Label Halal
1. Rumah Makan Halal
Sebagaimana yang aku lihat dan juga seperti yang aku baca dalam
situs koran Republika (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam)
bahwa banyak rumah makan dan toko daging yang sudah mendapatkan sertifikat
halal dari otoritas penerbit halal Australia. Kehidupan di Australia yang
multikultural dan bebas -layaknya di Eropa dan Amerika--mengharuskan umat Islam
di negeri ini menyelaraskan diri dengan kehidupan setempat. Namun demikian,
mereka tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran Islam. Mereka tidak ingin turut
dalam kehidupan yang glamor, dunia malam, seks bebas, judi, minuman keras,
obat-obatan terlarang, dan perbuatan negatif lainnya.
Dengan keanekaragaman budaya, agama, dan bahasa, umat Islam di
Australia yang terus berkembang, harus membentengi akidah umat dengan cara-cara
yang sesuai tuntunan Alquran dan hadis Nabi SAW. Salah satu yang sangat penting
dan mendesak dilakukan umat Islam setempat adalah mengonsumsi makanan dan
minuman halal. Karena jumlah pemeluk non-Muslim mencapai 98 persen, sangat
sulit untuk mendapatkan makanan-makanan yang jelas-jelas halal. Untuk itulah, Australian Federation Islamic Council (AFIC)
bersama-sama dengan organisasi Islam lainnya, mendirikan lembaga penerbit
sertifikasi halal, baik untuk rumah makan (restaurant) maupun rumah pemotongan
hewan (abatoir).
“Mohamed el-Mouelhy, ketua Halal Certification Authority Australia
mengatakan bahwa Kalau tidak ada lembaga-lembaga penerbitan sertifikasi halal
bagi rumah makan dan rumah pemotongan hewan, dikhawatirkan umat Islam akan mengonsumsi
makanan yang haram.”
Di Australia, terdapat beberapa lembaga penerbit halal, di
antaranya AFIC, Otoritas Sertifikat Halal Australia, Al-Iman Islamic Society, Australian Halal Food Service, Adelaide Mosque
Islamic Society of South Australia, Islamic Coordinating Council of Victoria
(ICCV), Perth Mosque Incorporated, Islamic Association of Katanning, dan
Geraldton.
Beberapa lembaga penerbit sertifikasi halal ini telah diakui oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indonesia, Malaysia, Singapura, Arab Saudi, dan
Uni Emirat Arab. Termasuk, beberapa rumah pemotongan hewan, seperti ICCV, Adelaide Islamic Mosque Society,
Supreme Islamic Council of Halal Meat in Australia, dan Perth Mosque Inc.
Lembaga-lembaga inilah yang memberikan sertifikasi halal pada rumah-rumah makan
di Australia.
Saat ini, cukup banyak rumah makan yang telah mendapatkan
sertifikat halal dari otoritas sertifikat halal Australia itu. Secara
keseluruhan, jumlahnya mencapai 265 buah rumah makan, toko daging, dan lainnya.
Di negara bagian Victoria, terdapat 87 buah rumah makan dan toko
daging yang sudah mendapatkan sertifikat halal. Di Australia Selatan sebanyak
dua buah, Australia Barat sebanyak 16 buah, Tasmania dua buah, New South Wales
sebanyak 97 buah, Queensland sebanyak 52 buah, dan Northern Teritory (NT)
sebanyak dua buah.
Dengan adanya sertifikasi halal itu, warga Muslim Australia tak
merasa khawatir lagi untuk mencari rumah makan di seluruh wilayah Australia.
''Tentu saja, jumlah rumah makan dan toko daging yang sudah mendapatkan
sertifikat halal ini belum sebanding, kalau dibandingkan dengan jumlah umat
Islam dan luasnya wilayah Australia,'' kata Ahmed Imam, chief executive officer
Islamic Cordinating Council of Victoria (ICCV).
2. Kebutuhan Makan Umat Islam
Aku dengar bahwa populasi agama Islam nomor dua terbesar setelah
agama Katolik di Australia. Pemeluk Islam khususnya adalah keturunan Indonesia,
Malaysia dan juga immigrant dari Timur Tengah, India, Pakistan dan juga
Afganistan. JUmlah mereka juga sudah
diperhitungkan maka mereka juga berfikir untuk membentuk kebutuhan memperoleh
makanan halal, disamping fasilitas pendidikan buat anak- anak mereka.
“Umat Islam berharap akan makanan halal, setiap tahun jumlahnya
terus meningkat. Sehingga, dapat memudahkan umat Islam mengonsumsi makanan halal.”
Kebanyakan rumah makan atau toko daging yang sudah mendapatkan sertifikat halal
itu adalah rumah makan milik orang-orang
Indonesia, Turki, Libanon, Paksitan, Bangladesh, Sudan, Mesir, dan beberapa
negara Timur Tengah lainnya.
Namun kita harus tetap berhati-hati dengan wilayah yang sangat luas,
jumlah rumah makan yang sudah mendapatkan sertifikat halal itu sangat tidak
sebanding dengan jumlah umat Islam. Di beberapa kota di Australia, seperti
Sydney, Canberra, dan Melbourne, seorang Muslim tak bisa sembarangan mengkonsumsi
makanan.
Dalam kunjungan kami ke berbagai restoran (diajak oleh Prof. Ismet
Fanany) ternyata tidak mudah mencari rumah makan atau toko yang menjual jenis
makanan dan minuman yang halal. Salah
satunya, gerai makanan cepat saji McDonald's. Kendati di beberapa kota sudah mendapatkan
sertifikasi halal, ternyata di beberapa tempat tak sepenuhnya halal. Di seluruh
wilayah Australia banyak McDonald's, namun hanya beberapa yang sudah
mendapatkan sertifikasi halal dari otoritas halal Australia.
Kalau terpaksa harus membeli makanan atau kudapan dari toko atau
swalayan yang tidak ada tulisan halalnya, kita harus teliti dalam memperhatikan
kandungan barang yang terdapat pada kemasan makanan tersebut.
''Kira-kira di sana ada
tulisan yang mengandung babi dan alkohol atau tidak. Kalau ada, tentu saja kita
tidak akan membelinya, dan kalau tidak
ada, barulah kita mau membelinya''
Kalau aka bandingkan tentang kemungkinan halal mana restoran
Malaysia atau restoran Indonesia di kota Melbourne(?). Aku lebih suka dengan
restoran Indonesia karena pemeluk Islamnya lebih banyak, dengan demikian
restoran mereka lebih banyak halalnya. Namun saat kami memasuki restoran
Malaysia, kami masih lagu tentang kehalalannya…apalagi kalau yang mengelola
adalah warga mermata sipit- alias China yang kebanyakan sebagai non Muslim.