A. Kesimpulan
1) Kriteria
Guru Ideal (totalitas kompetensi guru)
Langkah-langkah menjadi guru ideal seperti:
a. Menguasai materi palajaran secara mendalam.
b. Mempunyai wawasan luas.
c. Komunikatif.
d. Dialogis.
e. Menggabungkan teori dan praktik.
f. Bertahap.
g. Mempunyai variasi pendekatan, seperti micro teaching, club discussion, small
groups dan student categories.
h. Tidak memalingkan materi pengajaran.
i. Tidak terlalu menekan dan memaksa.
j. Humoris tapi serius.
2).
Strategi Pengembangan Guru Ideal
a.
Selalu belajar agar menguasai materi pelajaran secara mendalam.
b.
Senang beromunikasi, pola komunikasi dua arah.
c.
Akrab dengan tekhnologi, media, masyarakat, pengetahuan dan internet agar
memiliki wawasan luas.
d.
mengembangkan kebiasaan suka berbagi dan berdialog.
e.
tidak sekedar jago berteori, namun mahir dalam menggabungkan teori dan praktik.
f.
selalu memperbarui metode mengajar dan mampu menyampaikan materi secara
hirarki (bertahap).
g.
Selalu melakukan pendekatan utamanya dalam pembelajaran- tahu berbagai
variasi pendekatan.
h.
Tidak memalingkan Materi Pelajaran (sesuai dengan tujuan pembelajaran)
i.
Tidak terlalu menekan dan memaksa siswa
j.
berkarakter santai tapi serius dalam berinteraksi- utamanya dengan siswa
3).
Tujuan Reformasi Pembelajaran Untuk Meraih Cita- Cita
Dalam
rangka reformasi “proses pembelajaran”, mari belajar dari negara atau sekolah
yang lebih maju.
- Memperbaiki mind- set dan mental
sebagai guru kreatif dan inovatif.
- Perencanaan guru sangat matang, dan
membuat perencanaan untuk satu semester,
perencanaan mengajar dalam bentuk utuh,
meliputi seluruh kebutuhan siswa dan guru (LKS, alat peraga, media pendidikan,
alat pendukung).
- Penyusunan rencana mengajar guru kelas bekerja sama
dengan guru bidang study, guru pembimbing, wakil, kepala sekolah dan orang tua.
- Guru harus hadir di sekolah lebih awal dan
menyiapkan PBM serta pulang sekolah lebih akhir, dan segera memeriksa PR siswa.
- Tiga
atau empat PR siswa terbaik dipajang di kelas, selebihnya disimpan dalam file/
portofolio.
-
Membuat kegiatan morning news yang
mengagumkan, bahwa lima belas menit sebelum pelajaran pertama dimulai, 5 orang
siswa secara bergiliran selama 3-4 menit menyampaikan morning news di depan
kelas, siswa yang lain mendengarkan, bertanya dan menaggapinya.
-
Menciptakan suasana kelas sangat menarik dan menyenangkan, siswa terlibat seara
psikomotorik, intelektual dan emosional.
-
Pembelajaran bahasa melalui kegiatan: menulis surat kepada orang tua, menulis
kembali berita yang pernah didengar dan dibaca dengan bahasa sendiri, dan
membuat komentar/ taggapan yang kegiatan ini sudah dimulai sejakkelas 1 SD.
-
Pendidikan inklusif sudah berjalan sedeikian rupa, guru tidak lagi berbicara
sebatas konsep PAKEM atau life skill,
namun konsep tersebut terlihat langsung terpadu dalam pembelajaran kelas.
- Kelas
harus memiliki Rule Class.
- Pr
siswa musti dikomentari dengan kata kata motivasi bukan kata yang menyudutkan.
4).
Langkah-Langkah Reformasi Proses Pembelajaran.
a.
Menata Lingkungan Fisik Kelas yang Kondusif
b.
Guru harus mampu memberi penghargaan terhadap partisipasi aktif siswa dalam
setiap konteks pembelajaran.
c.Guru
hendaknya bersikap demokratis dalam mengelola kegiatan pembelajaran.
d.Setiap
permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran sebaiknya dibahas secara
dialogis.
e.Lingkungan
kelas sebaiknya disetting sedemikian rupa sehingga memotivasi belajar siswa dan
mendorong terjadinya proses pembelajaran.
f.Menyediakan
berbagai jenis sumber belajar atau informasi yang berkaitan dengan berbagai
sumber belajar yang dapat diakses atau dipelajari siswa dengan cepat.
B. Saran
Ada beberapa saran yang cukup signifikan untuk
mengembalikan marwah (kualitas pendidikan) Aceh ini, antara lain:
-
Menghidupkan
kembali semua perpustakaan paling kurang di tingkat SD dan mengaktifkan minat
baca siswa SD.
-
Mengkatifkan
mading(majalah dinding) sejak bangku SD hingga SLTA agar kemampuan ekspresi
menulis juga meningkat.
-
Mengaktifkan
lomba akademik dan non akademik untuk wilayah regional dan Sumatera agar Aceh
bisa menjadi tujuan tempat pendidikan.
-
Mengaktifkan
lomba debat dan lomba pidato agak berfikir kritis siswa meningkat.
-
Lebih
sering mengundang para tokoh wirausaha dan tokoh orang sukses untuk memotivasi
siswa sejak dini untuk kegiatan ekskul di sekolah.
-
Lebih
sering melakukan kegiatan studi banding ke sekolah dan tempat yang SDM mereka
lebih bagus.
-
Mengembangkan
budaya memberi reward bagi siswa yang
berprestasi (sukses) untuk bidang akademik dan non akademik.
-
Menganjurkan
dan merekomendasi para guru- utamanya guru muda yang energik, untuk senantiasa
menambah kualitas pengetahuan. Mengikuti seminar, pertukaran guru dan mengikuti
pelatihan dan pendidikan.
Daftar
Kepustakaan
Ali Muhtadi. 2005. Penanaman Nilai -
Nilai Agama Islam Dalam Pembentukan Sikap Dan
Perilaku Siswa
Sekolah Dasar Islam Terpadu, Yogyakarta :Luqman Al- Hakim.
(portalgaruda.org/article.php?article)
Bobbi De Porter dan Mark Reardon. 2002. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Dedi Supradi, 2000. Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Ekosiswoyo, Rasdi. & Maman Ranchman. 2000. Manajemen
kelas. Semarang: CV. IKIP
Semarang
press.
(http://istimaazzahra.blogspot.co.id/2014/06/manajemen-penataan-kelas.html)
Fasli jalal dan Dedi Supriyadi. 2001. Reformasi Pendidikan Nasional dalam Konteks
Otonomi Daerah
Daerah, Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
H.A.R Tilaar. 2002, Membenahi
Pendidikan Nasional, Jakarta: Renika Cipta.
Jamal Ma’mur Asmani.
2013. Tips Menjadi Guru Inspiratif,
Kreatif dan Inovatif. Jogjakarta:
Jones, B.F. (1985). Reading and
Thinking. In Costa, A.L. (ed.). Developing
Minds: A
Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.
Muhammad Saroni. 2006. Manajemen Sekolah: Kiat Menjadi Pendidik yang kompeten.
Jogjakarta: Ar-Ruzz.
Munif
Chatib (2012). Sekolahnya Manusia.
Bandung: Kaifa
Syarifudin 2002. Manajemen
Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Konsep, Strategi dan
Aplikasi, Jakarta: PT Grasindo.
Zubaidah Ningsih. (2009). What I've learned from Australia. Melbourne: Master by Research
Student in Chemistry, Soft Condensed Matter Group,
School of Chemistry, Melbourne University.