Lima Kekuatan Yang Perlu Dimiliki Mahasiswa
Sekarang
kuliah sudah menjadi kebutuhan banyak
orang. Mereka pergi kuliah ke pulau Jawa,
universitas yang berlokasi di ibu kota Propinsi sampai kepada tempat kuliah di
kota-kota kecil melalui universitas, sekolah tinggi, politeknik atau akademi.
Sukses kuliah itu ada di mana-mana dan cara untuk memperoleh kualitas kulitas tentu saja tergantung pada pribadi
kita.
Namun karakter
yang banyak terlihat adalah “kuliah orang kuliah kita- atau kuliah
secara ikut-ikutan”. Sebahagian dari mereka
pergi kuliah hanya sekedar
datang, duduk, dengar dan diam
saja di dalam kelas. Sementara itu di tempat
kost kerja mereka hanya makan, minum, menghafal, menghayal, hura-hura, main
game, sampai begadang tidak karuan.
Padahal sang dosen di kampus mungkin pernah berkata:
“Anda sebagai seorang mahasiswa telah menjadi kaum intelektual dan
berfungsi sebagai “agent of change”
atau agen perubahan social”.
Tapi kalau demikian gaya belajar dan gaya hidup mereka apakah
pantas disebut sebagai agent of
change ? O tentu saja belum pantas.
Namun tentang prilaku
mahasiswa dalam belajar atau kuliah juga bermacam-macam. Tentu saja ada yang
rajin kuliah. Semua waktu mereka curahkan untuk kegiatan akademik. Namun ada
juga yang hanya sebatas kutu-buku hingga
tidak punya kesempatan untuk bergaul. Mereka yang malas bergaul pada akhirnya
akan memiliki karakter yang kaku , dingin, serta kurang peka terhadap orang
lain. Kelak walau mereka bisa meraih prestasi tinggi dalam pekerjaan namun mereka akan menjadi orang yang kaku.
Sebagaimana
yang telah kita nyatakan bahwa gaya belajar siswa dan mahasiswa sangat bervariasi.
Misal, ada yang bergaya study oriented
atau academic oriented. Masa muda mereka dihabiskan hanya untuk berkutat
dengan diktat dan buku-buku pelajaran, tujuannya agar bisa memperoleh nilai
sempurna pada setiap mata pelajaran. Ada pula yang hanya senang berorganisasi,
namun masa bodoh dengan urusan belajar. Ya ujung-ujungnya jadi gagal dalam
bidang akademik.
Selanjutnya ada
yang telah berkarakter produktif. Yaitu bagi mereka yang telah memiliki
agenda hidup- punya banyak aktifitas, mulai dari membaca buku, kuliah/
bersekolah, berolahraga, beribadah sampai merencanakan agenda-agenda hidup
lainnya. Namun juga ada yang bengong saja sehingga tidak tahu apa yang mau
dikerjakan. Mereka hanya pandai
menghabiskan waktu dalam box warnet-
di depan komputer untuk bermain game atau kecanduan nonton TV selama ber
jam-jam.
Memang
terasa bahwa saat kita tidak punya aktivitas maka akan sulit bagi kita untuk
memulai sebuah aktivitas yang bermanfaat, misalnya mengerjakan tugas sekolah,
mencuci pakaian, atau membantu orang tua. Ada gejala penyakit yang sering
melanda remaja (pelajar dan mahasiswa), yaitu banyak tidur, boros (buang buang
uang terhadap hal yang tidak
perlu), menganggap sepele terhadap
tugas- tugas sekolah, kecanduan talk mania (gila ngobrol pake HP), gila main
game, dan senang hura-hura. Namun kita harus berhati-hati, bahwa
kebiasaan ini kalau selalu kita biasakan maka akan berubah menjadi karakter
kita.
Gejala
yang kita jelaskan tadi bisa menjadi indikasi bahwa seseorang sedang mengalami
demotivasi (merosotnya motivasi seseorang). Dan sebetulnya ada beberapa tips
untuk mengcounter (mencegah) gejala-gejala demotivasi tersebut:
a). Segera melakukan
silaturahmi kepada sahabat dan orang orang yang memiliki
inspirasai dan motivasi hidup.
b) Kemudian, bacalah buku-buku untuk penambah
semangat hidup atau motivasi.
c) Kalau ingin sukses, maka
cobalah membuat agenda hidup- target kegiatan harian,
mingguan dan bulanan.
d) Juga perlu melakukan
hijrah (andai lingkungan menjadi penyebab kemalasan kita),
karena
lingkungan teman yang santai akan juga membuat kita santai.
Untuk itu kita perlu mencari teman yang smart dalam hidupnya. Kalau demikian,
kita perlu mencari komunitas di mana berkumpulnya orang-orang yang punya
semangat hidup, produktif dan suka berbagi pengalaman.
Sebenarnya
hidup ini juga dipengaruhi oleh hukum sebab akibat. Hukum sebab akibat tidak
hanya ada dalam pelajaran sains, tetapi juga ada dalam pribahasa: siapa yang
menanam dia yang akan menuai (memetik). Cepat atau lambat maka setiap kebaikan yang kita lakukan akan
membuahkan hasil.
Kejelekan yang sering kita
kerjakan juga akan kembali pada kita. Oleh sebab itu kita perlu banyak-banyak menanam kebaikan. Barang siapa
yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya. Ya seperti pepatah dalam
bahasa Arab yang berbunyi : man jadda wa
jadda- barang siapa yang bersungguh-sunggu akan berhasil.
Dan semua kebiasaan atau
karakter yang kita miliki, penyebabnya adalah kita sendiri. Siklus pembentukan
karakter tersebut adalah sebagai berikut: Bermula dari pola berfikir, pikiran
akan jadi perkataan, perkataan jadi perbuatan, perbuatan jadi kebiasaan,
kebiasaan akan menjadi karakter, dan karakter menjadi budaya”.
Tentang kebarhasilan, bahwa
kadang-kadang keberhasilan seseorang sangat ditentukan oleh faktor kesempatan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa itu
kadang kala hanya datang sekali saja. Jadi kalau ada datang kesempatan, maka
kita harus memanfaatkannya. Contohnya, ada orang yang sangat jenius, namun
mendapatkan nasib yang tidak terlalu bagus. Salah satu faktor penyebabnya
adalah tidak punya antusias dan usaha yang besar untuk mengambil kesempatan
yang datang. Untuk itu kita harus mencari kesempatan dan peluang. Kita sendiri
juga harus rajin mencari informasi.
Sekali
lagi bahwa di negara kita banyak orang yang cerdas dan memiliki nilai akademik,
namun mengapa menjadi pengangguran ?
Penyebabnya adalah akbat gaya belayar yang hanya study oriented- pintarnya hanya belajar melulu. Idealnya mereka harus cerdas dalam belajar dan juga cerdas dalam
kehidupan. Total learning bisa
menjadi solusi bagi kita.
Total
learning dapat kita lakukan dengan mengembangkan potensi atau kekuatan
yang ada pada diri kita. Sebenarnya tulisan ini terinspirasi oleh training yang
diberikan oleh buku Setia Furqon (2010) yang berjudul “Jangan kuliah kalau gak
sukses”.
Ia sendiri adalah seorang
penulis dan motivator berusia muda. Ia mengatakan bahwa untuk sukses dalam
belajar, maka kita memerlukan lima
fondasi dasar sebagai kekuatan kita, yaitu
: kekuatan spiritual, kekuatan emosional, kekuatan finansial, kekuatan
intelektual dan kekuatan aksi. Istilah
lima kekuatan tersebut dalam bahasa Inggris adalah “spiritual
power, emotional power, financial power, intellectual power dan actional power”.
1)
Spiritual power
Ini berarti kekuatan
spiritual. Bahwa kesuksesan sejati adalah saat kita merasa dekat dengan sumber
kesuksesan itu sendiri, yaitu Allah- Sang Khalik. Untuk itu ada beberapa kiat
yang dapat kita lakukan agar hidayah/ petunjuk bisa datang. Bahwa hidayah
(petunjuk hidup) itu sendiri harus
dijemput, bukan ditunggu. Kemudian kita harus mencari lingkungan yang kondusif,
karena sangat sulit bagi kita untuk keluar dari lingkaran kemalasan jika
lingkungan itu sendiri mendorong kita untuk jadi pemalas. Untuk mengatasinya,
maka kita bisa hijrah atau pindah kost
ke tempat yang mendukung. Kalau sulit untuk pindah kost, maka kita bisa
melakukan hijrah melalui perobahan sikap dan fikiran.
Untuk
memperoleh hidayah, kita bisa menemukan
guru-guru dalam kehidupan. Guru tersebut adalah orang-orang yang akan memberi
kita inspirasi agar bisa bangkit
setelah kita terjatuh. Sang inspirator kita tidak harus jago dalam ngomong,
orang tersebut bisa jadi sedikit bicara,
namun karya dan prilakunya membuat kita termotivasi.
2)
Emotional power
Kekuatan ini (kekuatan emosi)
juga dapat kita sebut dengan istilah
kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan ini juga sebagai penentu
kesuksesan seseorang. Di dunia ini ada banyak orang-orang cerdas atau jenius
dengan IQ di atas rata-rata namun pekerjaanya selalu pada level bawah. Itu
terjadi karena kepribadiannya yang kurang disukai atau sulit bersosialisasi.
Kecerdasan emosional bisa berkembang, karena ia merupakan akumulasi dari
karakter individu, dan dukungan dari faktor lingkungan. Sikap atau karakter
sangat penting dalam membentuk
kecerdasan emosi seseorang. Apakah ia berkarakter ramah, gigih dan ulet- adalah
contoh dari bentuk emosional power.
Karakter
adalah ibarat sebuah perjalanan yang panjang. Sebagaimana telah dijelaskan
bahwa karakter adalah akumulasi dari bentuk fikiran, ide yang kita ekspresikan
lewat ucapan dan tindakan, kemudian dipoles dengan suasana emosi. Orang lainlah
yang akan melihat kualitas emosional kita tadi- apakah disana ada unsur “ jujur,
peduli, ikhlas, disiplin, dan berani”, atau malah yang terlihat banyak unsure “suka
berkhianat, angkuh, boros, cepat bosan dan malas”.
Emosi
itu sendiri dapat dilatih. Beberapa cara untuk melatihnya adalah seperti :
tersenyum dengan tulus, bila berjumpa teman ya jabat tangannya dengan penuh
antusias. Kalau ngobrol mari kita biasakan untuk mendengar orang terlebih
dahulu. Kita perlu ingat bahwa tidak bijak untuk membuat orang tersinggung.
Kalau kita sedang ngobrol maka kita usahakan untuk menatap mata lawan bicara sebagai tanda bahwa
kita sedang serius dan ia juga akan
merasa dihargai. Kita juga harus ingat dan tahu dengan nama lawan bicara
kita.
3)
Financial power
Financial
power berarti kekuatan dalam hal
keuangan. Bahwa kita harus memiliki kekuatan keuangan agar bisa sukses dalam
studi. Namun banyak orang menganggap bahwa uang bukanlah hal yang utama- mereka takut dikatakan sebagai orang
yang matre (mata duitan). Paling kurang
ada dua karakter orang berdasarkan pendekatan ekonomi atau keauangan. Ada orang bermental miskin dan orang bermental
kaya.
Karakter orang bermental
miskin adalah mereka yang menginginkan hasil sesuatu yang serba instan, lebih
banyak membeli barang yang konsumtif, tidak mau berubah, dan senang
mengandalkan bantuan orang lain. Mereka juga
berkarakter suka menerima,dan kalau belajar hanya untuk
mengejar nilai yang bagus. Sementara itu orang yang bermental kaya adalah
mereka yang karakter terbiasa menyukai
proses. Dalam shopping ya
lebih suka membeli barang yang produktif. Selanjutnya ia (mereka) bersifat
kreatif, mandiri, senang memberi, dan dalam belajar/ kuliah bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
4) Intelectual Power
Kemudian lain yang harus kita
miliki adalah “intelektual power”. Bahwa otak kita sedikit banyak juga harus
memahami tentang keberadaan otak. Otak kita
membutuhkan waktu istirahat yang cukup agar ia bisa beroperasi secara optimal. Maka kita
perlu untuk bisa memperoleh tidur yang nyenyak, karena sangat berguna untuk kesehatan otak. Salah
satu fungsi otak adalah membantu kita dalam memahami apa yang kita amati dan
yang kita tiru.
5) Actional Power
Ini berarti kekuatan
bertindak. Seorang pemuda (siswa atau mahasiswa) yang menjadi atlit sepak bola
menghabiskan puluhan jam untuk membaca buku sepak bola, tentu saja susah
baginya untuk menjadi sepak bola yang sejati. Kecuali kalau ia memang sangat
rajin dalam latihan menendang bola. Karena praktek menendang bola lebih berarti
dari pada hanya membaca buku teori tentang bermain sepak bola.
Dikatakan bahwa orang Jepang
menjadi cerdas karena punya kebiasaan mengamati, meniru dan memodifikasi.
Bangsa Jepang bukanlah bangsa yang menemukan
kendaraan roda dua dan roda empat. Namun mereka adalah bangsa yang gigih dalam meniru-melakukan action power- dan memodifikasi penemuan
bangsa lain. Budaya senang meniru dan senang memodifikasi tersebut telah membuat Jepang sebagai negara produsen
mobil terbesar di dunia. Negara Jepang pada mulanya mengamati dan meniru serta
memodifikasi mobil Ford buatan Amerika dan mobil buatan negara lainnya.
Jepang memodifikasinya hingga bisa menjadi mobil yang cantik, seksi
dan hemat bahan bakar.
Jadi
dapat dikatakan bahwa sekarang kita perlu menjadi cerdas, cerdas dalam belajar
dan juga cerdas dalam hidup. Untuk bisa cerdas atau berhasil dalam hidup ini maka kita memiliki dan
memperdayakan lima kekuatan yaitu action
power, financial power, spiritual power, intellectual power, dan emotional
power. Dengan demikian pelajar dan mahasiswa yang bakal sukses itu adalah
mereka yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan
emosi, kecerdasan dalam bersikap/ aksi dan memiliki dukungan keuangan- biar
pas-pasan namun bisa menunjang studi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them