Membangun
Kualitas Pribadi
Pikiran
Membuat Arsip Memori Dalam Akal
Sesuatu gejala yang terlihat
pada tubuh kita sebetulnya mengatakan apa dan bagaimana dalam fikira kita.
seseorang yang terdiam secara tiba-tiba saat berdebat bisa jadi menunjukan dia
tidak setuju, dia lagi berfikir, atau lagi bingung, dll. Benar bahwa tubuh kita
bisa mengatakan tentang fikiran kita, dan fikiran kita juga bisa menggambarkan
tentang perasaan dan fikiran itu sendiri lewat kalimat yang kemudian kita
ekspresikan (Deb Shapiro, 2008).
Bahwa tubuh atau diri kita
ibarat sebuah mobil, dan pikiran kita
sebagai driver atau
pengendalinya. Semua bentuk pikiran kita akan memebentuk kualitas diri kita.
kualitas diri ini kita sebut juga dengan “kualitas pribadi”. Kualitas pikiran
kita sendiri terbentuk dari pengalaman kita sejak dini, saat kita masih bayi.
Ketika lahir, kita adalah
manusia yang baru dan manusia yang bersih. Data-data dalam otak kita masih
jernih dan polos karena kita belum mengerti tentang makna dan bahasa apapun dan
juga kita tidak mengerti apa yang terjadi di sekitar kita. Orangtua kita mulai
mengajak kita berkomunikasi dengan ekspresi wajah dan bahasa tubuh (gestur)
secara berulang-ulang hingga akhirnya kita mengerti dan juga bisa mengucapkan
kata-kata.
Seiring dengan
berjalannya waktu, kita tumbuh, bisa
duduk, merangkak dan berjalan. Kita tumbuh lebih besar. Kita melakukan
eksplorasi dalam usia bayi, usia balita, usia anak-anak dan seterusnya-hingga
kita memilki pengetahuan sederhana tentang sesuatu yang terjadi di sekitar
kita. Kita makin aktif melakukan eksplorasi karena orangtua kita memberi
kondisi dan memberi rangsangan pengalaman bagi kita. Jadinya suasana hati kita
megalami aneka bentuk perasaan dari pengalaman tersebut, yaitu seperti:
- Pengalaman kasih sayang.
- Pengalaman toleransi.
- Pengalaman ceria.
- Pengalaman takut.
- Pengalaman cemas.
- Pengalaman putus asa.
- Pengalaman persatuan.
- Pengalaman kehilagan.
- Pengalaman harga diri.
- Pengalaman percaya diri.
- Pengalaman kepemilikan.
- Pengalaman kegagalan.
- Pengalaman keberhasilan.
- Pengalaman kebahagiaan.
- Pengalaman kesabaran.
- Pengalaman tentang
agama,
- Pengalaman dll.
Otak kita jauh lebih kuat
dan lebih baik dari komputer apapun di dunia ini. Karena otak mampu menyimpan
dan mengingat kembali sejumlah besar informasi- informasi yang disimpannya.
Memori otak membantu kita dalam mengelola kehidupan ini (Dominic O’Brien (2005).
Akal
yang terdapat dalam memori kita menyimpan sangat banyak pengalaman
dan semua pengalaman tadi ada file atau arsipnya. Maka akan juga ada sangat
banyak file, ibarat kerja komputer, akan terdapat sejumlah key word atau kata
kunci seperti: kasih sayang, toleransi, ceria, rasa takut, cemas, putus asa,
persatuan, kehilagan, harga diri, percaya diri, kepemilikan, kegagalan,
keberhasilan, kebahagiaan, kesabaran, tentang agama, dll.
Begitu banyaknya file-file
pengalaman- ibarat pemograman komputer- maka akal juga menyatukan file- file
yang sejenis menjadi folder atau
gabungan file. Maka terbentuk pulalah
gabungan file menjadi folder dalam memori kita, yaitu seperti folder:
- Lemah.
- Sukses.
- Cemas
- Marah.
- Sabar.
- Malang.
- Bahagia.
- Cinta, dll.
Kemudian dalam menjalani
kehidupan melalui eksplorasi, kita mengalami kegagalan baru, maka folder masa
lalu tetang kegagalan juga terbuka dan file-file yang berhubungan tentang
pengalaman gagal juga saling berhubungan. Folder tentang pengalaman gagal juga berhubungan
dengan folder tentang suasana hati yang lain seperti folder tentang cemas,
takut, bahagia, khawatir, dll. Ini semua membentuk pemikiran dan respon kita
yang baru. Demikianlah bagaimana semua pengalaman kita terarsip (tersimpan)
dengan rapi dalam file dan folder pada memori kita.
Pikiran
membentuk pribadi kita.
Bagaimana
keadaan kita atau siapa kita tergantung dari cara kita memandang diri sendiri,
dan cara kita mendeskripsikan diri kita. Apakah kita orang yang punya harga
diri, orang yang percaya diri, orang yang berguna bagi orang lain, dll, semua
tergantung pada pikiran kita atas diri sendiri. Seseorang akan merasa penting
atau merasa sebagai orang yang tidak penting, lagi-lagi, itu semua tergantung
pada bentuk pikiran kita terhadap pribadi kita sendiri (Bonnie D. Singer, 1999).
Sejak kecil semua orang
bereksplorasi dan mengalami banyak pengalaman. Sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas bahwa dari bentuk-bentuk ribuan pengalaman maka bertebaran
pulalah arsip atau file-file pengalaman dalam pikiran kita. Selanjutnya dari
file- file pengalaman yang sejenis terkumpul menjadi folder- folder, yang topik
atau jenisnya juga sama. Ini adalah deskripsi tentang kerja akal dalam
membentuk pola pikiran.
Selanjutnya
pikiran-pikiran tadi akan membentuk pribadi kita sendiri. Pribadi kita
terbentuk dari gabungan beberapa bentuk fitur lainnya, seperti:
intelektualitas, fisik, perasaan, sikap, manusia positif atau negatif, citra
diri, harga diri, rasa percaya diri, kondisi jiwa, kondisi kesehatan, dll. Terlebih
dahulu ini ditentukan oleh mindset
kita sendiri.
Apa itu mindset? Dalam pergaulan kita sering
mendengar seseorang mengatakan “ketika bangun bagi saya sering merasa lelah,
agar merasa segar saya minum segelas teh jahe”. Orang lain berkata, “Saya merasa
konsentrasi kalau belajar pakai musik”. Dan yang lain lagi berkata, “Saya
terbiasa menunda-nunda pekerjaan”. Kalimat- kalimat yang diucapkan tersebut
terlontar dari mulut seseorang dan secara berulang-ulang, tanpa disadari
akhirnya membentuk mindset atau pola- pikiran. Jadi mindset adalah pola pikiran.
Dalam setiap aspek
kehidupan dan prilaku kita selalu ada mindset.
Kita punya mindset tentang tidur, mindset tentang bergaul dengan orang
lain. Demikian juga mindset tentang
makan dan menyantap makanan, mindset tentang
bekerja dan belajar, dll.
Mindset
atau
pola pikiran itu sendiri ada yang berbentuk positif atau negatif. Selanjutnya mindset kita juga berpengaruh pada
keadaan intelektualitas, fisik, perasaan, sikap, manusia positif atau negatif,
citra diri, harga diri, rasa percaya diri, kondisi jiwa, kondisi kesehatan,
dll. Paparan tentang fikiran berikut merupakan intisari dari buku yang berjudul
“Terapi Berfikir Positif-
Biarkan Mukjizat Dalam Diri Anda Melesat Agar Hidup Lebih Sukses Dan Lebih
Bahagia” yang ditulis oleh Ibrahim Elfiky (2011).
a). Pikiran mempengaruhi
intelektualitas
Bila kita berpikir positif
terhadap pekerjaan, teman, dan pekerjaan maka akal kita akan mengesampingkan
(melupakan) hal-hal negatif yang ada pada pekerjaan, teman, dan pekerjaan kita.
Dengan begitu akal bisa berkonsentrasi pada kualitas pikiran (kualitas
intelektualitas) kita. Kemudian akal memperkuat pikiran itu dengan informasi
sejenis yang tersimpan dalam file/ folder pada memori kita.
b). Pikiran mempengaruhi
fisik
Setiap kata yang diucapkan
orang kepada kita, akan kita pikirkan. Bila perkataan itu baik atau buruk-
negatif atau positif, memberi semangat atau menghancurkan harga diri akan
mempengaruhi pikiran kita dan selanjutnya berdampak pada fisik kita. Ucapan
positif membuat pikiran kita senang dan fisik kita jadi bersemangat- kita
tersenyum. Sebaliknya kalimat negatif, mempengaruhi pikiran kita dan kita
menjadi jengkel dan fisik menghindar dari dia.
c). Pikiran mempengaruhi
perasaan
Pikiran memang
mempengaruhi perasaan dan bahwa pikiran adalah ciptaan manusia. Sebenarnya
orang lain atau dunia luar tidak bisa mempengaruhi kita, kecuali bila kita
mengizinkan pikiran/ perasaan kita jadi terganggu. Perasaan tidak akan bisa
berubah begitu saja. Untuk bisa berubah maka kita harus mengubah pikiran dan
konsentrasi kita terlebih dahulu.
Memang bahwa setiap
pengalaman mempengaruhi perasaan kita sesuai yang ada dalam benak kita dan
dalam memori kita. untuk selanjutnya perasaan tak ubahnya bahan bakar bagi
manusia, perasaan positif membuat kita lebih bersemangat dan termotivasi, dan
persaan negatif bisa menghancurkan semangat dan motivasi kita. jadi kalau kita
benar-benar ingin mengubah kehidupan menjadi lebih baik maka kita harus sealu
memelihara pikiran positif untuk mendapatkan perasaan yang positif.
d). Pikiran mempengaruhi
sikap
Sikap kita sering terjadi
karena kebiasaan dan pengaruh dari luar. Kita tidak boleh melakukan
generalisasi bahwa seseorang sebagai sosok yang negatif, temanku itu payah,
dosen itu killer. Sebab yang kita
vonis adalah buka sikap manusianya. Pikiran seseorang akhirnya membentuk
sikapnya dan sikap itu ada yang berbentuk:
- Sikap memusuhi atau menyerang.
- Sikap taat dan menerima
- Sikap tegas dan percaya
diri.
e). Pikiran membentuk kita
jadi orang positif atau negatif
Pikiran mempengaruhi akal
membuat kita berkonsentrasi pada suatu makna. Perasaan adalah bahan bakar bagi
sikap yang digunakan orang dalam menggerakan tubuh- mengekspresikan wajah,
gestur dan dan cara berbicara. Semua itu mendatangkan hasil yang kita wujudkan
yaitu positif atau negatif.
Pikiran memiliki kekuatan
yang membuat seorang murid bersemangat-ia belajar lebih serius hingga menggapai
prestasi. Pikiran juga memiliki kekuatan sebaliknya, yaitu membuat seorang
murid tidak suka pada pelajaran dan pada guru- ia tidak punya semangat hingga
gagal meraih prestasi.
Dalam kehidupan rumah
tangga atau kehidupan sosial, satu pikiran negatif bisa menyebabkan perpisahan
dan perceraian. Sebaliknya pikiran positif bisa membuat suami-istri atau orang
yang berteman merasa berbahagia. Sebesar apa pun kekayaan dn seluas apa pun
relasi seseorang, kebahagiaan dan kesengsaraan tetap ditentukan oleh pikiran.
Jadi pikiran apapun yang kita masukan ke dalam akal akan berubah menjadi
perhatian, perasaan, sikap dan hasil yang serupa. Maka kalau kita bisa mengubah
pikiran- kehidupan kita inshaAllah juga akan berubah.
f). Pikiran mempegaruhi
cita diri
Citra diri adalah gambaran
diri ideal yang diharapkan. Citra diri (self
image) dikategorikan sebagai penyebab mengapa seseorang ingin mengubah
bentuk diri, misal orang gemuk ingin jadi langsing, orang pendek ingin tinggi,
orang kuper ingin menjadi lincah. Citra diri juga menjadi faktor utama bagi
keberhasilan dan kebahagiaan, kegagalan dan kesengsaraan- apalagi kalau mereka
kurang bisa menerima keberadaan diri mereka
Faktor yang mempengaruhi
citra diri antara lain media informasi. Di layar televisi terlihat orang
cantik, ganteng, pintar, populer- maka penonton yang lemah kepribadiannya ingin
pula segera mengubah bentuk diri mereka.
g). Pikiran mempengaruhi
harga diri
Penghargaan terhadap diri
sendiri adalah perasaan seseorang terhadap diriny, pendapat tetang dirinya dan
kepuasan pada dirinya. Penghargaan terhadap diri meliputi: menerima diri
sendiri, merasa diri penting dan mencintai diri sendiri.
Penghargaan terhadap diri
sendiri kadang-kala menjadi penyebab utama kesengsaraan. Sebab penghargaan
terhadap diri sendiri berhubungan dengan perasaan: “Apakah dia menerima dan
menghargai diri sendiri atau tidak”. Perasaan kurag menghargai diri sendiri
terbentuk dari pengalaman masa lalu, yaitu:
“Seseorang yang di masa
lalu kurang merasakan cinta dan kasih dari orang-orang di sekitarnya, ketika
merasa tidak dicintai maka ia akan kehilangan keseimbangan mental. Selanjutnya ia
akan mencari pengganti cinta yang hilang itu. Sangat mungkin ia lari ke narkoba
atau memilih prilaku negatif seperti gila menonton, gila merokok, menghindari
kontak dengan orang lain, atau tidur berjam-jam ”.
Orang yang merasa tidak
dicintai atau tidak diterima akan merasa kesepian dan merasa terbuang. Kondisi
seperti mengakibatkan gangguan psikologi sehingga ia tidak percaya diri- baik
pada diri sendiri maupun pada orang lain.
h). Pikiran mempengaruhi
rasa percaya diri
Percaya diri adalah
berbuat dengan penuh keyakinan. Rasa percaya diri adalah kekuatan yang
mendorong seseorang untuk maju dan berkembang serta selalu memperbaiki diri.
Tanpa rasa percaya diri, seseorang akan hidup di bawah bayang-bayang orang
lain. Dia tidak berani melakukan perubahan sekecil apa pun untuk keluar dari
kebiasaan. Jika seorang siswa yang telah belajar dengan penuh semangat dan
sungguh-sungguh namun saat menghadapi ujian ia selalu memikirkan kegagalan
akhirnya mempengaruhi rasa percaya dirinya hingga prestasi belajarnya rendah.
Pikiran positif akan
membangun rasa percaya diri yang positif, dampaknya kita akan berbuat, berpikir
dan berbicara dengan positif. Pikiran negatif juga akan membangun rasa percaya
diri yang juga negatif. Jadi pikiran sangat berbahaya karena pikiran bisa
menjadi penyebab kegagalan dan juga menjadi pendukung keberhasilan. Pikiran
adalah sumber dari percaya diri kita.
i). Pikiran mempengaruhi
kondisi jiwa
Cukup banyak orang
mengalami gangguan jiwa dan juga sakit jiwa. Itu berawal dari bentuk pikiran
yang juga terganggu. Pikiran terganggu karena rasa cemas, takut menghadapi masa
depan atau sesuatu yang tidak jelas. Rasa gelisah dan frustasi juga mengganggu
pikiran dan menggangu ketenangan jiwa. Meski kita punya banyak harta namun
kalau pikiran terganggu maka jiwa terasa tidak tenang. Gangguan jiwa bisa
mengganggu tanpa memandang usia dan status. Orang kaya, orang miskin, orang
cantik, orang biasa-biasa, pemuka agama, mahasiswa, orang berusia tua atau
remaja, semua bisa terganggu jiwa.
j). Pikiran mempengaruhi
kondisi kesehatan
Pikiran juga mempengaruhi kondisi
kesehatan. Apa yang dipikirkan oleh jiwa berpengaruh pada seluruh anggota
tubuh- terlihat pada ekspresi wajah, gerak tubuh, detak jantung, suhu tubuh,
proses bernafas dan tekanan darah yang ikut mengganggu fungsi hati, ginjal,
limpa, lambung, paru-paru, dll. Jadi dialog negatif dengan jiwa bisa
menyebabkan serangan jantung, pusing, tekanan darah tinggi, melemahnya sistem
saraf, mlebarnya kekebalan tubuh, hingga kanker. Pikiran negatif bisa membuat degup
jantung kencang, tekanan darah meninggi, napas semakin cepat, tubuh gementar,
merasa tercekik, berkeringat dingin, dan berbicara terbata-bata.
Jadi dari sejumlah
pengalaman yang kita temui, lewati dan kita lakukan sejak kecil (dari bayi)
hingga sekarang, semuanya akan tersimpan dalam memori. Pikiran membuat arsip
memori dalam akal dan selanjutnya membentuk pribadi kita. Kualitas pribadi kita
ditentukan oleh kondisi intelektualitas dan sikap kita. Pikiran kita membentuk
diri kita secara langsung seperti bagaimana cita diri, harga diri dan rasa
percaya diri. Kemudian, apakah kita sebagai orang yang berkarakter positif atau
negatif. Selanjutnya pikiran mempengaruhi kondisi, fisik, perasaan, jiwa dan kesehatan kita (Ibrahim Elfiky,
2011).
Menjadi
Pribadi Magnet
Dalam hidup kita
berhubungan dengan banyak orang. Kualitas pribadi mereka juga beragam, mulai
dari orang yang kualitas pribadinya biasa- biasa saja hingga orang dengan
kualitas pribadi yang penuh pesona. Seseorang yang punya kualitas diri penuh
pesona, dia ibarat punya magnet dalam dirinya. Orang-orang selalu ingin
mendatanginya- mengunjungi dan mendekat padanya. Jadinya dia bisa disebut
“orang berkepribadian magnet-atau magnetic
personality”. Menjadi orang dengan pribadi magnetic seharusnya juga menjadi pilihan hidup kita.
Memang dalam hidup ini
terdapat banyak pilihan. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang akan
menjadi kebiasaan. Tom Corley (2016) mengatakan bahwa kecerdasan, bakat dan
ketampanan/ kecantikan adalah anugerah dari Tuhan. Kalau kita pisahkan antara
orang-orang sukses dengan orang-orang yang kurang beruntung, maka ini terjadi
karena pilihan hidup dan juga kebisan- kebiasan yang berulang kali mereka
lakukan. Perbedaan kebiasaan yang kita lakukan akan tejadi setiap detik, menit,
hari, dll dan sepanjang waktu hingga ini semua membentuk wajah kita.
Ya
tubuh kita ini adalah kendaraan dan dan ego atau pikiran kita adalah auto
driver atau autp pilotnya. Kemana arahnya...ya kita yang menentukan. Setiap
kebiasaan akan tersimpan dalam memori kita- dalam otak kita. Jadi otak kita
selalu teribat dalam setiap keputusan yang kita lakukan sepanjang hari. Tentu
saja kebiasaan itu yang berbentuk baik atau buruk.
Tom
Corley (2016) menghabiskan waktu selama
bertahun-tahun untuk mempelajari tentang kebiasaan orang-orang yang hidup di
negara kaya dan juga di negara miskin. Ia melakukan riset- mengajukan
pertanyaan pada responden yang hidup di kedua jenis negara ini. Ia kemudian
menganalisa. Akhirnya ia memperoleh kesimpulan tentang kebiasaan orang orang
dari kedua kelompok negara tersebut. Ia kemudian menulis petunjuk-petunjuk yang
berguna dalam menuntun seseorang yang ingin menjadi orang yang sukses.
Ada
beberapa kebiasaan positif yang dilakukan oleh orang orang kaya/ sukses. Saya
memilih beberapa prinsip hidup positif mereka. Poin-poin ini kalau kita miliki
inshaAllah akan mampu membentuk pribadi kita menjadi Magnetic Personality, di antaranya sebagai poin-poin berikut:
-
Hidup sedang sedang saja.
-
Mengontrol emosi.
-
Membangun hubungan yang berkualitas
-
Selalu senang beraktivitas.
-
Memiliki tujuan hidup
-
Tidak suka menyerah.
-
Membentengi diri dari pikiran-pikiran negatif.
-
Mengurangi kebiasaan yang jelek
-
Mengenal target target utama.
1) Hidup sesuai dengan
kemampuan.
Live
within your means atau hiduplah sesuai dengan
jangkauan/kemampuan. Fenomena tiap kali lebaran, banyak orang pada pulang-
mudik lebaran. Semenjak infrastruktur- jalur transportasi darat- semakin
membaik, banyak yang memutuskan pulang kampung membawa mobil, khusus untuk
perhubungan Sumatra dan Jawa.
Kita akan melihat banyak
orang berpenampilan serba mewah. Mengendarai mobil bagus, pakaian mahal dan
assesories berlapis intan berlian. Kalau sebatas jumpa di jalanan, kita tentu
tidak tahu siapa dan bagaimana mereka, apakah mereka telah hidup sesuai dengan
standard atau posisi pribadi mereka.
Usut punya usut, ternyata
ada yang pulang kampung mengendarai mobil rental. Mereka bergaya dengan
perhiasan yang membalut jari-jari, lengan dan leher dengan logam imitasi yang
menyerupai emas 24 karat. Berbelanja dengan gaya hidup yang tidak sesuai dengan
income, akhirnya dililit oleh hutang.
Problem hidup timbul karena mereka hidup “do
not live within your means- hidup/ berpenampilan tidak sesuai dengan
jangkauan ekonomi atau keberadaanya.
“Mereka hidup hidup denga
norak dan berlebihan. Namun orang sukses yang sejati selalu mengaplikasikan living
within their means.”
Orang-orang sukses sejati-
tentu punya kualitas pribadi yang unggul- sering menghindari hidup yang norak
dan berlebihan. Mereka punya kebiasaan positif, punya prinsip hidup. Misal
untuk finansial, mampu menghemat income
sampai 20% perbulan, buat persiapan masa depannya.
Kalau mereka punya income 100%, maka mereka lebih teliti
untuk menganggarkan memenuhi kehidupan, seperti: 25% akan digunakan buat
keperluan biaya perawatan rumah, 15% untuk keperluan makan. Membatasi anggaran
buat tujuan hiburan. Ada orang yang menghabiskan anggaran (income) hanya untuk menonton, main golf, dan berlibur.
Untuk perawatan kendaraan
juga 5%. Mereka tidak suka berfoya-foya, malah mereka menggunakan kendaraan
hingga betul-betul usang. Mereka memilih menghemat uang untuk tujuan jangka
panjang. Mereka juga menghindari kebiasaan berhutang, apalagi sampai
mengakumulasi (menumpuk) hutang yang banyak. Mereka tetap melakukan banyak
aktivitas untuk mendapatkan tambahan income,
yang mana sangat berguna buat ditabung untuk persiapan di hari tua (di masa
depan).
2) Mengontrol emosi.
Ada seorang pemimin pada
sebuah instansi. Kinerjanya cukup bagus karena ia punya visi dan juga mengerti
cara mewujudkan misinya. Namun sayang ia adalah seorang pemimpin yang sangat
emosional. Kalau marah dia tidak hanya “angry-marah”
tetapi malah cenderung emosi besar dalam level “fury atau naik pitam”. Dalam keadaan marah besar, wajah, telinga
dan matanya menjadi merah dan orang-orang di sekitar satu persatu jadi
menghindar. Jadinya banyak orang terdekatnya an juga anak buahnya jadi
kehilangan simpati padanya. Akhirnya, ia ibarat pohon kayu yang tinggi yang jadi
kering, lapuk, dan tumbang. Benar saja, ia tidak lama bertahan di intansi
tersebut akhirnya ia keluar, tersingkir, semua orang terlihat senang dan ia
menjadi pemimpin yang selalu dilupakan.
Jadi tidak setiap buah
pikiran harus segera diungkapkan ke mulut kita, juga tidak setiap emosi harus
kita ekspresikan. Sebab bila kita asal ngomong saja. Kita ngomong hanya
berdasarkan buah pikiran yang dangkal maka setelah itu kita akan beresiko untuk
melukai perasaan orang. Dalam hidup, ada orang punya mulut longgar. Ngomong
seenak hatinya saja. Namun, sebaliknya, bahwa 94% dari orang orang sukses lebih
suka memfilter emosi mereka terlebih dahulu. Karena orang yang nggak bisa
megontrol emosi, mereka akan beresiko dalam merusak hubungan di tempat kerja
dan juga dalam keluarganya.
Maka kalau ada hal-hal
yang terlihat kurang beres, maka berharap kita jangan buru-buru untuk ngomong.
Idealnya tenangkan dulu pikiran dan setelah itu temukan waktu yang tepat buat
mengungkapkan pikiran dengan lebih objektif. Dari pada kita buru-buru mengumbar
emosi. Dengan cara tenang kita akan mampu membangun rasa percaya diri kita.
3) Membangun hubungan yang
berkualitas
Membangun hubungan kerja
yang berharga sangat berguna buat pelanggan atau klien. Lebih lanjut kita juga
perlu buat mengembangkan hubungan yang lebih pribadi dengan orang-orang yang
akan mendukung ide dan program yang kita punya.
4) Selalu senang
beraktivitas
Orang-orang yang kurang
sukses itu karena mereka terbiasa menolak tanggung jawab. Menolak tanggung
jawab itu adalah syndromnya mereka. “Wah yang ini bukan tanggung jawab saya dan
yang itu bukan urusan saya !!!”
Akhirnya sebagai
konsekuensi atas syndrom ini, atasan mereka enggan memberi orang-orang pemalas
ini tanggang jawab dan kepercayaan. Kadang- kadang ada kegiatan (tanggung jawab) maka akan ada upah atau uang lemburnya. Jadi
orang yang suka menolak tanggung jawab rezekinya bisa berkurang. Sementara
orang sukses karena sering ikhlas dan senang dengan tanggung jawab, maka
rezekinya bertambah dan bertambah selalu.
5) Memiliki tujuan hidup
Buatlah target dan tujuan
hidup. Namun jangan banyak berharap, jadi kita harus “set goal and have no wishes”.Sesungguh yang suka banyak berharap
itu hanyalah anak kecil pada orang tuanya. Orangtua yang bijaksana tidak akan
memenuhi semua harapan sang anak. Kecuali harapan yang sangat relevan dan
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan primer dan sekundernya.
Orang orang yang hanya
pandai berharap- ibarat pandai bermimpi di siang bolong. Apalagi kalau malas
berusaha maka dia akan sangat mudah dilanda oleh rasa frustasi dan kekecewaan.
Untuk positifnya, buatlah target dan berusaha untuk mencapainya. Karena 70%
dari orang sukses adalah mereka yang gemar berbuat. Paling kurang mereka
memiliki satu tujuan atau target dalam satu waktu. Kemudian mereka melangkah
buat mewujudkannya.
6) Tidak suka menyerah- don’t
give up
Jangan pernah kenal kenal
dengan kata merah. Don’t give up !
Orang-orang yang sukses adalah mereka yang tidak mengenal dngan kata menyerah.
. mereka tetap memiliki prinsip hidup yaitu “selalu fokus, sabar dan selalu
tabah”. Andai kata ada kendala maka mereka tidak akan langsung menyerah-
berhenti untuk mencapai tujuan. Pada dinding memori mereka telah terpajang
ungkapan “don’t give up”.
7) Membentengi diri dari
pikiran-pikiran negatif
Sering terjadi orang lebih
suka melihat kekurangan diri sendiri. Atau seperti ungkapan bahwa “rumput
tetangga lebih hijau dari rumput kita miliki”.
“Wah saya ingin jadi
hebat, jadi pintar, jadi sukses, namun saya tidak punya waktu dan tidak punya
kesempatan”.
Ungkapan seperti di atas
sangat tidak bagus. Maka dinasehati agar “set
aside the self-limiting belief holding you back- bentengilah diri dari
barbagai pikiran negatif”. Buanglah jauh-jauh pemikiran bahwa diri kita tidak
berdaya, diri kita tidak mampu, dan diri kita punya keterbatasan untuk menjadi
orang yang terbaik.
Di dunia Barat orang-orang
yang suka pesimis dan juga kurang percaya diri akan berkata: “Poor
people can’t become rich, rich people have good luck and poor people have bad
luck. I am not smart, I can not do anything right. I fail at everything I try”.
Ya marilah kita berhenti untuk berkata dan berpikir seperti kalimat di atas,
karena 4 dari 5 orang sukses menghubungkan kesuksesan dan mewujudkan kesuksesan
tersebut karena bentuk keyakinan positif yang mereka miliki.
“Saya juga bisa berbuat
sebagaimana orang lain berbuat. Saya juga bisa maju sebagaimana orang lain bisa
maju”. Maka kita perlu mengganti keyakinan atas konsep diri yang negatif
menjadi konsep yang positif atas kemampuan diri sendiri.
8) Mengurangi kebiasaan
yang jelek
Eliminate
“bad luck” from our vocabulary, kepintaran seseorang
juga bisa diukur dari jumlah kosakata yang mereka miliki. Dalam mempelajari
bahasa asing, seseorang musti punya target penguasaan kosakata. Apa berada pada
tingkat beginner, intermediate atau advance. Untuk ukuran, apakah level
kosakatanya 3000, 5000, 10000 atau malah lebih. Namun dalam kehidupan ini
cobalah miliki kosakata sebanyak mungkin, tetapi eliminir (hapus) kosakata “bad luck atau saya lagi tidak beruntung”
dari galeri memori kita.
Rasa tidak beruntung atau
perasaan sial terbentuk dari kebiasaan yang kita lakukan secara berulang-ulang.
Kebiasaan buruk yang berkumpul dalam
memori akhirnya akan menjadi badai atas pikiran kita sendiri hingga berdampak
pada gangguan kesehatan kita, seperti darah tinggi, stroke, stress dan deprssi.
Juga bisa menggangu pada keluarga pekerjaan, perkawinan hingga juga bisa
menghancurkan prestasi atau bisnis yang telah kita bangun.
9)
Mengenal target target utama.
Terakhir, bahwa kita perlu
mengenal tujuan hidup yang utama. Juga kebiasaan orang sukses dalam hidup,
mereka memiliki tujuan utama. Ini merupakan kebiasaan yang sangat penting.
Orang yang lagi bergiat untuk menggapai mimpinya berarti mereka lagi melangkah
menuju tujuan dan target utama kehidupannya.
Jadi itulah beberapa
kebiasaan positif yang dimiliki oleh para orang sukses, dan mereka lakukan
secara berulang-ulang hingga mereka bisa memiliki magnetic personality. Pribahasa mengatakan bahwa “alam terbentang
jadikan guru”. Maka beberapa poin pengalaman yang telah saya paparkan di atas
sangat layak buat kita adopsi dalam melangkah agar kita bisa menjadi orang
dengan pribadi magnetik.