Masa
SMA Yang Indah
Hal yang terindah
banyak terjadi saat aku duduk di SMA. Masa SMA adalah masa yang sangat
menyenangkan. Apalagi saat aku berada di kelas 3 SMA. Lagi….bahwa pada mulanya
aku tidak tertarik sekolah di SMA, awalnya aku mendaftar ke SMEA (sekarang
SMK), namun aku diterima sebagai cadangan…ya dari pada cadangan, mendingan aku
masuk saja ke SMA.
Makanya aku mendaftar
masuk ke SMA persis di hari terakhir….ya itu karena memang aku tidak ingin
masuk SMA sejak awal. Akhirnya setelah aku lalui terasa jadi enak…bergaul dan
belajar bareng teman- teman. Kami menjadi bersaudara satu sama lain. Hingga
sekarang kami masih kompak..meskipun itu sudah belasan tahun berlalu, namun
kami masih berusaha untuk bertemu- reuni, paling di bulan puasa kami melakukan
reuni atau buka bersama untuk mengenang sweet
memory.
“Terakhir kami berbuka
bersama di rumah Ibu Ismar Ismael….ibu itu orangnya lembut dan acara reuni
seperti di rumah sendiri. Dia adalah wali kelas kami saat di SMA, dia masih
membuka pintu rumahnya buat kami untuk kegiatan berbuka puasa bersama. Saat itu
kami juga kompak dengan guru bahasa Inggrisnya- yaitu Pak Marjohan (Panggilan
bekennya Uncle Joe)”.
Saat aku di SMP aku
senang dengan bahasa Inggris dengan alasan aku ingin menjadi guide- untuk itu
aku akan melanjutkan sekolah ke SMIP, namun gara- gara tidak diizinkan masuk SMIP…...ya aku jadi tidak suka dengan bahasa
Inggris hingga aku masuk SMA dan tamat SMA. Raporku cukup bagus, nilai
satu-satunya angka 6 adalah bahasa Inggris. Namun di kelas 3 SMA, angka bahasa
Inggrisku bisa 8. Aku mulai suka karena guru bahasa Inggrisnya banyak humor dan
tidak memaksakan kehendak pada siswa.
“Suasana belajar bahasa
Inggris saat itu cukup rileks- tidak ada pemaksaan. Mungkin metodologi belajar
yang diterapkan adalah PAKEM- Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan.
Saat guru bahasa Inggrisnya pindah sekolah…aku sudah tamat, namun aku jadi
kaget dan berharap sang guru untuk membatalkan pindahnya ke sekolah lain”.
Saat aku masih di SMA
Lintau aku punya 5 guru- guru muda. Mereka adalah Pak Emrizal, Pak Nazaruddin,
Pak Ismet, Pak Latif dan Pak Marjohan. Mereka berlima ibarat teman kami. Teman
untuk curhat (curah pendapat) dan dan juga sebagai guru buat memperkaya akademi
kami. Waktu selalu berjalan dan lima guru idola kami itupun pindah ke luar
berpencar- pencar dan aku yakin murid- murid tetap mendambakan sosok guru yang
bersahabat dengan muridnya.
Bila musim durian tiba,
kami sering mengundang guru- guru hebat tersebut buat makan ketan dengan
durian. Bila kami suntuk dan punya problem ya…langsung kami curhat dengan
mereka. Seperti yang aku katakana bahwa belajar di SMA adalah masa yang indah. Kalau
ada waktu kosong aku pergi biasanya pergi ke perpustakaan buat membaca dan juga
buat main catur. Jadi murid kalau ada waktu kosong…pikiran mereka bukan
membolos atau pulang ya..untuk berkumpul di sekolah dan bisa main catur di
perpustakaan.
“Akhirnya aku tamat
dari SMA, ya apa sih cita-citaku tamat SMA ?”
Tamat SMA aku juga
punya keinginan untuk kuliah. Aku mendaftar ke UNP (Universitas Negeri Padang),
aku pilih jurusan Pendidikan Matematika. Aku ikut paket IPC- aku juga mengambil
pilihan pada Tekhnik Industri di Unand dan aku juga pilih Kedokteran di Unri
(Universitas Riau). Tetapi tak satupun aku yang jebol- ya aku gagal kuliah.
“Aku sedih dan kecewa,
namun aku ambil Bahasa Jepang program satu tahun- aku pengen pergi ke Jepang.
Namun kakak menyarankan kalau untuk bahasa Jepang ya ikut sajalah kursus- tidak
usah kuliah segala. Tahun berikutnya aku disarankan untuk kuliah lagi- namun
aku fikir biarlah aku ikut les saja. Mana tahu di sini aku ada rezki untuk
keberhasilan”.
Lucu juga ya, pada
mulanya aku senang Bahasa Inggris…kemudian aku senang dengan
matematika…terakhir aku senang dengan bahasa Jepang. Apakah gara- gara aku
dipanggil dengan nama Oshin ? Ya saat aku SMA film oshin semarak lagi- diputar
lagi dan menjadi film favorite teman- teman, sehingga mereka semua memanggilku
Oshin.
Oshin itu adalah judul
film dan sekaligus tokoh film. Oshin adalah wanita bersahaja yang hebat. Ia
berjiwa tegar- walau ia punya banyak masalah namun ia tetap rileks- ia pun
bahagia di akhir film yaitu setelah menikah dengan seorang laki-laki penjual
kain.
Aku tamat SMA tahun
2002 dan pergi Jepang tahun 2009. Apa saja kegiatan Oshin antara tahun tersebut
? Jadi tamat SMA aku kuliah bahasa Jepang di Bukittinggi- di Nihonggo: Japanese
Language. Kok gila ya aku ambil bahasa yang tulisannya ribet- kenapa tidak
pilih bahasa yang pake tulisan latin.
D.Bahasa
Jepang itu Mudah, lho !
Bahasa Jepang itu
sangat mudah. Yang susahnya adalah belajar huruf Kanji. Dibandingkan dengan
bahasa Inggris- ya lebih mudah bahasa Jepang. Karena aku lihat tulisan bahasa
Inggris beda dengan cara pengucapannya. Sementara dalam bahasa Jepang apa yang
kita tulis dalam huruf latin…ya itu pula yang kita baca. Sekali lagi yang
sulitnya adalah huruf Kanjinya.
Aku belajar bahasa
Jepang di Bukittinggi hanya selama 1 tahun saja. Tamat dari Bukittinggi aku
pergi ke Batam. Aku mengurus sendiri semua dokumen yang diperlukan untuk cari
kerja di Pulau Batam. Aku cari kantor Diknaker (Pendidikan dan Tenaga Kerja).
Aku tidak tahu dimana lokasi kantor yang aku cari- untuk itu aku bertanya pada
banyak orang- ya seperti kata pepatah: malu bertanya sesat di jalan.
“Aku harus punya KTP,
surat pencari kerja, dan dokumen lain. Aku urus sendiri. Kalau anak perempuan
lain rata- rata diurus dan ditemani oleh orang tua atau kakak. Aku harus berani
namun tidak nekad- aku harus bisa membaca situasi mana yang aman dan situasi
yang tidak aman bagi seorang anak gadis desa- untuk jauh dari gangguan orang”.
Aku terbang ke Batam, di
sana tentu ada familiku yang menunggu. Aku melamar dan aku diterima bekerja
pada perusahaan Thomson selama 1 tahun- ini perusahaan Perancis, pembuatan
remote control. Dan di perusahaan Nissin Kogyo selama 1,5 tahun- ini perusaan milik
Jepang. Jadi aku bekerja di Batam selama 2,5 tahun. Bekerja di perusahaan
Perancis beda suasananya dengan perusahaan Jepang.
1)
Bagaimana suasana kerja di perusaan Perancis ?
Aku rasakan ada suasana
kerja dalam penampilan
dan pembawaan. Dalam berpenampilan, orang
Perancis cenderung berpenampilan dandy
(bersolek/ bergaya), namun sering informal dan bahkan kadang-kadang eksentrik
sebagai salah satu sifatnya yang menyenangi exsklusifitas. Orang Perancis
mempunyai selera elegan dan bisa menangkap dan menghargai eleganisme .Tetapi
masih banyak orang Perancis yang tahu menempatkan diri dalam berpakaian sesuai
dengan kepentingannya.
Untuk pembawaan, bahwa sifat orang Perancis punya sifat chauvinistiknya yang tinggi. Sifat
chauvinistik ini ditunjukkan antara lain dengan keengganan orang Perancis
berbahasa asing. Rata-rata orang
Perancis mempunyai sifat cartesien. Sifat ini erat dengan ketertarikan mereka
(curiousity) dalam banyak hal yang kadang-kadang sangat komplek sehingga
sepertinya mereka terobsesi menggunakan kata-kata “mengapa”. Mempunyai sifat
yang contradictoire atau menyukai berada berseberangan / bertolak belakang
dengan hal-hal yang umum. Menyukai suasana yang santai dan tidak begitu formal.
Ini adalah salah satu dari sifat kelatinannya orang Perancis. Dan satu lagi
karakter mereka, dalam masalah waktu orang Perancis tidak terlalu kaku. Jika
ada keterlambatan (sedikit) mereka bisa memaafkan.
2) Kemudian bagaimana suasana
dalam perusaan Jepang ? Orang Jepang
itu[1]:
a) Ramah dan sopan- khas budaya negara timur,
penduduknya biasanya sangat ramah dan bersahabat. Orang Jepang cenderung untuk
selalu menyapa dan mengucapkan salam kepada orang yang ditemuinya, sekalipun
itu orang asing yang belum mereka kenal.
b) Ekspresif- inilah ciri yang paling mencolok dari orang
Jepang, terlihat dalam menunjukkan rasa suka, sedih, terkejut dan lain-lainnya.
Dengan sifat ekspresif ini mereka bisa berkomunikasi dengan berempati. Tidak peduli
seberapa sederhananya topik pembicaraannya, hal itu bisa terasa sangat menarik
karena respon ekspresif.
c) Menghargai usaha / proses- Ini adalah
salah satu karakter positif yang dimiliki oleh orang Jepang. Mereka tidak hanya
berorientasi pada hasil, tetapi lebih berorientasi pada proses. Mereka sangat
menghargai usaha dan kesungguhan seseorang. Sekalipun hasil yang dicapai oleh
seseorang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
d) Prosedural, well organized, tekun, dan
teliti- Untuk meraih hasil yang memuaskan, di dalam bekerja orang Jepang
sangat memperhatikan urutan langkah-langkahnya. Jika mereka diberikan petunjuk
untuk menyelesaikan pekerjaan atau menggunakan suatu alat, maka mereka akan
dengan teliti membaca petunjuknya dari awal hingga akhir tanpa ada yang
terlewat lalu benar-benar mengerjakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
Selama bekerja di Batam
aku rasanya tidak memperoleh apa- apa, dapat gaji hanya sedikit- biaya traveling/ untuk pulang kampung biayanya
cukup tinggi. Ya waktuku habis dan duit juga habis- yang aku peroleh tentu saja
teman dan juga pengalaman. Habis itu aku hijrah ke Jakarta ikut ayah dan
family, aku membantu mereka untuk jualan kain.
“Kami menjual kain
perlengkapan muslim. Ada kerudung, gaun muslim buat wanita dan anak- anak.
Bahannya kami ambil dari Tanah Abang. Namun kemudian fikiranku kalut…mau
hijrah”
Bosan tinggal dan
beraktivitas di Jakarta, aku kemudian memutuskan untuk pergi ke Jambi. Di Jambi
aku juga ikut family dan kami masih berjualan namun kali ini jualan sepatu. Lokasi toko sepatu kami adalah di WTC
(World Trade Center) Jambi. Tidak terasa
aku menghabiskan waktu selama 1 tahun- 6 bulan di Jakarta dan 6 bulan di Jambi.
Habis lebaran aku langsung pulang ke Padang.
Kenapa aku tidak punya
soulmate (kekasih) ? Rata- rata orang punya kekasih. Ya aku dulu juga punya
kekasih…..aku pernah akrab dengan seorang cowok, agak lama juga kemudian
berakhir dan aku butuh waktu untuk mendapatkan soulmate penggantinya. Aku tetap
membuka hati dan membiarkan cinta itu mengalir dan kalau ada yang menyangkut di
hatiku maka itulah soulmateku.
Soulmate sebelumnya
putus denganku pada bulan January 2007…sudah agak lama juga. Dulu ia mau balik
lagi padaku, namun aku memutuskan untuk pergi ke Jepang buat mencari pengalaman
dan motivasi hidup. Aku kemudian tidak tahu lagi perkembangannya- mungkin ia
sudah mau kawin dengan pilihannya.
“Aku berdoa moga moga
dia bahagia dengan wanita pilihannya- semoga ia langgeng sampai tua, selalu
rukun dalam keadaan susah maupun senang. Pesan buat si wanita…cintailah
pasanganmu sampai gantengnya hilang….cintailah pasanganmu setulus hati”.
Tumben aku jatuh cinta
dengan Jepang. Pada mulanya aku asyik di Batam…asyik di Jakarta….Asyik di
Jambi….dan Asyik di Padang. Keinginanku untuk pergi ke Jepang sudah ada
sebelumnya. Karena Jepang punya daya tarik yang hebat. Saat itu aku belum punya
dana sebab untuk pergi ke sana kita musti punya uang pangkal Rp. 35 juta. Saat
itu mendingan kalau punya uang sedikit …kita buka saja usaha di kampung. Itu
lebih jelas…sementara untuk pergi ke Jepang belum pasti: ya atau tidaknya. Saat tidak punya uang itu, aku pernah bekerja
sebagai tenaga honorer di kantor TataUsaha MAN Lintau.
Terus terang Jepang
punya daya tarik di mataku. Jepang, sebuah negara yang memiliki perekonomian terbesar
kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Tentu saja ini menarik minat anak-anak
dari seluruh dunia. Selain itu, daya tarik utama lain untuk bekerja di Jepang adalah
bahwa negara ini memiliki muatan tertinggi jam tenaga kerja dibandingkan negara
lain. Ekonomi Jepang senilai US $ 5 triliun pada hal PDB nominal dan
datang kedua setelah Amerika Serikat.
Negara ini memiliki paritas daya beli tinggi dan datang ketiga setelah Amerika Serikat
dan Cina.
Sepertinya Jepang menghadapi kekurangan akut
sumber daya manusia, ini adalah kesempatan emas bagi orang-orang terampil dari
seluruh dunia untuk dapat pekerjaan di Jepang. Pekerja terampil dan teknisi banyak
yang telah menjadi tua dan negara tidak mampu menghasilkan generasi muda untuk
memenuhi kebutuhannya dari sumber daya manusia. Berkat menyusut sumber daya
manusia negara memiliki tingkat pengangguran rendah yang berada di sekitar 4%.
Namun, pekerjaan terbaik di Jepang terbuka hanya untuk orang-orang teknis juga.
I think, the time in senior high school is the best time, because in senior high school we can learn to be adult. In senior high school we can get the unforgotable experience. Here, we can get the best and really friends. So we must enjoyed our senior high school time.
BalasHapus