3. Hijrah Ke SMA Unggulan Kab. Tanah Datar
Tidak terasa
bahwa aku telah mengabdi cukup lama (14
tahun) di sekolah lama (SMAN 1
Lintau) yang berlokasi di daerah
pedesaan. Untuk maksud penyegaran aku ingin hijrah ke sekolah alumni di Payakumbuh,
namun akhirnya aku diizinkan/
direkomendasikan untuk mengabdi di sekolah baru SMA Negeri 3 Batusangkar,
sebuah sekolah unggulan di Kab. Tanah Datar.
Bakat menulis dan
bakat untuk menguasai bahasa asing yang lain aku semakin bertambah. Aku juga tertarik dalam mendalami bahasa Arab,
karena bahasa ini akan memudahkan ku dalam
memahami bacaan sholat dan memahami kitab suci al-Qur’an.
Mengabdi di
sekolah unggulan dengan rekruitmen guru berdasarkan skor TOEFL dan TPA (Test
Potensi Akademik) tertinggi serta rekruitmen siswa yang cukup selektif- hingga
terjaring para siswa yang berbakat bagus memberi peluang yang besar bagi
penulis untuk mengembangkan profesionalisme sebagai seorang guru. Tantangan
dari lingkungan membuatku mampu membaca
banyak buku, dan juga mampu menulis
lebih banyak artikel. Anak didik juga lebih gampang untuk dibimbing hingga
mereka mampu meraih juara sampai ke
tingkat propinsi dan bahkan ke tingkat nasional.
Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
pascarjana lebih terbuka lebar bagi guru-guru sekolah unggulan (juga bagi
sekolah non unggulan, dan aku juga pada tahun 2008 tercatat sebagai
mahasiswa pascasarjana UNP. Kebiasaan membaca dan menulis sangat membantuku dalam menyelesaikan kuliah dan dalam
merampungkan penulisan tesis. Akhirnya aku mampu menyelesaikan perkuliahan pada
pascasarjana sesuai dengan target waktu dengan IPK cum-laude. Setelah meraih
pendidikan master, kemampuanku terasa
lebih meningkat hingga aku mampu
menerbitkan 4 buku pada penerbit Yogyakarta dan buku- buku tersebut beredar
pada toko-toko buku di Indonesia.
4. Seleksi Guru Berprestasi
Suatu hari Kepala Sekolahku menyuruh ku
untuk ikut seleksi guru
berprestasi. Pada mulanya aku separoh
ragu, karena dahulu sempat juara guru teladan peringkat 2 Sumatera Barat. Namun
label itu dianggap sudah kadaluarsa
apalagi waktunya sudah terpisah selama 14 tahun. Akhirnya aku setuju untuk mengikuti seleksi, dahulu bernama
“seleksi guru teladan” dan sekarang berubah nama menjadi “seleksi guru
berprestasi”, ya mulai dari jenjang sekolah dan kecamatan.
Karena aku sebelumnya pernah meraih juara 2 Sumatera
Barat, maka aku merasa cukup percaya
diri, apalagi dukungan portofolio sangat memadai- seperti jumlah sertifikat,
penghargaan, karya tulis dan dokumen- dokumen yang lain. Agaknya aku merasa cukup merasa mudah untuk menjadi guru
berprestasi tingkat Kab. Tanah Datar.
Kebijakan juri
penseleksi guru berprestasi Kab. Tanah Datar untuk memberi pelatihan dan
persiapan bagi peserta seleksi yang akan mewakili Kab. Tanah Datar ke tingkat
propinsi cukup signifikan, agar pserta ada punya persiapan. Penulis pada tahun berikutnya (2012) mewakili
Kab. Tanah Datar ke tingkat Propinsi. Untuk tingkat propinsi sudah terasa
persaingan yang ketat dengan utusan dari 19 Kabupaten/ Kotamadya di Sumarera Barat.
Lawan- lawan yang
berat terasa bagi ku adalah yang datang dari daerah Padang, Padang Panjang,
Bukittinggi, Payakumbuh dan Solok. Apalagi di daerah-daerah ini terdapat
sekolah unggulan yang hebat di Sumatera Barat- tentu guru-guru mereka juga
hebat. Para juri cukup profesional dan bersikap netral dalam menilai. Penulis
kemudian juga terjaring sebagai nominasi guru berprestasi Sumatera Barat dan
dua nominasi lain berasal dari Bukittinggi dan Kab. 50 Kota.
Para nominasi
tingkat Sumatra mendapat penilaian atau
kunjungan lapangan lapangan-untuk mencari informasi tentang kontribusi calon
juara terhadap kondisi di sekolah dan di
seputar rumah. Fokus yang menjadi penilaian tim juri adalah seputar keberadaan
dan sumbangsih nominator terhadap sekolah dan terhadap anak didik.
“Apakah penulis hanya pintar untuk diri sendiri
saja”, demikian juga petranyaan dann investigasi tim juri terhadap nominator
dengan lingkungan rumah “Apakah penulis tidak berperan terhadap lingkungan ?.
Dari bukti
portofolio- sertifikat dan surat keterangan- bahwa aku cukup memberi kontribusi yang signifikan terhadap
sekolah, seperti rata-rata nilai UN Bahasa Inggris yang cukup bagus, kemudian
dalam pembimbingan pada siswa hingga bisa menang dalam perlombaan sampai ke level
Propinsi malah hingga tingkat nasional. Kemudian peranku terhadap masyarakat
seperti membina mesjid dan menjadi narasumber dalam lokakarya.
Hal yang sangat
signifikan sebagai pendukung bahwa aku dipilih sebagai peringkat 1 (satu) Sumatera
Barat adalah karena kenampuanku yang
cukup banyak. Aku telah menulis artikel lebih dari 120 judul. Artikel- artikel
tersebut terbit pada koran- koran di
Sumbar dan Sumsel. Kemudian , kemudian 5
judul tulisanku terbit untuk tingkat
internasional (perancis), empat buku dengan ISBN dan beredar secara nasional,
beberapa penghargaan tingkat nasional dan dokumen kerjasama penerbitan
atau surat kontrak dengan beberapa penerbit nasional, serta
kemampuan menguasai 3 bahasa asing (
Bahasa Inggris, Perancis dan Arab).
Meraih guru berprestasi tingkat 1 (satu)
Sumatera Barat agaknya telah terasa sebagai prestasi sangat tinggi bagiku dan aku
tidak tahu apa kekuatan diri untuk melaju untuk
persaingan di tingkat nasional di Jakarta, yang jelas aku akan mewakili Propinsi Sumatera Barat untuk
seleksi guru berprestasi tingkat nasional.
5. Persiapan diri menuju lomba tingkat nasional
Pada pertengahan bulan puasa (Ramadhan/ Agustus 2012) seluruh guru dan tenaga
kependidikan yang meraih peringkat 1
Sumatera Barat diundang untuk berkumpul di Padang. Semuanya ada 13 orang, masing-masing
mewakili guru- guru pertingkat, kepala
sekolah per tingkat dan juga pengawas sekolah. Agar utusan Sumatera Barat bisa
berkiprah di tingkat nasional maka panitia Propinsi mengundang seorang ahli
yang punya pengalaman dalam urusan seleksi guru berprestasi tingkat nasional.
Dalam acara pembekalan yang dilaksanakan di
Hotel Mariani Padang, Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat- Bapak
Syamsurizal- memberi pencerahan kepada
semua peserta. Beberapa uraian pencerahan yang masih teringat oleh penulis adalah
sebagai berikut:
“Pendidikan sangat penting, maka pelajaran pertama yang
ditekankan dan harus dibiasakan adalah membaca.
Perintah membaca adalah perintah pertama
yang disampaikan oleh Sang Khalik kepada kita, melalui Nabi Muhammad SAW. Ayat
yang pertama turun adalah : iqra’ bismirabbillazi khalak- bacalah dengan nama
Tuhanmu yang telah menciptakan.
Membaca adalah
salah satu strategi dalam belajar dan belajar itu sendiri diwajibkan bagi
laki-laki dan perempuan. Lebih lanjut dikatakan bahwa musuh utama kita adalah
kebodohan dan untuk melawan kebodohan tentu saja melalui pendidikan. Pendidikan punya induk yaitu “membaca”. Selain membiasakan diri dalam membaca dan
belajar, maka kita juga perlu bearktifitas atau bekerja. Dalam ajaran agama
Islam dikatakan bahwa:
“Jika
kamu bekerja, maka cukupkanlah, bila selesai dalam satu pekerjaan maka pindah
pada pekerjaan yang lain”.
Selanjutnya dikatakan bahwa kita perlu untuk
memiliki percaya diri yang baik. Seseorang yang memiliki percaya diri yang
mantap maka ia boleh punya filsafat atau moto hidup yaitu “saya bisa”.
Aku juga tahu bahwa seorang guru mutlak untuk memiliki karakter. Guru yang berkarakter
harus memiliki “kemandirian, profesional
dan percaya diri’. Atau dalam program sertifikasi sekarang dikatakan bahwa
setiapguru mutlak untuk memiliki 4 kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Pakar/ ahli yang
diundang oleh Dinas Pendidikan Sumbar
adalah ibu Dra. Farida Ariani, M.Pd, yang sering berpengalaman
sebagai juri (juri yang adil/ juri yang netral). Beliau juga bertugas
pada P4TK Bahasa Jakarta. Sekali lagi bahwa beliau tentu saja tetap non blok, ia hanya
memberikan wawasan secara umum- yaitu bagaimana agar setiap peserta (utusan
Sumatera Barat) bisa mempersiapkan diri.
Dia mengatakan
dari pengalaman setiap tahun bahwa peserta yang hebat banyak datang dari “Jawa Timur, Jawa Tengan
dan DKI Jakarta”.
Namun
utusan Sumatra Barat harus tetap optimis bahwa yang menentukan nasib kita-
menang atau kalah- adalah kita sendiri, nasib kita kitalah yang menentukannya.
Guru yang bakal mewakili Sumatra Barat untuk seleksi tingkat nasional harus
memiliki motivasi yang tinggi. Biasanya orang yang memilki motivasi terlihat
sehat- sehat dan yang kurang memiliki motivasa biasanya terlihat banyak
penyakit.
“Dipesankan bahwa yang penting kita harus mampu menjadi diri sendiri- be ourself-
kita harus menjadi yang terbaik- ya menjadi yang terbaik dalam hidup kita. Maka
untuk itu selalulah untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman”
Agar utusan Sumatra Barat bisa meraih prestasi
di Jakarta, maka semua peserta diberi pengetahuan dan pembekalan yang meliputi
pengetahuan dan penyempurnaan portofolio. Bagian- bagian portofolio meliputi:
- Kelengkapan bio data (seperti Nama, Surat
keterangan dokter, dll)
- Sertifikat –sertifikat dari suatu kegiatan,
- Foto- foto kegiatan guru dan siswa yang
dibimbing bisa sebagai dokumen.
- Piagam penghargaan
- Bukti fisik semua prestasi murid dan guru,
misal dalam bentuk surat keterangan dari
pihak
yang berwenang.
- Bukti fisik dalam bentuk buku, artikel, karya
tulis dan juga karya inovatif.
- Penulisan buku bisa dalam bentuk buku fiksi
dan non fiksi dalam bidang pendidikan.
- Juga bisa penulisan dalam bidang inovasi
(pembaharuan) untuk tujuan peningkatan
mutu
pembelajaran. Juga bisa dalam bentuk
penemuan tekhnologi tepat guna dalam
bidang
pendidikan.
Tema seleksi guru berprestasi dan berdedikasi
adalah “ menjadi guru profesional, bermatabat dan sejahtera”. Secara sekilas
susunan portofolio adalah sebagai berikut:
- Kualifikasi akademik
- Pendidikan dan pelatihan
- Pengalaman mengajar
- Perencanaan pembelajaran
- Prestasi akademik yang meliputi lomba dan
karya akademik
- Sertifikat keahlian dan keterampilan
- Pembinaan siswa
- Karya tulis
- Penelitian
- Sertifikat forum ilmiah
- Pengalaman pengurus organisasi dan sosial
- Penghargaan
Pada prinsipsipnya bahwa bentuk kegiatan
pembekalan bagi guru- guru berprestasi untuk menuju tingkat nasional ada 2 macam yaitu, penyusunan
kembali portofolio dan latihan presentasi karya ilmiah- langsung dibedah
dimana kelebihan dan kekuranganya.
Setiap peserta
juga harus menyiapkan tulisan untuk
presentasi di Jakarta. Tulisan tersebut adalah tentang
“best practice” yang judulnya:
“ Mengapa saya layak sebagai guru berprestasi”
Aku juga
menyiapkan tulisan ilmiah yang lain yaitu tentang PTK (Penelitian Tindakan
Kelas). Aku dan peserta lain menunggu tanggal pelaksanaan seleksi yaitu antara
4- 10 September 2012. Keberangkatan kami pada tanggal 3 September 2012 dengan pesawat
Garuda Indonesia Airways.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them