Norwood Secondary College
Kami sudah terbiasa dengan suasana apartemen punthill
knoxcity. Kami bisa tidur nyenyak, nonton TV, masak bareng atau pergi ngobrol
dengan Barry dan Judy May- pemilik apartemen. Kemaren kami harus merapikan
dapur kembali sebagaimana tempat itu bersih pada awal masuk. Setelah itu kami
turun ke lantai dasar, sekalian membawa semua barang- barang buat pindah ke
apartemen lain. Dan belum sempat kami duduk pada parlour, Judy sudah
menyodorkan sehelai kertas berisi tagihan.
“Pay 3
dollar for your internet !!!”
“Of course
Judy….no worried, malah kami mau nambah quota internet namun internet anda
tidak jalan”. Kami melunasi semua masalah keuangan apartemen. Beberapa menit
kemudian Pak Ismet datang dan kami kembali menyusun barang- barang ke dalam
jeep.
Pagi ini
kami mengunjungi sebuah secondary school. Di sekolah tersebut ada guru Bahasa
Indonesia yang terbaik di Australia. Namanya Nasrin Zaher. Salah seorang guru
di sana telah memberi respon dan minta maaf, sebab bila kami sampai di sana
akan dijumpai suasana sekolah yang berantakan. Ya karena sedang beres- beres
untuk memasuki liburan Natal. Orang disana menyambul liburan Natal secara
besar- besaran ibarat kita di Indonesia menyambut hari Lebaran.
“Bulan
Desember adalah bulan yang sibuk. Nanti kalau kita sampai di sana tidak boleh
mengambil foto, kecuali minta izin. Mengambil foto siswa juga tidak boleh harus
minta izin pada orang tua mereka. Ini berguna bagi mereka untuk mengantisipasi
kejahatan internet- kejahatan Face Book. Paling kurang ada izin dari pihak
sekolah”. Kata Pak Ismet memberi warning pada kami.
Mendekati
lokasi sekolah kami mengontak pihak guru lagi ya..untuk memberi kabar bahwa
kami sudah berada di sana. Kami menunggu untuk dipekenankan buat masuk ke
komplek sekolah. Ya…akhirnya kami diperkenankan untuk masuk dan disambut oleh
staff Norwood Secondary College.
Kami
berlima akan melihat-lihat dan juga melakukan Tanya jawab tentang pembelajaran
pada sekolah ini. Sekolah merupakan sebuah dunia- yaitu dunia besar yang
terlihat dalam sebuah miniature.
“Dimana-mana
di dunia ini semua anak, semua siswa sama saja. Mereka senang berteriak-
teriak, senang mencoret coret. Bagi orang dewasa yang tidak mengerti
perkembangan anak akan buru- buru berkomentar bahwa anak tersebut anak nakal.
Namun kondisi positif siswamusti dikondisikan dan dibangun melaluisekolah.
Karakter tersebut adalah seperti karakter cinta kebersihan, tidak membuang
sampah sembarang, saling menghormati, peduli pada sesama. Ya sekali lagi
bahwakarakter yang demikian memang dibina melalui sekolah”.
“Guru musti
menjadi model terlebih dahulu, berbahasa yang santun pada siswa, juga peduli
dengan prilaku hidup bersih dan tidak merokok di areal sekolah”.
Komplek sekolah ini dari depan terlihat kecil
dan sempit,namun setelah kami menelusuri ke dalam maka …di belakang terlihat
bangunannya memanjang dan juga luas. Semua ruangan kelas dikelilingi kaca. Itu
karena Australia cuaca dan suhu sering ekstrim jadi dengan demikian suhu bisa
diatur.
Ruang kelas
di Indonesia tidak perlu demikian, tidak perlu ditiru karena bisa bikin lebih
panas. Namun yang perlu diadopsi mungkin tentang pola pelayanan dan pengelolaan
sekolahnya. Aku pergi ke dalam toilet
ya..sangat bersih. Hal- hal kecil yang belum menjadi perhatian kita di Sumatra
adalah mengenai mkebersihan toilet.
Meskipun
toilet itu tempat pembuangan sampah biologi kita namun ia tidak semestinya
dibiarkan jelek, diabaikan dan tidak mendapat prioritas utama. Toilet harus
bersih, terang dan juga perlu diberi aroma harum.
“Seharusnya
pengelola sekolah mewujudkan sebuah sekolah bisa bersih dan menjadi tempat yang
menyenangkan agar para siswa juga memikirkan untuk memiliki tempat yang bersih-
rumah dan kamar yang bersih”.
Untung
selama berada di Melbourne belum ada turun hujan, sehingga perjalanan kami
kemana-mana terasa lebih nyaman. Kami juga bisa bertemu dengan Nasrin Zaher
yang terpilih sebagai teacher of the year untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Kami juga pergi ke ruang kerjanya dan benar bahwa ia adalah guru
Bahasa Indonesiasebab aku menemukan ada dua buah kamur Indonesia- English. Aku
sempat mewawancarai Nasrin Zaher:
“Nama saya
Nasrin Zaher, saya guru dari Melbourne Australia. Asli saya dari Afganistan. Saya
lahir di Afganistan dan sudah 19 tahun tinggal di Australia. Saya suka Bahasa
Indonesia, orang Indonesia dan makanan Indonesia. Saya beruntung dalam bulan
Januari sampai Februari bisa pergi ke Jakarta dan juga ke Bali”.
“Cara saya
belajar bahasa Indonesia adalah saya selalu berbicara bersama teman dari
Indonesia dalam bahasa Indonesia. Saya juga mempelajari budaya dari Indonesia”.
Demikian sambung Nasrine.
Nasrine
tentu saja sudah jadi warga Australia dan kini umurnya 31 tahun. Ia memiliki
pribadi yang mempesona. Ia banyak senyum- ramah, tutur bahasanya sopan dan
lembut, ia mampu memberikan pelayanan informasi padakami. Aku yakin bahwa
siswanya menyukai pribadinya sehingga juga suka belajar bersamanya.
Kadang-
kadang aku memisahkan diri dari dari kelompok agar aku bisa mengambil foto-
foto tentang Norwood Secondary College. Aku mengambil foto-foto ruangan kelas,
ruang labor, gambar- gambar pada dinding. Penempelan gambar atau karya siswa
pada dinding merupakan bentuk apprersiasi sekolah atas karya siswa.
Secara umum
kami tertarik dengan manajemen sekolah ini. Dalam struktur manajemen sekolah,
di sini ada kepala sekolah, wakil dan ada coordinator serta juga walikelas. Namun
posisi gurunya tidak boleh jabatan rangkap atau overlap. Sekolah ini berlokasi
di Byron street, Ringwood Victoria, 313. Ia memiliki kampus sendiri untuk
jenjang pendidikan kelas 7 hingga kelas 12. Jumlah siswa 1050 orang.
Secara umum
sekolah ini sangat mengesankan. Penataan kelasnya menarik dan variatif. Bentuk
kursi dalam kelas tidak selalu persegi empat pada permukaanya, bisa melengkung.
Meja dan kursi tidak harus dari kayu- bisa dari logam atau plastik. Pada
dinding kelas ada hiasan/ lukisan yang ditata dan juga memajang karya siswa.
Juga ada foto- foto siswa yang meraih prestasi pada bidang akademik dan juga
non akademik. Ini bisa memberi efek motivasi pada siswa untuk selalu maju.