, atau Sekedar PHP



FaceBook dan BBM: Buat Persahabatan, Jatuh Cinta,  atau Sekedar PHP
Oleh: Marjohan M.Pd
(Guru SMAN 3 Batusangkar)

            Face Book jejaring social sudah jadi kebutuhan kita, tidak hanya buat konsumsi masyarakat metro namun sudah merambah seluruh lapisan masyarakat. Apalagi FB digunakan tidak harus melalui warnet segala, dan malah bisa digunakan melalui gadget (hape, tablet, smarphone, dll).
            Face Book tetap mendapat tempat dalam hati para face-booker (pengguna facebook), mengapa ? Karena fitur nya yang menarik. Melalui wall Fb seseorang  bisa ngintip percakapan, juga bias ngintip album, kecuali bagi yang terkunci. Setelah profil seseorang dirasa mantap-menarik, maka ia dapat dipilih jadi teman dan tinggal lagi menunggu konfirmasi balasan.
            Ada ada saja bahwa seseorang apalagi kaum ABG bisa mengukur populeritasnya melalui FB, yakni melalui seberapa banyak orang yang memberi tanda “Like” pada status dan photonya. Biasanya yang memperoleh peringkat popularitas tertinggi adalah pada profil foto. Profil foto bisa diupdate berulang ulang hingga target “like”bisa bertambah terus.
            Sejak FB menjadi sarana mudah buat mencari teman dan juga teman special, maka para ABG peduli dan rajin mengupdate foto. Apalagi kepedulian pada narsis, yang juga  adalah bagian dari budaya para anak-anak muda. Mereka meluangkan waktu membuat foto yang terbaik dan penampilan paling keren.
            Malah ada yang tahu tekhnik dalam berfoto dan selfie (foto ngambil sendiri), yakni kalau berfoto tak perlu harus melihat pada focus kamera. Bila lagi in action, coba lihat ke titik lain, cobabikin sedikit tersenyum dan jangan berdiri dengan kaku, maka insya Allah akan mendapatkan foto terbaik. Bila hasil foto kurang bagus maka bisa dipoles jadi lebih bagus.
            “Nah bila sudah ada foto terbaik, maka inilah foto yang bakal jadi PP atau foto profil”.
            Foto foto popular lain adalah yang berhubungan dengan kisah perjalanan, prestasi dan juga event lain. Kalau memperoleh banyak “like” maka pemilik akun bakal segera menjadi popular dan selanjutnya bakal jadi temanan.
            Yang menarik untuk disimak adalah kisah persahabatan ABG lewat facebook. Lewat wall mereka saling berbagi cerita- suka, duka, sedih, bahagia dan juga putus asa. Agaknya facebook juga telah menjadi buku diary (buku harian) untuk mengungkan suasana hati. Wah yang kurang kita pujikan adalah para ABG (face-booker) yang mengekspose suasana hati mereka dengan kata kata marah, sumpah dan carut. Moga- moga bahasa kasar ini bisa mereka tinggalkan.
            Lagi lagi sejak bisnis music Korea, semisal K-POP, merambah masyarakat muda Indonesia, maka topic-topic lagu dan abjad/ huruf Korea telah menjadi topi diskusi. Yang amat menarik di kalangan pelajar SMP dan SMA (SLTA) adalah mengupas para para artis Korea yang memang terlihat cantik dan ganteng. Sehingga banyak ABG kita mengupdate penampilan agar bisa terlihat keren mirip actor/artis Korea.
            Lirik-lirik lagu cinta bisa menjadi topic yang dibahas sambung bersambung melalui chat terbuka pada status/ wall FB. Ada energy dahsyat bila yang membahasnya adalah teman baru kenalan (sepasang ABG). Malah ujung ujung nya mendatangkan energy cinta.
            Para ABG sekarang bisa lebih memiliki kesempatan luas buat memilih teman.Bila suka ya berlanjut pada chat. Dan bila chat lebih spesifik bisa diteruskan pada chat inbox dan melalui sarana BBM-an.
            Wah fenomena zaman/budaya sudah mengglobal/ mendunia. Dalam budaya masyarakat timur yang tradisional, bahwa kaum perempuan “menunggu dan harus tabu pada beberapa hal- ngobrol tentang cinta, duluan bilang I love you, ngobrol larut malam”. Kini melalui media chatting BBM, chat inbox, sms, dll, fenomena tadi tidak terpantau mata, namun para cewek dan cowok adalah punya posisi sama. Mereka punya kesempatan yang sama buat memulai chat dan bila tidak ada pe-er dan nggak bisa tidur malam maka mereka bisa chattingan.
            Chatting yang bermuatan emosi saling suka memang sangat dahsyat. Bisa mengahabiskan waktu yang cukup banyak. Chatting heart to heart sangat memikat/ membius. Efek pada pribadi adalah menimbulkan rasa cinta, rasa saling suka. Rasa ingin ketemuan dan untuk copy darat- ingin jumpa di suatu tempat.
            Ngobrol dalam media chatting di dunia maya- terasa juga samar- samar. Ada yang merasa enak dalam dunia chatting pada media gadget, namun saat bertemu pada dunia nyata butuh kesadaran dan pengetahuan orang tua- karena bias jadi nggak enak.
            Chatting remaja yang sedang mabuk cinta bisa dengan banyak bumbu bahasa. Saat berjumpa pada dunia nyata dikhawatirkan akan menumbuhkan prilaku “aggresifitas” yang bias melampaui norma social. Misal setelah chatting heart to heart sepasang facebooker dan pengguna BBM  ingin jumpa di tempat special- di mall, karaoke, nauzubillah bila ada yang berani buat jumpa di kamar kost atau hotel. Orang tua tetap perlu mengenal, atau bila pengguna media chatting sudah dewasa selalu tahu bahwa nilai agama perlu buat dimiliki, demi mendapatkan ridho Allah Swt.
            “Buat apa sih perlunya mengupas chatting ala BBM dan inbox Fb ?” Sebetulnya hanya buat melihat dampat chatting itu sendiri melalui dua titik yaitu manfaat dan mudaharatnya.
            Chatting itu sendiri adalah berarti ngobrol. Maka memiliki manfaat untuk mengatasi rasa sepi, rasa bosan,menambah pergaulan. Seseorang yang berada terasing jauh di suatu tempat atau terasing dalam hiruk pikuk metropolitan yang individu akan merasa terobat oleh sarana chatting ini. Sehingga mereka tetap mampu bertahan dan mampu beradaptasi.
            Chatting melalui media BBM dan inbox sangat bermanfaat buat memperluas persahabatan, malah bisa berdampak untuk meningkatkan mutu persahabatan, mutu akademik hingga untuk tujuan bisnis. Seseorang yang belum punya ide buat berusaha (bisnis) malah bias memperoleh ide lewat chatting dan juga melalui chatting bisa antar sahabat bisa saling memotivasi semangat hidup dan semangat belajar/ semangat kerja.
            Pada titik lain, chatting melalui BBM dan inbox FB bisa berdampak memberi mudharat- manfaat yang merugikan. Chatting dengan tujuan mengganggu, menggunakan bahasa merayu, menggoda bisa mendatangkan rasa hampa. Para remaja rentan untuk tidak berfikir logis- mereka menelan kata kata berbunga tanpa filter. Kata kata pujian yang bertubi- tubi menumbuhkan rasa simpati, rasa tertarik dan pada akhirnya pihak yang berharap (bisa cewek berharap pada cowok, atau cowok yang pada posisi lemah dan berharap pada cewek) mereka berharap adanya ungkapan “love me, like me, take me…atau I love you”. Namun bila salah seorangbelum siap buat jatuh cinta atau mengungkapkan keseriusan maka muncullah istilah “PHP- pemberian harapan palsu.
            Hati atau cinta yang tidak direspon akan mendatangkan rasa sedih, stress, depresi, sedih yang  berlebihan. Bisa merusak semangat buat berprestasi dan semangat belajar. Parahnya malah PHP juga bisa mendatangkan rasa frustasi, rasa nggak dicinta, rasa ditolak, prestasi akademik para ABG bisa hancur.      
            Penyalah gunaan chatting melalui BBM dan inbox hanya sekedar iseng-iseng telah mendatang rasa cemburu, rasa merasa digantung tak bertali, rasa dipermainkan hatinya. Kita berharap buat pengguna BBM dan inbox yang kebetulan berwajah elok dan kemampuan berbahasa yang yang mengalir agar tidak memberi harapan palsu pada teman teman barunya. Karenaakan memberikan dampak dan keruguian pada kesehatan jiwa seseorang.

Mungkinkah Soulmate Terbaik Bisa diperoleh Lewat Face Book ?



Mungkinkah  Soulmate Terbaik Bisa diperoleh Lewat Face Book ?
Oleh: Marjohan, M.Pd
Guru SMAN 3 Batusangkar

            Tekhnologi ternyata telah mengubah prilaku, apakah seseorang menjadi positif atau negative, itu tergantung dari cara menggunakannya. Seperti kata pribahasa- The man behind the gun- sebuah senjata akan berbahaya atau tidak tergantung pada orang yang  mengendalikannya.
            Dengan bermunculan produk tekhnologi, seperti gadget dengan berbagai merek dan harga yang terjangkau, maka penggunanya yang pada umunnya adalah kaula muda bisa memperoleh untuk mengatasi rasa sepi dan keterasingannya. Rasa sepi dan terasing memang bisa menyiksa ketenangan jiwa. Kini lewat penggunaan gadget mereka bisa mencari sahabat lewat jejaring social, seperti facebook, twitter, dll, dan juga bisa lebih ekspresif-mengungapkan kegalauan dan kegembiraan hati.
        Mencari soulmate- kekasih atau sebatas TTM (teman tapi mesra) terasa semakin menjadi naluri dan kebutuhan semenjak seseorang memasuki usia remaja akhir- mungkin bagi ABG yang sedang duduk di bangku SLTA dan berlanjut ke bangku perguruan tinggi. Tanpa memiliki soulmate jiwa seseorang mungkin terasa sepi- dengan demikian seorang soulmate berguna untuk mengatasi rasa sepi.
            Mencari soulmate bagi usia remaja akan berbeda dengan yang telah memasuki usia dewasa. Umumnya seorang ABG- dari pengalaman sehari hari-  lebih tertarik  untuk menyukai pasangan yang didamba hanya sekedar penampilan keren dan beken. Namun begitu usia beranjak dari remaja memasuki dewasa maka jatuh cinta atau menyukai seseorang lebih terpikat oleh factor nilai kepribadian. Dengan kata lain seseorang yang memiliki wajah biasa-biasa saja namun memilik kepribadian yang menarik akan tetap menjadi pujaan seseorang.
            Secara conventional (kebiasaan) bahwa ABG laki-laki akan jatuh cinta pada seorang gadis oleh factor kecantikan dan baru kemudian didukung oleh factor kualitas pribadinya. Dan sebaliknya seorang ABG perempuan akan bisa terpesona oleh kualitas pribadi seorang lelaki dan baru kemudian didukung oleh penampilannya yang keren- ganteng. Fenomena ini terjadi secara copy darat- maksudnya dalam perjumpaan di luar dunia maya.
            Namun fenomena kini berobah, apalagi semenjak kemudahan untuk saling mencari dan saling mengenal pasangan lewat dunia maya- seperti facebook- terasa semakin mudah. Agar terasa lebih mudah untuk jatuh cinta dan proses mengenal, biasanya calon penembak cinta mencari- cari info tentang profil seseorang yang diminati.
            “Eh mau nggak nembak si dia, dia cantik, baik, baik, pinter, ramah, lebih lanjut lihat profilnya di facebook”. Maka bermulalah proses pencarian. Tentu saja proses pertama adalah melacak penampilan “sang idola” lewat foto album, kalau perlu ambil/ curi dan simpan. Karena foto foto kita yang terpajang dalam album facebook akan mudah buat dimiliki oleh teman teman facebooker lainnya. Kemudian berlanjut dalam mempelajari kalimat kalimat yang ditulis pada semua baris akun facebooknya
Kepo (rasa ingin tahu) tumbuh terus. Apakah calon pujaan hatiku orangnya baik, lembut, santun, dan lain- lain. Bila ya, maka kasih “like”  atau bikin konfirmasi untuk persahabatan. Setelah dijawab maka mulailah transaksi persahabatan, chatting biasa dan berlanjut ke chatting yang  special.
Mencari soulmate lewat dunia maya ada yang berlanjut ke pernikahan. Ada yang berlanjut langgeng dan ada yang terganjal dalam menjalani rumah tangganya- hingga  berujung pada perceraian. Gagal atau tidak dalam menjalankan proses pergaulan, percintaan- juga rumah tangga, bukan ditentukan oleh factor dunia maya seperti facebook, namun oleh factor pribadi kita sendiri. Salah seorang teman penulis dari Australia, menjumpai soulamatenya seorang gasdis Melayu, melalui sarana chatting dan berlanjut ke mahligai perkawinan. Keduanyamenikah dan penulis diundang hadir ke Singapura.
“Apakah mereka berbahagia dengan perkawinannya itu sekarang ? Tampak dari luar “ya”, namun yang terasa dalam hati mereka berdualah yang lebih tahu. Namun mereka berdua sering bungkam dan malas ngomong satu sama lain. Dan itulah warnakehidupan.
Nasehat beberapa teman saat penulis berusia remaja saat ingin serius untuk jatuh cinta mengatakan bahwa: Pilih cinta mu dan cintai pilihanmu. Pilih calon pujaan hati bukan hanya lewat penampilan, karena penampilan biasa diupdate hingga terlihat jauh dari keasliannya. Pilih lah pujaan hati yang ngak malu tampil dengan orang tuanya yang sudah tidak gagah dan cantik lagi. Kenapa ? Karena banyak remaja yang malu dan tidak mau menerima keberadaan orang tua. Banyak anak anak muda yang malu dengan penampilan orang tuanya.
“Moga moga mama nggak datang ke sekolah,…. Moga moga papa nggak datang ke kampusku. Tetapi berani nggak gadis cantik atau cowok ganteng memajang foto bareng mama atau yang nggak keren lagi  di face-book….malu ???”
Bila ingin mencari pujaan hati sejati jangan lihat saat ia lagi sedang berdandan, atau melihat fotonya yang sudah direkayasa dengan acting hingga tampil keren sekali. Namun turun ke darat- dunia nyata- dan kenali dia secara langsung (?). Ibarat kata pribahasa bahwa karena tak kenal maka tak sayang dan tak sayang maka tak cinta. Proses mengenal lewat bergaul langsung tentu lebih hebat dari pada sekedar tahu di facebook.   
Memilih cowok atau cewek hanya bermodalkan bersahabat di dunia maya, khawatir kalau terpilih pujaan hati yang bermental selebriti, lebih butuh dipuji-puji melulu. “Wah adek terlihat keren…wah yang ini  terlihat hebat…wah aku suka gaya yang kayak begini”.
Proses saling suka atau proses pertemanan hanya karena lewat cara memuji dan memuji akan menumbuhkan karakter selebriti- ibarat karakter model atau kaum selebriti  yang selalu ingin dipuji dan disanjung. Sementara proses memuji dan menyanjung harus bisa diberikan oleh kedua belah pihak. Orang orang yang hanya butuh disanjung- dipuji kemudian baru muncul aksinya, maka diperkirakan bahwa api cintanya bakal mudah padam. Karena ia sendiri kurang punya sumber api untuk memanaskan dan menyalakan nilai- nilai cinta.    
Pesan salah seorang sahabat penulis adalah bahwa kalau mencari soulmate yang sejati- maka cari lah yang nggak merasa malu kalau pergi bareng dan berfoto bareng dengan orang tuanya yang sudah rentan, nggak cantik atau ganteng lagi. Juga carilah cowok atau cewek yang tulus bisa menerima kekurangan dan keberadaan anggota keluarga kita, tentu juga anggota keluarga dia sendiri. Karena wajah dan penampilan keren nggak akan abadi, andai memilih pasangan hanya berdasar penampilan keren semata, maka apabila wajah keren memudar maka nilai cinta bisa meluntur. 
Saat penulis pergi tour keliling pulau Jawa, sempat berkenalan dengan seorang wanita muda cantik yang diperkirakan masih gadis. Ternyata ia sudah janda dengan satu anak kecil, sementara dia sempat  memperlihat foto mantan  suaminya yang cukup ganteng. Pastilah saat berusia ABG mereka adalah pasangan yang terlihat sangat ideal, karena kedua duanya dianugerahi wajah keren- cantik dan ganteng. Namun setelah melebur dalam perkawinan, factor wajah- kecantikan dan ketampanan semata belum bisa menjamin kelanggenangan persahabatan, dalam bentuk perkawinan.
Apa pesan yang kita ambil, dari uraian di atas bahwa jejaring social telah membuat kita mudah untuk memilih persahabatan dan sekaligus dalam memilih cinta. Bahwa pasangan muda, apakah cewek atau cowok keduanya cukup agresif dalam mencari pasangan. Namun hanya terpikat dengan penampilan keren di dunia maya- facebook- semata. Idealnya lakukanlah proses persahabatan dan proses perkenalan. Karena dibalik factor wajah, ada lagi factor yang lebih menjanjikan kelanggengan hidup yaitu nilai- nilai pribadi, ketabahan, kemampuan beradaptasi dan berkomunikasi dan juga nilai religious yang ada dalam diri mereka sendiri.

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...