Tiba- tiba aku memperoleh
pesan singkat (SMS) bahwa juri pemilihan guru berprestasi Propinsi Sumatera Barat (Bapak Hasponizar
dari LPMP Padang dan Bapak Jufri dari UNP) akan mengunjungi para nominasi guru
berprestasi ke tempat tinggal mereka. Masing masing adalah Nurlaila (SMAN 1
Suliki- Kab. Lima Puluh Kota), Musniar dari
SMAN 1 Bukittinggi dan Marjohan- aku
sendiri (dari SMAN 3 Batusangkar).
“Dewan juri
datang ke sekolahku. Mengapa mereka datang dan buat apa harus berkunjung ke
sekolah dan ke rumahku?”
Kedatangan tim
juri adalah untuk klarifikasi dan pembuktian prestasi seperti yang terdapat
dalam portofolio. Seperti halnya padaku, dewan juri ingin mengumpulkan
informasi tentang seberapa jauh prestasi dan kontribusiku buat anak-didik,
sekolah, buat keluarga dan tetanggaku.
Sebagai guru Bahasa Inggris, aku dan teman membimbing
siswa dalam kegiatan ekskul debat bahasa Inggris. Sebagai hasil siswa-siswa
kami mampu meraih prestasi/ juara sampai ke tingkat Kabupaten dan juga tingkat
Propinsi.
“Apakah itu saja ?”
Tidak....dan aku sendiri juga membimbing siswa/
grup LPIR dan siswa yang aku bimbing sering meraih juara hingga tingkat
Propinsi dan Tingkat Indonesia. Juri juga mencari tahu tentang prestasiku yang
lain dari teman-teman guru atau kolegaku dan juga dari siswa serta dari
informan lain. Al-hasil aku dinyatakan sbagai pemenang 1 (satu) guru
berprestasi tingkat Sumatera Barat. Penyerahan sertifikat dan hadiah
dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 2012 (Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia). Untuk selanjutnya aku dan juga ada beberapa orang lagi sebagai
utusan Sumatera Barat untuk mengikuti seleksi pada level nasional. Aku akan
menulis semua pengalaman tersebut pada paragraf- paragraf berikutnya serba
sedikit dari awal hingga akhir.
1.
Memilih Masa Depan
Seperti yang
dialami oleh kebanyakan siswa SLTA, maka aku
juga mencari info sana-sini tentang mau kuliah ke mana aku kuliah setelah tamat SMA
Negeri 1 Payakumbuh. Meskipun aku dibesarkan
oleh ayah seorang prajurit polisi dan
ibu seorang petani kecil, namun aku merasa mantap untuk menjadi seorang guru.
Akhirnya aku mendaftar dan lulus sebagai mahasiswa
pendidikan Bahasa Inggris pada IKIP Padang. Sejak mahasiswa aku sudah mencari tahu bahwa seorang mahasiswa
harus kreatif dan inovatif. Aku memperkaya pengalaman dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti aktif di
Mesjid kampus (Mesjid Al-Azhar UNP) dan
juga menjadi Pemandu Wisata Sumatra Barat serta aku
juga menerima pesanan terjemah dari mahasiswa untuk tugas kuliah mereka. Ini sangat melatih kemampuan akademik dan sekaligus bisa
memperoleh sedikit uang untuk pembeli jajan.
Sejak kuliah aku sudah punya target dalam membaca dan melatih
menulis. Aku membuat target untuk
membaca sekitar 100 halaman perhari, sementara untuk memperdalam kemampuan
bahasa Inggris, aku membaca satu majalah
bahasa Inggris per minggu. Kemudian untuk mengasah kemampuan sosialku adalah dengan cara membaca buku biografi
tentang penulis terkenal dan kemudian membiasakan menuliskan pengalaman paling kurang 2 halaman
folio per hari.
Akhirnya aku mampu merampungkan pendidikan sarjananya sesuai
dengan target. Aku selanjutnya menjadi
guru pada SMA Negeri 1 Lintau- Kab. Tanah Datar, Sumbar. Maka aku kembali menulis/ membuat refleksi diri yaitu “Bahwa aku harus menjadi guru yang berbeda- yaitu
guru yang menguasai berbagai kemampuan”.
2. Ingin menjadi guru dengan keterampilan berganda
Menjadi guru yang
punya tekad untuk memiliki berbagai kemampuan, bukan berarti menjadi guru yang anti sosial. Aku cukup aktif melibatkan diri dalam pergaulan
sosial- mengunjungi rumah/ orang tua siswa, ikut kegiatan mesjid, aktif dengan
kegiatan sekolah dan mempersiapkan kegiatan mengajar serta melaksanakan tugas
sebagai guru.
Pada waktu luang
apakah siang ataupun malam, aku selalu meluangkan waktu buat membaca berbagai buku.
Target bacaan tentu yang menjurus pada peningkatan kompetensi sebagai guru,
misal buku-buku tentang sosial, pedagogi, psikologi, buku-buku filsafat dan
agama. Aku terinspirasi oleh biografi penulis besar dunia
untuk juga bisa menjadi penulis. Maka aku juga rajin berlatih atau membuat target dalam
menulis, hingga akhirnya aku bisa
menulis artikel dan tulisan tersebut bisa dipublikasi pada koran-koran di Sumatera
Barat.
Tulisan-tulisanku
yang terbit pada koran tentu harus
dibuat klipingnya dan dijadikan sebagai dokumen atau portofolio. Pada lain
kesempatan aku juga sempat berkenalan
dan berteman baik dengan sarjana Perancis (Dr. Louis deharveng, Dr. Anne Bedos
dan Dr. Francois Brouquisse) dimana mereka adalah ahli bilogi dan tertarik
melakukan riset di seputar Kabupaten Agam, Kab. Tanah Datar, Kab. Sawahlunto
Sijunjung dan Kab. Lima Puluh Kota.
Mereka adalah ahli Biologi yang juga bekerjasama dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Riset
mereka adalah tentang serangga dan fenomena alam. Lewat mereka aku juga tertarik untuk menguasai dan mendalami
Bahasa Perancis. Juga lewat pengalaman bersama mereka antara tahun 1995- 2005 terasa bahwa
kemampuan menulis, membaca dan kemampuan Bahasa Perancisku semakin meningkat.
Dalam tahun 1998 aku mengikuti seleksi guru teladan utusan sekolah.
Aku mengumpulkan berbagai dokumen hingga
menjadi porto folio dan aku dikirim sebagai utusan kecamatan Lintau Buo untuk
seleksi guru teladan tingkat Kab. Tanah Datar. Pada tahun tersebut aku menang dan mewakili Kab. Tanah Datar untuk tingkat
Propinsi Sumatera Barat. Aku masuk ke
dalam nominasi dan setelah tim juri
turun ke lokasi akhirnya aku berpuas
hati sebagai peraih guru teladan nomor 2 untuk tingkat Sumatera Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them