Selasa, 23 Januari 2018

Membangun Pengalaman Sambil Menuntut Ilmu

Membangun Pengalaman Sambil Menuntut Ilmu

Siswa dan Literasi
            Mau tahu tentang populasi pelajar di Indonesia? Fasli Jalal (2010), seorang tokoh pendidikan Indonesia, menjelaskan perincian tersebut. Untuk SD populasinya ada sekitar 26 juta orang, SMP 7,5 juta orang, SMA 5 juta orang dan populasi mahasiswa Perguruan Tinggi sekitar 3 juta orang. Proporsi populasi pelajar tersebut dari SD hingga Perguruan Tinggi menyerupai bangunan piramida. Itu berarti bahwa tidak semua anak SD yang melanjutkan pendidikan ke SMP, tidak semua anak SMP yang melanjutkan pendidikan ke SMA dan tidak semua anak SMA yang kuliah ke Perguruan Tinggi, juga tidak semua lulusan Perguruan Tinggi yang memperoleh pekerjaan.
            Andai kita gunting peta Indonesia dan kita tempelkan ke wilayah daerah lain, maka luas wilayah negara kita bisa menutupi wilayah geografi Eropa, juga wilayah geografi Amerika Serikat dan wilayah geografi benua Australia. Jadi terlihat bahwa negara kita termasuk negara yang besar di dunia, dan penduduknya juga termasuk terbanyak di dunia. Dengan demikian SDM negara kita juga harus termasuk yang terbaik di dunia. 
Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa ada 26 juta orang pelajar SD dan berarti ada 4,3 juta siswa pertingkat. Namun hanya 2,6 juta orang yang melanjutkan ke SMP dan 1,7 juta pada pergi kemana? Begitu juga siswa saat di SMP jumlahnya 2,6 juta menciut populasi menjadi 2 juta orang saat berada di SMA. Mengapa ini terjadi dan mengapa angka drop-out termasuk tinggi di negara kita? Tentu ada banyak penyebabnya, salah satunya karena rendahnya minat dan motivasi belajar siswa. 
            Rendahnya minat dan motivasi belajar terjadi karena daya serap belajar mereka cukup rendah. Utamanya daya serap membaca, yakni kemampuan membaca pemahaman mereka yang masih rendah.
Sebuah badan perekonomian dunia, yaitu OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) atau Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi, dan bekerjasama dengan ADB (Asian Development Bank) bekerjasama dalam mendukung pendidikan dunia. Kedua badan ini secara berkala memonitor tentang kualitas pendidikan global. Kedua badan ini (OECD dan ADB, 2015) memaparkan tentang laporan PISA. PISA merupakan sistem penilaian secara internasional yang menitikberatkan pada kemampuan anak usia 15 tahun dalam bidang literasi membaca, literasi matematika dan literasi di bidang sains .
Hasil tes dan survey PISA, yang pada tahun 2015 melibatkan para siswa di 70 negara, dianalisa dengan hati-hati dan lengkap sehingga survey yang dirilis pada bulan Desember 2016. Diperoleh data bahwa Singapura adalah negara yang menduduki peringkat 1 untuk ketiga materi sains, membaca, dan matematika. Sementara performa siswa-siswi Indonesia masih tergolong rendah. Berturut-turut rata-rata skor pencapaian siswa-siswi Indonesia untuk sains, membaca, dan matematika berada di peringkat 62, 61, dan 63 dari 69 negara yang dievaluasi (Hazrul Iswadi, 2017).
Jadi ada 69 negara yang diobservasi tentang kemampuan literasinya. Namun ada 60 negara yang skor membaca literasinya lebih baik dari Indonesia dan ada 8 negara yang mutu membaca literasinya dibawah. Dengan demikian secara tidak langsung telah menggambarkan bahwa kualitas kemampuan membaca anak-anak Indonesia, terutama untuk tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) sangat rendah di dunia. Apa faktor penyebabnya?
Faktor penyebab adalah lemahnya kemampuan membaca. Akibat kemampuan membaca mereka yang rendah (lemah) membuat mereka belum merasakan kepuasan dalam menuntut ilmu hingga terindikasi banyak yang hengkang setelah tamat SD. Karena tidak merasakan indahnya membaca dan puasnya menuntut ilmu membuat banyak lulusan SMP tidak melanjutkan pendidikan ke SMA, begitu pula tidak bayak pula yang melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.
Ada beberapa hal yang membuat skor reading siswa Indonesia rendah, diantaranya: Poor learning condition-kondisi belajar yang rendah kualitasnya, Low teacher ability - kemampuan mengajar guru yang rendah, dan Unmotivated environment for learning- lingkungan belajar yang kurang memotivasi anak didik (Mochamad Basuki, Yanti Muchtar, dan Theresia, 2012).
Seharusnya kita di Indonesia perlu belajar dan meniru pengalaman terbaik (best practice) beberapa negara tetangga dalam praktek pengajaran sehingga score reading literacy mereka sangat baik. Dari negara-negara yang terbaik score membacanya, 3 diantaranya adalah negara: Singapura, Australia dan Selandia Baru. Ke tiga negara ini dalah tetangga Indonesia. Pada hal dalm pribahasa internasional mengatakan: “ Good neighbour makes good friend- tetangga yang baik akan menjadi sahabat yag baik”.
Tentang populasi mahasiswa Indonesia, yaitu ada sekitar 3 juta orang. Dengan demikian jumlah mahasiswa yang 3 juta tersebut diasumsikan sebagai pembaca yang bagus score reading-nya. Mereka adalah orang yang menyukai membaca hingga mampu menyelesaikan program perkuliahan mereka.
Namun setelah mereka diwisuda menjadi seorang sarjana, mereka menjadi pelamar kerja dan pencari kerja. Bagaimana strategi mereka merebut karir- karir yang ada? Begitu banyak tamatan perguruan tinggi di negeri kita yang sangat ingin bekerja di sektor pemerintahan atau di sektor pertahanan, atau berkompetisi untuk bisa masuk BUMN saja.

Bukan Sebatas Nilai Yang Tinggi
Umumya orang masih meyakini bahwa kalau mereka mampu memperoleh nilai atau IPK yang tinggi, mereka dengan mudah akan memenangkan kompetisi untuk meraih pekerjaan. Apalagi kalau mereka mampu memperoleh nilai cum-laude. Mereka semakin yakin bahwa dunia kerja (perusahaan) akan segera menyambutnya.
Fenomena begini tidak ada lagi, semuanya nonsense. Untuk itu dari sekarang kita informasikan kepada pada remaja bahwa semua dunia kerja punya strategi sendiri untuk menilai- menseleksi para pelamar. Perusahaan akan mencari pelamar yang punya kualitas dan yang bisa menumbuh-kembangkan perusahaan mereka.
Ada kasus, bahwa ada seorang lulusan universitas degan IPK cum-laude, namun kemampuan sosialnya biasa-biasa saja, maka dia tidak akan tidak bisa lolos dalam rekruitmen. Beda dengan lulusan yang memiliki skor standard namun mereka memiliki kemampuan sosial (soft skill) yang lebih. Mereka punya kemampuan dalam bidang  kepemimpinan, keterampilan dalam berkomunikasi, pemecahan masalah dan mampu dalam pelayanan pelanggan, mereka adalah sebagai pelamar yang lebih diminati oleh dunia perusahaan.
Ruth Callaghan (2016) menjelaskan bahwa untuk bisa lolos dalam rekruitmen maka ada 3 hal yang perlu diketahui dan dimiliki oleh para pelamar kerja yaitu- cultural fit, experience dan vocal graduates. Penjelasannya sebagai berikut:
a). Cultural fit
Cultural fit atau kesesuaian dengan budaya perusahaan. Dalam menseleksi para pelamar yang sesuai dengan kultur perusahaan maka para pelamar diseleksi melalui proses yang cukup komplek yang meliputi tahap sebagai berikut:
- Telephone interviewing (wawancara lewat telepon).
Video interviewing (wawancara lewat video).
- Aptitude test (test kecakapan)
- Profile personality (wawancara tentang profil pribadi)
- Group discussion (kemampuan diskusi kelompok)
- Presentation (kemampuan presentasi)
            Melalui 6 tahapan seleksi ini akan ditelusuri potensi-potensi yang dimiliki para pelamar atas: kemampuan leadership mereka, karakter mereka untuk mampu bertanggungjawab dan bekerja sama, dan kemudian apakah mereka mampu melaksanakan peran-peran yang diberikan serta mampu memberi kontribusi pada perusahaan. 
            b). Experience
Experience atau pengalaman. Maka disarankan kepada para pelamar yang kelak akan memasuki dunia kerja agar tahu bahwa dunia pekerjaan selalu mencari calon pelamar yang punya pengalaman yang luas. Maka calon pelamar jangan hanya terfokus pada urusan-urusan akademik semata dan kurang peduli dalam pengembangan potensi yang lain.
            Dunia perusahaan juga ingin tahu tentang alasan calon pelamar dan bagaimana bentuk motivasi mereka. Juga apa alasan mereka ingin bergabung dengan perusahaan. Selanjutnya apakah saat menjadi mahasiswa mereka punya pengalaman yang lain seperti:
            - Ekskul dalam bidang olahraga
            - Ekskul dalam bidang musik
            - Kegiatan volunteering dan juga bidang yang lain
            Karena semua catatan pengalaman tentang ekskul juga akan diperhitungkan dalam rekruitmen oleh perusahaan. Perusahaan sangat tetarik dengan pelamar yang berpenampilan happy dan punya pengalaman yang berimbang yaitu:
            - Extracuricular activities (kegiatan ekstrakurikuler)
            - Achievement motivation to join with the firms (motivasi berperstasi untuk
              bergabung dengan firma).
            - Work experiences (pengalaman kerja)
            - Problem solving (kemampuan memecahkan masalah) 
            Tim assessmen perusahan akan mengakses (menilai) poin-poin di atas melalui dokumen otentik dan wawancara dan sekaligus team assessment/ perekrut tenaga kerja juga memperhatikan beberapa hal tentang:
            - Action oriented (berorientasi pada tindakan)
            - Willing to speak (kesediaan untuk berbicara)
            - Willing to brainstorming (kesediaan untuk brainstorming)
            - Willing to have opinion (kesediaan untuk punya opini sendiri).
            Dan tentu para pelamar juga harus mencaritahu tentang apa dan bagaimana profil perusahaan yang juga sedang diincar agar bisa memiliki perasaan yang mantap kelak.
            c). Vocal graduate
Vocal graduate  maksudnya adalah berbagai opini-opini yang berkaitan dengan calon pelamar. Ada beberapa poin (item) yang perlu diperhatikan oleh pelamar untuk menjadi pelamar yang ideal. Hal-hal ini akan terpantau saat melalui wawancara, yaitu: para pelamar opini perlu memiliki opini sendiri, latarbelakang yang harus bervariasi, bagaimana titik pandang yang baru.
            Kemudian juga ada beberapa kompetensi yang tidak bisa ditawar-tawar, yaitu seperti kemampuan mendemonstrasikan kecerdasan dalam bekerja, dan kemampuan dalam berkomunikasi, yang meliputi assessment secara online atas kompetensi numerical, logika dan beralasan secara verbal, juga angket tentang kepribadian dan wawancara tentang kepribadian.
            Jadi kita rekomendasikan kepada para remaja yang sedang bersekolah di tingkat SLTA dan bagi mereka yang sudah menjadi mahasiswa, agar sedini mungkin bisa membangun pengalaman sambil menuntut ilmu. Mereka diharapkan juga melibatkan diri dalam kegiatan sosial di kampus dan juga di luar kampus. Karena pribadi yang laku adalah mereka yang jago dalam menuntut ilmu dan juga luas pengalaman vokasionalnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...