Bagaimana
Cara Mempengaruhi Orang
Beberapa
hari lalu saya menghadiri ceramah agama di Mesjid Ihsan, Batusangkar.
Sebagaimana biasa jemaah masjid di waktu subuh pada hari-hari biasa jumlahnya
hanya bisa dihitung dengan jari. Namun saat itu ada 5000 orang jamah yang
hadir, memenuhi lantai atas dan lantai bawah mesjid, mereka sangat antusias untuk
mendengarkan dan mengikuti pengalaman rohani Dr. Muhammad Yahya Waloni, seorang
muallaf, menemui jalan spiritualnya. Suasana subuh saat itu terasa melebihi
suasana hari raya. Jemaah begitu padat, semua fokus mendengar kalimat demi
kalimat yang meluncur dari mulut sang mualaf. Saya yakin bahwa rangkaian kata-katanya
sangat mempengaruhi para pendengarnya.
Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak orang mendengar ceramah dan mengikuti seminar.
Juga di berbagai tempat banyak kegiatan pencerahan dilakukan, apakah melalui
kuliah, ceramah mingguan, dll, yang disampaikan oleh guru, dosen dan pemuka
masyarakat seringkali kegiatan ambil muka, agar absensinya ikut terdaftar dan
hikmah yang diperoleh sekedar garbage in
and garbage out- masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan.
Cukup
banyak orang pergi mengikuti pelatihan, seminar, workshop dan kuliah namun
hasil yang diperoleh tidak maksimal, sebagian hanya sekedar ikut-ikutan dan
juga mengharapkan selembar sertifikat pelatihan dari panitia. Mengapa ini
terjadi ? Tentu saja karena kesiapan mental yang minim dan juga kiat-kiat
mempengaruhi pendengar oleh key speaker
masih minim.
Agaknya
keterampilan untuk mempengaruhi orang saat berkomunikasi tidak hanya ditujukan
kepada para ulama, penceramah, public
relation, dan pembicara saja, namun juga perlu diketahui oleh mahasiswa, guru,
dosen, masyarakat umum dan malah juga para orang tua. Untuk itu mereka perlu
memiliki pengetahuan tentang public
speaking, salah satu cara adalah melalui buku yang ditulis oleh Dale
Carnegie, yaitu: how to win friends and
influence people in the digital age.
Dale
Carnegie mengatakan bahwa kemungkinan besar masalah yang kita hadapi dalam
hidup ini adalah saat berurusan dengan orang lain. Strategi untuk berurusan
dengan orang lain juga bisa pelik, utamanya sangat dibutuhkan ketepatan
berkomunikasi. Berkomunikasi itu perlu seni yaitu seni berkonunikasi dan
berkomunikasi adalah seni kepemimpinan.
Bila
kita ingin memiliki seni memimpin melalui komunikasi maka kita harus memiliki
rasa senang kepada orang lain. Kita bisa mendapatkan lebih banyak teman dalam
waktu satu atau dua bulan dengan menjadi lebih tertarik kepada orang lain
dibandingkan dua tahun bila kita mencoba membuat orang lain tertarik kepada
kita, jadi rahasianya kita tidak boleh bersikap mementingkan diri sendiri. Seni
kepemimpinan perlu mengawali pergaulan dengan halus bukan hanya sekedar
komunikasi yang cerdas.
Beberapa
prinsip dasar saat kita berkomunikasi adalah kita harus menghindari kebiasaan
suka menyalahkan orang, mengomeli, dan mengkritik, namun mari berbicara sesuai
dengan minat orang lain. Jika kita bersalah mari segera kita akui dengan
simpatik dan menyelamatkan muka orang lain. Cara-cara ini akan membuat kita
menjadi manusia yang lebih baik dan rendah hati. Karena untuk meningkatkan
pengaruh kita bukan dengan menunjukan kecakapan diri melainkan melalui
kebiasaan mengekspresikan hormat, empati dan kebaikan hati yang lebih baik.
Imbalan yang kita terima adalah kita memperoleh pertemanan yang kaya dan
berkelanjutan.
Kesuksesan
apa yang tidak diawali dengan sebuah hubungan ? Yaitu mengawali dengan halus.
Kita perlu memiliki soft skill dan hard skill. Soft skill seperti belas
kasih dan rasa empati. Hard skill
adalah kemampuan melakukan programming,
operasi dan perancangan. Seseorang yang sekedar tahu dengan hard skill namun suka mengurung diri-
sibuk menelaah laporan, menjadi tidak menarik dibanding dengan seseorang yang
menguasai hard skill namun senang
berkumpul dengan anak-anak buahnya. Orang yang pertama bisa jadi lebih sukses
tetapi tidak begitu memberi pegaruh dibandingkan dengan orang yang punya soft skill.
Maka
jika kita bersikap ramah- kita bisa mempengaruhi orang dengan positif, jadinya
kita dapat membuka jalan pada sumber inspirasi, makna dan pemikiran yang lebih
mendalam. Selanjutnya bahwa kesuksesan kita, untuk zaman sekarang, tidak diukur
dengan skala media dan berapa banyak teman, penggemar, atau pengikut yang bisa
kita kumpulkan. Namun kesuksesan itu diukur dengan skala makna- dengan
menunjukan apa yang bisa kita lakukan buat orang lain.
Untuk bisa
menjadi seseorang yang bisa berbagi makna dengan orang lain, yaitu mampu
memberi pengaruh pada mereka dan sekaligus mampu memperoleh teman-teman yang
banyak, maka Dale Carnegi memberikan beberapa langkah seperti: tahu apa yang
harus dilakukan dalam pertemanan, mampu memberi kesan yang tahan lama, tahu
cara untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain dan tahu cara menuntun
perubahan tanpa penolakan.
1). Apa yang
harus dilakukan dalam pertemanan ? Ada 3 hal yang harus kita lakukan untuk
melibatkan diri dalam pertemanan, yaitu mengubur bumerang, menegaskan hal-hal
yang baik dan menyentuh keinginan inti.
a). Mengubur
bumerang.
Bumerang adalah
alat berburu milik suku Aborigin, Australia. Benda yang dilemparkan dan akan
berbalik pada pemiliknya. Namun pengertian bumerang disini adalah prilaku yang
buruk kita berikan pada orang yang pada akhirnya berakibat buruk pada diri
kita. Bagaimana cara orang menanamkan pengaruh ? Bahwa orang tidak tertarik
dengan kekuatan yang berorientasi pada kekuatan tetapi tertarik dengan kekuatan
yang mendukung moral, yang benar dan yang baik.
Pengaruh sebagai
imbalan kepada orang-orang yang dapat dipercaya dan membawa kebaikan. Apakah
kita berkomunikasi dengan tujuan buat menghancurkan orang lain atau untuk
membangun orang lain. Bila untuk menghancurkan orang lain, maka mari kuburkan
bumerang ini (cara berkomunikasi yang begini). Dengan kata lain kita hindari
kebiasaan menyalahkan orang, mengomeli dan mengkritik. Budaya mengkritik dan
mengeluh adalah realita yang sering kita temui. Namun orang yang memiliki
pengaruh besar akan paham bahwa ini merupakan tindakan ceroboh yang bisa
mempercepat rusaknya sebuah hubungan.
Semua orang
sepakat bahwa mereka sama-sama tidak suka menjadi subjek yang dicela. Kita
malah begitu ingin buat bisa diterima oleh orang lain. Orang-orang akan bisa
dituntun ke arah perubahan tetapi tindakan mencela jarang sekali membuahkan
hasil yang kita harapkan. Dengan demikian komentar yang mengkritik, mencela dan
menyalahkan orang sama saja seperti bumerang yang tidak terlihat. Bumerang tersebut
kembali ke kepala orang yang melemparnya. Jadi sebaiknya kita menghindari untuk
tidak menyakiti perasaan orang lain. Yang paling penting adalah memusatkan
perhatian untuk mengembangkan diri kita, bukan diri orang.
b). Menegaskan
hal-hal yang baik.
Pangkal dari
seluruh tindakan adalah sebuah pikiran. Pikiran yang terlindas dari otak
seseorang bisa diwujudkan menjadi sebuah tindakan.
Kita semua
memiliki keinginan yang tidak terpenuhi untuk mengetahui apakah kita dihargai,
untuk mengetahui apakah kita ini penting atau tidak. Kita bisa terobsesi dengan
hal-hal yang dangkal dan tidak penting disekeliling kita. waktu
berminggu-minggu kita habiskan hanya untuk membahas gaya terbaru seorang
selebriti atau kesalahan seorang atlet. Kita menghabiskan berjam-jam untuk
mengamati kehebohan kehidupan mahasiswa.
Bila ada seorang
mahasiswa yang sedang dilanda keraguan bertanya pada kita, apa yang seaiknya
dia lakukan dalam hidupnya- apakah sebaiknya dia melanjutkan pendidikan atau
pergi mencari masa depannya ? Maka disini kita perlu menegaskan bahwa dia harus
selalu berada di jalurnya, yaitu selesaikan kuliahnya.
Kita meyakini
bahwa manusia bukanlah sesuatu yang harus dibentuk, seperti membentuk tanah
liat dan itupun bukan tugas kita. Manusia punya kehidupan yang harus dibuka.
Itulah yang dilakukan oleh pemimpin sejati, mereka membuka kehidupan orang lain
dan membantu mereka untuk meraih potensi yang dianugerahkan oleh Allah.
Setiap orang
berhak dihargai atas momen-momen terbaiknya. Namun berarti mereka tidak
memiliki kesalahan, malah bisa jadi kesalahanya lebih banyak dari kebaikannya.
Namun jika kita berusaha mempengaruhuniya untuk berubah dengan menunjukan
kealahannya, maka tidak banyak hasil yang bisa diperoleh. Namun dengan cara
memberi tahu tentang kesuksesan dan wawasanyang mereka miliki maka energi
positif akan bangkit dari diri mereka.
c). Menyentuh
keinginan inti
Cara mempengaruhi
orang lain agar bertindak adalah dengan menyentuh keinginan inti mereka. Ini
adalah kebenaran universl. Dale Carnegie membuat kisah:
“Bahwa pada
suatu hari seorang filsuf terkenal berusaha memasukan seekor anak sapi ke dalam
kandang. Dia mengalami kesulitan dan mendorong-dorong serta dan anak sapi
tersebut menarik. Saat sang filsuf menarik, anak sapi itu malah mendorong.
Melihat kejadian itu assisten rumah tangga sang filsuf datang. Dia berjalan
mendekati anak sapi dan menaruh jarinya di mulut anak sapi itu. Anak sapi itu
mengulum jarinya dan dengan lembut dia bisa menuntun anak sapi untuk masuk ke
dalam kandang.
Sang filsuf
hanya tahu teori dan lupa akan keinginan anak sapi. Namun asisten rumah tangga
tidak tahu teori, ia hanya mempraktekan dan memenuhi keinginan dasar anak sapi
yaitu makanan. Saat ia berhasil memenuhi kebutuhan anak sapi- menyuapkan
sekeping bongkahan sagu kecil ke dalam mulut anak sapi, hingga anak sapi
bersedia mengikuti keinginannya.
2). Cara untuk
memberi kesan yang bisa bertahan lama.
Ada 6 cara yang
bisa kita berikan pada seseorang agar pengaruh yang kita berikan bisa bertahan
lama. Cara-cara tersebut adalah seperti: menunjukan minat terhadap orang lain,
tersenyum, berkuasa dengan nama, menyimak lebih lama, membahas apa yang penting
bagi mereka, dan membuat orang lain merasa lebih baik.
a). Menunjukan
minat terhadap orang lain.
Kalau kita ingin
tahu cara tercepat untuk mendapatkan teman, apakah sebaiknya kita bertanya pada
orang yang jumlah followernya paling banyak pada Facebook, Twitter atau blogger
? Ternyata jawaban mereka tidak bisa kita yakini sepenuhnya. Sebenarnya kita
bisa memiliki lebih banyak teman dalam hitungan jam jika kita dengan tulus
tertarik dengan minat orang lain. Dan kita butuh waktu berbulan-bulan atau
bertahun-tahun untuk membuat orang lain tertarik kepada kita. Egoisme adalah
faktor terbesar yang menghalangi persahabatan kita. minat utama kita adalah
kepada diri kita sendiri.
Para individu
yang tidak tertarik dengan sesama manusialah yang akan mengalami kesulitan
terbesar dalam hidup dan menimbulkan kerusakan terbesar kepada orang lain. Pada
individu-individu seacam inilah seluruh kegagalan manusia berasal. Jadi
kegagalan terbesar umat manusia adalah hasil dari sikap orang-orang yang hanya
tertarik pada diri mereka sendiri. Mereka memiliki pengaruh yang dangkal dan
tidak bertahan lama.
Sikap
mementingkan diri sendiri adalah bentuk termurni dari sifat manusia. Prinsip
ini malah menunjukan bahwa sebagian besar orang sering kali melupakan orang
lain. Sebaliknya, mereka yang memilih untuk memikirkan minat orang lain dalam
kehidupan sehari-hari pun menjadi berbeda. Kita akan mengingat orang-orang semacam
itu, berteman dengan mereka dan menjadi lebih percaya kepada mereka.
b). Tersenyumlah
Tidak mungkin
kita bisa membuat orang setuju dengan segalanya. 99,7 persen orang dewasa
percaya bahwa senyum adalah aset sosial yang penting. Kita menyukai senyum dan
gelak tawa. Video yang paling banyak dilihat di YouTube adalah yang berkaitan
dengan senyum. Senyum berasal dari dalam hati dan senyum penting untuk menjalin
hubungan. Emosi dapat menyebar dalam jangka waktu singkat, dalam proses yang
dikenal sebagai penularan emosi.
Orang- orang
yang tersenyum cenderung memiliki lebih banyak teman. Saat kita tersenyum kita
memberitahu pada orang bahwa kita bahagia bersama mereka. Sebagai balasannya,
mereka juga merasa lebih bahagia karena berurusan dengan kita.
Selalu awali dan
akhiri pesan dengan positif, bukannya dengan pesimistis atau tidak acuh. Banyak
hubungan rusak karena pesan yang tidak sensitif dan menyebalkan, sama seperti
penghinaan atau cercaan verbal. Tersenyum secara fisik, bahkan saat kita sedang
menelpon sebenarnya membuat nada suara kita mengucapkan kata-kata terdengar
lebih menyenangkan. Jadi sebuah senyuman akan membuka jalan menuju hubungan-
walaupun senyuman itu tidak terlihat, yaitu secara tertulis atau verbal.
Senyuman memang selalu meningkatkan nilai wajah kita.
c). Berkuasa
dengan nama.
Ada kekuatan
dalam nama seseorang. Nama adalah simbol verbal dari sesuatu yang lebih
mendalam dan lebih berarti. Seseorang pasti ingin suara mereka didengar, tetapi
mereka juga ingin nama mereka diketahui. Kita harus ingat bahwa seseorang lebih
tertarik dengan namanya sendiri. Jika kita mengingat nama orang dan
menggunakannya secara tidak langsung kita telah memberikan pujian yang halus
dan sangat efektif.
d). Menyimak
lebih lama
Untuk
mendapatkan pekerjaan, mendapatkan klien, meningkatkan wibawa dan memperoleh
keuntungan adalah dengan menyimak. Dengan menyimak kita mendapat kekuatan untuk
mengubah hati dan pikiran. Selain itu, menyimak adalah kekuatan untuk
memberikan apa yang sangat diinginkan orang lain- yaitu untuk didengar dan
dimengerti.
Seeorang mungkin
berkata “sepertinya saya merasa lebih enak setelah melakukan percakapan itu”.
Itu terjadi karena dia menginginkan seseorang pendengar yang simpatik dan dapat
dipercaya, tempat dia bisa melepaskan beban yang dipikulnya.
Sama seperti
senyuman, kekuatan menyimak itu besar. Saat kita menyimak, kita tidak hanya
menimbulkan sebuah kesan yang instan- kita juga membangun sebuah jembatan yang
solid untuk hubungan yang berkelanjutan. Ternyata mendengarkan juga membuat
seseorang mendapatkan rasa hormat yang besar.
e). Bahas apa
yang penting bagi orang lain.
Saat kita ingin
membuat diri kita penting di hadapan orang lain, maka kita harus membahas hal
yang penting bagi mereka terlebih dahulu. Jika kita banyak membahas tentang
diri sendiri maka maka telinga mereka tidak akan mendengarkan kita. ini perlu
kita pahami bagaimana cara banyak orang dalam berkomunikasi. Yakni sebagian
besar pesan disampaikan untuk mengedukasi orang lain tentang kehidupan mereka.
Namun ini terkean sebagai sebuah monolog, bukan dialog. Sementara itu dunia ini
lebih butuh dialog.
f). Membuat
orang lain merasa lebih baik.
Ada sebuah toko
yang menyediakan keperluan harian menjadi digemari oleh banyak orang,
penyebabnya adalah karena semua personel dalam toko itu bisa membuat orang
lain- pengunjung toko tersebut- merasa lebih baik. Para pegawai toko mencari
setiap peluang untuk melayani pengunjung toko: seperti mengantarkan mereka ke
kamar kecil. Gendong bayi mereka, tim penjualan fokus pada bagaimana cara
membuat hari para pengunjung menjadi sedikit lebih enak, tidak peduli mereka
membeli atau tidak.
Kebijakan
membuat orang merasa lebih baik mampu mendatangkan keuntungan bagi toko dan
usaha mereka. Benih-benih lebih kecil yang ditanam dengan penuh arti memberikan
hasil yang lebih besar.
3). Cara-cara
untuk mendapatkan kepercayaan orang lain.
Ada 10 cara yang
ditawarkan oleh Dale Carnegie untuk mendapatkan dan menjaga kepercayaan orang
lain, cara tersebut adalah seperti: menghindari rgumen, tidak pernah
menyalahkan orang, mengakui kesalahan dengan cepat, mengawali dengan sikap
ramah, mengakses afinitas (kesamaan), membiarkan orang lain memperoleh
pengakuan, terlibat secara empatik, menggugah sifat mulia, berbagi perjalanan,
dan memberikan tatangan.
a). Menghindari
argumen
Beradu argumen,
atau berdebat, dengan orang lain jarang sekali membuahkan hasilbagi kita.
biasana sebuah perdebatan akan berakhir dengan salah satu pihak semakin yakin
dengan kebenarannya. Mungkin dalam perdebatan tersebut kita benar, tetapi
berdebat sama sia-sianya jika kita memiliki pendapat yang salah.
Kita yakin bahwa
komunikasi adalah masalah penyampaian. Kalau begitu bagaimana kita membangun
kebiasaan untuk menghindari argumen. Kita perlu menyadari bahwa keuntungan
bukan dengan cara berdebat, tetapi adalah dengan bekerja sama, dan untuk
mendapatkan hasil-hasil interpersonal yang lebih hebat akan menjadi lebih besar
saat pengalaman dan wawasan kita dipadukan dengan pengalaman dan wawasan orang
lain.
b). Jangan
pernah menyalahkan orang.
Jangan pernah
menyalahkan orang atau jangan pernah berkata “anda salah !”. memang sangat
mudah bagi siapa saja untuk menyalahkan orang lain sebelum meluangkan waktu
untuk memikirkan apa yang sedang dikatakan.
Memberitahu
orang bahwa mereka salah hanya akan membuat orang memusuhi kita. hanya sedikit
orang yang akan menaggapi dengan logis saat diberitahu bahwa mereka salah.
Kebanyakan orang menaggapi dengan emosi dan defensif karena kita mempertanyakan
pendapat mereka. Kita lebih baik memberitahu bahwa seseorang itu salah hanya
dengan melalui tatapan atau gerak-gerik. Jadi kita harus menjaga diri agar
tidak terkesan menghakimi mereka dalam setiap berkomunikasi dengan kita.
Tunjukanlah selalu sikap yang ramah.
c). Mengakui
kesalahan dengan cepat (dengan segera).
Dalam berbagai
pertandingan, selalu ada wasit. Dan wasit adalah juga manusia, mereka juga
melakukan kesalahan. Namun yang membuat kejengkelan para penonton adalah
ketidakmampuan para wasit untuk mengakui kesalahan mereka. Tidak hanya wasit,
kita sendiri juga sering melakukan kesalahan maka mengapa kita harus sulit
mengakui kesalahan. Jika kita langsung mengakui kesalahan kita dengan
sungguh-sungguh, sikap tersebut sama saja seperti mengirimkan sebuah press release ke semua orang untuk
mengkonfirmasi bahwa kita sungguh-sungguh peduli dengan orang-orang yang kita
sakiti dan kita meluruskan permasalahannya. Bila kita segera mengakui kesalahan
maka dengan cepat kesalahan yang kita lakukan lenyap dari hadapan mereka.
d). Awali dengan
sikap ramah.
Keramahan
mendapatkan keramahan. Kita cenderung setuju dengan orang lain dari
perspektifnya saat kita memiliki perasaan yang akrab dengannya. Tidak ada
pendekatan yang lebih efektif dibandingkan kelembutan hati dan afabilitas
(keramah-tamahan)sebuah salam yang ramah memiliki kekuatan yang besar.
Jika kita
mengawali percakapan dengan ramah, kita jauh lebih mungkin mendapatkan hasil
positif yang kita cari, terlebih jika kita dan orang yang kita ajak
berinteraksi tersebut sedang bermasalah. Memang orang yang selalu menanam
keramahan dan sopansantun akan menuai pertemanan. Jadi adalah selalu untuk
mendapatkan teman dimulai dengan sikap ramah.
e). Mengakses
afinitas (daya tarik atau kesamaan)
Beberapa kata
yang terpajang pada fitur media sosial (medsos) seperti FaceBook dan Twitter
adalah kata-kata “like, friend, follow
dan share”. Ini merupakan kata-kata
yang menunjukan afinitas atau daya tarik/ kesamaan. Dalam dunia medsos afinitas
sering kali hadir sebelum kita saling bertegur sapa di alam nyata. Pada hal
sebelumnya pertemanan dan kesamaan berjalan beriringan. Namun sekarang afinitas
ditunjukan sebelum kita saling bertemu.
Dalam komunikasi
kita harus menawarkan kepada orang lain apa yang mereka inginkan. Jika kita
ingin memulai dengan kata “ya” dan terus menjaganya, dengan demikian kita
berada dalam level kepercayaan untuk bidang produk, jasa atau misi kita. dengan
demikian akseslah afinitas secepat dan sesering mungkin.
f). Biarkan
orang lain mendapat pengakuan.
Apa yang diingat
oleh seseorang tentu saja tentang kemurahan dan kebaikan hati. Semakin banyak
kita menyerahkan pengakuan kepada rang lain atas apa yang kita lakukan, maka
kita makin lebih sering diingat dan pada akhirnya semakin banyak pengakuan yang
kita dapatkan. Jadinya kesuksesan bukanlah mengenai perhatian dan pujian tetapi
kesuksesan adalah mengenai kemitraan dan kemajuan.
g). Terlibat
secara empatik.
Dalam zaman
digital sekarang banyak orang lebih suka mengedepankan promosi dan keuntungan
interpersonal, kita jarang meluangkan waktu memikirkan apa yang orang lain
rasakan pada sebuah keadaan. Saat kita meluangkan waktu untuk melihat dari
perspektif orang lain, maka kita akan bersimpati pada perasaan dan gagasannya.
Kebanyakan orang hanya mencari seseorang yang bersedia mendengarkan mereka dan
bersimpati dengan keadaan buruk yang mereka alami, tak peduli seberapa kecil
atau besar masalah mereka. Secara alami kita bukanlah makhluk yang empatik,
jadi kita harus berusaha untuk mewujudkannya. Jika kita bisa melakukannya untuk
orang lain, berarti kita memberikan hadiah yang mencerahkan hari-harinya.
h). Menggugah
sifat mulia.
Kita semua
menginginkan transendensi- yaitu ingin menjadi orang yang berguna untuk orang
banyak. Saat kita kecil kita ingin menjadi prajurit yang hebat atau pangeran
yang gagah. Anak perempuan ingin menjadi gadis yang cerdas atau putri yang
mempesona. Karena manusia sifat transendensi tersebut maka kita bisa menggugah
sifat-sifat baik dalam diri orang-orang yang ingin kita pengaruhi untuk bisa
jadi orang hebat, selanjutnya bisa saling bermanfaat dengan kita.
i). Berbagi
perjalanan.
Mnusia tidak
ingin diperlakukan sebagai komoditas, lebih dari itu, mereka tidak ingin
kehidupan mereka dipandang sebagai kehidupan biasa. Manusia ingin merasa
penting dan cara terbaik untuk menunjukannya adalah dengan memperbolehkan
mereka terhubung dengan sebuah kisah yang lebih besar. Orang-orang dan bisnis
yang memahami prinsip ini tak terkalahkan yaitu berbagi perjalanan. Saat
perjalanan kita menjadi perjalanan mereka, maka kita sama-sama tertarik untuk
melihat ke mana perjalanan ini mengarah.
j). Berikan
tantangan.
Sebagian orang
menganggap bahwa kompetisi sebagai sebuah kata yang kotor, sebenarnya tidak.
Kompetisi adalah salah satu realitas yang paling menarik di dunia. Koneksi kita
perlukan agar kita terus berusaha sementara kompetisi diperlukan agar kita
terus berjuang dan berkualitas.
Seperti besi
menajamkan besi, begitu pula manusia menajamkan manusia lain. Bunyi besi yang
sedang menajamkan besi lain sama seperti suara kuku yang sedang menggaruk papan
tulis. Satu-satunya cara terbaik untuk membangkitkan diri kita dan orang lain
adalah melalui tatangan dan kompetisi. Saat kita bersaing, kita berusaha untuk
menang karena kemenangan membuat kita merasa sukses dan penting. Kemenangan
terasa semakin menarik, karena kompetisi mendorong kita untuk berkomunikasi dan
berhubugan satu sama lainnya.
4). Cara
melakukan perubahan tanpa penolakan.
Dale Carnegie
menjelaskan bahwa ada 8 cara untuk melakukan perubahan tanpa penolakan atau
tanpa menimbulkan rasa benci. Cara- cara tersebut seperti: mengawali dengan
positif, mengakui kekurangan kita, menyampaikan kesalahan tanpa menarik
perhatian, lebih baik mengajukan pertanyaan daripada memberi perintah secara
langsung, peringan kesalahan, fokus pada kemajuan, semangatkan reputasi yang
baik pada orang lain, dan terus terhubung pada pijakan yang sama.
a). Awali dengan
positif
Tanggung jawab
pertama seorang pemimpin adalah menjelaskan kenyataan yang ada. Tanggung jawab
terakhir adalah mengucapkan terima kasih. Di antara kedua tanggungjawab
tersebut, pemimpin menjadi seorang pelayan. Dalam keadaan tegang atau
bermaalah, tidak ada gunanya mengawali percakapan dengan negatif. Sama saja
seperti sebuah sandiwara yang adengan pertamanya menunjukan tragedi, hal ini
membuat penonton menjadi muram dan tidak senang.
Pemicu negatif
di otak kita jauh lebih sensitif ketimbang pemicu positif. Kita bahkan mampu
mengingat peristiwa-peristiwa buruk dengan lebih baik. Tidak hanya terbatas
pada peristiwa tetapi juga kesan-kesan yang kita dapatkan dari orang lain. Kita
cenderung lebih memikirkan sifat atau perilaku negatif ketimbang positif. Otak
kita sibuk dengan perilaku negatif, tidak heran pada saat berkomunikasi kita
tidak bisa menahan diri untuk langsung membahas masalah, mengungkapkan kritik.
Sebaiknya kita
awali percakapan dengan apresiasi yang jujur dan tulus. Lawan bicara kita pun
bisa lebih bersedia menerima ide-ide kita dan sikap menolak atau melawan yang
ditunjuk pun tidak lebih besar. Jika topiknya sangat memancing perdebatan
sebaiknya kita melakukan percakapan empat mata.
b). Mengakui
kekurangan kita.
Sangatlah
efektif jika kita mengawali dengan membicarakan kesalahan-kesalahan kita
terlebih dahulu. Mengakui kesalahan diri bisa membantu meyakinkan lawan bicara
untuk mengubah perilakunya sendiri. Kita membuat diri kita terlihat seperti
manusia saat membicarakan kesalahan-kesalahan kita. Orang pun merasa lebih
mudah untuk merasa terhubung dengan kita dan mereka merasa kita lebih memahami
perspektif mereka. Dalam keadaan seperti itu, mereka menjadi lebih terbuka saat
mendengar saran kita.
c). Menyampaikan
kesalahan tanpa menarik perhatian.
Tidak selalu
kegagalan di dalam pekerjaan disebabkan oleh ketidakmampuan kita. kita bisa
mengalami kegagalan karena hati dan otak kita berada di tempat lain akibat
masalah yang kita alami di rumah atau di tempat lain. Kesalahan dan kegagalan
harus ditangani sebagai hal yang bisa ditebus dan tidak perlu
digembar-gemborkan.
d). Lebih baik
mengajukan pertanyaan daripada memberi perintah.
Melontarkan
pertanyaan tidak hanya membuat sebuah perintah terdengar lebih menyenangkan dan
mengurangi rasa jengel. Kita tahu bahwa dengan bertanya, kita membuat
orang-orang yang ingin kita pengaruhi menjadi semakin terlibat. Manusia tidak
suka diperintah, itu alasannya.
e). Peringan
kesalahan
Kegagalan adalah
bagian dari kehidupan sehari-hari kita di rumah, dalam pekerjaan, di dalam
segala upaya kita. Yang harus kita ingat saat menghadapi seseorang yang telah
membuat kesalahan adalah cara orang tersebut menghadapi kesalahan tergantung
dari dukung yang diterimanya saat melewati momen tersebut dan menarik pelajaran
darinya. Perbedaan utama antara orang biasa dan luar biasa adalah bagaimana
mereka melihat dan menaggapi kegagalan.
Jika kita
meringankan kesalahan seseorang, kita tidak hanya menyelamatkan jiwa orang
tersebut, kita juga membangun kepercayaan diri dan rasa percaya ke dalam
hubungan kita dengan orang tersebut. Jika kita pernah menyelamatkan wajah
seseorang sekali saja, kemampuan kita untuk mempengaruhi orang tersebut pun
meningkat.
f). Fokus pada
kemajuan.
Pujian dan
semangat adalah dua elemen penting dalam memotivasi seseorang untuk mewujudkan
potensi mereka, untuk memperbaiki atau mengatasi tantangan. Namun fenomena
dalam dunia kerja bahwa jarang karyawan atau bawahan yang mendapat pujian dari
pimpinan, jarang menerima ucapan terima kasih secara tertulis dan juga jarang
menerima pujian di depan publik. Padahal pujian, ucapan terima kasih secara
tertulis dan pujian di depan umum dari pimpinan merupakan tiga motivasi level
teratas yang memberi pengaruh pada bawahan. Kemampuan menjadi layu saat didera
kritik dan mekar saat diberi semangat. Maka berfokuslah pada kemajuan degan
cara demikian kita pun membangun bakat orang lain ke titik maksimum.
g). Semangatkan
reputasi yang baik kepada orang lain.
Agar dapat
mengubah perilaku seseorang, ubahlah level kehormatan yang diterimanya dengan
memberikan reputasi bagus yang bisa diembannya.
h). Terus
terhubung pada pijakan yang sama.
Kita musti
menciptakan win-win situation yang
akan membuat semua orang senang. Komunikasi yang lebih baik akan terdapat dalam
atmosfir yang egaliter- semua dapat
kesempatan yang sama. Bahwa dunia ini selalu terbuka untuk berbagai aktivitas,
namun tugas pertama kita adalah tetap beraktivitas secara kemanusiaan, yaitu
saling tergantung dan saling interaktif, dan melakukan aktivitas dengan
menjalin hubungan dan terus berhubungan dalam pijakan yang sama.
Itulah
prinsip-prinsip bagaimana mendapatkan teman dan sekaligus cara-cara
mempengaruhi orang lain yang saya sarikan dari buku Dale Carnegie- How to win friends and influence people in
the digital age. Dia, sekalilagi, memaparkannya melalui pendekatan
bagaimana kita bisa memberi kesan yang bisa bertahan lama pada orang lain. Kita
juga harus tahu cara untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain, dan juga
tahu cara menuntun perubahan tanpa penolakan. Moga-moga kita bisa selalu bisa
menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.