Selasa, 12 Februari 2013

Label Halal

Label Halal

1. Rumah Makan Halal
Sebagaimana yang aku lihat dan juga seperti yang aku baca dalam situs koran Republika (http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam) bahwa banyak rumah makan dan toko daging yang sudah mendapatkan sertifikat halal dari otoritas penerbit halal Australia. Kehidupan di Australia yang multikultural dan bebas -layaknya di Eropa dan Amerika--mengharuskan umat Islam di negeri ini menyelaraskan diri dengan kehidupan setempat. Namun demikian, mereka tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran Islam. Mereka tidak ingin turut dalam kehidupan yang glamor, dunia malam, seks bebas, judi, minuman keras, obat-obatan terlarang, dan perbuatan negatif lainnya.
Dengan keanekaragaman budaya, agama, dan bahasa, umat Islam di Australia yang terus berkembang, harus membentengi akidah umat dengan cara-cara yang sesuai tuntunan Alquran dan hadis Nabi SAW. Salah satu yang sangat penting dan mendesak dilakukan umat Islam setempat adalah mengonsumsi makanan dan minuman halal. Karena jumlah pemeluk non-Muslim mencapai 98 persen, sangat sulit untuk mendapatkan makanan-makanan yang jelas-jelas halal. Untuk itulah, Australian Federation Islamic Council (AFIC) bersama-sama dengan organisasi Islam lainnya, mendirikan lembaga penerbit sertifikasi halal, baik untuk rumah makan (restaurant) maupun rumah pemotongan hewan (abatoir).
“Mohamed el-Mouelhy, ketua Halal Certification Authority Australia mengatakan bahwa Kalau tidak ada lembaga-lembaga penerbitan sertifikasi halal bagi rumah makan dan rumah pemotongan hewan, dikhawatirkan umat Islam akan mengonsumsi makanan yang haram.”
Di Australia, terdapat beberapa lembaga penerbit halal, di antaranya AFIC, Otoritas Sertifikat Halal Australia, Al-Iman Islamic Society, Australian Halal Food Service, Adelaide Mosque Islamic Society of South Australia, Islamic Coordinating Council of Victoria (ICCV), Perth Mosque Incorporated, Islamic Association of Katanning, dan Geraldton.
Beberapa lembaga penerbit sertifikasi halal ini telah diakui oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indonesia, Malaysia, Singapura, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Termasuk, beberapa rumah pemotongan hewan, seperti ICCV, Adelaide Islamic Mosque Society, Supreme Islamic Council of Halal Meat in Australia, dan Perth Mosque Inc. Lembaga-lembaga inilah yang memberikan sertifikasi halal pada rumah-rumah makan di Australia.
Saat ini, cukup banyak rumah makan yang telah mendapatkan sertifikat halal dari otoritas sertifikat halal Australia itu. Secara keseluruhan, jumlahnya mencapai 265 buah rumah makan, toko daging, dan lainnya.
Di negara bagian Victoria, terdapat 87 buah rumah makan dan toko daging yang sudah mendapatkan sertifikat halal. Di Australia Selatan sebanyak dua buah, Australia Barat sebanyak 16 buah, Tasmania dua buah, New South Wales sebanyak 97 buah, Queensland sebanyak 52 buah, dan Northern Teritory (NT) sebanyak dua buah.
Dengan adanya sertifikasi halal itu, warga Muslim Australia tak merasa khawatir lagi untuk mencari rumah makan di seluruh wilayah Australia. ''Tentu saja, jumlah rumah makan dan toko daging yang sudah mendapatkan sertifikat halal ini belum sebanding, kalau dibandingkan dengan jumlah umat Islam dan luasnya wilayah Australia,'' kata Ahmed Imam, chief executive officer Islamic Cordinating Council of Victoria (ICCV).

2. Kebutuhan Makan Umat Islam
Aku dengar bahwa populasi agama Islam nomor dua terbesar setelah agama Katolik di Australia. Pemeluk Islam khususnya adalah keturunan Indonesia, Malaysia dan juga immigrant dari Timur Tengah, India, Pakistan dan juga Afganistan.  JUmlah mereka juga sudah diperhitungkan maka mereka juga berfikir untuk membentuk kebutuhan memperoleh makanan halal, disamping fasilitas pendidikan buat anak- anak mereka.
“Umat Islam berharap akan makanan halal, setiap tahun jumlahnya terus meningkat. Sehingga, dapat memudahkan umat Islam mengonsumsi makanan halal.” Kebanyakan rumah makan atau toko daging yang sudah mendapatkan sertifikat halal itu  adalah rumah makan milik orang-orang Indonesia, Turki, Libanon, Paksitan, Bangladesh, Sudan, Mesir, dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.
Namun kita harus tetap berhati-hati dengan wilayah yang sangat luas, jumlah rumah makan yang sudah mendapatkan sertifikat halal itu sangat tidak sebanding dengan jumlah umat Islam. Di beberapa kota di Australia, seperti Sydney, Canberra, dan Melbourne, seorang Muslim tak bisa sembarangan mengkonsumsi makanan.
Dalam kunjungan kami ke berbagai restoran (diajak oleh Prof. Ismet Fanany) ternyata tidak mudah mencari rumah makan atau toko yang menjual jenis makanan dan minuman yang halal.  Salah satunya, gerai makanan cepat saji McDonald's. Kendati di beberapa kota sudah mendapatkan sertifikasi halal, ternyata di beberapa tempat tak sepenuhnya halal. Di seluruh wilayah Australia banyak McDonald's, namun hanya beberapa yang sudah mendapatkan sertifikasi halal dari otoritas halal Australia.
Kalau terpaksa harus membeli makanan atau kudapan dari toko atau swalayan yang tidak ada tulisan halalnya, kita harus teliti dalam memperhatikan kandungan barang yang terdapat pada kemasan makanan tersebut.
 ''Kira-kira di sana ada tulisan yang mengandung babi dan alkohol atau tidak. Kalau ada, tentu saja kita  tidak akan membelinya, dan kalau tidak ada, barulah kita  mau membelinya''
Kalau aka bandingkan tentang kemungkinan halal mana restoran Malaysia atau restoran Indonesia di kota Melbourne(?). Aku lebih suka dengan restoran Indonesia karena pemeluk Islamnya lebih banyak, dengan demikian restoran mereka lebih banyak halalnya. Namun saat kami memasuki restoran Malaysia, kami masih lagu tentang kehalalannya…apalagi kalau yang mengelola adalah warga mermata sipit- alias China yang kebanyakan sebagai non Muslim.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...