KORANSUMSEL.COM, PALEMBANG
- Seminar Guru Menulis yang menjadi rangkaian kegiatan Multievent and
X-tra Ordinary (Max) 2013 Sumsel yang digelar Harian Umum Radar
Palembang yang bekerja sama dengan Pemerintahan Provinsi (Pemprov)
Sumsel menjadi salah satu gerakan untuk meningkatkan kualitas guru di
Sumsel. Dalam kegiatan ini, para guru dilatih harus kreativ dalam
menulis, baik dalam bentuk karangan fiksi maupun non fiksi.
Hal
ini diungkapkan Marjohan, Narasumber yang sekaligus Guru Terbaik
Nasional Piala Presiden 2012. Untuk menjadi guru yang berkualitas,
haruslah dimulai dari rajin membaca dan menulis.
"Penulis
harus kreativ menulis, mengikuti aturan menulis, dan harus rajin
membaca karena menulis harus ada proses. Guru pun harus bisa menulis,
karena dengan menulis, kreativitas kita akan terbangun, dan dengan
menulis juga bisa membawa guru tidak hanya berwawasan luas tapi juga
bisa mendapatkan pengalaman lebih dari menulis. Karena saya dengan
menulis, bisa keliling negara besar di dunia, padahal saya hanyalah guru
SMA di Batusangkar, salah sqtu kabupaten di Sumatera Barat," tuturnya
pada saat mengisi materi di acara Max Sumsel 2013 di Aula IAIN Raden
Fatah Palembang, Rabu (22/5).
Dengan
membagi kisah perjalanannya sebagai seorang pemenang Guru Terbaik
Nasional Piala Presiden 2012, Marjohan ingin memberikan motivasi kepada
para guru agar bisa mengikuti jejaknya kedepan. Sehingga, guru tidak
hanya bisa mengajar di sekolah saya, tapi juga bisa mendapatkan
pengalaman lebih di luar sekolah.
"Untuk
seleksi di tingkat provinsi, saya harus bersaing dengan dua guru
terbaik dari Payakumbuh dan Bukittinggi. Narjohan, SMA3 Batusangkar, dan
saya pun terpilih mewakili Sumbar untuk mengikuti ajang ini di tingkat
nasional, sampai akhirnya saya menjadi pemenang. Saat ini ada sekitar 7
buku yang saya tulis, diantaranya menceritakan tentang perjalanan saya
ke berbagai negara, seperti Melbourne karena menulis," urainya.
Dalam
rangkaian kegiatan ini, ada beberapa perlombaan yang digelar seperti
PAUD Gemilang, Lomba menulis dan mendongeng "Bakti Guru Untuk Sumsel"
dan lomba mewarnai tingkat TK dan SD.
Sementara,
Asih Ketua Pelaksana Kegiatan Max Sumsel 2013 mengungkapkan lomba ini
memperebutkan trofi gubernur dan hadiah hadiah menarik lainnya.
Tak
hanya itu, dikatakannya, dihari ini (22/5) juga selain mengumumkan
pemenang perlombaan tersebut,juga akan diselenggarakan seminar guru yang
bisa diikuti oleh semua pendidik dan calon pendidik secara gratis.
"tentu peserta terbatas karena menyesuaikan kapasitas gedung, seminar
kali ini jelas akan luar biasa, sebab menghadirkan pembicara pembicara
yang memiliki kepabilitas di bidangnya, seperti marjohan, guru terbaik
piala presiden 2012, alpiyanto, trainer para guru, serta anto narasoma,
budayawan sumsel," jelasnya
Tirtoniadi
sinaga, general maneger Radar Palembang menyambut baik kegiatan ini
baginya kegiatan kali ini adalah salah satu upaya untuk mendekatkan
Radar Palembang kepada masyrakat luas,
"semoga kegiatan bisa membuat dan mendidik anak anak sebagai pribadi yang sportif sejak dini," kata dia
I am MARJOHAN USMAN, the teacher at Senior High School. I like to meet many people and I like travelling. I love teaching and I love the world of kids. I have email : marjohanusman@yahoo.com and my youtube channel is: https://www.youtube.com/results?search_query=marjohan+usman
Selasa, 11 Juni 2013
Minggu, 09 Juni 2013
Kisah Dahsyat Guru Berprestasi Selangit
Kisah Inspiratif Guru Berprestasi
Resensi buku
Judul Buku : Kisah Dahsyat Guru Berprestasi Selangit
Penulis : Marjohan, M.Pd.
Penerbit : Diva Press
Cetakan : 1-2013
Tebal : 187 Halaman
Peresensi : Mutasiudin
Pengelola Rumah Baca Litera Pusaka.
Bagi setiap guru, mampu familiar di mata siswa merupakan sebuah prestasi tersendiri. Terlebih lagi, apabila seorang guru dapat menarik simpati dan menawan hati siswa, dia pun akan menjadi sosok guru yang kehadirannya selalu dirindukan. Sikap menyenangkan tersebut sangat menguntungkan sebab dengan mudah dapat menyampaikan visi misi dan tujuan pendidikan secara komprehensif. Pengabdian mengajar dengan skill dan kemampuan mengayomi siswa, juga merupakan bagian yang erat dalam proses menjadi guru sejati.
Dialah Marjohan, seorang guru SMAN 3 Batusangkar, Sumatera Barat, yang berdedikasi tinggi dan meraih prestasi sebagai guru terbaik Nasional. Marjohan mengikuti seleksi guru berprestasi dan berdedikasi yang diselenggarakan oleh Mendikbud pada tahun 2012 lalu. Marjohan terpilih sebagai guru terbaik mengungguli semua peserta dari seluruh wilayah Indonesia. Keberhasilan tersebut, merupakan hasil dari perjuangan dan kerja keras, serta pengabdian total untuk membangkitkan, dan memajukan pendidikan di Indonesia.
Buku ini merupakan ceritera dan pengalaman hidup Marjohan dalam menapaki tangga keberhasilan. Kisah Marjohan kecil yang mengalami kehidupan berat, menjadi cambuk pelecut untuk menggerakkan semangatnya dalam mengejar impian. Broken home yang dialami oleh keluarganya di masa kecil, membuat dia menjalani hidup dengan pontang-panting. Gejolak batin dan konfik internal yang dia alami, membawanya pada proses kematangan mental dan membuatnya menjadi tahan banting.
Sikap terbuka dan suka berbagi yang dibiasakan Marjohan, membuatnya mudah bergaul dengan siapa saja. Kemampuannya menguasai Bahasa Inggris, Perancis, dan Arab di waktu mudanya, membuat dia memilih terjun sebagai guide di Dinas Kebudayaan setempat untuk membimbing turis dari manca negara. Dari sini, dia memperkenalkan tradisi dan budaya, serta eksotisme yang ada di Sumatera Barat. Walhasil, dengan keramahan dan sikap hangat pada turis asing, dia memiliki banyak relasi dari Australia, Perancis, dan Jerman, yang semuanya memberi pengalaman tersendiri.
Sejak 23 tahun lalu, Marjohan telah menjalani tugas sebagai guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris. Pada mulanya, di sekolah di mana dia mengajar, banyak siswa yang antipati terhadap pelajaran ini. Ketekunan dan ketabahan Marjohan mengajarkan Bahasa Inggris, serta dibarengi dengan strategi fun learning, lambat laun para murid di sekolah tersebut mulai mengerti dan antusias belajar Bahasa Inggris. Keunikan Marjohan dalam memahamkan Bahasa Inggris pada siswa, seringkali dia menyindir untuk memancing siswa bercakap dengan Bahasa Inggirs. Kendati demikian, para siswa lebih senang memanggil Marjohan dengan sebutan "Uncle Joe".
Sebagai peraih sertifikat guru terbaik Nasional, Marjohan selalu meningkatkan wawasan keilmuan dengan membaca 100 halaman buku setiap hari. Di antara buku yang paling digemari adalah buku genre biografi. Baginya, membaca buku biografi meninggalkan kesan untuk terus belajar dan berdedikasi bagi kehidupaan, serta mewariskan karya-karya untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Di samping keras membaca buku, Marjohan juga produktif menulis artikel untuk koran. Hasil dokumentasi artikel yang dipublikasi media massa telah mencapai 120 tulisan. Empat karyanya yang berbentuk buku, telah diterbitkan skala Nasional.
Perjuangan dan dedikasi
Usaha keras menjadi guru terbaik, pada mulanya berawal dari semangat mengajar dan menulakan ilmu kepada siswanya. Baginya, mengajar merupakan tugas mulia yang harus dihormati dengan cara mengabdikan diri untuk sepenuhnya bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Niat luhur ini akan menepis segala keinginan buruk dalam menjalani profesi guru. Pengabdian berarti melepaskan semua kepentingan individual dan egoisme untuk mencari keuntungan material, menuju pemanfaatan diri secara utuh demi keberhasilan tujuan pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan siswa terletak di tangan guru sebagai pendidik dan pengajar. Guru juga mengemban tanggung jawab mengantar siswa menuju pintu kesuksesan.
Sikap konsisten dan jujur, selalu diterapkan Marjohan selama dia menjadi pengajar. Soal disiplin waktu, baginya merupakan hal yang tidak bisa ditawar. Pendidikan disiplin sering dicontohkannya melalui ketertiban menyusun perangkat pembelajaran dan tidak pernah terlambat mengajar di kelas. Terkait kedisiplinan waktu, Marjohan memegang erat sebuah "filosofi kesuksesan", bahwa orang sukses adalah mereka yang berusaha menggunakan waktu untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu, sedangkan orang yang gagal adalah akibat dari menyia-nyiakan waktu.
Dalam proses pembelajaran di kelas, Marjohan terus berusaha total untuk siswa. Totalitas guru dalam mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada siswa, akan menciptakan suasana belajar mengarah pada kesenangan. Pada dasarnya, setiap siswa ingin diperhatikan secara khusus oleh guru. Dengan bekal keterampilan mengajar selama puluhan tahun, Marjohan dapat memahami karakter siswa yang berbeda-beda dan menampung keunikan mereka masing-masing. Sikap dedikasi seringkali lahir karena guru telah memahami haikat berinteraksi dengan siswa, serta menjadikan siswa sebagai bagian dari kehidupan guru.
Kehadiran buku ini memberi injeksi motivasi bagi semua guru, terutama bagi guru yang kurang berdedikasi, dan yang masih menganggap guru sebagai profesi untuk meraup materi. Penulis manyuguhkan kisah inspiratif yang layak untuk dipelajari guna menebalkan niat dedikatif dalam mengajar. Perjuangan dan dedikasi Marjohan dalam meniti karir sebagai guru berprestasi, patut menjadi teladan para guru sebagai upaya memajukan pendidikan di Indonesia. Guru sebagai titik sentral keberhasilan siswa, hendaknya mampu memberi yang terbaik dari yang dia miliki. Selain itu, spirit untuk tidak berhenti belajar, harus senantiasa dinyalakan dalam jiwa guru sehingga ghirah untuk menjadi yang terbaik selalu berkobar. ***
Judul Buku : Kisah Dahsyat Guru Berprestasi Selangit
Penulis : Marjohan, M.Pd.
Penerbit : Diva Press
Cetakan : 1-2013
Tebal : 187 Halaman
Peresensi : Mutasiudin
Pengelola Rumah Baca Litera Pusaka.
Bagi setiap guru, mampu familiar di mata siswa merupakan sebuah prestasi tersendiri. Terlebih lagi, apabila seorang guru dapat menarik simpati dan menawan hati siswa, dia pun akan menjadi sosok guru yang kehadirannya selalu dirindukan. Sikap menyenangkan tersebut sangat menguntungkan sebab dengan mudah dapat menyampaikan visi misi dan tujuan pendidikan secara komprehensif. Pengabdian mengajar dengan skill dan kemampuan mengayomi siswa, juga merupakan bagian yang erat dalam proses menjadi guru sejati.
Dialah Marjohan, seorang guru SMAN 3 Batusangkar, Sumatera Barat, yang berdedikasi tinggi dan meraih prestasi sebagai guru terbaik Nasional. Marjohan mengikuti seleksi guru berprestasi dan berdedikasi yang diselenggarakan oleh Mendikbud pada tahun 2012 lalu. Marjohan terpilih sebagai guru terbaik mengungguli semua peserta dari seluruh wilayah Indonesia. Keberhasilan tersebut, merupakan hasil dari perjuangan dan kerja keras, serta pengabdian total untuk membangkitkan, dan memajukan pendidikan di Indonesia.
Buku ini merupakan ceritera dan pengalaman hidup Marjohan dalam menapaki tangga keberhasilan. Kisah Marjohan kecil yang mengalami kehidupan berat, menjadi cambuk pelecut untuk menggerakkan semangatnya dalam mengejar impian. Broken home yang dialami oleh keluarganya di masa kecil, membuat dia menjalani hidup dengan pontang-panting. Gejolak batin dan konfik internal yang dia alami, membawanya pada proses kematangan mental dan membuatnya menjadi tahan banting.
Sikap terbuka dan suka berbagi yang dibiasakan Marjohan, membuatnya mudah bergaul dengan siapa saja. Kemampuannya menguasai Bahasa Inggris, Perancis, dan Arab di waktu mudanya, membuat dia memilih terjun sebagai guide di Dinas Kebudayaan setempat untuk membimbing turis dari manca negara. Dari sini, dia memperkenalkan tradisi dan budaya, serta eksotisme yang ada di Sumatera Barat. Walhasil, dengan keramahan dan sikap hangat pada turis asing, dia memiliki banyak relasi dari Australia, Perancis, dan Jerman, yang semuanya memberi pengalaman tersendiri.
Sejak 23 tahun lalu, Marjohan telah menjalani tugas sebagai guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris. Pada mulanya, di sekolah di mana dia mengajar, banyak siswa yang antipati terhadap pelajaran ini. Ketekunan dan ketabahan Marjohan mengajarkan Bahasa Inggris, serta dibarengi dengan strategi fun learning, lambat laun para murid di sekolah tersebut mulai mengerti dan antusias belajar Bahasa Inggris. Keunikan Marjohan dalam memahamkan Bahasa Inggris pada siswa, seringkali dia menyindir untuk memancing siswa bercakap dengan Bahasa Inggirs. Kendati demikian, para siswa lebih senang memanggil Marjohan dengan sebutan "Uncle Joe".
Sebagai peraih sertifikat guru terbaik Nasional, Marjohan selalu meningkatkan wawasan keilmuan dengan membaca 100 halaman buku setiap hari. Di antara buku yang paling digemari adalah buku genre biografi. Baginya, membaca buku biografi meninggalkan kesan untuk terus belajar dan berdedikasi bagi kehidupaan, serta mewariskan karya-karya untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Di samping keras membaca buku, Marjohan juga produktif menulis artikel untuk koran. Hasil dokumentasi artikel yang dipublikasi media massa telah mencapai 120 tulisan. Empat karyanya yang berbentuk buku, telah diterbitkan skala Nasional.
Perjuangan dan dedikasi
Usaha keras menjadi guru terbaik, pada mulanya berawal dari semangat mengajar dan menulakan ilmu kepada siswanya. Baginya, mengajar merupakan tugas mulia yang harus dihormati dengan cara mengabdikan diri untuk sepenuhnya bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Niat luhur ini akan menepis segala keinginan buruk dalam menjalani profesi guru. Pengabdian berarti melepaskan semua kepentingan individual dan egoisme untuk mencari keuntungan material, menuju pemanfaatan diri secara utuh demi keberhasilan tujuan pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan siswa terletak di tangan guru sebagai pendidik dan pengajar. Guru juga mengemban tanggung jawab mengantar siswa menuju pintu kesuksesan.
Sikap konsisten dan jujur, selalu diterapkan Marjohan selama dia menjadi pengajar. Soal disiplin waktu, baginya merupakan hal yang tidak bisa ditawar. Pendidikan disiplin sering dicontohkannya melalui ketertiban menyusun perangkat pembelajaran dan tidak pernah terlambat mengajar di kelas. Terkait kedisiplinan waktu, Marjohan memegang erat sebuah "filosofi kesuksesan", bahwa orang sukses adalah mereka yang berusaha menggunakan waktu untuk bekerja dan menghasilkan sesuatu, sedangkan orang yang gagal adalah akibat dari menyia-nyiakan waktu.
Dalam proses pembelajaran di kelas, Marjohan terus berusaha total untuk siswa. Totalitas guru dalam mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada siswa, akan menciptakan suasana belajar mengarah pada kesenangan. Pada dasarnya, setiap siswa ingin diperhatikan secara khusus oleh guru. Dengan bekal keterampilan mengajar selama puluhan tahun, Marjohan dapat memahami karakter siswa yang berbeda-beda dan menampung keunikan mereka masing-masing. Sikap dedikasi seringkali lahir karena guru telah memahami haikat berinteraksi dengan siswa, serta menjadikan siswa sebagai bagian dari kehidupan guru.
Kehadiran buku ini memberi injeksi motivasi bagi semua guru, terutama bagi guru yang kurang berdedikasi, dan yang masih menganggap guru sebagai profesi untuk meraup materi. Penulis manyuguhkan kisah inspiratif yang layak untuk dipelajari guna menebalkan niat dedikatif dalam mengajar. Perjuangan dan dedikasi Marjohan dalam meniti karir sebagai guru berprestasi, patut menjadi teladan para guru sebagai upaya memajukan pendidikan di Indonesia. Guru sebagai titik sentral keberhasilan siswa, hendaknya mampu memberi yang terbaik dari yang dia miliki. Selain itu, spirit untuk tidak berhenti belajar, harus senantiasa dinyalakan dalam jiwa guru sehingga ghirah untuk menjadi yang terbaik selalu berkobar. ***
Inspirasi Sukses Guru Berprestasi
Inspirasi Sukses Guru Berprestasi
Keberadaan guru tak mungkin diabaikan atas maju mundurnya kualitas pendidikan. Sesungguhnya negeri ini menantikan lahirnya guru berkualitas dan berprestasi dalam profesinya. Lewat buku ini, inspirasi itu bisa didapatkan dari pengalaman langsung guru berprestasi nasional tingkat SMA versi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2012. Marjohan, kini guru SMAN 3 Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, menyuntikkan semangat dan tekad bagi calon guru/guru untuk tak menjadi guru biasabiasa saja.
Atas permintaan berbagai pihak, buku ini dituliskan guna dipetik sebagai pelajaran dan motivasi. Marjohan sejak kuliah di Universitas Negeri Padang (dulu IKIP Padang) berusaha mengembangkan diri dan karakter. Ia bekerja paruh waktu dengan menjadi pemandu wisata dan memberi les privat bagi anak-anak (halaman 32). Selain itu, ia rajin membaca dan melatih keterampilan menulis. Perlahan, ia memberi target kepada diri sendiri agar membaca minimal 100 halaman setiap hari. Bila liburan, targetnya menamatkan 4–5 judul buku. Banyak membaca akan mengayakan wawasan dan informasi. Ketika menjadi guru, ia berprinsip menjadi guru plus.
Tak menjadi guru yang aktivitasnya hanya monoton. Prinsip belajar sepanjang hayat diresapi. Meskipun bidang studi mengajarnya bahasa Inggris, ia juga belajar secara autodidak guna menguasai bahasa Prancis, Arab, dan Spanyol. Bidang sosial dan kemanusiaan digelutinya. Ia ingin menjadi guru yang memiliki kepintaran berganda, yang menguasai bidang studi, seni berkomunikasi, bahasa asing, serta terampil dalam menulis. Tentu tak lupa menguasai kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.
Di tengah kesibukan mengajar, ia tak alpa membaca buku tentang pedagogi, psikologi, filsafat, biografi, dan kisah-kisah pencerahan. Ia pun produktif menulis di media massa dan menulis buku (halaman 37–42). Kebiasaan membaca dan menulis tentu bermanfaat bagi guru. Diakui atau tidak, guru di negeri ini masih lemah dalam hal tersebut. Hal ini terbukti salah satunya dari mandeknya kenaikan golongan guru yang mensyaratkan karya tulis ilmiah berupa artikel ilmiah populer, makalah, buku, diktat, modul maupun karya penelitian. Membuat karya tulis kerap kali menjadi sandungan.
Karena tak mampu dan kurang mau menulis, guru mentok di golongan IV/a. Terlalu sedikit guru yang menembus golongan IV/b, apalagi golongan IV/d. Selain itu, dengan tekun membaca dan menulis, guru akan mampu memperkaya dan mengembangkan keilmuannya. Untuk dapat menjadi guru berprestasi, pembelajaran kepada siswa tak bisa dialpakan. Bagi Marjohan, menjadi guru dengan hati adalah prinsip. Rasa simpati secara tulus kepada siswa perlu diberikan.
Menurutnya, pendekatan humanisme penting bagi guru. Dalam kegiatan belajar-mengajar, aktivitas fun learning perlu diciptakan, yaitu suasana belajar yang membuat siswa selalu bersemangat dalam melakukan eksplorasi intelektual (halaman 48). Di matanya, tak ada siswa yang nakal, bandel, atau suka mengganggu. Yang ada hanyalah siswa yang mengalami skin hunger atau yang rindu akan belaian kasih sayang. Bila guru melihat seorang siswa dianggap mengganggu, jangan dimarahi, dicerca, dihardik, apalagi diusir.
Guru harus bersahabat dengan siswa, mencintai siswa secara utuh, dan menerima karakter mereka apa adanya. Baginya, kesuksesan perlu diperoleh melalui proses panjang yang diperkuat dengan motivasi diri secara total, bukan setengah- setengah. Aktifkan motivasi dalam diri. Banyak orang lebih mudah dimotivasi orang lain ketimbang memotivasi dirinya sendiri. Terlalu tergantung pada lingkungan untuk memotivasi tentu hal yang tidak baik. Sebab, bila tak ada orang yang memberikan motivasi, kita akan stagnan dan tak berdaya.
Apalagi, banyak orang yang kita jumpai malah mematikan karakter dan semangat. Ia juga menekankan kepemilikan karakter untuk berprestasi yang hebat. Karakter tersebut antara lain bertekad baja, memiliki visi dalam berkarya, tekun dan tabah, selalu berpikir positif, bersemangat dan antusias, memiliki kemampuan relasi antarmanusia, bersikap kreatif, bersikap jujur, pandai berkomunikasi, dan selalu bersikap konsisten. Dalam pesannya, ia mengajak segenap warga sekolah untuk menghargai waktu.
Saat semangat kerja keras dan menghargai waktu mulai langka di sekolah, marilah kita menjadi pionir dengan harapan mampu meningkatkan kualitas diri dan bangsa ini (halaman 156–169). Buku ini perlu dibaca sebagai inspirasi calon guru/guru untuk tak sekadar puas menjadi guru biasa-biasa saja. Jadilah guru berprestasi dan tak letih belajar mengembangkan diri.
Hendra Sugiantoro,
Pegiat Pena Profetik, alumnus Universitas PGRI Yogyakarta
Copyright 2013 Koran Sindo | Developed by netdesain
Minggu, 26 Mei 2013
Resensi: Kisah Dahsyat Guru Berprestasi Selangit
Kisah
Dahsyat Guru Berprestasi Selangit
22 Mei 2013
Judul: Kisah Dahsyat Guru
Berprestasi Selangit
Penulis: Marjohan, M.Pd
Penerbit: Diva press (Anggota IKAPI)
Cetakan: Pertama, April 2013
Tebal: 187 halaman
ISBN: 978-602-255-117-1
Menjadi Guru Berprestasi
Selangit
dakwatuna.com - Peran guru dalam pendidikan suatu bangsa sangat penting
sekali. Tanpa guru kita tidak bisa mendapatkan melakukan apa-apa baik itu
perkara dunia maupun akhirat dan pada akhirnya manusia diliputi oleh kebodohan.
Setiap kebodohan akan menghasilkan kehancuran.
Terkait pentingnya peran guru dalam
kehidupan bangsa yaitu suatu ketika kota Hiroshima dan Nagasaki dihancurkan
oleh sekutu dengan bom atom yang diperintah oleh Presiden Amerika Harry S.
Truman yaitu pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Pada pristiwa tersebut banyak
korban yang berjatuhan yaitu di Kota Hiroshima sebanyak 140.000 jiwa dan di
kota Nagasaki sebanyak 80.000 jiwa. Namun dalam hal ini pemerintah Jepang lebih
memperhatikan tentang berapa banyak jumlah guru yang meninggal pada waktu itu
daripada yang lainnya. Karena menurutnya guru adalah modal penggerak
kemajuan suatu bangsa.
Adapun di Indonesia peranan guru
juga sangat diperhatikan. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya
tunjangan-tunjangan yang disediakan pemerintah baik itu tunjangan fungsional
maupun sertfikasi. Hal itu berguna untuk kesejahteraan para guru dan untuk
memotivasi mereka agar lebih profesional menjadi seorang guru.
Untuk mengetahui sejauh mana
keprofesionalan dan untuk menjaring guru yang terbaik pemerintah juga
mengadakan seleksi guru dan tenaga kependidikan berprestasi tingkat nasional.
Menang dalam seleksi guru berprestasi tingkat nasional akan memberi rasa puas,
kebahagiaan, dan percaya diri yang sangat tinggi. Hal inilah yang dialami oleh
Marjohan, M.pd guru SMA berprestasi tingkat nasional di kantor Kemendikbud
September 2012.
Dalam hal ini Marjohan, M.pd ingin
berbagi kepada kita bagaimana cara memperoleh prestasi tingkat nasional yang
dituangkan dalam bukunya yang berjudul Kisah Dahsyat Guru BerprestasiSelangit. Buku ini berisi tentang pengalaman hidup, pemikiran penulis, dan
beberapa testimoni dari penulis kepada media masa. (hal. 9-182)
Sebelum menjadi guru berprestasi
tingkat nasional tentunya Dia juga mengikuti seleksi guru berprestasi mulai
dari tingkat Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi di Sumatera Barat.
Hasilnya dialah yang ditetapkan jadi yang terbaik. (hal. 35-36)
Ada beberapa hal yang menjadikan Dia
menjadi guru yang berprestasi yaitu selain sebagai guru Dia juga menjadi
seorang penulis, menguasai bahasa Inggris, Prancis, Arab dan Spanyol, dan
dia juga aktif di bidang sosial dan kemanusiaan. Menurutnya seorang guru
harus memiliki kepintaran berganda. Guru yang menguasai bidang studi, seni
berkomonikasi, bahasa asing dan terampil dalam menulis. (hlm. 37-42).
Ada tiga bentuk penilaian dalam
seleksi guru berprestasi mulai tingkat kecamatan hingga tingkat nasional, yaitu
tes tertulis (tentang kepribadian, wawasan dan empat kompentensi guru),
persentasi karya ilmiah, serta penilaian portofolio. Kelebihan persentasi
karya ilmiah Marjohan pada waktu itu adalah ditulis dalam bahasa Inggris
dicampur bahasa Prancis. Selain itu juga faktor kebaikan lingkungan, do’a
dan restu famili, teman dan anak didik dan rahmat Tuhan adalah menjadi kunci
utama dalam kesuksesan. (hal. 96)
Di dalam buku ini juga ditulis
tentang pemikirannya bahwa pentingnya memotivasi diri sendiri agar menjadi
lebih baik. Karena motivasi adalah awal segala-galanya. Dan apabila seseorang
itu lemah motivasi maka menjadi pertanda buruk serta berdampak negatif terhadap
kemajuan diri dimasa depan. Motivasi itu didapat dari membaca dari
biografi-biografi orang hebat diantaranya dalam hal pendidikan yaitu Ki Hajar
Dewantara dan dalam hal menulis dia termotivasi untuk menuliskan ide-ide guna
mencerahkan hati dan pikiran orang-orang sekitar kita. Selain itu menurutnya
bahwa prestasi besar membutuhkan karakter yang hebat seperti memiliki tekat
baja, visi dalam berkarya, berkarakter tekun dan tabah, selalau berpikir
positif. (hal. 147-158)
Buku ini sangat cocok bagi para pendidik
atau guru yang ingin mengetahui bagaimana cara menjadi guru yang berprestasi
sampai tingkat nasional dan untuk mengetahui bagaimana cara menjadi guru
teladan sehingga disukai oleh peserta didik tanpa dengan kekerasan atau
paksaan.
Selamat membaca….
Resensi oleh : Muhammad Fahru Zaini
(Pengajar di SD IT Tarbiatul Aulad,
tinggal di Barabai, Kalimantan)
Kamis, 23 Mei 2013
Melbourne Memang Dahsyat
|
|
***
Itulah sepenggal catatan perjalanan Marjohan, seorang guru berprestasi tingkat nasional sekaligus penerima anugerah Satyalencana yang berasal dari Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.
Dalam buku ini, Marjohan menuliskan catatan perjalanannya ke Australia secara lengkap. Sebuah catatan yang tak hanya berisi cerita belaka, tetapi juga memuat jutaan informasi menarik mengenai negeri kanguru serta berbagai inspirasi yang lahir dari ide-idenya yang brillian.
Dalam bukunya ini, Marjohan yang mampu menguasai bahasa Prancis, Inggris, dan Arab secara mandiri itu kembali menegaskan kepada kita—para pembaca—akan pentingnya sebuah mimpi dan kerja keras untuk mewujudkannya, seperti dirinya kini yang telah berhasil memanen kumpulan impian masa kecilnya.
Inilah buku inspiratif yang wajib dibaca oleh para guru, pelajar, mahasiswa, serta siapa pun yang ingin sukses meraih impiannya. True story yang disajikan di dalamnya merupakan guru sekaligus pelecut semangat siapa saja yang ingin sukses dalam kehidupannya, seperti apa yang telah diraih Marjohan dalam hidupnya.
Marjohan: Guru Harus Kreativ Menulis
Marjohan: Guru Harus Kreativ Menulis
Marjohan, Narasumber
Seminar Guru Nasional Max Sumsel 2013 memberikan pengarahan bagaimana
menjadi seorang penulis. (foto Nefri, Koransumsel.com)
Minggu, 05 Mei 2013
Kisah Dahsyat Guru Berprestasi Selangit
|
||
|
Langganan:
Postingan (Atom)
Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"
SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...
-
Semangat Eksplorasi Dan Kualitas Pendidikan Oleh. Marjohan M.Pd Guru SMA Negeri 3 Batusangkar Kata lain dari “eksplorasi” adalah menjelajah....
-
Orang Lintau Juga Bisa Jadi Doktor (Inspirasi dari pr...
-
Naskah Buku The Inner Changing-Perubahan Dari Dalam Diri Ditulis oleh : MARJOHAN M.Pd Guru SMA Negeri 3 Batusangkar, Kab. Tanah Datar, S...