Selasa, 12 Februari 2013

Pendidikan di Australia

Sistem Pendidikan Di Australia

            Saat kami berkunjung ke Departemen Pendidikan Victoria di kota Melbourne, kami memperoleh pencerahan tentang system pendidikan di negara ini. Ms Helen Meyer- salah seorang nara sumber- mengatakan bahwa informasi tentang pendidikan Australia juga bisa diperoleh pada situs pendidikan (http://www.atdiknas-canberra.org/sekolah-sd-sma/sistem-pendidikan).
Perlu diketahui bahwa menurut UUD Australia, setiap pemerintah negara bagian di Australia bertanggung jawab atas bidang pendidikan pada tingkat sekolah di bagian tersebut. Pemerintah Australia tidak memiliki kekuasaan dalam bidang pendidikan, dan hanya dapat membuat kebijakan dalam bidang tersebut dengan persetujuan dari negara bagian yang bersangkutan. Pendanaan pokok sekolah dilakukan oleh pemerintah negara bagian, namun pemerintah Australia juga memberikan dana tambahan untuk program tertentu.
1). Tahun akademik di Australia dimulai pada akhir bulan Januari dan berakhir pada pertengahan bulan Desember. Tahun akademik dibagi ke dalam empat term dimana setiap term yang lamanya kurang lebih 10 minggu. Pada akhir setiap term, para murid mendapatkan dua minggu liburan, namun pada akhir tahun semua murid mendapatkan liburan selama kurang lebih enam minggu.
2). Di Australia, sekolah dimulai dengan kindergarten (taman kanak-kanak) dan dilanjutkan dari kelas 1 sampai kelas 12. Terdapat tiga tingkat sekolah, yaitu:
a). Primary school (sekolah dasar): taman kanak-kanak sampai kelas 6 atau kelas 7 (tergantung pada negara bagiannya).
b). High school (sekolah menengah pertama): kelas 7 atau 8 sampai kelas 10 (tergantung pada negara bagiannya).
c). Senior high school/senior secondary school/college (sekolah menengah atas): kelas 11 sampai kelas 12.
3). Murid di Australia mulai sekolah pada umur 4,5 tahun sampai 5,5 tahun (kindergarten). Orang tua murid wajib menyekolahkan anaknya sampai dengan usia 15 atau 16 tahun (tergantung pada negara bagiannya). Jika anaknya tidak rajin masuk sekolah, orang tua dikenakan denda/sanksi.
4). Pada tingkat high school, semakin tinggi tingkat sekolah, murid semakin bebas memilih mata pelajaran yang akan diambil. Pada tingkat senior secondary school, murid boleh memilih hampir semua mata pelajaran sesuai dengan keinginannya. Sebagaian besar dari high school dan senior secondary school juga menawarkan mata pelajaran yang bersifat kejuruan, seperti perhotelan, turisme, muatan lokal; teknik kayu, teknik logam (hospitality, tourism, woodworking, metal working).
5). Pada akhir kelas 12, murid sekolah mendapatkan Year 12 certificate. Piagam tersebut disertai transkrip nilai mata pelajaran yang telah diambil dengan nilai yang diraih. Untuk sebagian besar dari mata pelajaran pada tingkat kelas 12, nilai siswa dihitung dari tugas sekolah serta hasil ujian di negara bagian yang dilakukan pada akhir tahun. Nilai tersebut dapat langsung digunakan untuk mendaftar ke universitas, tanpa perlu diuji lagi.
6). Di Australia, terdapat public schools (sekolah-sekolah negeri) dan private schools (sekolah-sekolah swasta). Kurang lebih dua pertiga dari murid bersekolah di sekolah negeri, sedangkan sisanya bersekolah di sekolah swasta. Private schools di Australia dibagi menjadi dua kelompok: yang berafiliasi pada agama (biasanya Katolik atau Protestan, tetapi ada juga sekolah Islam) dan yang tidak berafiliasi kepada agama (independent schools).

1. Sistem Pengelolaan
1). Di semua Negara bagian kecuali Australian Capital Territory (ACT), sekolah dasar dan menegah dikelola oleh departemen pendidikan di masing-masing negara bagian. Di setiap sekolah, termasuk di ACT, terdapat asosiasi Parents and Citizens Association (P&C), yang terdiri atas orang tua dari murid. P&C tersebut dapat memberikan masukan atau rekomendasi kepada pihak sekolah, dan kadang-kadang mengumpulkan dana tambahan untuk sekolah dengan mengadakan acara fundraising atau menjalin hubungan dengan bisnis setempat.
2). ACT memiliki sistem yang berbeda, disebut School Based Management, di mana setiap sekolah bebas dalam hal pengelolaan. Setiap sekolah dikelola oleh School Board yang terdiri atas Kepala Sekolah, beberapa guru, dan beberapa orang tua dari murid. School Board tersebut bertanggung jawab atas segala aspek pengelolaan sekolah, termasuk: proses seleksi kepala sekolah, guru dan staf lain di sekolah, pengelolaan rutin sekolah, alokasi pendanaan yang diberikan oleh pemerintah ACT, pemilihan bahasa asing yang akan diarjakan di sekolah, pelaksanaan program khusus, dan sebagainya.

2. Kurikulum
1). Di semua negara bagian kecuali (ACT) kurikulum ditetapkan oleh departemen pendidikan. Namun, di ACT terdapat sistem managemen sekolah School Based Management di mana pihak sekolah bertanggung jawab atas pembuatan kurikulum dan materi. Dalam sistem tersebut, para guru mengembangkan kurikulum sendiri untuk mata pelajaran masing-masing. Setiap tahun, semua kurikulum diajukan kepada departemen pendidikan untuk proses evaluasi. Jika kurikulum tertentu dianggap tidak memenuhi standar minimal, pihak departemen dapat meminta agar kurikulum direvesi atau bahkan dapat menolak kurikulum tersebut.
2). Di setiap negara bagian kurikulum untuk Year 11 dan Year 12, yaitu tingkat SMA, dibuat oleh badan khusus di bawah departemen pendidikan, yang biasnaya disebut Senior Secondary Board. Selain pengembangan kurikulum, badan tersebut juga bertanggung jawab atas pelaksanaan ujian yang dilakukan pada akhir Year 12 dan pengeluaran Year 12 Certificate.
3). Pemerintah Australia ingin menetapkan kurikulum nasional (national curriculum) dalam berbagai bidang studi, yaitu bahasa Inggris, Sejarah, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan. Dalam hal ini, pemerintah nasional sedang bekerjasama dengan pemerintah negara bagian, sebab perubahan kurikulum hanya dapat dilakukan atas persetujuan negara bagian.

3. Standar Lulusan
1). Pada tingkat SD dan SMP, murid meluluskan setiap year pembelajaran atas rekomendasi dari guru. Rekomendasi guru berdasarkan perkembangan murid selama seluruh tahun, dan tidak berdasarkan ujian. Jarang sekali ada murid yang tidak lulus. Biasanya murid tidak lulus karena umur atau sikap yang dianggap terlalu muda, bukan karena prestasi belajar yang kurang memuaskan. Semua murid mendapatkan rapor pada akhir Term dengan nilai prestasi belajar.
2). Pada tingkat SMA, persyaratan kelulusan ditetapkan oleh Senior Secondary Board masing-masing Negara bagian. Kelulusan berdasarkan beberapa faktor. Pertama, murid harus mengambil mata pelajaran yang cukup pada setiap tahun, biasanya lima mata pelajaran pada Year 12. Mata pelajaran ini sedikit sekali, namun bahannya cukup mendalami. Kedua, ada persyaratan mengenai jenis mata pelajaran yang boleh diambil, misalnya wajib mengambil minimal satu mata pelajaran dari golongan Matematika/Ilmu Pengetahuan dan satu dari golongan Bahasa/Ilmu Sosial. Syarat lainnya adalah harus mendapatkan nilai pass (50 persen keatas) untuk semua mata pelajaran.
3). Di semua negara bagian, kecuali ACT, nilai untuk mata pelajaran tingkat Year 12 berdasarkan dua atau tiga komponen, yaitu: hasil tugas sekolah, nilai ujian akhir tahun yang dilaksanakan oleh Senior Secondary Board, dan kadang-kadang suatu proyek. Nilai dari ujian akhir tahun juga digunakan untuk menjaga standar kenilaian melalui proses moderation. Jika dalam sekolah tertentu nilai berdasarkan hasil tugas sekolah tinggi sedangkan nilai berdasarkan ujian akhir tahun rendah, maka nilai final murid-murid di sekolah tersebut akan dikurangi.
4). Di ACT, tetap dilakukan ujian akhir tahun pada tingkat Year 12. Namun, nilai dari ujian itu hanya dilakukan untuk proses moderation yang tersebut diatas. Nilai final berdasarkan hasil tugas sekolah saja.
5). Senior Secondary Board masing-masing negara bagian mengeluarkan Year 12 Certificate serta transkrip akademik bagi semua murid yang lulus Year 12.

4. Sistem pembiayaan
1). Semua public school bebas biaya sekolah. Namun, para orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah negeri biasanya diminta untuk membayar voluntary payment (pembayaran sukarelawan) yang tidak terlalu besar. Sebagian besar dari pendanaan pada sekolah-sekolah negeri diberikan oleh pemerintah di masing-masing negara bagian.
2). Sekolah-sekolah yang berafiliasi pada agama, khususnya sekolah-sekolah Katolik, cenderung menetapkan biaya sekolah yang rendah. Sebagian besar pendanaan sekolah-sekolah yang berafilisasi pada agama diberikan oleh pemerintah, baik pemerintah negara bagian maupun pemerintah nasional. Independent schools cenderung menetapkan biaya sekolah yang cukup tinggi, hingga pendanaanya dari pemerintah lebih sedikit.

5. Sistem Evaluasi
1). Ujian nasional di Australia, yaitu National Assessment Program: Literacy and Numeracy (NAPLAN), baru dimulai pada tahun 2008. Sebelumnya, ujian kemampuan pada bidang pelajaran utama, seperti membaca, menulis dan menghitung (biasanya disebut Basic Skills Test) dilakukan oleh negara bagian masing-masing. Sebagian besar dari negara bagian masing-masing tersebut mulai melaksanakan semacam Basic Skills Test pada akhir tahun 1980an atau awal 1990an.
2). Terdapat beberapa kelompok yang mengkritisi adanya ujian kemampuan yang semula dilakukan pada tingkat nasional, termasuk sarikat guru, para orang tua, tokoh-tokoh politik dan sebagainya. Namun pada umumnya, masyarakat telah menerima bahwa ujian kemampuan semacam ini diperlukan.
3). Ujian NAPLAN dilakukan setiap bulan Mei dan diikuti semua murid year 3, 5, 7 dan 9 (kelas 3 dan 5 SD, dan kelas 1 dan 3 SMP). Kemampuan murid dalam 4 (empat) bidang diuji, yaitu membaca, menulis, pemakaian bahasa Inggris (ejaan, tata bahasa, tanda baca dan sebagainya), dan menghitung.
4). Hasil ujian NAPLAN dikirimkan kepada sekolah dan orang tua murid. Hasilnya dapat menunjukkan murid mana yang bermasalah dalam bidang-bidang tertentu, agar murid tersebut dapat diberikan bantuan yang lebih dalam pelajarannya. Hasil ujian NAPLAN juga dapat dibandingkan dengan negara bagian dan sekolah. Hal ini dapat menunjukkan sekolah mana yang mempunyai tingkat dibawah standar nasional. Sekolah-sekolah yang di bawah standar nasional akan diberikan dana tambahan agar dapat meningkatkan mutu pengajaran.
5). Selain NAPLAN, departemen pendidikan masing-masing negara bagian menggunakan berbagai cara untuk mengevaluasi sekolah. Pihak sekolah sendiri melakukan self-evaluation setiap tahun dengan melaporkan kepada departemen mengenai bidang-bidang yang kurang memuaskan dan rencana untuk memerperbaiki hal tersebut. Departemen pendidikan juga mengunjungi sekolah-sekolah untuk mengevaluasi situasi.

6. Pengajaran Pendidikan Jasmani
1). Pendidikan jasmani wajib diajarkan pada tingkat SD dan SMP, namun merupakan mata pelajaran pilihan pada tingkat SMA. Mata pelajaran pendidikan jasmani pada tinkgat SMA lebih cenderung ke arah health and nutrition, sports management dan sports psychology.
2). Pada tingkat SD, murid biasnaya melakukan kegiatan olahraga di sekolah beberapa kali seminggu. Ada jenis olahraga yang bersifat individu (seperti berlari dan senam) dan ada juga yang bersifat beregu (seperti main bola dll). Jangka waktu minimal untuk kegiatan olahraga ditetapkan oleh departemen pendidikan masing-masing negara bagian. Murid SD juga belajar dasarnya tentang badan dan kesehatan, termasuk golongan makanan dan diet yang sehat.
3). Pada tingkat SMP, pelajaran jasmani lebih structured. Ada mata pelajaran khusus untuk pendidikan jasmani, Physical Education, yang biasanya diajarkan dua kali seminggu untuk total satu setengah jam. Fokus dari mata pelajaran Physical Education adalah kegiatan olahraga, namun hal kesehatan (termasuk diet, nutrisi, bahayanya narkoba, sex education dan sebagainya) juga diajarkan.
4). Pada saat ini pengajaran pendidikan jasmani sangat penting karena Australia sedang mengalami krisis obesitas. Diperkirakan bahwa kurang lebih setengah dari penduduk Australia, termasuk anak-anak, overweight atau bahkan obese. Hal ini disebabkan gaya hidup, misalnya kebanyakan makanan junk food (makanan yang kurang bergizi, seperti coklat dan chips) dan kekurangan oleh raga (anak-anak cenderung lebih suka main game elektronik daripada main di luar rumah). Oleh karena itu, pihak sekolah dan departemen pendidikan sedang mencari cara baru untuk mengajarkan pendidikan jasmani. Salah satu contoh adalah canteen sekolah. Setiap sekolah memiliki kantin yang menjual makanan ringan dan makanan siang kepada murid. Telah bayak sekolah yang memutuskan agar hanya makanan sehat yang akan dijual, seperti buah, sandwhich, dan jus. Diharapkan bahwa melalui program seperti ini murid-murid akan dibiasakan makan makanan sehat.

7. Bimbingan konseling
1). Pada tingkat sekolah menengah terdapat seorang counselor yang bekerja full-time di setiap sekolah. Pada tingkat SD biasanya tidak ada counselor yang bekerja full-time, namun ada yang berkunjung sekolah sekali seminggu atau dua minggu sekali. Counselor di sekolah harus berkualifikasi (berpendidikan tinggi dalam bidang psikologi atau social work).
2). Murid dapat berbicara langsung dengan counselor mengenai berbagai masalah, baik masalah akademik maupun masalah non-akademik. Untuk masalah akademik, disarankan agar murid berbicara dengan guru dulu, Namun, jika murid bermasalah dengan guru, dapat berbicara dengan counselor. Masalah non-akademik termasuk masalah-masalah pribadi seperti hal-hal kekeluargaan atau masalah bullying. Counselor dapat memberikan nasehat kepada murid, dan jika perlu dapat membahas masalah dengan pihak sekolah atau pihak lain yang bersangkutan. Namun, jika demikian counselor harus selalu menghormati privasi murid dan tidak boleh menyebutkan nama murid tanpa ijin. Jika menurut counselor suatu masalah di luar bidang pengetahuannya, maka counselor dapat menyaran agar murid bertemu dengan seroang lain yang lebih tahu tentang bidang itu.
3). Kadang-kadang pihak sekolah dapat menyarankan kepada orang tua agar anaknya mengikuti program counseling jika dianggap bahwa murid yang bersangkutan mengalami kesulitan dalam pelajarannya atau tidak dapat dikendali sama sekali oleh guru. Para guru wajib melapor kepada pihak sekolah, counselor dan departemen jika mencurigai bahwa seorang anak mengalami kekerasan dalam rumah tangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...