MIMPI WAKTU KECIL
1. Persiapan
Dokumen
Mengapa banyak orang ingin pergi ke Australia dan begitu
pula dengan aku ya…karena benua kecil
ini termasuk 10 negara yang terbaik- negara yang paling sejahtera di dunia. Baru baru ini Legatum menyelesaikan indeks 2010 negara- negara yang penduduknya
paling bahagia dan sejahtera. Legatum menggandeng Gallup sebagai kelompok yang
membuat survei, juga Heritage Foundation dan Forum Ekonomi Dunia. Ada berbagai variabel untuk menentukan peringkat ini. Di
antaranya adalah kondisi ekonomi, pemerintahan, pendidikan, kesehatan,
keamanan, kebebasan individu dan modal social (http://www.heru-blog.com/2011/01/10-negara-paling-sejahtera).
Dari 110 negara yang disurvei, inilah
10 negara yang penduduknya paling bahagia adalah:
1. Norwegia, Norwegia menjadi negara yang penduduknya paling bahagia.
Pendapatan perkapita penduduknya paling besar di dunia yakni US$53.000 per
tahun. Negara ini menghabiskan anggaran untuk kesehatan paling besar nomor dua
setelah Amerika Serikat. Penduduknya bahagia dengan keindahan alam dan
lingkungannya. Norwegia juga memiliki cadangan minyak dan gas yang besar.
2. Denmark, berbisnis di negara ini tidak membutuhkan banyak uang. Denmark
tercatat sebagai negara yang paling rendah biayanya bila seseorang ingin
membuat bisnis. Pendidikan bagi penduduknya juga terjamin begitu juga kebebasan
bagi individu.
3. Finlandia, suasana, pendidikan yang
terjamin, kesehatan juga terjamin, kebebasan berekspresi dan pemerintah yang
bisa dipercaya. Inilah Finlandia. Ekonominya juga kuat.
4. Australia, kondisi ekonomi Australia tergolong kuat, ditopang oleh berbagai macam
ekspor. Australia menjadi negara yang bagus untuk memulai sebuah bisnis.
Konektivitas internet bertebaran, pendidikannya bagus dan penduduknya
mempercayai pemerintah.
5. Selandia Baru , negara ini
adalah negara dengan gesekan sosial paling rendah. Penduduknya
saling percaya dan saling bantu. Sebanyak 94 persen penduduknya puas dengan
kondisi lingkungan sekitar.
6. Swedia, negara ini berada di peringkat
kedua untuk kesempatan dan usaha mandiri. Swedia adalah negara yang sangat
cocok untuk memulai usaha. Kebebasan individu sangat dilindungi di Swedia.
7. Kanada, negara ini nyaris tidak ada
korupsi. Kanada juga sangat terbuka bagi para imigran. Penduduk Kanada juga
terkenal sangat baik dan gemar membantu sesama. Kanada juga negara yang tepat
untuk memulai sebuah bisnis.
8. Swiss, Pemerintah Swiss dikenal
bersih, kesempatan mendapat pendidikan bagi penduduknya sangat terbuka.
Institusi keuangannya sangat kuat dan dipercaya.
9. Belanda , Penduduk Belanda hampir
pasti bahagia, kebebasan individu sangat dilindungi oleh pemerintah. Sebanyak
88 persen penduduknya sangat puas karena bisa memilih apapun yang mereka suka
dan mereka jalani.
10. Amerika Serikat, hampir 90 persen
penduduk Amerika Serikat puas dengan jaminan kesehatan. Anggaran untuk
kesehatan rakyatnya juga tercatat terbesar di dunia. Sebanyak 90 persen penduduknya
yakin dengan kerja keras mereka bisa hidup lebih baik.
2. Flying to Australia
Flying high
to Australia atau terbang tinggi menuju Australia sangat menyenangkan. Bisa
mengunjungi benua Australia adalah salah satu mimpi masa kecilku. Mimpi ini baru
bisa terwujud sekarang, setelah aku dewasa. Ini adalah sebagai reward dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar.
Kab. Tanah
Datar punya kebijakan bahwa warganya yang berprestasi akan diberi reward/
hadiah. Tahun lalu lebih dari seratus guru dan siswa berprestasi diberangkatkan
untuk pergi ke Singapura dan Malaysia untuk melakukan studi banding. Tahun lalu
aku juga ikut karena aku dianggap sebagai warga yang berprestasi dalam bidang
penulisan- dan aku diberi anugerah sebagai guru inovator. Tahun ini (2012) pemerintah menyediakan dana sebagai
reward atas prestasiku yang lebih tinggi yaitu sebagai guru berprestasi tingkat
nasional. Aku juga menerima banyak SMS yang datang ke phonecellku saat itu.
“Pak
Marjohan, selamat atas prestasi anda yang telah mengharumkan nama Sumatra Barat
dan juga nama Kabupaten Tanah Datar. Semoga ilmunya dapat diimplementasikan pada
guru-guru demi kemajuan pendidikan di Kabupaten Tanah Datar”. Demikian kata Pak
Bupati Tanah Datar.
“Terima
kasih Bapak”
“Alhamdulillah, ambo nan batarimo kasih (saya
yang harus berterima kasih). Semoga nanti pemerintah daerah bisa memberi reward
setelah ada perubahan anggaran”. Kata Pak Bupati lagi padaku lewat SMS-nya.
Janji Pemda
Tanah Datar betul- betul dipenuhi dalam bulan Desember 2012. Bulan sebelumnya
juga ada pemberian reward buat guru
dan siswa berprestasi untuk melakukan studi banding ke Singapura dan Malaysia.
Tujuan pemberian reward adalah untuk
untuk menghargai prestasi dan juga untuk memotivasi warga Kabupaten Tanah Datar
untuk selalu berkarya dan berprestasi. Untuk reward dengan perjalanan ke Australia diberikan kepadaku
(Marjohan), Dessi Dahlan dan Inhendri Abbas.
Suatu pagi Buk
Lisda menelponku dan teman-teman yang mau pergi ke Australia untuk segera datang
ke kantor Dinas Pendidikan di Pagaruyung. Di sana kami juga berjumpa dengan Pak
Elfan yang akan membantu mengurus dokumen kami. Aku tahu bahwa untuk bisa pergi
ke Australia maka kami harus punya visa dan passport. Syarat untuk bisa
memperoleh visa kami harus menyiapkan beberapa dokumen seperti:
-
Passport
-
Pas foto berwarna
-
Fotocopy akte kelahiran, KTP
danKartu Keluarga
-
Akte Nikah
-
Surat Sponsor
-
Fotocopy, rekening bank dan
NPWP
-
Surat izin dari istri/ suami
-
Mengisi formulir applikasi
Proses
pengurusan visa biasanya membutuhkan waktu minimal 7 hari. Kunjungan kami ke
Australia adalah untuk merespon undangan Prof. Ismet Fanany dari Melbourne
untuk mengikuti program school management
seminar and workshop. Ismet Fanany adalah orang Batusangkar yang sudah
menetap di Melbourne, ia bekerja sebagai Dekan Fakultas Sastra pada Universitas Deakin. Agar Pemerintah
Daerah Kab. Tanah Datar bisa memberi izin bagi kami untuk melakukan perjalanan
dinas ke luar negeri maka musti ada rekomendasi izin dari Kementrian Dalam
Negeri.
Sebetulnya
akan ada 6 orang yang bakal pergi ke Australia, namun yang tiga orang lain
punya halangan karena urusan dinas pada akhir tahun. Tidak hanya aku malah juga
teman-temanku bahwa pergi ke Australia merupakan perjalanan yang sangat
diimpikan. Apalagi mengingat Australia sebagai negara yang sangat maju pada
bidang pendidikan dan kebudayaan. Mengunjungi negara ini tentu akan bisa memberi
pandangan yang baru bagi kita untuk menjadi warga yang lebih maju.
Kami
berterimakasih pada Pak Elfan karena telah membantu banyak dalam mengatur
perjalanan kami, memesan tiket juga
dalam pengurusan visa ke Kedutaan Australia di Jakarta. Rute perjalanan kami
secara umum adalah Batusangkar- Padang- Jakarta- Sydney- Melbourne- Sydney-
Jakarta- Padang dan Batusangkar. Untuk bisa terselenggaranya perjalanan ini
adalah karena bantuan dari:
-
Bapak Bupati Kab. Tanah
Datar
-
Sekretaris Daerah Kab. Tanah
Datar
-
Bapak Ketua DPRD Kab. Tanah
Datar
-
Bapak Kepala Dinas
Pendidikan Kab. Tanah Datar
-
Bapak Elfan, yang sudah
bolak balik mengurus dokumen kami Padang dan Jakarta
“Ada
kemudahan yang luar biasa dalam mengurus keberangkatan ke Australia. Pada hal
biasanya untuk mengurus dokumen izin pada Kantor Gubernur selama 12 hari dan
pada kantor Kementrian Dalam Negeri butuh waktu 14 hari. Dan Sekarang terasa
lebih cepat” Kata Pak Elfan di kantor Dinas Pendidikan Pagaruyung.
“Terima
kasih dan mungkin ini bisa terjadi karena kami adalah orang baik dan juga punya
misi baik” Kata kami bareng- bareng sambil bercanda.
3. Batusangkar – Jakarta
Kami berangkat tanggal 14 Desember. Kemaren kami sudah
menerima dana perjalanan dari Pemda Kab. Tanah Datar dan kami sepakat untuk
menunjuk Desi Dahlan sebagai bendahara kami. Kemaren ia sudah memesan mobil
rental eksekutif buat kami bertiga menuju bandara BIM. Inhendri Abbas pagi ini
juga menelponku bahwa mobil segera
mencapai kota Batusangkar dan akan sampai ke alamatku di Bukitgombak
Batusangkar. Setelah itu kami menuju kediaman Pak Bupati buat pamitan sebelum
terbang menuju Jakarta dan Australia.
Mobil berhenti di depan gedung Jolito (kediaman Bupati)
kami segera masuk gedung. Kami didampingi oleh Buk Lisda yang sudah berada di
ruangan keluarga Pak Bupati. Kami berbincang- bincang dengan Bapak Bupati
seperti suasana di rumah sendiri. Tidak ada kesan formal saat itu. Pak Shodig
memberi wejangan buat kami.
“Tujuan anda bertiga terbang ke Australia adalah untuk
memenuhi undangan Bapak Ismet Fanany. Ia adalah orang Batusangkar yang telah
bermukim di Australia. Orangnya punya kreatifitas yang tinggi dan bahasanya
agak nyonyek (bicara blak- blakan).
Kampungya di Koto Panjang Batusangkar. Ia adik dari mantan Rektor UNP (Prof
Mawardi). Walaupun ia tinggal jauh di negeri orang- di Australia- namun ia
masih punya rasa cinta yang tinggi pada kampungnya- Batusangkar. Ia berharap agar
orang kampungnya bisa ramai- ramai berkunjung ke Australia. Mana tahu kunjungan
ke sana bisa menambah wawasan dan membuka cara berfikir kita”. Demikian Pak
Bupati menjelaskan tentang Pak Ismet Fanany pagi itu kepada kami.
Ismet Fanany tentu berharap agar orang Batusangkar yang
berkunjung ke Melbourne bisa lebih banyak dalam rombongan kami. Kalau boleh
jumlah rombongan kami bisa sebanyak 15 atau 20 orang, namun yang berangkat
ternyata 3 orang saja, yaitu aku, Desi dan Inhendri.
“Sekarang tidak mungkin kita bisa berangkat dalam jumlah
yang besar” kata Pak Bupati lagi. Kita berharap agar Pak Ismet tidak kecewa
dengan jumlah yang datang hanya 3 orang saja dan bukan 15 orang. Ya tentu
sesuai dengan kemampuan anggaran perjalanan yang disediakan dan disetujui oleh
Pemerintah Daerah.
“Ya…apalagi dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri bahwa
jumlah dalam satu rombongan untuk kunjungan ke luar negeri hanya 5 orang saja”.
Demikian wejangan Pak Bupati lagi. Ia juga berharap agar kami bisa melakukan studi banding dengan baik dan
membuat laporan perjalanan yang dilengkapi dengan foto- foto.
Kami juga harus bisa menemukan ide-ide positif dan hal-
hal signifikan yang bisa diadopsi di daerah kami- Kabupaten Tanah Datar/ kota
Batusangkar. Lebih urgen lagi kalau ide-ide tersebut tidak melulu berhubungan
dengan biaya mahal, namun hal- hal kecil yang bisa berdampak besar dalam bidang
pendidikan.
Mobil kemudian bergerak menuju bandara dan dalam waktu
kurang dari 3 jam kami akhirnya sampai di areal bandara BIM. Wah ..perut terasa
keroncongan dan kami memutuskan untuk mengisi perut yang lapar dengan hidangan
sup ayam yang lezat. Setelah beberapa saat kemudian Pak Elfan sebagai ketua
rombongan kami juga mampir ke resto dan tentu saja kami tawari untuk makan
siang bareng.
“Ayo…sudah waktunya buat cek ini”. Kata Pak Elfan dan
kami semua melangkah menuju pintu pemeriksaan dan terus menuju counter check
in. Aku memperoleh tiket dengan nomor bangku 30 B, berarti aku tidak duduk
dekat jendela dan tidak bisa untuk menikmati pemandangan langit.
Hari Jum’at ini terasa sepi, orang di sana-sini (dalam
terminal) terlihat hanya sekedar nongkrong untuk menunggu jadwal keberangkatan
menuju kota Batam, Medan, Jakarta dan Kuala Lumpur. Pesawat Lion Air yang kami
tumpangi bakal terbang pukul 12. 25 Wib. Berarti kali ini aku tidak bisa
menunaikan sholat fardu Jum’at, namun aku nanti akan ganti dengan sholat zuhur
dan sekaligus aku juga akan melakukan sholat jamak dengan sholat ashar. Tidak
ada alasan untuk tidak bisa sholat, karena agama Islam memberi solusi dan
kemudahan bagi pemeluknya yang berstatus sebagai musafir. Sementara itu kami
bertiga adalah musafir untuk perjalanan internasional. Dapat mengerjakan sholat
selalu membuat hati dan fikiranku jadi damai/ tenang.
“Aku ingin pergi ke money
changer di terminal BIM ini buat membeli dollar Australia. Oh…ternyata
tutup, mungkin karena hari Jum’at atau karena arus menuju luar negeri terlihat
sepi jadi orang kurang butuh untuk pergi ke money
changer”.
Hari Jum’at memang sepi sehingga arus penerbangan juga
sering agak delayed (tertunda) kami
telah berada di ruang tunggu cukup lama- penundaan tidak pernah diumumkan,
kalau boleh diumumkan dan petugas bandara minta maaf pada penumpang. Biarlah
agak lama karena aku bisa mengambil moment untuk berfoto. Dalam ruang tunggu
tersebut aku hanya melihat beberapa warga asing, mungkin mereka juga menuju
Jakarta. Kulit mereka terlihat gelap karena panas matahari tropis, mereka
kemungkinan baru saja pulang berselancar di Kepulauan Mentawai- di sana ada ombak
sangat besar seperti ombak Hawaii yaitu di pantai Macaroni di Pulau Siberut. Aku
juga ingin bisapergi ke Mentawai. Ada perintah untuk masuk pesawat dan kami
akhirnya bergerak menuju lambung pesawat Lion Air. Lion Air akhir mengudara
dengan mulus membelah langit kota Padang.
“Apa sih kebiasaan orang-orang kita dalam pesawat ? Ya
tentu saja beragam, ada yang ngobrol, mengintip isi majalah yang diselipkan
pada kantong bangku, makan- makan atau tidur. Yang membaca…..sangat jarang. Bangsa
besar namun warganya malas membaca. Wah bukan bermaksud menjelek- jelekin
bangsa sendiri lho. Namun sebagai guru aku punya misi untuk mengajak warga
cinta membaca”.
Terbang dengan pesawat untuk kelas ekonomi sudah lama
tidak dilengkapi dengan snack dan juga dengan sarana hiburan. Penerbangan
Padang- Jakarta terasa tidak begitu lama dan aku memutuskan untuk istirahat
saja sambil memejamkan mata. Namun kadang- kadang aku juga menjadi malu pada
diri sendiri kalau aku tidur karena terkesan untuk buang- buang waktu. Maka aku
memutuskan untuk menuliskan pengalaman atau membaca buku yang aku bawa sejak
dari rumah. Sekali- sekali aku juga melemparkan pandangan ke luar jendela buat
melihat gumpalan awan di luar pesawat. Dan tidak terasa peswat pun turun hingga
akhirnya mendarat di bandara Sukarno- Hatta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them