Melihat Jepang Dari
Indonesia
Masa
3 tahun berlalu sudah, malah aku sempat pergi lagi ke Jepang dan sekarang aku
sudah menetap kembali di Sumatra. Aku beraktivitas di Sumatera Barat dan juga
di Propinsi Lampung. Aku memiliki motivasi kerja yang lebih bagus disbanding
sebelum aku bekerja/ tinggal di Jepang. Aku bersama- teman mendirikan yayasan pendidikan Bahasa Jepang
dan Mandarin di Lampung. Aku melihat eksistensi kualitas bangsa Jepang setelah
aku pernah berada di sana.
Yang
berkesan secara umum tentang negeri Jepang adalah kita melihat kota-kotanya
yang indah, bersih, dan nyaman. Kendaraan umum tidak berisik- pengendara mobil
dan pengguna jalan raya tidak ada yang ugal- ugalan. Tidak ada yang tertarik
asal memotong dan mendahului kendaraan di depannya.
Tentang
pribadi, mereka memiliki sikap jujur, dan suka menolong kita. Kalau kita satu
grup kerja/ grup belajar dengan mereka mereka
bersedia menolong kita hingga hingga kita bisa mengerti. Di negeri ini urusan
untuk publik tidak begitu berbelit- belit.
Di
mana- mana orangnya suka menolong, tidak begitu individualis dan acuh seperti
pribadi orang Barat. Seseorang pernah tersesat
di Osaka dan dia bertanya pada penduduk setempat- mereka menjelaskan sesuatu
dengan jelas dan senang hati. Sementara kalau di kampungku pernah seseorang bertanya
tentang suatu tempat, namun memperoleh
jawaban yang kurang memuaskan- kadang kadang asal jawab saja.
“Orang
Jepang kalau mereka tidak tahu maka akan mengatakan tidak tahu- bukan pura pura
tahu. Mereka mengungkapkan kemampuan apa adanya. Seorang guru tidak akan marah
kalau muridnya tidak tahu/ tidak mengerti”.
Menyebut kata “Jepang”,
yang terlintas dalam fikiran kita tentu
tentang keberadaan Jepang itu sendiri
sebagai negara yang modern, maju, stabil, berbudaya tinggi, dan menguasai
teknologi dan industri. Mengapa ini bisa terjadi, pada hal Jepang ini adalah sebuah negara kepulauan yang luasnya
terbatas dan sering dilanda bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami, namun
tetap maju di internasional ? Ini tentu saja karena sistem pendidikan Jepang,
mengapa mereka dapat maju hampir dalam berbagai bidang dan memiliki sumber daya
manusia yang dapat diandalkan. Penyebabnya mungkin sebagai berikut:
1)
Pendidikan Moral Buat Siswa
Kemajuan teknologi di
Jepang, tak terlepas dari peran sistem pendidikan yang dikembangkan di
negaranya. Pendidikan di Jepang mulai mengalami kemajuan sejak dilakukannya
reformasi pendidikan pada masa Restorasi Meiji (Meiji Ishin) dan bertambah
pesat setelah masa pendudukan Amerika Serikat, yaitu setelah kekalahan Jepang
dalam Perang Dunia II. Tekad dan semangat bangsa ini untuk bangkit dari
keterpurukan sangat patut untuk kita
tiru.
Pendidikan memegang
peranan yang sangat penting buat pertumbuhan dan perkembangan anak-anak sebagai
generasi penerus bangsa. Pendidikan sejak usia dini, yang ditanamkan kepada
anak-anak Jepang di SD memberi penekanan pada
pendidikan karakter dan moral. Proses pembelajaran tentang pelajaran
moral tidak memberi doktrin: mendikte,
memberi materi untuk dihafal. namun dengan mengajak anak-anak berdiskusi- misal
tentang akibat berbohong.
“Saat berdiskusi tidak
ada yang malu bertanya dan tidak ada teman yang mentertawakan teman yang sedang
bertanya, bahkan dalam menjawab pertanyaan guru pun, semuanya beradu cepat
serentak mengacungkan tangan seraya meneriakkan “haik” dengan lantang”.
Diskusi interaktif itu
menggiring siswa untuk berpikir tentang pentingnya melaksanakan nilai-nilai
moral yang akan diajarkan. Dalam pendidikan moral tidak ada proses menghafal,
juga tidak ada tes tertulis untuk pelajaran moral ini. Untuk mengecek pemahaman
siswa tentang pelajaran moral yang diajarkan, mereka diminta untuk membuat
karangan, atau menuliskan apa yang mereka pikirkan tentang tema moral tertentu.
Kadang mereka juga diputarkan film yang memiliki muatan moral yang akan
diajarkan, kemudian mendiskusikan makna dari film tersebut.
“Nah bagaimana tentang
pendidikan moral di sekolah kita di Indonesia ? Ya sendiri, tentu tergantung
pada persepsi masing- masing- yang jelas mungkin basih ada berbentuk pemberian
ceramah, ada hafalan, ada system ujian dengan bentuk multiple choice”.
2)
Pendidikan Teamwork dan Kepemimpinan
Anak- anak Jepang juga
memperoleh pendidikan karakter tentang membentuk teamwork dan kepemimpinan,
bukan dalam bentuk doktrin atau berceramah, namun dalam bentuk praktek. Misal
untuk anak- anak SD, mereka diajar tentang teamwork dan kepemimpinan.
Dalam sistem keberangkatan siswa/ anak-
anak SD Jepang ke sekolah. Siswa SD Jepang diharuskan berjalan kaki ke sekolah,
mereka berkumpul di pos masing-masing tiap-tiap wilayah secara berkelompok,
tidak ada yang berjalan sendiri, saling menunggu dan akan berangkat apabila
anggota kelompok sudah lengkap, mereka berjalan berbaris di pimpin anggota kelas
6 yang berjalan di urutan paling depan.
Sri Hartuti[1]
menceritakan tentang pendidikan karakter dalam membentuk team work dan
kepemimpinan. Pada gerbang sekolah tertulis jadwal memasuki gerbang. Kelompok
pertama yang mencapai gedung sekolah tidak akan memasuki gerbang sekolah
terlebih dahulu, mereka berbaris rapi di depan gerbang, menunggu kedatangan
kelompok yang lainnya. Begitu kelompok berikutnya tiba, mereka saling
mengucapkan salam, “ohayougozaimasu! (selamat pagi), disambut langsung dengan
jawaban “ohayougozaimasu!” kembali. Lalu mereka menyambung barisan menanti
teman-teman lainnya datang, membuat barisan menjadi semakin panjang. Begitu
kelompok terakhir datang, kelompok-kelompok tersebut memasuki pintu gerbang
dengan barisan yang rapi, tidak berpencar, tanpa ada keributan, dan hanya
membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Meskipun dalam cuaca dingin bersalju, semua
siswa tetap melakukannya dengan penuh semangat, rasa sabar yang tinggi dan
tanpa berkeluh kesah.
Belajar dari hal
tersebut diatas, dapat kita jadikan sebagai contoh dan ide yang bernilai
apabila diterapkan juga kepada siswa di Indonesia, sehingga mampu mengajarkan
arti tanggung jawab dan peran seorang siswa untuk bekerja sama dalam sebuah
tim. Berjalan efektifnya suatu metoda ajar dalam dunia pendidikan, tak terlepas
dari peran seorang guru, sebab guru lah yang menjadi sosok teladan dan contoh
yang baik bagi siswanya. Di Jepang sendiri, dengan diadakannya pelatihan guru
untuk menjadi tenaga professional, salah satunya dengan pemberlakuan evaluasi
guru, pemberian penghargaan dan bonus kepada guru yang berprestasi, pembentukan
suasana kerja yang kondusif untuk meningkatkan etos kerja, dan pelatihan bagi
guru yang kurang cakap di bidangnya, mampu menghasilkan guru-guru dengan
kualitas yang sangat baik.
B.
Menjadi Maju Tanpa Meninggalkan Budaya Bangsa
Meskipun
bangsa Jepang sudah maju dan modern, mereka tidak perlu menjadi bangsa yang
individualis. Aku merasakan orang Jepang masih berkarakter suka menolong. Saat
aku punya masalah dan aku mengungkapkan masalah tersebut pada teman, mereka mau
mendengar dan memberi solusi. Hal ini akan berbeda dengan karakter orang Barat
yang tidak suka mendengar keluhan kita, dengan alasan bahwa mereka juga punya
banyak masalah. Memang aku akui, bahwa orang maju- Orang Barat dan juga orang
Jepang- mereka tidak terbiasa untuk berkeluh kesah. Orang yang banyak keluh
kesah menggambarkan fikiran yang cenderung menjadi kerdil.
Itulah kenyataan yang
aku lihat/ aku rasakan tentang beda orang Jepang dengan orang Barat[2].
Namun berikut ini beberapa perbedaan dan persamaan orang Barat dan orang
Jepang. Dalam pergaulan kita rasakan bahwa orang Barat suka berterus terang
dalam menyampaikan pendapat, orang Jepang dengan ekpresi yang pelan dan hati- hati.
Di Restoran, Orang Barat berbincang-bincang dengan suara pelan, orang Timur
berbincang-bincang dengan keras, namun orang Jepang juga dengan suara pelan.
Boss orang Barat
menganggap dirinya sederajat dengan bawahannya, boss orang Timur menganggap dirinya
superior. Orang Barat dan juga orang Jepang biasanya tepat waktu. Orang Barat
dan orang Jepang dulu menggunakan menggunakan mobil, dan sekarang menghargai
sepeda (karena takut pemanasan global). Orang timur: dulu menggunakan sepeda,
sekarang suka menggunakan mobil (karena kemajuan jaman). Orang Barat dan orang
Jepang suka menyelesaikan masalah, bukan menghindari masalah. Saat berwisata,
orang Barat biasanya hanya melakukan sightseeing, orang Timur biasanya banyak
melakukan foto-foto. Orang Barat cenderung individualis, orang Timur dan juga
orang Jepang suka bersama-sama, prilaku ini terlihat dalam kegiatan tour
mereka.
1)
Orang Jepang tidak Pelit
Rata-rata orang
mengatakan bangsa Jepang itu pelit. Termasuk anggapan aku sendiri waktu dulu. Aku
yakini sekerang berdasar pengalaman hidup disana bahwa mereka tidak pelit,
namun mereka tidak suka asal memberi. Kalau memberi sesuatu musti ada
alasannya- untuk apa uang itu diberi.
Di Jepang, untuk apa
uang diberikan haruslah jelas, tidak
peduli suami isteri atau di dalam keluarga sekali pun. Pinjam uang berarti
harus dikembalikan. Ini adalah prinsip dan budaya di Jepang. Jadi seorang kakak
meminjam satu juta yen dari adiknya, harus mengembalikan satu juta yen, kalau
perlu ditambah bunga pinjaman. Tidak ada romantisme di dalam keluarga,
apalagi kalau sudah menyangkut uang.
Itu sebabnya mungkin
Jepang bisa berkembang maju di bidang ekonomi, karena sejak dari lingkungan
keluarga saja sudah ada penggarisan yang jelas bahwa uang tak bisa digantikan
kata “kasihan” sehingga uang pinjaman memungkinkan tidak kembali. Ini adalah
segi positif dari bidang ekonomi dan ini
juga membuat orang Jepang tidak suka menjadi “tangan di bawah, orang yang suka
meminta- minta, butuh belas kasihan”. Dalam pergaulan, teman yang minjam uang,
uangnya harus dikembalikan. Namanya saja pinjam, jadi harus dikembalikan.
Kebiasaan ini sulit buat kita terapkan, apalagi kalau sudah menyangkut
keluarga.
“Ah kamu sama adik
sendiri kok pelit banget, kita satu keluarga berhitung amat sih”. Begini
komentar anggota keluarga lain kalau mereka tahu ada pinjam meminjam antara
adik- kakak di dalam keluarga.
Ketegasan soal uang ini
membentuk pengusaha Jepang tidak bisa menerima perlakuan korupsi. Satu yen yang
mereka dapat dari keringat mereka, "Kok enak saja minta uang dengan cara
korupsi? Kan mereka sudah digaji," begitulah keluh mereka.
2)
Orang Jepang Ramah dan Baik.
Orang Jepang adalah
orang timur juga dan orang timur terkenal dengan keramahannya. Keramahan orang
Jepang aku rasakan saat terbang bersama pesawat Malaysia Airline dari Kuala
Lumpur menuju Osaka. Teman sebangkuku adalah seorang pria Jepang, kami
ngomong dan aku merasakan bahwa ia
sangat ramah. Temanku yang lain dari Indonesia juga merasakan bahwa bangsa
Jepang adalah bangsa yang ramah.
Ini adalah pengalaman seorang teman. Sebut
saja teman tersebut bernama Emi Surya, Nadilla dan Fachrul. Saat dia sampai di
Osaka, mereka tidak mencatat map tempat hostelnya. Kebetulan bertemu dengan
orang Jepang yang tinggal di Osaka dan baru pulang dari dinas. Dia
membantu mereka mencari tempatnya, bener bener membantu
hingga bertemu alamat yang mau dituju. Padahal dia bawa koper juga. Awalnya Emi
Surya berfikir kalau- kalau mereka
mungkin searah, tapi lama kelamaan Emi Surya berfikir bahwa orang Jepang
itu sangat tulus. Orang Jepang itu bertanya tentang nama hostelnya, terus dia mengeluarkan ePad-nya
dan searching di Internet. Ternyata
ternyata mereka salah jalan, dan dia memberi tahu jalannya, dan juga diantar
sampai ke pintu hostel. Baik banget….!!.
Di perjalanan Emi Surya
ke tempat penginapan menggunakan bis. Pada saat itu Emi Surya membawa koper
yang dia letakkan di tengah jalan (tempat orang berdiri). Emi Surya duduk di
bangku yang sebelahnya masih kosong, tapi tidak mungkin kopernya ditaroh,
sempit banget. Dan banyak orang Jepang yang tereganggu sama kopernya, lagi jam
pulang kantor sepertinya. Tapi, tidak ada yang memintanya untuk geser atau apapun itu. Orang Jepang
sangat baik, tidak mau mengusik orang lain.
Perjalanan pulang
grupku dari liburan ke asrama, ada
banyak anak- anak dan remaja pengendara sepeda yang kami halangi
jalannya, jadi mereka perlu membunyikan klakson sepedanya. Ya, cukup klakson
sepeda yang enak didengar tanpa ada mulut yang berbicara. Beberapa teman dan
aaya punya pemikiran yang sama.
“Wah kalau di kampung
kita, orang yang terhalang jalannya akan membunyikan klaksonnya dan juga pakai
mulut, mungkin mengomel pada kita. Tutur kata mereka- kalau lagi sedang
ngobrol- menurutku sangat ramah, seakan-akan mereka menghormati lawan
bicaranya. Ditambah dengan gaya salam yang membungkuk”.
Tentu saja bahasa dan
karakter yang sopan santun karena system pendidikan di sekolah juga faktor di
rumah. Orang
tua memberi model untuk berbahasa
sopan pada anak-anak, sopan santun amat penting dalam pergaulan sosial.
C.
Hormat dengan Membungkukkan Badan
Kalau kita perhatikan
orang Jepang punya kebiasaan yang unik, yaitu membungkukan badan hampir di
setiap saat, seperti ketika bertemu kerabat, berkenalan, meminta maaf,
mengatakan permisi bahkan ketika mengangkat telpon mereka akan mengangguk
sedikit. Kita semua sudah tahu- paling kurang lewat menonton di TV bahwa hormat
dengan membungkukan badan sudah menjadi tradisi- budaya mereka[3].
Kebiasaan ini adalah
sebuah keharusan bagi orang Jepang dan telah diajarkan semenjak kecil. Membungkuk
ala Jepang atau yang disebut Ojigi ini ternyata bukanlah sekedar membungkuk
saja, melainkan ada aturan tertentu sesuai maksud dan tujuan serta kepada siapa
bungkukan itu ditujukan.
1).
Mengangguk Pelan, 5 derajat.
Anggukan ini biasanya
dilakukan jika bertemu dengan teman, keluarga dekat atau tetangga. Bagi mereka
yang memiliki strata yang lebih tinggi, anggukan ini biasanya digunakan untuk
membalas anggukan/ bungkukan yang lebih dalam dengan maksud untuk menunjukan
bahwa strata sosialnya lebih tinggi.
2)
Membungkuk Salam (Eshaku),15 derajat
Ini merupakan cara
formal dalam membungkuk. Fungsinya untuk menyampaikan salam kepada teman atau
rekan kerja yang kita ketahui tapi tidak terlalu dekat.
3)
Membungkuk Hormat (Keirei),30 derajat.
Ini merupakan cara membungkuk
yag sangat formal. Biasanya disampaikan untuk menunjukan rasa hormat kepada
atasan, orang yang lebih tua atau yang jabatannya lebih tinggi.
4)
Membungkuk Hormat Tertinggi (Sai-Keirei ),45 derajat
Ini merupakan cara
membungkuk yang bermakna bahwa si pembungkuk merasa sangat menyesal dan
bersalah sehingga ia memohon untuk diberikan maaf. Cara ini juga bisa digunakan
untuk memberikan penghormatan kepada orang yang memiliki jabatan atau status
sosial yang sangat tinggi,seperti kepada Kaisar Jepang.
5)
Membungkuk Berlutut.
Ini merupakan cara
membungkuk terakhir yang memiliki arti yang paling dalam. Biasanya dilakukan
sebagai permintaan maaf karena telah melakukan kesalahan yang sagat fatal(
seperti membunuh). Juga dilakukan sebagai penghormatan kepada raja pada jaman
dahulu.
D.Pernikahan
Generasi Muda
1)
Masa Berpacaran
Menikah tentu
juga sesuatu yang mereka dambakan. Bila sudah menikah seperti orang kebanyakan
mereka juga ingin punya keturunan. Anak mereka rata- rata satu atau dua orang,
atau juga ada tanpa punya anak. Sebelum menuju ke jenjang pernikahan tentu ada
beberapa tahap yang dilakukan oleh sepasan pemuda- pemudi Jepang. Tahap- tahap
tersebut adalah seperti[4]:
a) Moment kokuhaku (penembakan)- di
Jepang moment nembak cewek namanya Kokuhaku, biasanya sebelum menyatakan cinta,
seorang cowo bakal ngajak temen ceweknya buat jalan rame-rame bareng- bareng
teman- teman lain. Nah waktu dalam perjalanan pulang dari jalan-jalan itulah,
si cowok bakal nembak cewek yang disukainya.
b) Tidak bilang cinta, Cuma bilang suka- pasangan
yang sedang berpacaran di Jepang tidak pernah mengatakan Aishiteru (cinta) ke pasangannya. Mereka Cuma
bilang Daisuki (suka banget) ke pasangannya. Hal ini karena ungkapan aishiteru
hanya diungkapkan pria kepada wanita jika mereka sudah memutuskan akan
melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
c) First date di Restaurant mewah- nah,
ketika baru saja menjadi pasangan, cowok Jepang akan mengajak pacarnya untuk
kencan pertama di sebuah Restaurant mewah. Kalo kencan- kencan selanjutnya
tentu saja boleh, misal dalam bentuk
jalan- jalan ke mall atau nonton bareng.
d) Tidak menjemput pasangan- tradisi
antar jemput pasangan di Jepang dengan di Indonesia berbeda. Karena di Jepang sebagian besar penduduknya
menggunakan kereta sebagai sebagai sarana transportasi, maka pasangan pacaran
lebih banyak bertemu di stasiun daripada menjemput ke rumah pasangannya. Begitu
juga waktu pulang “ngedate”, cowok tidak akan mengantar ceweknya untuk sampai
ke rumah, mereka akan berpisah di stasiun. Ketika suda sampai di rumah
masing-masing, maka si cowok akan kirim sms pada ceweknya untuk memastikan
bahwa ceweknya sudah sampai di rumah
dengan keadaan selamat.
e) Tidak ada istilah traktir- di Jepang
tidak ada tradisi cewek makan dibayar oleh cowonkya. Habis makan ya bayar
sendiri- sendiri. Jadi paket hemat kalo pacaran seperti ini ?
f) Tidak Memperkenalkan pada Orang Tua Kecuali
Telah Memutuskan untuk
Menikah- di
Jepang, mengenalkan pasangan ke orang tua ga akan dilakukan sampe benar- benar serius dan memutuskan untuk menikah.
2)
Pernikahan
Meskipun Jepang dikenal
sebagai negeri yang berteknologi canggih dengan masyarakat yang sangat modern,
orang Jepang tetap mempunyai kesadaran untuk berkeluarga serta tetap taat pada
adat istiadat warisan leluhur. Saat ini
di Jepang, terdapat dua tata cara pernikahan yaitu, tata cara pernikahan modern
yang dilangsungkan di gereja dengan sistem agama Kristen dan tata cara
pernikahan tradisional yang dilangsungkan di kuil dengan sistem Budha atau Shinto.
Masyarakat Jepang
sendiri saat ini lebih tertarik pada upacara pernikahan dengan cara yang
Modern, yaitu menikah dengan cara agama Kristen di gereja meski keduanya tidak
beragama Kristen, tapi yang menikahkan
keduanya tetap pendeta. Banyak diantara mereka yang tertarik dengan tata cara
ini karena ingin memakai gaun pengantin berwarna putih yang indah serta
disaksikan oleh keluarga, teman dan kerabat dekat.
Orang Jepang memang
menyukai berbagai perayaan serta trend, buktinya perayaan pernikahan yang paling
diminati oleh setiap pasangan yang akan menikah saat ini berupa upacara
pernikahan di atas kapal pesiar. Pengucapan janji nikah dihadapan kapten kapal
serta disaksikan oleh keluarga, teman dan kerabat ini memakan biaya hanya
sekitar ¥ 6.000.000 dengan mempelai
wanita yang mengenakan gaun pengantin
ala barat serta sang pria yang mengenakan busana ibarat kapten kapal.
Pernikahan tradisional
Jepang[5] sendiri saat ini masih ada yang melakukan
khususnya mereka yang tinggal di pelosok pedesaan, dimana penduduknya masih
memegang teguh adat istiadat warisan nenek moyang yang sudah dilakukan secara
turun temurun. Seperti juga yang terjadi di belahan dunia lainnya saat ini jarang
pasangan Jepang yang menikah pada usia muda, karena setelah menamatkan
pendidikan mereka mulai memikirkan karir setelah itu baru pernikahan.
Usia menikah untuk pria
rata-rata di atas 28 tahun, sedangkan wanita di atas usia 26 tahun dan
kebanyakan dari mereka akan menikah ketika usia sudah menginjak sebuah
kemapanan. Uniknya para wanita Jepang rata-rata menginginkan pria-pria yang
sudah memenuhi syarat 3T untuk dijadikan pendamping, yaitu Tinggi badan, Tinggi
pendidikan, dan Tinggi pendapatan.
Kemudian bagi mereka yang terlalu disibukkan oleh
pekerjaan hingga sempat sejenak melupakan soal jodoh, tentu kesulitan untuk
mencari pasangan pendamping. Untuk itu apabila usia mereka sudah cukup mapan
untuk menikah, mereka akan mencari jodoh lewat acara-acara perkenalan yang sering diadakan di negara
yang terletak di sebelah timur Asia. Biasanya, jika si pria merasa tertarik
dengan seorang wanita, ia akan meminta untuk menjadi temannya. Selanjutnya bila
ada kecocokan diantara keduanya dapat dilanjutkan kejenjang pernikahan.
Sebelum upacara
pernikahan dilangsungkan, sang pria meminta izin kepada ayah kekasih. Apabila
orang tua dari pihak wanita sudah menyetujui, maka segera dicarikan hari baik.
sebab di Jepang ada kalender yang menerangkan mana hari baik dan mana hari
buruk.
Untuk suatu acara
penting seperti pernikahan, hari baik sangat mempengaruhi. Sehingga umumnya
bulan-bulan yang sering dipakai orang untuk menikah adalah bulan Juni, atau
pada musim semi dan musim gugur. Hari yang ditentukan pun tiba, keduanya
terlihat anggun mengenakan busana tradisional adat jepang. Sang mempelai wanita
terlihat cantik dengan Kimono putihnya, yang berarti suci, disebut juga
Shiromuku. Rambut mempelai wanita disanggul dan dihiasi dengan bermacam-macam
perhiasan, lalu ditutup dengan Tsuno Kakushi atau kerudung. Sedangkan mempelai
pria terlihat gagah dalam balutan Hakama hitam, yaitu busana tradisional adat
Jepang untuk pria.
Kedua mempelai diantar
keluarga, teman dan kerabat bersama sama pergi ke kuil yaitu Kuil Meiji Jingu
lalu melaksanakan upacara ritual pernikahan tradisional agama Shinto. Setelah
seluruh keluarga, teman, dan kerabat berkumpul, kedua pengantin berdiri
ditengah tengah diiringi dengan lagu tradisional kiyari. Pendeta kemudian
melaporkan kepada dewa, bahwa kedua pasangan ini akan menikah lalu berdoa untuk
para orang-orang tua yang sudah meninggal.
Pengantin pria membaca
sumpah perkawinan kepada pengantin wanita, Lalu kedua pengantin minum anggur
sebanyak tiga kali kemudian diulang lagi tiga kali. Di hadapan Dewa kedua
pengantin mengucapkan janji nikah, disaksikan keluarga, teman dan kerabat,
segera setelah itu dilanjutkan dengan resepsi. Pada acara ini, kedua pengantin
sudah berganti busana, yaitu busana ala barat. Tersedia juga minuman khas sake
yang menandakan keluarga mereka bersatu serta hidangan untuk para tamu, dengan
posisi tamu kehormatan biasanya diisi oleh pimpinan tempat pengantin pria
bekerja..
E.
Kuliner Buat Keluarga
Orang Jepang
menyukai sayur, sayur yang mereka konsumsi sama dengan sayuran yang kita
konsumsi di Sumatra, seperti: kol, wortel, selada…dengan nama khusus dalam
bahasa Jepang. Banyak makan sayur sangat
banyak manfaatnya, seperti pencernaan lancer dan kebutuhan vitamin dan
mineral tubuh terpenuhi. Sayur mereka terlihat bening saja.
Ciri khas makanan
Jepang umumnya bahwa bahan-bahan masakan Jepang berupa: beras, hasil pertanian
(sayuran dankacang-kacangan), dan makanan laut. Bumbu
berupa dashi yang dibuat dari konbu, ikan danshiitake,
ditambah miso dan shōyu… Berbeda dengan masakan negara-negara
lain, makanan Jepang sama sekali tidak menggunakan bumbu berupa rempah-rempah
dari biji-bijian (merica) atau penyedap yanng mengandung biji
(seperti cabai) yang harus ditumbuk atau dihaluskan. Masakan Jepang juga
tidak menggunakan bumbu yang berbau tajam seperti bawang putih…
Kacang kedelai merupakan bahan utama makanan olahan. Penyedap
biasanya berupa sayur-sayuran beraroma harum yang dipotong-potong halus atau
diparut. Masakan Jepang umumnya rendah lemak, tapi mengandung kadar garam yang
tinggi.
“Orang Jepang paling
suka makanan laut,, kenapa..?? yak arena
makanan laut itu sangat sehat loh… apalagi kalau di jepang hidangan makanan
lautnya rata- rata dihidangkan setengah
matang,, jadi pasti makanan nya masih segar-segar.”
Kuliner mereka tidak
banyak mengandung minyak. Orang Jepang tidak menyukai makanan berminyak. Kata
seorang temanku bahwa bahwa makanan yang sering mengandung minyak membuat kita
mudah sakit- seperti gangguan jantung dan juga empedu.
Orang
Jepang doyan makan ikan, kepiting dan udang. Manfaat banyak makan ikan
menyehatkan badan. Makanan sehat khas Jepang[6] memang terkenal dengan sesuatu yang baru,
kreatif, unik, dan bahkan aneh. Sebagai contoh, makanan khas Jepang yang amat
terkenal adalah Sushi. Selain rasanya yang unik dan segar karena diolah
seminimal mungkin, sushi termasuk makanan sehat. Jika berbicara soal makanan
tersehat di dunia, masakan Jepang-lah yang berada di posisi atas.
Kebiasaan makan di
Jepang dipuji akan singkatnya dan kesederhaannya. Tak cuma itu masakan Jepang
sehat karena selalu berkaitan dengan alam. Makanan sushi yang dimasak sangat
sedikit sehingga mempertahankan sebagian besar nutrisinya. Bahan-bahan makanan
yang digunakan pun juga sangat sehat, dan tidak diolah berlebihan. Bahan-bahan
itu seperti kedelai, rumput laut, dan berbagai macam jenis ikan membuat sushi
dinobatkan sebagai salah satu masakan sehat di seluruh dunia.
Sebab bagi kita yang
terbiasa mengolah makanan, pasti sudah tahu kalau memasak dengan waktu
berlebihan menghilangkan nutrisi yang terkandung dalam makanan. Lebih
jelasnya, dari percakapan dengan teman tentang masakanan Jepang membuat aku
bisa tahu tentang sejumlah alasan masakan Jepang dianggap paling sehat.
a) Makanan ala Jepang menyehatkan Jantung, karena seafood atau makanan laut
adalah sumber utama protein dalam masakan Jepang. Ikan laut memiliki kandungan
omega-3 yang amat tinggi. Itulah sebabnya, makanan Jepang membuat jantung sehat
dibanding masakan lain di seluruh dunia.
b) Makanan direbus, ya bahwa masakan
Jepang terdiri dari makanan rebus atau yang direbus. Kita pastinya jarang
menemukan makanan yang digoreng atau direndam rempah-rempah dalam masakan
Jepang.
c) Kedelai, bahwa kedelai yang digunakan
dalam masakan Jepang tidak diproses berlebihan, dan karena itu sangatlah sehat.
d) Sangat sedikit garam, bahwa makanan
Jepang sehat karena kandungan sodiumnya relatif rendah. Masyarakat Jepang makan
banyak makanan laut yang memiliki natrium alami, kandungan garam dalam
makanannya pun berkurang.
e) Ubi, bahwa karbohidrat dalam makanan
Jepang tersedia di ubi jalar. Ubi adalah karbohidrat kompleks yang memberi
energi dan nutrisi.
f) Makanan Jepang kaya antioksidan, bahwa ikan
dan sayuran memiliki antioksidan tinggi dalam keadaan mentah. Dan karena Jepang
memasak dengan cara minimal, maka ia pun mendapatkan hasil yang maksimal dari
antioksidan yang terkandung di dalamnya.
g) Rumput laut, bahwa masakan Jepang
selain sehat, termasuk masakan paling langka di dunia. Pasalnya, rumput laut
digunakan sebagai bahannya. Ada banyak manfaat kesehatan dari rumput laut.
Mulai dari kaya mineral laut hingga nol kalori. Sehingga makanan ini sempurna
untuk menemani program diet kita.
F.
Wisata di Jepang
1)
Metropolitan Tokyo
Aku bersama teman-
teman menikmati jalan- jalan yang sangat asyik di Tokyo[7].
Kami mengunjungi Tokyo tower….(Turis Canada mengira kalau aku orang Chinese,
atau orang Jepang dan orang Jepang mengira aku orang Jepang totok- sehingga
mereka memakai bahasa Jepang totok pula denganku). Banyak alasan mengapa kita
tertarik untuk mengunjungi kota ini, keindahan bunga sakuranya, tata perkotaan
yang rapi serta pertumbuhan ekonomi yang pesat membuat kota ini paling terkenal
di Jepang. Kota ini juga terkenal sebagai ibukota negara Jepang dengan jumlah
penduduk terpadat di negara sakura ini.
Ketika berjalan
menyusuri Tokyo, kami terpukau melihat kebersihan di sekeliling kawasan ini.
Namun secara keseluruhannya kota-kota di Jepang memang sangat terjaga
kebersihannya. Tidak hanya di jalan-jalan utamanya saja, tetapi ketika memasuki
gang-gang kecil pemandangan yang serupa dapat kita jumpai. Mayarakat Jepang
memang dikenal sangat peduli lingkungannya dan mempunyai sikap yang ramah
terhadap orang lain. Hal ini ditunjukkan dengan budaya orang Jepang yang selalu
membungkuk (dalam bahasa Jepangnya: Ojigi) ketika berkenalan, bertamu di rumah
orang, meminta maaf bahkan mengatakan permisi dengan orang lain. Oleh karena
keramahannya jangan heran bila kita sedang berwisata ke Jepang dan hendak
mencari informasi tempat yang sedang dicari, orang Jepang tidak enggan untuk
mengantarkan kita ke tempat tersebut.
Untuk memulai
perjalanan di kota ini, kami bingung harus memulai dari mana karena banyaknya
tempat-tempat yang menarik dan layak dikunjungi. Kami ingin mengunjungi
Tokyo Tower yang terletak di Shiba Koen (Taman Shiba). Tinggi keseluruhannya
mencapai 332,6 m. Selain berfungsi sebagai antena pemancar siaran radio dan TV
analog, tower ini dijadikan sebagai ikon dari Tokyo. Para pengunjung diizinkan
naik ke atas dengan menggunakan elevator. Pada ketinggian sekitar 120-125
meter terdapat dua lantai observasi utama dan lantai observasi khusus pada
ketinggian 223 meter. Dari lantai observasi ini pengunjung dapat melihat
indahnya pemandangan kota Tokyo. Namun pengunjung tidak diperbolehkan sampai ke
Lantai 5 karena lantai ini diisi berbagai perangkat saluran televisi dan tidak
dibuka untuk umum.
Uniknya ketika malam
hari, pemandangan dari Tokyo Tower akan semakin terlihat anggun karena dihiasi
dengan lampu-lampu yang disesuaikan dengan musimnya. Lampu berwarna orange
dinyalakan di kala musim semi, musim gugur dan musim dingin. Sementara itu lampu
berwarna putih dinyalakan saat musim panas. Hal ini bertujuan memberikan efek
sejuk bagi pengunjung.
Setelah asyik melihat
kemegahan Tokyo Tower yang bentuk bangunannya seperti Menara Eiffel di Paris,
saatnya kami memanjakan diri (maklum masa kecil kami yang kurang bahagia…ha…ha..!!!)
dengan mengunjungi Pokemon Center Tokyo yang berada di Hamamatsucho, Tokyo.
Tokoh atau karakter yang dimainkan dalam serial TV animasi Jepang ini
sempat menarik perhatian anak-anak. Di Pokemon Center Tokyo ini semua barang-barang
yang berbentuk dan terdapat gambar Pokemonnya di jual di sini.
Tak lengkap rasanya
jika jalan-jalan di Tokyo tanpa mengunjungi Ueno Park yang berada di
Taito. Di tempat ini kita dapat melihat keindahan bunga khas Jepang yaitu Bunga
Sakura yang semakin cantik apabila sedang bermekaran. Waktu yang pas untuk
melihat keindahan Bunga Sakura yang sedang mekar ialah saat musim semi yang
datang sekitar bulan April. Warna-warna bunga akan berubah menjadi merah muda
nan cantik. Pemandangan lainnya di sekitar Ueno Park ini adalah sebuah patung
terkenal yang melegenda di Jepang, yaitu Saigo Takamori bersama seekor
anjingnya. Selain itu, di tempat ini terdapat Kuil Yushima Tenjin Shrine. Kuil
ini didirikan pada tahun 1355 dan menjadi tempat yang sangat populer bagi para
pelajar untuk berdoa agar sukses dalam ujian sekolahnya.
2)
Disneyland Tokyo
Selama tinggal di
Jepang aku juga pergi berlibur ke Disneyland
Tokyo. Aku merasa rugi kalau tidak sempat pergi ke sana. Kita bisa bertemu
dengan tokoh kartun. Ini sangat bagus untuk mengembangan daya khayal/ imajinasi
anak- anak. Disneyland Tokyo adalah taman rekreasi Disney dengan luas
mencapai 465,000 m² dan merupakan taman rekreasi dan resort Disney pertama yang
dibangun di luar Amerika. Dibangun oleh Walt Disney Imagineering,
taman rekreasi ini dibuat mirip dengan Disneyland
yang terletak di Anaheim,California.
Disneyland Tokyo terbagi dalam 7 area
yaitu: Bazar Dunia/World Bazaar, ini adalah nama lain
untuk Mainstreet U.S.A.Disini terdapat Pulau Petualang/Adventureland, Pulau Barat/Westernland, Critter Country, Pulau Fantasi/Fantasyland, Kota Kartun/Toon Town, dan Pulau Esok/Tomorrowland.
3) Kyoto
Kami juga
sempat pergi jalan- jalan atau berlibur ke Kyoto.
Disana kami melihat objek sejarah, seperti kuil. Kota Kyoto ibarat kota
Bukittinggi di Sumatera. Kyoto merupakan kota yang berada di Pulau Honshu yang
merupakan bagian dari daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto. Di Kyoto terdapat
banyak sekali situs bersejarah dan tempat wisata alam yang akan memanjakan mata
dan bathin setiap pengunjungnya. Pada masa lampau, kota indah ini kerap disebut
dengan Rakuchu, Kyoraku atau Rakuyo. Penamaan tersebut ternyata mengikuti
kebiasaan Tiongkok yang memiliki ibukota di Rakuyo.
Didalam kota terdapat
beberapa aliran sungai seperti Kamogawa yang alirannya bersatu dengan
Takanogawa di Timur, Katsuragawa di Barat dan Ujigawa di Selatan. Posisinya
berapa di Lembah Kyoto atau disebut juga dengan Lembah Yamashiro yang
dikelilingi oleh tiga gunung yakni Kitayama, Higashiyama dan juga Nishiyama. Karena
lokasinya yang dikelilingi oleh pegunungan inilah menyebabkan iklimnya bersifat
iklim darat sehingga perbedaan suhu antara siang dan malam atau antara musim
dingin dan musim panas cukup besar.
Pada bagian pusat
kotanya didesain berbentuk kotak-kotak laiknya papan catur, dengan bentuk
jalannya yang sebagian besar jalan lurus. Setiap jalannya, sama seperti di
Indonesia, memiliki penamaannya tersendiri dan di setiap persimpangan jalannya
diberinama sesuai dengan nama jalan yang bertemu.
Kyoto memiliki sekitar
17 situs yang disebutkan dalam daftar warisan dunia (UNESCO), terdapat 34
universitas, 24 museum dan ada ratusan candi dan kuil. Bertandang ke Kyoto akan
membawa kita pada penemuan objek yang
merupakan perpaduan antara tradisionalitas dengan modernitas. Ada banyak tempat
yang menarik untuk kita kunjungi di Kyoto ini seperti Arashima Park yang
merupakan salah satu tempat wisata terkenal dengan dominasi bunga-bunganya. Kita
juga dapat melihat 110 jenis tanaman
bamboo di Kyoto City Rakusai Bamboo Botanical Garden.
4)
Mesjid Kobe
Masjid Kobe Muslim
terletak di Nakayamatedori, Chuo-ku, Kobe City, Hyogo. Masjid tua ini dibangun
tahun 1935 dengan biaya yang diberikan oleh para pedagang muslim dan warga
muslim yang tinggal di Kobe saat itu.
Pada tahun 1955 Kobe mengalami gempa bumi namun masjid ini bisa bertahan
hanya kaca bangunan yang mengalami sedikit kerusakan, selain itu masjid ini juga
dijadikan tempat berlindung oleh warga sekitar. Mesjid Kobe Muslim ini berada
di salah satu area terbaik untuk di kunjungi turis. Area ini bagunan tua
western-style mulai dari restorandan toko makanan. Tempat ini juga tempat
paling populer bagi pengunjung muslim.
Aku beruntung bisa
mengunjungi Mesjid ini. Kebetulan saat itu di bulan Ramadhan, jadi aku bisa
sholat bareng dengan jemaah muslim lainnya. Mereka adalah warga Pakistan,
Bangladesh, beberapa keturunan Arab dan juga ada orang Jepang yang beragama
Islam. Ceramahnya ada dalam bahasa Inggris dan juga dalam bahasa Jepang. Aku
hanya mengerti ceramah dalam bahasa Jepang.
5)
Universal Osaka
Dalam sebuah liburan
kami pergi jalan-jalan ke Osaka. Kami pergi dengan menggunakan Shinkansen(
kereta tercepat di Jepang). Di sana kami mengunjungi Universal Studios Japan-
bagus sekali. Di sana, kami bermain dengan beberapa permainan seperti
Terminator 3,ET.Jaws,dan lainnya. Pengalaman yang sangat menyenangkan sekaligus
melelahkan.
Kami juga pergi ke
Osaka zoo. Hebatnya bahwa disana hewannya tidak terkurung, tetapi dilepas dan
kita melihat dari dalam mobil, melihat atraksi anjing laut, ikan lumba- lumba
dan panda. Osaka zoo berada di kompleks Taman Tennoji. Didalamnya ada banyak
satwa yang dilindungi, dimana salah satunya ada Panda merah dan Koala yang biasanya
menjadi pusat perhatian pengunjung.
6)
Nagano
Aku bersyukur karena
bisa berlibur ke Nagano. Kami bisa main ski dan snowball- bola salju. Tiga tahun di Jepang, tidak mungkin ya
kiranya kalau aku tidak mencoba untuk main ski. Aku coba main ski di ski-resort
dekat Hakuba, Nagano dalam musim dingin. Kami dalam grup kecil menggunakan
tiket ju-hachi-kippu (tiket kereta
yang bisa digunakan untuk seluruh kereta lokal untuk perjalanan dengan grup.
Tujuan pertama: Hakuba,
Nagano untuk main ski. Dengan kereta lokal, perjalanan terasa panjang, sampai
Hakuba siang hari kami cari informasi
dan menemukan info bahwa hostel dan ski resort bisa kami dapat dicapai dengan
bis hanya 1,5 jam, dan artinya kami masih bisa sampai sana sore hari dan
merasakan main-main ski. Kami bertanya pada penjaga guest hotelnya bagaimana
kalau kami mau main ski- sipenjaga memberitahu kami bahwa terdapat beberapa
tempat penyewaan sepanjang jalan menuju Hakuba resort (agak jauh dari hotel
kami, kurang lebih 1 km).
Dengan mengucapkan
Arigatou gozaiamsu, kami meluncuuurrr. Sampai di rental perlengkapan ski, kami
harus main sendiri. Astaga…..ternyata main ski itu susah. Kami gak bisa sama
sekali main ski, tapi gak mau rugi, mau tetap liat ski resort, main sama salju.
Lalu mulailah kami
mencari-cari kegiatan. Kami merental sliding yang biasanya digunakan anak-anak.
Kemudian mulailah kami meluncur dengan sliding itu bergantian. Bosan sliding,
kami liat ada nihon-jin lucu bawa-bawa alat ski. Lalu kami dekati, kami pinjam
alat ski dan kami poto-poto dengan alat ski itu, serasa profesional skiing
hahaha. Lalu pinjam snowboard nihon-jin dan kembali poto-poto. Hahahahha. Entah
apa yang ada dalam pikiran nihon-jin itu, kami tidak peduli.
7)
Mencoba Baju Kimono
Ada- ada saja
pengalamanku di Jepang. Karena mataku agak sipit maka aku dianggap orang Jepang
sehingga mereka pake bahasa Jepang totok dan aku tidak mengerti. Aku punya
pengalaman indah dalam memakai kimono.
Kimono adalah pakaian
tradisional Negeri Sakura itu (Jepang), kalau di Indonesia "Kebaya".
Kalau di Indonesia yang memakai kebaya hanya para wanita, lain halnya dengan di
Jepang. Kimono dapat di pakai oleh pria dan wanita, tetapi kimono pria berbeda
dengan kimono wanita. Kimono untuk wanita biasanya berbentuk baju terusan serta
sabuk yang dililitkan di pinggang atau perut (biasanya disebut obi) sedangkan
untuk pria kimononya berbentuk setelan. Aturan memakai kimono yaitu kerah
bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri (lihat gambar). Alas kaki
sewaktu kita mengenakan kimono disebut geta atau zoori. Sebelum orang Jepang
mengenal pakaian Barat, mereka setiap hari memakai kimono.
Namun sekarang kimono
hanya dipakai oleh para wanita saja, itu pun kalau ada acara khusus atau
istimewa saja. Ternyata kimono ada tingkatanya dan kimono juga bisa menunjukkan
umur si pemakai, status perkawinan dan tingkat formalitas dari acara yang
dihadiri. Untuk kimono wanita:
a). Kurotomesode adalah
kimono yang paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Kuro artinya Hitam
jadi kurotomesode berarti Tomesode Hitam. Semua kimono yang berwarna hitam
disebut kurotomesode. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan
dan acara-acara yang sangat resmi.
b) Irotomesode adalah
kimono yang terbuat dari kain berwarna, boleh warna apa saja bukan cuma hitam
seperti kurotomesode. Irotomesode bisa dipakai oleh para wanita yang sudah
menihak maupun yang belum menikah. Irotomesode biasanya dipakai untuk
menghadiri suatu acara dimana kita tidak diperbolehkan untuk memakai
kurotomesode misalnya acara resepsi di Istana Kaisar.
c). Furisode adalah
kimono paling formal untuk wanita yang belum menikah, terbuat dari bahan yang
berwarna-warni dan motif di seluruh bagian. Ciri khas furisode adalah lengan
yang sangat lebar dan menjuntai kebawah. Furisode ini dapat dikenakan
untuk menghadiri acara seijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, dan
wisuda.
d). Iromuji adalah
kimono semiformal, namun bisa beralih fungsi menjadi formal apabila diberi
lambang keluarga (kamon) sesuai dengan tingkat formalitasnya. Dapat dikenakan
untuk menghadiri acara penikahan atau pesta pernikahan.
[1] Sri Hartuti (2012) Pendidikan Karakter Jepang, Cerminan Bangsa Maju. Yanagido, Gifu - Japan: Gifu University. (http://www.padangmedia.com/3-Berita/78569-Pendidikan-Karakter-Jepang-Cerminan-Bangsa-Maju-.html)
[2]
http://henrygunawan.wordpress.com/2009/07/10/perbedaan-orang-barat-dan-timur/
[3]
http://jejepangann.blogspot.com/2013/02/ojigi-budaya-membungkuk-orang-jepang.html
[6]
http://www.waspada.co.id
[7]
http://ezytravel.co.id/blog/jalan-jalan-asyik-ke-tokyo.html